Anda di halaman 1dari 8

PERTUMBUHAN EKONOMI

PENGERTIAN DAN CARA MENGHITUNG PERTUMBUHAN


EKONOMI

Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi jika


jumlah produksi barang dan jasanya meningkat. Dengan kata
lain, pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan kegiatan ekonomi
masyarakat yang menyebabkan kenaikan produksi barang dan jasa atau
peningkatan pendapatan nasional.

Pertumbuhan ekonomi juga dapat diartikan sebagai proses perubahan


kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan
yang lebih baik selama periode tertentu.

Pertumbuhan ekonomi dapat mengindikasi keberhasilan pembangunan


ekonomi dalam kehidupan masyarakat, sehingga penting untuk melakukan
penghitungan pada pertumbuhan ekonomi. Salah satu cara untuk
menghitungnya adalah dengan menghitung nilai uang. Nilai uang akan
tercermin pada produk domestik bruto (PDB).

Untuk menghitung PDB ini, pemerintah perlu mendata seluruh jenis


produksi oleh bisnis di dalam negara yang akan dijual. Banyak banget pasti,
yaa… Setelah mendata seluruh jenis produksi tersebut, dilakukan penghitungan
pada seluruh output ekonomi negara. Output ini mencakup semua barang dan
jasa yang diproduksi oleh bisnis-bisnis yang telah didata tadi.

Penghitungan atau pengukuran pertumbuhan ekonomi tidak dapat dilakukan


setiap saat karena pengumpulan data PDB sangat sulit dilakukan. Sehingga pada
umumnya penghitungannya dilakukan dalam setiap tiga bulan dan tahunan.
Untuk menghitungnya, kamu bisa menggunakan rumus ini:
TEORI – TEORI TENTANG PERTUMBUHAN EKONOMI

Meski pada dasarnya memiliki persamaan, terdapat perbedaan sudut pandang


dalam menjelaskan pertumbuhan ekonomi. Perbedaan tersebut berdasarkan
pada alirannya. Ini dia Squad, beberapa teori tentang pertumbuhan ekonomi:

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik

a. Adam Smith: melihat bahwa suatu perekonomian akan tumbuh dan


berkembang jika ada pertambahan penduduk yang akan memperluas pasar
serta mendorong spesialisasi. Munculnya spesialisasi akan meningkatkan
produktivitas pekerja dan mendorong kemajuan teknologi hingga pertumbuhan
ekonomi.

b. David Ricardo: Bila Adam Smith berpendapat seperti di atas, maka David


Ricardo sebaliknya. Ia berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk yang terlalu
besar bisa menyebabkan melimpahnya tenaga kerja. Tenaga kerja yang
melimpah menyebabkan upah yang diterima masing-masing menurun, di mana
upah tersebut hanya bisa untuk membiayai tingkat hidup minimum (subsistence
level). Pada tahap ini, perekonomian mengalami stagnasi (kemandegan) yang
disebut stationary state.
c. Thomas Robert Malthus: masih ingat materi deret dan hitung? (link) Di
sini, Malthus menggunakannya untuk mengemukakan bahwa bahan makanan
bertambah menurut deret hitung (1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya), sedangkan
penduduk bertambah menurut deret ukur (1, 2, 4, 8, 16 dan seterusnya).
Akibatnya, bahan makanan tidak cukup untuk menghidupi penduduk (akan
terjadi kelaparan), sehingga masyarakat hidup pada tingkat subsistence (pas-
pasan) dan perekonomian mengalami kemandegan.

2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neoklasik

a. Harrod-Domar: perlunya pembentukan modal (investasi) sebagai syarat


untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang mantap/teguh (steady
growth). Bila pembentukan modal telah dilakukan, maka perekonomian akan
sanggup memproduksi barang-barang dalam jumlah yang lebih besar. 

b.  Schumpeter: ketika yang lain menganggap penduduk sebagai aspek sentral


dalam proses pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, Schumpeter
berpandangan bahwa pertumbuhan ekonomi sangat ditentukan oleh kemampuan
kewirausahaan (entrepreneurship), karena mereka berani berinovasi dalam
aktivitas produksi.

c. Robert Solow: menurut Solow, dalam jangka panjang tingkat tabungan dapat


menentukan modal dalam proses produksi. Artinya, semakin tinggi tingkat
tabungan, semakin tinggi pula modal dan output yang dihasilkan.

PERBEDAAN DAN PERSAMAAN TEORI KLASIK DAN TEORI NEO-


KLASIK

 PERBEDAAN

Teori Pertumbuhan Klasik, diambil dasar dari Teori Pertumbuhan


Adam Smith mengemukakan tentang proses pertumbuhan ekonomi dalam
jangka panjang secara sistimatis, agar inti dari proses pertumbuhan
ekonomi mudah dipahami, maka dibedakan dua aspek utama yaitu
pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk sedangkan, Teori
pertumbuhan Neo-klasik melihat dari sudut pandangan yang berbeda
yaitu dari segi penawaran. Dimana factor-faktor produksi yang dianggap
sangat berpengaruh terhadap penambahan output adalah tenaga kerja dan
modalkerja. Salah satu perbedaannya adalah peran pemerintah dalam
pembangunan, ajaran klasik menyakini bahwa peran pemerintah dalam
perekonomian harus dibatasi, pemerintah berperan dalam penyediaan
infrastruktur dan penjamin keamanan.
 PERSAMAAN

Menurut pada sejarahnya, teori klasik dan neo-klasik pada


dasarnya saling berhubungan. Keduanya memang memiliki
persamaan, yang letak persamaan tersebut adalah pada pandangan
bahwa kegiatan ekonomi merupakan sebuah sistem yang berdiri
sendiri.

Hanya saja, kaum neo-klasik melakukan pembaruan dalam teori


Klasik dengan menggunakan sifat utilitarian untuk menjawab pertanyaan
terkait sifat dan tujuan dari ekonomi pasar. Para pemikir neo-klasik,
beranggapan bahwa “ekonomi” adalah transaksi-transaksi swasta yang
terjadi guna memaksimalkan kegunaan yang diperoleh individu. Adapun
“politik” dianggap sebagai penggunaan kewenangan publik untuk
mencapai tujuan ekonomi tersebut.
 Teori Ekonomi Keynes

Aliran Keynesian yang dipelopori oleh John Maynard Keynes muncul


untuk mengatasi krisis yang melanda Eropa pada 1930-an pasca perang Dunia I.
Pada saat itu teori klasik dan neoklasik sudah tidak mampu lagi menjelaskan
fenomena yang terjadi dan mengatasi krisis yang dihadapi. Bukunya “The
General Theory of Employment, Interest and Money” merekomendasikan agar
perekonomian tidak begitu saja diserahkan kepada mekanisme pasar, namun
diperlukan peran pemerintah dalam sistem perekonomian, yang justru dalam
teori klasik peran pemerintah diharamkan.
Teori ini menyatakan bahwa trend ekonomi makro dapat memengaruhi
perilaku individu ekonomi mikro. Berbeda dengan teori ekonom klasik yang
menyatakan bahwa proses ekonomi didasari oleh pengembangan output
potensial, Keynes menekankan pentingnya permintaan agregat sebagai faktor
utama penggerak perekonomian, terutama dalam perekonomian yang sedang
lesu.
Ia berpendapat bahwa kebijakan pemerintah dapat digunakan untuk
meningkatkan permintaan pada level makro, untuk
mengurangi pengangguran dan deflasi. Jika pemerintah meningkatkan
pengeluarannya, uang yang beredar di masyarakat akan bertambah sehingga
masyarakat akan terdorong untuk berbelanja dan meningkatkan permintaannya
(sehingga permintaan agregat bertambah).
Selain itu, tabungan juga akan meningkat sehingga dapat digunakan
sebagai modal investasi, dan kondisi perekonomian akan kembali ke tingkat
normal.
Pada Teori Keynes, konsumsi yang dilakukan oleh satu orang dalam
perekonomian akan menjadi pendapatan untuk orang lain pada perekonomian
yang sama. Sehingga apabila seorang membelanjakan uangnya, ia membantu
meningkatkan pendapatan orang lain. Siklus ini terus berlanjut dan membuat
perekonomian dapat berjalan secara normal. Ketika Great Depression melanda,
masyarakat secara alami bereaksi dengan menahan belanja dan cenderung
menimbun uangnya. Hal ini berdasarkan Teori Keynes akan mengakibatkan
berhentinya siklus perputaran uang dan selanjutnya membuat perekonomian
lumpuh.

Solusi Keynes untuk menerobos hambatan pereknomian ini adalah dengan


campur tangan dari sektor publik dan pemerintah. Ia berpendapat bahwa
pemerintah harus campur tangan dalam peningkatan belanja masyarakat, baik
dengan cara meningkatkan suplai uang atau dengan melakukan pembelian
barang dan jasa oleh pemerintah sendiri. Selama terjadi Great Depression, hal
ini bagaimanapun merupakan solusi yang tidak populer. Namun demikian,
belanja pertahanan pemerintah yang dicanangkan oleh Presiden Franklin Delano
Roosevelt membantu pulihnya perekonomian Amerika Serikat.
Kesimpulan utama dari teori ini adalah bahwa tidak ada kecenderungan
otomatis untuk menggerakan output dan lapangan pekerjaan ke kondisi full
employment (lapangan kerja penuh). Kesimpulan ini bertentangan dengan
prinsip ekonomi klasik seperti ekonomi supply-side yang menganjurkan untuk
tidak menambah peredaran uang di masyarakat untuk menjaga titik
keseimbangan di titik yang ideal.

 Teori Ekonomi Neo Keynes

Neo-Keynes merupakan penerus ajaran Keynes yang banyak berjasa


dalam mengembangkan teori-teori yang berhubungan dengan usaha menjaga
stabilitas perekonomian. Teori-teori tersebut menjelaskan tentang fluktuasi
ekonomi (business cycle) dan teori-teori yang berhubungan dengan
pertumbuhan dan pendapatan.

Fluktuasi Ekonomi (Business Cycle)

Pada masa sebelumnya, masalah fluktuasi ekonomi ini telah dibicarakan,


namun pembahasannya hanya sepintas dikarenakan sudah begitu melekatnnya
kepercayaan orang terhadap pemikiran klasik, yang mengatakan bahwa
perekonomian akan selalu menuju keseimbangan dan tidak akan terjadi
guncangan dalam perekonomian.

Pembahasan tentang fluktuasi ekonomi ini mendapatkan perhatian yang


lebih serius pada era sesudah Keynes (Neo-Keynes). Mereka membahas teori
fluktuasi ekonomi secara mendalam karena mereka memerlukan teori-teori yang
mampu menjelaskan apa yang menyebabkan perekonomian tidak stabil dan
yang lebuh penting lagi adalah apa tindakan dan kebijakan yang dapat
dilakukan untuk mencegah gerak perekonomian yang berfluktuasi tersebut agar
menjadi lebih stabil.

Bagi kaum Neo-Keynes, fluktuasi ekonomi terjadi karena dua penyebab


utama. Pertama, terjadinya perubahan-perubahan dalam tingkat investasi dan
rendahnya tingkat konsumsi. Kedua, fluktuasi terjadi karena tidak adanya
mekanisme koreksi yang mampu mendorong perekonomian pada
keseimbangan full-employment, yang disebabkan oleh kakunya harga dan
tingkat upah dalam mekanisme penyesuaian. Kerena perekonomian tidak selalu
berada pada keseimbangan, sering terjadi fluktuasi. Ketidakseimbangan
perekonomian yang berkaitan dengan pengangguran dan inflasi menyebabkan
kaum neo-keynesian percaya perlunya intervensi dari pemerintah sebagai
langkah koreksi.

PERBEDAAN DAN PERSAMAAN TEORI KEYNES DAN TEORI NEO


KEYNES

 PERBEDAAN

Aliran Keynes muncul akibat adanya depresi besar tahun 1930


dimana Keynes mengritik pemikiran kaum klasik.perekonomian yang
dilandaskan pada kekuatan mekanisme pasar akan selalu menuju
keseimbangan, jumlah tabungan akan selalu sama dengan jumlah
investsi, dan ada mekanisme penyesuaian otomatis yang menjamin bahwa
perekonomian akan mencapai keseimbanga pada tingkat penggunaan
kerja penuh (full-employment) pemikiran-pemikiran klasik tersebutlah
yang dikritik oleh Keynes.Sedangkan Neo-Keynes merupakan aliran yang
mengembangkan teori Keynes. Seperti teori yang berhubungan usaha
menjaga stabilitas ekonomi yang menerangkan dan mengantisipasi
fluktuasi ekonomi  (Business cycle), teori yang berhubungan dengan
pertumbuhan dan pendapatan nasional.

 PERSAMAAN
Teori neo Keynes adalah teori yang berdasarkan dari teori Keynes
yang berhubungan dengan usaha menjaga kestabilan ekonomi yang
melibatkan pemerintah didalamnya, hanya saja terdapat sedikit perbedaan
pada pembaharuan dari teori ekonomi Keynes dan lebih banyak
membahas tentang Fluktasi Ekonomi atau yang biasa disebut dengan
Bussines cycle. Namun keduanya tetap berfokus dengan upaya
penstabilan ekonomi yang didukung oleh pemerintah.
EKONOMI MAKRO I

Disusun oleh :

Fitri Ridhoni

NIM. 1810311310030

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

2018/2019

Anda mungkin juga menyukai