Anda di halaman 1dari 4

Kenapa terjadinya great depression

Perkembangan ekonomi yang pesat memicu spekulasi besar-besaran di pasar saham.


Inilah yang kemudian menjadi titik balik terjadinya Great Depression. Great
Depression di negeri Paman Sam ini diawali dengan turunnya harga saham pada
September 1929. Puncaknya pada 24 Oktober 1929 dilakukan penjualan saham besar-
besaran dalam waktu sehari. Hal ini mengakibatkan indeks saham anjlok pada level
yang mengkhawatirkan. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan istilah Black Tuesday.

(The Great Depression). Sejarah kelam tersebut berlangsung selama 10 tahun,


mulai dari 1929 sampai 1939 saat jabatan pemerintahan dipimpin oleh Herbert
Hoover. Depresi Besar merupakan pukulan telak bagi perekonomian Amerika
mengingat sepanjang 1920 ekonomi mereka berkembang begitu pesat.
Ekonomi tumbuh pesat, kekayaan negara meningkat lebih dari dua kali lipat
sehingga periode tersebut sempat disebut sebagai “The Roaring Twenties”.
Ekonomi yang tumbuh pesat memicu spekulasi besar-besaran di pasar saham.
Indeks saham melejit hingga mencapai puncaknya pada Agustus 1929.
Mimpi buruk Amerika Serikat mulai datang pada September 1929, ketika harga
saham secara perlahan terus turun. Puncaknya terjadi pada 24 Oktober 1929
ketika terjadi pelepasan saham-saham secara masif. Sebanyak hampir 13 juta
lembar saham berpindah tangan dalam waktu sehari. Indeks saham jatuh
sangat dalam hanya dalam waktu sehari. Dow Jones Industrial Average (DJIA)
jatuh hingga 11 persen dalam sehari. Peristiwa itu disebut publik dengan “Black
Thursday”.

Lima hari kemudian, pada 29 Oktober 1929, tepat hari ini 89 tahun lalu, krisis di
bursa saham mencapai titik terparah. Enam belas juta lembar saham terjual
dalam suasana kepanikan luar biasa. Orang-orang menyebut kejadian ini
dengan "Black Tuesday" dan menjadi salah satu hari yang paling dikenang
dalam sejarah ekonomi dunia.

Mengutip Michael Bernstein di bukunya The Great Depression: Delayed


Recovery and Economic Change in America, 1929-1939 (1987) jatuhnya pasar
saham menyebabkan penurunan daya beli, menyusutnya investasi, guncangan
sektor industri, dan merebaknya pengangguran. Merebaknya pengangguran
menyebabkan kredit macet meningkat, dan penyitaan aset melonjak.

Dampak Terhadap Negara Lain


Amerika Serikat pada tahun 1924 telah melakukan embargo peminjaman uang
ke beberapa negara. Hal ini menyebabkan setiap negara di Eropa harus
membayar hutang kepada Amerika Serikat (Schulzinger, 2008: 146-147).
Kemudian, tentang kondisi di Eropa. Negara di Eropa harus membayar hutang-
hutangnya kepada Amerika Serikat di tengah kondisi great
depression, contohnya negara Jerman yang tetap harus membayar biaya
perbaikan kepada aliansinya dan  terancam atas hutangnya. Ditambah lagi, tarif
Amerika Serikat yang naik secara drastis dalam bidang perdagangan.
Negara great powers seperti Inggris, Perancis, dan Uni Soviet juga tetap
berusaha untuk mencari jalan keluar dari kemerosotan ekonominya.  Krisis ini
juga berpengaruh terhadap meningkatnya pengangguran di Inggris sebesar dua
puluh lima persen. Selain itu, bank terbesar di Austria mengalami krisis pada
tahun 1931 dan paniknya keuangan negara (Schulzinger, 2008: 146-148).
Dampak dari Great Depression tidak hanya dirasakan oleh belahan dunia
bagian barat, tetapi juga bagian timur seperti Jepang dan Tiongkok.  Kedua
negara tersebut juga telah menderita karena tingginya tarif yang dipasang oleh
Amerika Serikat dan Eropa untuk menangani masa depresi ini. Tetapi, di sisi
lain Jepang melihat sebuah kesempatan untuk menemukan pasar baru bagi
Jepang tanpa adanya rasa takut terhadap Amerika Serikat dan Eropa. Pada
tanggal 18 September 1931, Jepang akhirnya menempatkan tentaranya di
Manchuria bagian selatan dan meledakkan rel kereta api yang menghubungkan
antara Manchuria selatan dan utara. Jepang tidak mau mengakui perbuatan
yang dilakukan di Manchuria dan menuduh Tiongkok yang melakukannya.
Akhirnya, muncullah ekpedisi untuk menyerang Tiongkok di Manchuria
(Schulzinger, 2008: 149).

Berakhirnya Great Depression


Salah satu hal yang membantu pemulihan ekonomi dunia dari Depresi Hebat
ialah Perang Dunia II. Peristiwa bersejarah itu telah mencuri fokus Amerika
Serikat (AS) dari pemulihan ekonomi, lalu beralih kepada perang untuk
melawan kekejian Partai Nazi Jerman.

kongres meloloskan rancangan program yang diajukan Roosevelt. Program


yang bernama "New Deal" ini berisi 47 program yang dibagi dalam tiga tahapan
eksekusi dari 1933 sampai 1939.

Program-program yang tertera dalam "New Deal" meliputi penutupan dan


pemeriksaan kepada semua bank agar dapat sehat secara finansial,
pemotongan gaji pegawai pemerintah maupun militer sebesar 15%,
mempekerjakan sekitar 3 juta orang selama 10 tahun untuk menggarap lahan
publik.

Selain itu juga mereka mulai menukar emas dengan mata uang dolar,
mendanai pekerjaan di bidang pertanian, konstruksi, pendidikan, maupun
kesenian, dan juga memberikan pinjaman pada para petani untuk
menyelamatkan ladang ternak dari penyitaan.

Kebijakan-kebijakan ini mulai memperlihatkan hasil. Pada tahapan pertama,


pertumbuhan ekonomi Amerika mencapai angka 10,8%. Pada tahapan kedua,
pertumbuhan ekonomi turun meski masih di angka tinggi yakni 8,9%. Namun,
pada tahun 1936, pertumbuhan ekonomi kembali naik dan menyentuh angka
12,9%.

Terlepas dari hasil yang dipetik Roosevelt, sejak mula berlakunya "New Deal"
mendapati banyak kritikan. Hal yang paling jelas ialah ketika penerapan "New
Deal" dianggap terlalu sosialis atau tidak mencerminkan nilai Amerika.

Pemulihan AS dimulai pada musim semi 1933. Output tumbuh pesat pada
pertengahan 1930-an, PDB riil naik pada tingkat rata-rata 9% per tahun antara
1933 dan 1937. Namun, output turun begitu dalam pada tahun-tahun awal
1930-an.

Pada tahun 1937–38, Amerika Serikat kembali mengalami penurunan yang


parah, tetapi setelah pertengahan tahun 1938 ekonomi Amerika tumbuh lebih
cepat daripada pada pertengahan tahun 1930-an. Negara akhirnya kembali ke
jalur tren jangka panjangnya pada tahun 1942.

Melalui itu, pemerintah Amerika Serikat juga sampai melegalkan Sin Industry
(miras, cerutu, judi, dan prostitusi) di Las Vegas sejak tahun 1930-an sampai
sekarang. Sejak itu, antara 1939 dan 1944, banyak orang mulai mendapat
pekerjaan kembali karena Perang Dunia II dan Depresi Besar pun berakhir.

Salah satu hal yang membantu pemulihan ekonomi dunia dari Depresi Hebat
ialah Perang Dunia II. Peristiwa bersejarah itu telah mencuri fokus Amerika
Serikat (AS) dari pemulihan ekonomi, lalu beralih kepada perang untuk
melawan kekejian Partai Nazi Jerman.

Anda mungkin juga menyukai