Anda di halaman 1dari 15

MAZHAB NEO KLASIK

MAZHAB NEO KLASIK

Mata Kuliah : Sejarah Pemikiran Ekonomi

KELOMPOK 6

1. CHERLYN RIVALDA (202014500155)


2. RAHMIYANTI (202114500449)
3. SRI WULANDARI (202114500363)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS


ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
JAKARTA, 2022 1
KATA PENGANTAR

Dengan segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Mazhab Neo Klasik”. Penulisan makalah ini ditujukan
dengan manfaat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi.

Dalam penulisan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada


pihak- pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Sejarah
Pemikiran Ekonomi yang telah membimbing penulis dalam penyusunan makalah
ini.

Karena keterbatasan waktu dan kemampuan penulis dalam penyusunan


makalah ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis dengan tulus mengharapkan saran dan kritik dari pembaca
sehingga dapat digunakan untuk pengembangan lebih lanjut. Akhir kata semoga
makalah ini dapat berguna bagi pembacanya. Khususnya bagi para mahasiswa
yang mempelajari kajian yang sama.

Terimakasih.

Bogor, 21 Desember 2022

Kelompok 6

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………… 4

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………..... 5

1.3 Tujuan ……………………………………………………………………... 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mazhab Neo Klasik ………….……………………………….. 6

2.2 Neo Klasik Generasi I ….…………..…………………………………….. 6

2.3 Neo Klasik Generasi II …………………………………………………... 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………………. 12

B. Saran……………………………………………………………………….13

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………...........................14

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teori-teori yang dikembangkan oleh Marx dan Engels mendapat banyak
tanggapan dari pakar-pakar ekonomi, baik dari kaum sosialis sendiri maupun
dari pendukung sistem liberal-kapitalisme. Pemikiran-pemikiran ekonomi dari
para pakar pendukung sistem liberal ini kemudian dimasukkan ke dalam suatu
kelompok pemikiran ekonomi tersendiri yang disebut mazhab Neo-Klasik
Karena analisis yang dibuat Marx untuk meramal kejatuhan sistem kapitalis
bertitik tolak dari teori nilai kerja dan tingkat upah, oleh para pakar Neo-
Klasik, paling kurang ada empat orang yang melakukan penelitian tentang hal
yang sama, yaitu W. Stanley Jevons (1835-1882), Leon Walras (1837-1910),
Carl Menger (1840-1921) dan Alfred Marshall (1842-1924)
Stanley Jevons dari University of Manchester (Inggris) menulis Theory of
Political Economy tahun 1871. Karl Menger dari Austria menulis Principles of
economics in germany pada tahun yang sama. Leon Walras dari sekolah
Lausanne (Swiss) menulis Elements of Pure economic pada tahun 1874. Alfred
Marshall dari Cambridge University (Inggris) sebetulnya sudah menulis
Principles of Economics Pada awal tahun 1870-an. Akan tetapi, ia termasuk
orang yang sangat hati-hati dalam memberikan pandapat baru, sehingga buku
tersebut baru diterbitkan dua puluh tahun kemudian, yaitu tahun 1891.
Walaupun mereka melakukan penelitian secara terpisah, dari hasil penelitian
masing-masing mereka mengemukakan hal yang sama. Kesimpulan yang
dihasilkan pun sama, bahwa teori nilai lebih (surplus value) Marx tidak mampu
menjelaskan secara tepat tentang nilai komoditas. Mereka seperti menyepakati
bahwa teori Marx tersebut tidak memberikan sumbangan apa pun dalam
perkembangan teori ekonomi. Oleh karena itu, dapat diabaikan. Kesimpulan
dari keempat tokoh neo-klasik yang disebutkan di atas telah meruntuhkan
seluruh bangunan teori sosialis yang dikembangkan Marx dan Engels,
sekaligus menyelamatkan sistem liberal/kapitalis dari kemungkinan krisis
4
sebagaimana diramal Marx.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian mazhab neo klasik ?

2. Bagaimana mazhab neo klasik generasi I ?

3. Bagaimana neo klasik generasi II ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian mazhab neo klasik

2. Mengetahui mazhab neo klasik generasi I

3. Mengetahui neo klasik generasi II

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Mazhab Neo Klasik
Neo-klasik adalah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan beberapa aliran
pemikiran ilmu ekonomi yang mencoba menjabarkan pembentukan harga, produksi,
dan distribusi pendapatan melalui mekanisme permintaan dan penawaran pada suatu
pasar.
Pakar-pakar ekonomi pada Mazhab Neo-klasik 1 telah membuat pemikirannya yang
luas. Pada tahun 1930-an sejumlah pakar ekonomi melakukan revisi terhadap
pemikiran-pemikiran neo-klasik, terutama yang menyangkut teori pembentukan harga
dan kesimbangan pasar dikembangkan oleh tokoh-tokoh neo-klasik terdahulu (generasi
pertama) seperti Jevons, Menger, Walras dan Marshall. Tokoh-tokoh neo-klasik
generasi kedua yang ikut melakukan revisi terhadap teori-teori klasik dan neo-klasik
generasi pertama tersebut diantaranya Pierro Sraffa (1898-1983), Joan V Robinson
(1903-1983), Edward H. Chamberlin (1899-1967). Karya-karya sraffa, chamberlin dan
robinson menunjukkan kemajuan besar dalam pemikiran tentang struktur pasar,
perilaku satuan-satuan usaha dalam transaksi dan pembentukan harga. terdapat dua
teori yang berlaku secara berdampingan

2.2 Mazhab Neo Klasik Generasi I


1. Pendekatan Marginal
Para pakar neo-klasik membahas ramalan Marx menggunakan konsep analisis
marjinal (marginal analysis).Analisis marjinal merupakan pengaplikasian
kalkulus diferensial terhadap tingkah laku konsumen dan produsen serta
penentuan harga-harga di pasar. Sejak terjadinya marginal revolution tersebut,
pembahasan ekonomi makin bersifat mikro. Konsep ini sering diakui sebagai
kontribusi utama dari aliran mazhab Austria. Para pakar neo-klasik membahas
ramalan Marx menggunakan konsep analisis marjinal (marginal analysis).Analisis
marjinal merupakan pengaplikasian kalkulus diferensial terhadap tingkah laku
konsumen dan produsen serta penentuan harga-harga di pasar. Sejak terjadinya
marginal revolution tersebut, pembahasan ekonomi makin bersifat mikro. Konsep
ini sering diakui sebagai kontribusi utama dari aliran mazhab Austria.
6
Para pakar neo-klasik membahas ramalan Marx menggunakan konsep
analisis marjinal (marginal analysis).Analisis marjinal merupakan pengaplikasian
kalkulus diferensial terhadap tingkah laku konsumen dan produsen serta
penentuan harga-harga di pasar. Sejak terjadinya marginal revolution tersebut,
pembahasan ekonomi makin bersifat mikro. Konsep ini sering diakui sebagai
kontribusi utama dari aliran mazhab Austria.
Teori ini telah lama digunakan dan dikemangkan oleh Heindrich Gossen
(1810 – 1858 ) dalam menjelaskan kepuasan ( utility ) dari pengkonsumsian
sejenis barang
Hukum Gossen I, tambahan dari pengkonsumsian suatu macam barang akan
semakin turun jika barang yang sama dikonsumsi semakin banyak
Hukum Gossen II, Manusia akan selalu berusaha untuk memenuhi beraneka
macam kebutuhannya sedapat- dapatnya hingga sampai pada tingkat intensitas
yang sama

2. Mazhab Austria
Adalah kelompok pemikir ekonomi yang mendukung dan memakai konsep
marginal.dan berasal dari Universitas Wina ( Austria ) Pandangan mereka
mempunyai ciri-ciri tersendiri, yaitu penerapan kalkulus dalam pengembangan
teori-teori mereka. Karena dikembangkan oleh pakar-pakar ekonomi dari Austria,
pandangan mereka dalam berbagai buku ajar dimasukkan kedalam aliran tersendiri
yang disebut mazhab Austria (Austrian School of Economics). Tiga tokoh utama
mazhab Austria tersebut adalah Carl Menger, Friedrich Von Wieser, dan Eugen
Von Bohm Bawerk.
Carl Menger (1840-1921) menjabat sebagai profesor ekonomi di Univeritas
Wina dari tahun 1873 hingga 1903. Karya utamanya adalah Grunsatze der volks 4
Wirtschaftslehre (1871). Dalam buku tersebut Menger mengembangkan teori
utilitas marjinal yang ternyata membawa pengaruh yang sangat besar dalam
pengembangan teori-teori ekonomi. Pada tahun 1903 kedudukan Menger di
Universitas Wina digantikan oleh Friedrich Von Wieser (1851-1920). Karya utama
von wiser antara lain: Uber den Ursprung und die Hauptgesetze des wirtschatlichen
Wertes (1884), Der Naturliche Wert (1889), dan Theorie der Gesellschatlichen
Wirtschaft (1914). Wieser dipandang sangat berjasa dalam mengembangkan teori
utilitas marjinal Menger, dengan menambahkan formulasi biaya-biaya oportunitas
7
(opportunitas cocts). Kedudukan Wieser kemudian digantikan pula oleh Eugen
Von Bohm Bawerk (1851-1914). Kontribusi utama Bohm Bawerk adalah dalam
pengembangan teori tentang modal dan teori tentang tingkat suku bunga. Hal ini
dapat diikuti dari bukunya Capital Positive Theory of Capital (1889). Teori-teori
yang dikembangkan oleh ketiga tokoh utama aliran Austria di atas kemudian
diikuti dan dikembangkan lebih lanjut oleh tokot-tokoh lain seperti Knut Wicksell,
Von Mises, F.A. Hayek dan J.R. Hicks. Knut Wicksell (1851-1926) mendapat
pendidikan di Uppsala University (Swedia). Ia berjasa mengasimilasikan analisis
keseimbangan umum walras dengan teori kapital dan suku bunga Bohm Bawerk
menjadi teori distribusi. Asimilasi kedua teori itu didasarkan pada analisis marjinal
versi baru dikembangkan oleh Jevons, Walras dan Menger. Pengaruh Wicksell
terhadap perkembangan teori moneter juga sangat besar sebab ia yang pertama
melihat hubungan langsung antara tingkat suku bunga dengan harga-harga. Sesuatu
yang dianggap bertentangan pada waktu itu.karyanya yang utama adalah lectures
on political economy (1901). Ludwig Edler Von Mises (1881-1973) menjabat
sebagai profesor ekonomi di Universitas Wina tahan 1913. Menurut Von Mises
sistem harga merupakan basis paling efisien dalam mengalokasikan sumber daya.
Sehubungan dengan pendapatnya tersebut tidak mengherankan jika ia sering
megkritik sistem perekonomian komando. Hal itu karena sistem komamdo tidak
mempunyai sistem 5 harga. Mises berpendapat bahwa sistem ekonomi komando
tidak akan dapat melembagakan sisitem harga tanpa terlebih dahulu
menghancurkan prinsip politik. Mises juga menagplikasikan teori kepuasan
marjinal untuk mengembangkan teori baru tentang uang. Ia memaparkan bahwa
kepuasan (utility) dapat diukur secara ordinal, tetapi tidak secara cardinal. Teori-
teori lain yang dikembangkan oleh Von Mises adalah teori paritas daya beli
(purchasing power parity) dan teori trade cycle. F.A. Hayek (1899) menjadi
direktur lembaga penelitian ekonomi di Universitas Wina dari 1927-1931. Selain
itu, ia juga pernah menjabat sebagai dosen tamu di University of Chicago (1950-
1962). Ia dianggap sangat berjasa dalam mengembangkan teorisiklus perdagangan
(theory of trade cycle) dari von mises, yang diintegrasikannya dengan teori capital
dari Bohm Bawerk. Atas jasajasanya dalam mengembangkan ilmu ekonomi, hayek
menerima hadiah nobel tatun 1974 bersama-sama dengan Gunnar Myrdal.

3. Mazhab Lausanne
8
Analisis yang lebih komprehensif tentang teori keseimbangan umum adalah
pemikiran LeonWalras. Walras dapat dianggap sebagai pendiri aliran atau
mazhab Lausanne. Sewaktu sekolah Lausanne didirikan tahun 1870, ia yang
memegang jabatan ketua jurusan ekonomi. Jabatan tersebut dipangkunya dari
tahun 1870 hingga 1892. Karyanya Elements of Pure Economics (1878) dianggap
sebagai suatu mahakarya dalam bidang ekonomi. Dalam bukunya Walras
menjelaskan teorikeseimbangan umum dengan pendekatan matematis.
Bagi Warlas, di bidang Ekonomi, kondisi yang terbaik untuk meneliti
tentang pembetukan harga dan alokasi sumberdaya yang efisien ialah: persaingan
sempurna, dimana para pembeli dan penjual bertemu semuanya di sebuah pasar
abstrak dan mengemukakan permintaan dan penawarannya masing-masing.
Dengan menggunakan persamaan-persamaan Matematika, ia kemudian
mengembangkan konsepnya tentang keseimbangan umum (general equilibium) di
mana tidak ada kelibahan penawaran di atas permintaan.
Persaingan sempurna, seperti yang diandaikan oleh Warlas, tentunya tidak
dapat ditemukan di dalam dunia kenyataan. Terdapat banyak faktor, di luar
bidang Ekonomi, yang menyebabkan tidak sempurnanya persaingan di dalam
pasar. Tetapi, faktor-faktor lain tersebut, menurut Warlas, berbeda di luar bidang
Ilmu Ekonomi, dan karena itu bukan wewenang para ekonom, melainkan
ilmuwan lainnya, untuk membahasnya.

4. Mazhab Cambridge
Dari sekian banyak tokoh noe-klasik yang dianggap sebagai tokoh paling
utama adalah Alfred Marshall (1842-1924). Alfred Marshall dianggap sebagai
pelopor aliran atau mazhab Cambridge di Inggris.  Pada tahun
1868 Marshall diangkat sebagai tenaga pengajar dalam bidang moral di
Cambridge dan pada saat yang sama ia mulai mempelajari ilmu ekonomi. Dari
beberapa buku yang pernah ia tulis, buku yang dianggap paling berpengaruh
adalah Principles of Economics.
Alfred Marshall dianggap sebagai pelopor aliran atau mazhab Cambridge di
Inggris. Pada tahun 1868 Marshall diangkat sebagai tenaga pengajar dalam
bidang moral di Cambridge dan pada saat yang sama ia mulai mempelajari ilmu
ekonomi. Dari beberapa buku yang pernah ia tulis, buku yang dianggap paling
berpengaruh adalah Principles of Economics.
9
Pakar- pakar neo-klasik (Jevons, Menger dan Walras) justru mengkritik pakar-
pakar klasik (Adam Smith) yang gagal dalam membedakan antara utilitas total,
utilitas marginal dan utilitas rata-rata. Kalum klasik (Adam Smith) mengatakan
bahwa nilai suatu intan kurang bermanfaat bagi manusia walaupun memiliki nilai
yang sangat tinggi, sedangkan menurut pandangan kaum neo klasik (Jevons,
Menger dan Walras) nilai atau harga intan lebih tinggi bukan karena biaya untuk
mendapatkannyamelainkan karena utilitas marginal yang lebih besar ( utilitas dari
pengkonsumsian satu unit intan terakhir yang besar). Karena itu orang mau
menghargai intan yang lebih tinggi. Jadi dapat dilihat bahwasanya kaum klasik
melihat harganya dari sisi produsen (dari jumlah pengorbanan yang dikeluarkan)
sedangkan kaum marginalitas melihatnya dari sisi konsumen yaitu dari kepuasan
marginal pengkonsumsian satu unit terakhir.
Namun dalam hal ini Marshall tidak menyalahkan kedua konsep diatas
melainkan menggabungkannya , menurut beliau selain oleh biaya-biaya, harga
juga dipengaruhi oleh unsur subjektif lainnya, baik dari pihak konsumen maupun
dari pihak produsen.lebih jelas lagi, bagi Marshall harga terbentuk sebagai
integrasi dua kekuatan dipasar : penawaran dari pihak produsen.

2.3. Mazhab Neo Klasik Generasi II


Persaingan Monopolistis dan Pasar Tidak Sempurna
Pada tahun 1930-an sejumlah pakar ekonomi melakukan revisi terhadap pemikiran-
pemikiran neo-klasik, terutama yang menyangkut teori pembentukan harga dan
keseimbangan pasar.
Sebelum memasuki abad ke-XX pada umumnya tokoh-tokoh klasik maupun neo-
klasik generasi pertama tidak pernah mempersoalkan apakah pasar dalam kenyataan
sehari-hari betul-betul mencerminkan pasar persaingan sempurna atau tidak. Hal ini tidak
dapat disesalkan sebab pada periode sebelum memasuki abad ke-XX kegiatan produksi
pada umumnya bersifat kecil-kecilan.
Dalam situasi seperti ini asumsi pasar persaingan sempurna tidak pernah
dipersoalkan. Asumsi-asumsi tersebut misalnya: 1. Terdapat banyak pembeli dan pejual,
2. Barang-barang yang dijual dipasar relatif sama dalam jenis, sifat dan mutu, 3. Tiap
perusahaan bebas keluar masuk pasar, 4. Tidak ada pembeli maupun penjual yang
mampu mengubah harga yang ditentukan di pasar, 5. Setiap pembeli dan penjual
bertindak sebagai penerima harga (price takers), 6. Setiap pembeli dan penjual
10
mempunyai informasi yang lengkap tentang pasar, 7. Tidak ada perbedaan biaya transpor
diantara para penjual.
Akan tetapi, setelah abad ke-XX Sraffa mengamati bahwa dalam kenyataan asumsi
pasar persaingan sempurna yang dianut tokoh-tokh klasik maupun neo-klasik tidak dapat
diterima begitu saja. Setiap perusahaan megetahui bahwa kalau seandainya mereka
mengubah keputusan output atau penawaran, harga-harga dapat berubah. Hal ini
diungkapkan Sraffa dalam artikelnya: the laws of Retuns under Competitive Conditions
tahun 1926.
Kemudian Chamberlin memusatkan perhatiannya pada pasar monopolistik dalam
bukunya, The Theory of Monopolistic Competition, 1933. Ia menyebutkan bahwa banyak
asumsi yang digunakan dalam pasar persaingan sempurna, terutama dalam produk yang
homogen, yang tidak realistis. Karena tidak mungkin suatu pasar hanya memproduksi
satu jenis barang saja (homogen).
Oleh karena itu, masih menurut Chamberlin, perusahaan-perusahaan pasti berusaha
untuk melakukan diferensiasi pada produk-produknya guna mempertahankan
perusahaannya supaya bertahan di pasar tersebut. Jika usaha itu (diferensiasi produk)
berhasil maka perusahaan itu dapat memengaruhi harga-harga di pasar, dan dia dapat
bertindak sebagai penentu harga (price setter), bukan sebagai penerima harga (price
taker).
Dengan demikian, pasar ini sudah tidak sempurna lagi karena ciri utama dalam
pasar monopolistik adalah adanya diferensiasi produk dan perusahaan bertindak
sebagai price setter bukan sebagai price taker. Juga biasanya harga yang terbentuk dalam
pasar monopolistik lebih tinggi daripada harga yang terbentuk dalam pasar sempurna.
Begitu juga dengan Joan Robinson, yang mempunyai analisis hampir mirip dengan
Chamberlin. Namun, Joan Robinson, analisisnya lebih fokus pada pembahasan “pasar
persaingan tidak sempurna (Imperfect Competition)”. Menurutnya, tiap perusahaan
dalam pasar tidak sempurna memegang posisi monopoli, dimana posisi ini didapatkan
dari barang-barang yang dibeli berdasarkan preferensi konsumen (Customer Preference)
walaupun ada barang substitusi yang dihasilkan oleh perusahaan lain.
Dalam kenyataannya bahwa persaingan dunia pasar tidak sempurna dan membawa
pada implikasi yang cukup serius terhadap kesejahteraan masyarakat. Hal ini disebabkan
karena dalam pasar persaingan tidak sempurna efisiensinya, sebagaimana diungkapkan
Pareto, tidak bisa dicapai.
Kesimpulannya, pandangan ketiga tokoh ini bagi pengembangan teori ekonomi
11
adalah (bagi mereka) model pasar persaingan sempurna yang dikembangkan oleh kaum
klasik dan neo-klasik terdahulu hanya merupakan suatu konstruksi pemikiran yang
diharapkan belaka (secara teoritis) yang kenyataannya mempunyai keterbatasan dalam
kehidupan sehari-hari

12
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, Dalam Analisis marjinal pada intinya
merupakan pengaplikasian kalkulus diferensial terhadap tingkah laku konsumen
dan produsen serta penentuan harga-harga di pasar. Sejak terjadinya marjinal
revolution tersebut, pembahasan ekonomi makin bersifat mikro.

Penerapan kalkulus dalam pengembangan teori-teori mereka, karena


dikembangkan oleh pakar-pakar ekonomi dari Austria, pandangan mereka dalam
berbagai buku ajar dimasukkan kedalam aliran tersendiri yang disebut mazhab
Austria (Austrian School of Economics). Tiga tokoh utama mazhab Austria
tersebut adalah Carl Menger, Friedrich Von Wieser, dan Eugen Von Bohm
Bawerk.

Langkah lebih maju yang disumbangkan pemikir neo-klasik adalah


analisis yang lebih komprehensif tentang teori keseimbangan umum oleh Leon
Walras. Walras dapat dianggap sebagai pendiri aliran atau mazhab Lausanne

Marshall dianggap sangat berjasa dalam memperbarui asas dan pos-tulat


pandangan-pandangan ekonomi yang dikemukakan pakar klasik dan pakar neo-
klasik sebelumnya.

Pada tahun 1930-an sejumlah pakar ekonomi melakukan revisi terhadap


pemikiran-pemikiran neo-klasik, terutama yang menyangkut teori pembentukan
harga dan keseimbangan pasar.

3.2 Saran

Untuk memperoleh informasi yang tepat tentang Mazhab Neo Klasik, kita
harus mempelajari teori-teori yang lain juga sehingga bisa mengambil sesuatu
yang penting untuk dipadukan dengan teori yang dianggap benar.

13
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/USER/Downloads/
MAKALAH_EKONOMI_POLITIK_MazhabEkonomi_Ne.pdf

https://beritasumbar.com/neo-klasik-ii/

https://www.studocu.com/id/document/universitas-andalas/pemikiran-ekonomi-
politik/5mazhab-neo-ringkasana-materi-mazhab-neo-klasik-dari-matakuliah-
pemikiran-ekonomi-politik/35299383
Makalah Mazhab Neo Klasik ~ Coretan Pena Kecilku (lailatulfajriyah11.blogspot.com)

14
15

Anda mungkin juga menyukai