Anda di halaman 1dari 33

KONSEP DAN KONTEKS EKONOMI KREATIF

A. KONSEP DAN KONTEKS KREATIVITAS


Secara etimologi, kata kreativitas yang dalam Bahasa Inggris
“creativity” asal mulanya diambil dari Bahasa Latin, yaitu “creo”
yang artinya “menciptakan atau membuat”. Dalam Bahasa Inggris
kata “create” muncul pada Abad ke-14.
Konsep kreativitas memiliki bahasan yang luas, yaitu
menyangkut hubungan antara kreativitas dengan intelegensi,
mental, tipe, dan kemampuan personal, Kesehatan mental,
pendidikan, dan pelatihan, teknologi, proses pembelajaran, dan
mengajar. Bahkan, kreativitas dan Tindakan kreatif dipelajari secara
lintas disiplin, multidefinisi dan multipendekatan, seperti pada
psikologi, ilmu kognitif (cognitive science), ilmu pendidikan, filsafat
(philosophy of science), teknologi, teologi, sosiologi, linguistik, studi
bisnis (business studies), dan ilmu ekonomi.
Oleh sebab itu, belum ada definisi yang singkat dan final
tentang kreativitas, karena masing-masing ahli memiliki definisi yang
berbeda-beda dan bergantung oada sudut pandang, fenomena,
dan konteks yang terjadi. Misalnya, dalam bidang psikologi dimana
kreativitas individual dipelajari, maka definisi kreativitas akan
berbeda dengan yang digunakan dalam ilmu manajemen atau
ekonomi. Demikian juga dilihat dari sisi kehidupan sehari-hari,
kreativitas memiliki karakteristik dan konsep yang berbeda.
Dari sudut pandang psikologis, kreativitas adalah suatu proses
mental dalam memunculkan ide-ide dan konsep-konsep baru atau
keterkaitan antara ide-ide baru dengan konsep-konsep yang ada.
Agar ide-ide dan konsep-konsep baru tersebut menjadi nilai yang
nyata, maka ide-ide tersebut ditransformasikan dan
diimplementasikan menjadi tindakan nyata. Jadi, kreativitas baru
bernilai jika ditransformasikan melalui inovasi. Seperti dikemukakan
oleh Guarteen (1998) bahwa kreativitas sebagai penghasil ide-ide,
sedangkan inovasi merupakan perbuatan mentransformasikan ide-
ide tersebut ke dalam tindakan melalui seleksi, perbaikan, dan
penerapan (“Creativity as ‘the generation of ideas’ while innovation
consists in transforming these ideas in action through a selection, an
improvement and an implementation”).
Untuk mengimplementasikan ide-ide tersebut tentu saja akan
diperlukan talenta dan keterampilan (skill), yaitu kemampuan atau
kecakapan untuk melakukan tugas-tugas yang baik atau lebih baik
daripada rata-rata (a skill is the ability or talent to perform a task well
or better than average). Sementara itu, talenta adalah bakat
bawaan (gift) atau keterampilan yang dimiliki seseorang. Dengan
demikian, kreativitas merupakan suatu kecakapan (talent) yang
disertai dengan sikap (attitudes).
Dari sudut pandang ekonomi, kreativitas lebih menunjukkan
pada suatu tindakan kreasi manusia. Kreativitas menunjukkan suatu
fenomena dimana seseorang menciptakan sesuatu yang baru, baik
dalam bentuk produk dan jasa, pekerjaan seniman, jenaka maupun
dalam bentuk pemecahan masalah suatu persoalan atau suatu
kebaruan barang dan jasa yang memiliki nilai ekonomi. Seperti
dikemukakan oleh Howkins (2001) dalam bukunya The Creative
Economy How People Make Money From Ideas, bahwa kreativitas
adalah kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru
(creativity is the ability to generate something new).
Menurut Howkins (2001) kreativitas muncul apabila seseorang
berkata, mengerjakan, dan membuat sesuatu yang baru, baik
dalam pengertian menciptakan sesuatu dari yang tadinya tidak ada
maupun dalam pengertian memberikan karakter baru pada sesuatu
(it occurs whenever a person says, does or makes something that is
new, either in the sense of “something from nothing” or in the sense
of “giving a new character to something”). Orang yang kreatif, sering
disebut “creator”, yaitu setiap orang yang menciptakan atau
menemukan sesuatu yang baru.
Definisi yang hamper sama dikemukakan oleh UNCTAD dan
UNDP (2008), bahwa kreativitas sebagai proses dimana ide-ide
dihasilkan, terinterelasi, dan ditransformasikan ke dalam sesuatu
yang bernilai (creativity can also be defined as the process by which
ideas are generated, connected, and transformed into things that
are valued).
Apabila hanya ide-ide, gagasan-gagasan, imajinasi, dan
mimpi-mimpi, hal tersebut baru disebut sebagai proses berpikir kreatif
dan belum menjadi produk ekonomi kreatif. Untuk menjadi produk
ekonomi kreatif, maka hasil berpikir tersebut harus diwujudkan dalam
kata-kata, tindakan, dan membuat sesuatu yang baru. Seperti
dikemukakan oleh Howkins (2001:17), “kreativitas dalam bentuk
gagasan, ide-ide, dan mimpi-mimpi saja tidak memiliki nilai ekonomi.
Dan akan memiliki nilai ekonomi bila diwujudkan dalam bentuk
produk-produk yang dapat diperdagangkan atau
dikomersialisasikan”. Dan dari definisi tersebut, kreatifitas
memerlukan pasar, penjual, dan pembeli yang aktif, perlindungan
hukum, aturan, dan kontrak.
Banyak konsep yang harus kita pahami tentang kreativitas
sehingga konsep ekonomi kreatif masih terus diperdebatkan dan
didiskusikan, bergantung pada masalah dan pandangan dari
masing-masing kepentingan. Untuk memudahkan dalam
memahami masing-masing konsep, pada bagian ini akan
dikemukakan beberapa konsep yang dijumpai dalam ekonomi
kreatif, seperti konsep kreativitas (creativity), produk kreatif (creative
product), industri budaya (cultural industries), industri kreatif (creative
industry), ekonomi kreatif (creative economic), kelas kreatif (creative
class), kota kreatif (creative cities), kelompok kreatif (creative
clusters), dan daerah kreatif (creative districts).
Kata kreativitas itu sendiri berkaitan dengan unsur keaslian
(orisinilitas), imajinasi, inspirasi, gagasan, kecerdikan, dan
penemuan-penemuan (UNDP dan UNCTAD, 2008). Dikatakan kreatif
apabila penemuan itu mengandung pembaruan, berdasarkan
pada imajinasi, inspirasi, kecerdikan, dan penemuan. Dengan
demikian, dalam konsep kreativitas mengandung lima unsur penting,
yaitu :
1. Orisinalitas
Mengandung arti penciptaan sesuatu dari yang belum ada
sebelumnya atau memperbaharui sesuatu yang telah ada
(originality means creating something from nothing or
reworking something already exist).
2. Berimajinasi
Merupakan proses berpikir tentang sesuatu yang baru.
3. Inspirasi
Adalah gagasan-gagasan baru yang dapat divisualisasikan.
4. Kecerdikan
Merupakan kemampuan seseorang dalam berpikir dan
bertindak.
5. Penemuan
Merupakan sesuatu yang baru ditemukan yang sebelumnya
belum ada.
Menurut Thedeo Levit, kreativitas adalah berpikir sesuatu yang
baru (creativity is thinking new things). Hakikat kreativitas adalah
menciptakan sesuatu dari yang tidak ada atau memperbaharui
Kembali sesuatu yang telah ada (originality means creating
something from nothing or reworking something that already exists)
(Zimmerer 1996). Hal yang sama – mengenai hakikat kreativitas –
dikemukan oleh West (2005:15) bahwa esensi dari kreativitas terletak
pada kemampuan menghasilkan gagasan baru, mengerjakan
sesuatu dengan cara yang berbeda, dan memiliki pendekatan
allternatif. Banyak hal yang dapat dijadikan sesuatu yang baru,
misalnya tentang cara pemecahan cara masalah yang baru,
metode, dan cara-cara yang baru, teknik baru, teknologi baru,
model baru, desain baru, barang dan jasa baru, pemasaran baru,
usaha baru, distribusi baru, strategi baru, pelayanan baru,
komersialisasi baru, penampilan baru, dan karakter baru yang
bernilai tambah dan komersial.
Untuk melahirkan kreativitas, diperlukan cara berpikir kreatif.
Berpikir kreatif adalah imajinatif, abstrak, dan berobsesi. Hasil dari
berpikir kreatif, ide-ide, gagasan-gagasan, inspirasi dan khayalan-
khayalan / mimpi-mimpi (dreams) untuk menghasilkan produk-
produk intangible berupa kekayaan intelektual, seperti desain, hak
cipta, paten, merek dagang, dan royalty.
Hasil dari kreativitas adalah produk kreatif (creative product)
yang didefinisikan sebagai barang-barang dan jasa-jasa yang
memiliki nilai ekonomi yang dihasilkan dari kreativitas (Howkins, 2001).
Hasil dari kreativitas bisa diamati dari segi produk, proses, strategi,
metode, usaha, model, dan desain baru yang dihasilkan.
A.1. Kapan Dan Dimana Kreativitas Muncul?
Seperti telah dikemukakan sebelumnya, bahwa kreativitas
muncul apabila seseorang berkata melakukan sesuatu yang baru,
baik dalam pengertian sesuatu dari yang tidak ada maupun dalam
pengertian memberikan sesuatu karakter baru terhadap sesuatu
yang ada sehingga menjadi sesuatu yang baru dan istimewa.
Perubahan karakter, seperti bentuk, ukuran, mode, model,
kegunaannya, dan kemudahan menjadikan sesuatu sebagai hal
yang baru.
Teknologi dasar pembuatan mobil pertama kali ditemukan di
Eropa dan teknologi Komputer di Amerika Serikat, kemudian
dikembangkan oleh negara-negara lain di dunia, seperti di Jepang,
Korea Selatan, Cina, dan Taiwan. Banyak perusahaan yang
melakukan adaptasi dan pengembangan (benchmarking) dari
negara-negara penemu pertama. Apa yang dikembangkan? Tidak
lain adalah karakter.
Kreativitas bisa muncul kapan saja, misalnya ketika orang
berpikir, menghayal (dreams), menggagas, berimajinasi, dan
bahkan sering kali muncul ketika bangun tidur, ketika berjalan santai,
ketika mendesain taman, ketika memulai bercocok tanam.
Agar kreativitas menghasilkan sesuatu (produk keratif) yang
baru dan bernilai secara ekonomis, maka tidak cukup hanya berpikir
dan berkata, tetapi harus berbuat atau melakukan sesuatu sehingga
menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Misalnya,
menggagas untuk menggali, menemukan, dan mengembangkan
barang atau jasa baru yang belum pernah ada sebelumnya
(original) atau menambah sifat dan karakteristik barang yang sudah
ada sebelumnya sehingga melahirkan keistimewaan (feature) baru.
Bahkan, produk-produk yang dihasilkan perusahaan Jepang, Korea
Selatan, dan Cina (seperti kendaraan, elektronik, perangkat lunak –
software) banyak yang dikembangkan melalui adaptasi dan
pengembangan (benchmarking). Pada umumnya, perusahaan-
perusahaan tersebut melakukan rekayasa teknik, desain, karakter,
standar, dan merek dagang.
Pertama kali televisi (TV) memiliki layer hitam dan putih yang
digunakan hanya untuk mendengarkan dan menonton tayangan
yang terbatas. Sekarang TV telah mengalami perubahan-
perubahan “karakter dan keistimewaan (feature), seperti layar yang
berwarna dan lebih jelas, bentuk dan desain yang lebih tipis serta
lebih ringan, lebih mudah ditempatkan, dan multifungsi, seperti untuk
telekonferensi, berkaraoke dan tayangan luar negeri, dan kegiatan
lainnya.

A.2. Konsteks Berpikir Kreatif


Berdasarkan pada definisi yang telah dikemukakan tersebut,
ada beberapa ahli dan negara masih menggunakan konsep
kreativitas secara berbeda-beda. NESTA (National Endowment for
Science, Technology and the Arts), misalnya mengemukakan
pandangan kreativitas dengan konsep yang lebih luas dan lebih
manusiawi (humanity) terutama dalam mengansumsikan kreativitas
yang terdapat ilmu pengetahuan, teknologi, dan engineering
(teknik mesin). Dalam konsep tersebut sudah termasuk unsur-unsur
sesuatu yang baru. Sementara itu Inggris tetap menggunakan istilah
kreativitas pada seni dan budaya (Howkins, 2001).
Dewasa ini para ahli masih membedakan kreativitas dalam
dua jenis, yaitu kreativitas dalam seni dan kreativitas dalam ilmu
pengetahuan. Menurut Howkins (2001), kreativitas ilmuwan
berkembang dalam riset dan pengembangan serta diperoleh
melalui pengalaman, observasi, dan penelitian (research). Misalnya,
riset pengembangan produk, riset pengembangan desain, riset
pengembangan pemasaran, dan riset pengembangan usaha
lainnya. Sementara itu, kreativitas seniman berkembang pada
kemampuan otak dalam berpikir untuk menciptakan skenario baru
dan menerapkannya secara efektif. Misalnya, berimajinasi untuk
menciptakan skenario yang digunakan untuk pertunjukkan dan
hiburan, membuat sketsa untuk membuat patung, seni pahat, seni
lukis, dan seni desain serta membuat rancangan untuk arsitektur.
Persamaannya adalah baik seniman maupun ilmuwan, sama-
sama mencoba untuk berimajinasi (memvisualisasi) dan menyajikan
sifat-sifat alamiah (the nature) serta memberi pemaknaan tentang
realitas (the meaning of reality), baik kreativitas ilmuwan maupun
kreativitas seniman, keduanya menggunakan proses berpikir dan
proses penciptaan yang sama, yaitu sama-sama berimajinasi dan
menyajikan sifat-sifat alamiah. Secara ringkas, konsep kreativitas
adalah tidak berbeda baik dari sudut seniman maupun ilmuwan,
yang berbeda adalah produk-produk kreatifnya (creative product).
Kreativitas terdapat pada setiap aspek kehidupan, seperti
pada tingkatan bisnis, pada manajemen perusahaan, pada
pengembangan, pada pendidikan, dan bahkan pada setiap orang.
Namun, ada yang mampu mewujudkannya dalam tindakan dan
perbuatan, ada yang tidak diwujudkannya atau tidak dimunculkan
atau dipendam. Dengan demikian, kreativitas bukan saja bakat
bawaan yang dimiliki oleh seseorang, tetapi juga merupakan
kemampuan yang dapat dikembangkan. Oleh sebab itu, kreativitas
perlu didorong dan dimunculkan dengan berbagai cara, seperti
pada proses memunculkan motivasi seseorang, misalnya melalui
rangsangan, pendidikan, pelatihan, dan pengalaman.
Setiap orang pada dasarnya kreatif dan berpotensi untuk
kreatif. Oleh karena itu, kemampuan berpikir kreatif pada hakikatnya
dimiliki oleh setiap orang. Akan tetapi, ada yang bisa mewujudkanya
dan ada pula yang tidak. Orang yang bisa mewujudkannya disebut
entrepreneur, yaitu orang yang bisa menciptakan (Drucker, 1994).
Para “entrepreneur” yang demikian menurut Richard Florida (2002)
disebut kelas ekonomi kreatif (creative class), yaitu orang-orang
yang berkecimpung dalam bidang ilmu alam, dan rekayasa Teknik
serta desain, pendidikan, kesenian, seni musik, dan hiburan, yang
fungsi ekonomisnya menciptakan ide baru, teknologi baru, dan
kandungan-kandungan kreatif baru (new creative contents). Selain
itu, kategori kelas kreatif menurut Florida (2002) termasuk kelompok
professional kreatif, yaitu kelompok yang bergerak pendidikan,
keuangan, hukum, produk / jasa Kesehatan dan bidang industri
lainnya yang telah menciptakan ide-ide baru, teknologi baru, dan
kandungan baru (new content).

A.3. Bagaimana Agar Proses Kreatif Terjadi?


Menurut Howkins (2001), ada lima tahap proses kreatif yang
disebut a five-fold mix of dreams and analysis, intuitive jumps, and
cold-blooded, calculation (terdapat lima tahap yang terjalin secara
integral, yang dimulai dari khayalan-khayalan, analisis, lompatan-
lompatan ide/gagasan/intuitif, dan diaplikasikan dengan tenang,
seksama, dan penuh perhitungan). Kelima tahapan tersebut
disingkat menjadi RIDER (Review, Incubation, Dreams, Excitement,
Reality Check).
1. Peninjauan/Pengkajian ulang (Review)
Peninjauan merupakan suatu proses pengambilan persediaan
tentang sesuatu (… is the process of taking stock of things).
Menyangkut apa yang ingin diketahui (curious), membangun
hubungan-hubungan (connections), bertanya tentang apa
yang telah terjadi, dan mengapa? (asking what was that? and
why?). merupakan evaluasi terhadap bahan dasar apa saja
yang kita miliki termasuk pola piker kita, baik ide-ide maupun
sesuatu yang kita miliki dan harus dimunculkan sebagai
persediaan. Pada tahap ini seseorang mempersiapkan diri
untuk mengidentifikasi masalah, tantangan, dan
memecahkan masalah dengan banyak belajar, berpikir,
mencari jawaban, dan bertanya kepada orang lain.
2. Inkubasi (Incubation)
Inkubasi merupakan pembiaran ide-ide kit untuk saling
mencocokkan sendiri, yang dapat terjadi atau muncul
beberapa jam atau bulan, atau Ketika beristirahat (is letting
our ideas sort themselves out; it can last a few hours or several
months; it is a time of rest). Pada tahap ini, seseorang
mengambil waktu untuk meninggalkan perkara, istirahat, dan
santai, bebas dari rutinitas berpikir. Pada masa inkubasi, kita
perlu beristirahat untuk merenung sejenak, setelah itu kita
berkreasi. Orang kreatif selalu mengenal kapan inkubasi
diperlukan dan memiliki sumber-sumber seperti waktu, uang,
dan apa saja yang perlu dimiliki dan disediakan.
3. Mengkhayal (Dreams)
Mengkhayal merupakan aktivitas pikiran dalam berkelana
pada alam bawah sadar, penggalian, dan penjelajahan
simbol-simbol, khayalan, mimpi-mimpi, dan cerita-cerita (…
are unconscious wanderings, the explorations and tastings of
myth and symbol and magic and stories). Mimpi-mimpi
(dreams) merupakan khayalan kita yang membuat pikiran kita
terbuka dan berpengaruh. Francis Bacon menyebutnya
“drifting” (berkelana) yang memungkinkan pikiran kita terbuka
terhadap pengaruh luar dan energi yang tidak diketahui
(allowing his mind to be open to outside influences and
unknown energies). Pada tahapan ini, ide atau gagasan-
gagasan bermunculan dalam bentuk penyelesaian,
pemecahan, cara kerja, dan jawaban-jawaban baru dalam
penciptaan.
4. Rangsangan (Excitement)
Rangsangan merupakan perangkay yang memperkuat
loncatan intuitif dan arah perubahan yang pergerakannya
setengah diperhitungan (… is the adrenaline that power
intuitive jumps and half-calculated sideways movements).
5. Pemeriksaan secara nyata (Reality check)
Pemeriksaan secara nyata merupakan analisis secara nyata
untuk menjamin atau memastikan bahwa khayalan-khayalan
dan intuisi kita tidak terlalu jauh dan dapat diwujudkan (… we
need reality checks to ensure our dreams and intuitions have
not taken us too far away). Pada tahap ini, ide atau kreasi baru
harus diwujudkan dalam realitas. Tentu saja diperlukan
pemikiran kritis dan konvergen.

A.4. Macam-macam Kreativitas dan Karakteristiknya


Menurut UNDP dan UNCTAD (2008:9), dilihat dari sisi usaha
manusia, ada beberapa karakteristik kreativitas, sebagai berikut :
1. Kreativitas artistik (Artistic creativity)
Kreatifitas artistik berkenaan dengan imajinasi dan
kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru (original) dan
cara-cara baru tentang menginterprestasikan sesuatu (dunia),
kemudian diekspresikan dalam bentuk teks, suara, dan
imajinasi (artistic creativity involves imagination and a
capacity to generate original ideas and novel ways of
interpreting the world, expressed in text, sound, and image)
(UNDP dan UNCTAD, 2008:9). Kreativias artistik dilakukan
seniman dalam bentuk karya seni, baik berupa seni rupa, seni
drama, seni tari, seni lukis, seni patung, seni foto maupun seni
suara. Peranan kreativitas selain dapat menciptakan
kesempatan kerja, menciptakan pendapatan, mendorong
ekspor, dan menciptakan devisa juga dapat mendorong
pariwisata dalam negeri dan pencitraan bangsa.
2. Kreativitas ilmu pengetahuan (scientific creativity)
Kreativitas ilmu pengetahuan berkenaan dengan
keingintahuan (curiosity) dan kemauan untuk melakukan uji
coba (experiment) dan membuat keterhubungan-
keterhubungan baru dalam pemecahan masalah (scientific
creativity involves curiosity and a willingness to experiment and
make new connection in problem solving) (UNDP dan
UNCTAD, 2008:9). Beberapa kegiatan kreativitas ilmu
pengetahuan diantaranya penelitian dan uji coba
(experiment) yang dilakukan oleh mahasiswa, dosen, dan
para peneliti di laboratorium untuk menemukan sesuatu
model dan pemecahan masalah serta percobaan-
percobaan (experiment) yang dilakukan oleh perusahaan
pada bagian penelitian dan pengembangan (research and
development atau R&D). Kreativitas ilmu pengetahuan
menghasilkan cara baru dalam pemecahan masalah dan
atau menemukan sesuatu yang berbeda. Kreativitas ilmu
pengetahuan berperan dalam menghasilkan ide-ide baru,
gagasan-gagasan baru dalam bentuk kekayaan intelektual
seperti paten, desain, royalty, dan hak cipta.
3. Kreativitas ekonomi (Economic creativity)
Kreativitas ekonomi merupakan suatu proses dinamis yang
memegang peranan penting / membawa ke arah inovasi
teknologi, praktik bisnis, pemasaran, dan lain sebagainya
untuk meraih keunggulan bersaing dalam ekonomi
(economic creativity is a dynamic process leading towards
innovation in technology, business practices, marketing, etc,
and is closely linked to gaining competitive advantages in the
economy) (UNDP dan UNCTAD, 2008:9).
Dari definisi tersebut, kreativitas ekonomi merupakan usaha
untuk menemukan dan menerapkan cara-cara baru untuk teknik
baru, seperti menciptakan karaktek baru, teknik produksi, Teknik
pemasaran baru, strategi bisnis baru, dan cara membangun relasi
baru. Setiap kegiatan ekonomi, mulai dari pengadaan input (bahan
baku), proses produksi, distribusi, hingga barang sampai pada
konsumen yang dilakukan dengan cara-cara baru disebut
kreativitas ekonomi. Semua usaha kreativitas ekonomi dimaksudkan
untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing. Oleh sebab itu,
peningkatan nilai tambah dan daya saing pada hakekatnya dapat
dilakukan pada setiap usaha, rantai nilai, atau proses bisnis, yaitu
memulai perubahan karakter suatu produk dan proses yang berisfat
komersial. Misalnya, dalam proses mengkombinasikan bahan baku;
Ketika hanya bahan baku untuk makanan berupa tahu yang dijual
atau hanya bakso yang diproduksi, maka nilai jualnya relatif lebih
rendah dibandingkan dengan nilai jual setelah bahan baku tersebut
dikombinasikan menjadi “bakso tahu”. Ketika setangkai sayuran
berupa brokoli saja yang dijual atau hanya bakso ikan yang dijual,
maka nilai jualnya akan relatif lebih rendah ketimbang dibuat bakso
brokoli, (salah satu menu sop ala Jepang) yang disebut “zuki-zuki”.
Pada ketiga jenis karakteristik kreativitas tersebut, sudah
termasuk konsep kreativitas teknologi (technological creativity),
yaitu cara-cara atau metode-metode baru yang lebih efisien dan
produktif dalam menghasilkan nilai tambah. Artinya, baik pada
kreativitas artistik maupun pada kreaivitas ekonomi diperlukan
kreativitas teknologi. Dalam kreativitas artistik perlu cara-cara baru
yang lebih produktif dan efisien, supaya menghasilkan nilai tambah.
Misal, untuk menghasilkan karya pertunjukkan yang bernilai
diperlukan teknik panggung yang lebih unik dan menarik. Demikian
pula untuk mewujudkan gagasan-gagasan baru dan metode
pemecahan baru, sangat diperlukan peran teknologi.
Kreativitas ekonomi dapat dilakukan dengan cara
menciptakan dan mengubah karakter produk, proses untuk
menciptakan nilai tambah baru. Banyak cara untuk melakukan
perubahan karakter suatu produk atau proses, misalnya dengan
mengubah, mengkombinasikan, mengembangkan, dan
mentransformasikan, seperti input, proses, teknik, metode, penyajian,
pelayanan, pemasaran, dan seterusnya bahkan hingga barang
atau jasa tersebut sampai pada konsumen. Untuk menciptakan nilai
tambah barang atau jasa tersebut sampai pada konsumen. Untuk
menciptakan nilai tambah pada barang atau jasa yang sudah
sampai pada konsumen, banyak cara dan usaha kreatif yang dapat
dilakukan, misalnya perawatan dan pemeliharaan (maintenance),
perbaikan (service), bengkel, dan asuransi. Pada hakikatnya, setiap
tahapan kegiatan atau aktivitas ekonomi memiliki rantai nilai yang
dapat menciptakan nilai tambah dan pendapatan baru. Peran
kreativitas ekonomi adalah menciptakan rantai nilai untuk
meningkatkan nilai tambah, daya saing, dan pendapatan.
Berbagai produk dan kegiatan ekonomi kreatif mudah kita
jumpai sehari-hari, misalnya seorang ilmuwan yang menuangkan
gagasan atau ide-idenya dalam tulisan karya ilmiah yang
dipublikasikan, atau karya seni dan arsitektur, penemu zat kimia dari
hasil percobaan di laboratorium yang sangat bermanfaat bagi
kehidupan sehari-hari, misalnya sabun untuk mencuci perabot
rumah tangga, zat anti karat, dan hasil penemuan kimia lainnya.
Berbagai merek dagang dan merek produk baru juga bermunculan
seperti merek pakaian, makanan, minuman, alat rumah tangga, dan
alat keperluan tersier lainnya. Ada yang menggunakan merek lokal
untuk produk yang laku di pasar lokal, misalnya bakso Pak Kumis,
warung nasi Mas Ecot, keripik singkong Mak Icih, ayam goreng
Suharti, dan ada juga yang menggunakan merek-merek nasional
seperti Indomie, Indomilk, Indocafe, Indofood, dan Indosiar. Untuk
dapat dipasarkan pada tingkat internasional, banyak merek-merek
dagang yang menggunakan nama-nama popular atau dikenal di
seluruh dunia, misalnya dengan menggunakan Bahasa Latin, seperti
merek pada mobil: Avanza, Innova, Feroza, Xenia, dan ada juga
yang menggunakan tokoh-tokoh yang terkenal seperti Ford, Charles
Jourdan, dan merek-merek dagang lainnya.
Dalam bidang seni dan budaya, salah satu bentuk kreativitas
adalah ketika seseorang seniman menuangkan ide-idenya dalam
bentuk karya seni, seperti karya seni lukis, seni patung, seni suara, seni
drama, seni tari, dan seni lainnya yang bernilai ekonomi, dan
komersial. Salah satu karya seni yang bernilai ekonomi dan komersial,
misalnya lukisan karya Picasso, patung karya Nyoman Harta, dan
seni suara Sunda karya Mang Koko, seni music karya Idris Sardi serta
seni lainnya yang dikemas dalam berbagai VCD, DVD, dan CD.

A.5. Bagaimana Siklus Kreativitas Itu Muncul?


Menurut Anita Roddick dalam karyanya “Capital of My Mind”,
yang dimuat dalam buku Howkins (2001:220) mengemukakan “Using
my mew product can inspire me to be creative, and so the cycle of
creativity begins again”. Menggunakan produk baru, dapat
menginspirasi kita untuk menjadi lebih kreatif dan selanjutnya siklus
kreativitas dimulai lagi. Oleh sebab itu, jika Anda melihat produk baru
sebenarnya menimbulkan kreativitas berpikir, berimajinasi,
mengkhayal, dan menggagas untuk menciptakan produk yang
berkarakter baru, bukan hanya mengkonsumsikannya secara instan.
Berikut adalah beberapa pertanyaan untuk memulai siklus
kreatif: Pernahkah Anda berpikir kreatif dengan mencoba
berimajinasi, mengkhayal, melahirkan ide-ide dan gagasan-
gagasan baru? Sudahkah Anda mencoba mengubah imajinasi, ide,
dan mimpi-mimpi, atau khayalan menjadi Tindakan nyata dalam
wujud kekayaan riil? Sudahkah Anda bermimpi untuk menciptakan
sesuatu yang baru dari sesuatu yang kita lihat dan kita miliki?
Sudahkah, Anda berpikir tentang bagaimana hasil pertanian,
perkebunan, perikanan, pertambangan, dan budaya-budaya lokal
yang ada di setiap daerah dikelola secara kreatif dan menghasilkan
produk yang memiliki nilai tambah? Padahal Tuhan (Allah SWT)
sudah menciptakan segala-galanya. Anda tinggal
mengembangkannya. Misalnya, Ketika kita melihat sebatang kayu
bakar, kemudian berimajinasi agar bisa membuat karakter lain dari
karya-karya Anda sendiri yang sudah ada? Misalnya, Ketika melihat
keset (matras) dari sabut kelapa yang berwarna coklat, kemudian
kita gambar burung merak yang berwarna persis seperi burung
merak aslinya, dan pasanglah bingkai berkaca untuk dijadikan
hiasan dinding yang ditempel dalam ruang tamu Anda? (jangan
coba-coba menggambar warna burung merak tidak seperti
aslinya). Unik bukan? Bila ide tersebut kita jual, kira-kira berapa harga
jualnya? Memang aneh atau unik, tetapi karya seni ini sangat
bernilai karena bisa menjadi karya seni dan cenderamata yang
dapat dijual dengan harga yang tinggi.
Mari kita berimajinasi pada hal lain; sudahkah Anda
mengkhayal untuk menciptakan sesuatu yang baru dari bahan baku
satu kilogram singkong yang sebelumnya dibuat tape atau keripuk
singkong yang harganya hanya Rp. 2.000 per kilogram, kemudian
dibuat tape atau keripik dengan karakter baru yang harganya Rp.
20.000 per kilogram. Bagaimana pendapat Anda? Bukankah keripik
singkong Ma Icih yang tingkat kepedasannya dari level 1 sampai
dengan level 15 dan ditawarkan lewat internet merupakan hasil
berpikir kreatif? Bukankah Serabi Imut dari Kota Bandung yang dijual
Rp. 3.500 per satunya merupakan hasil berpikir kreatif? Padahal
serabi yang dijual di Ciamis dan Kuningan tidak lebih dari Rp. 500 per
satunya.
Banyak produk-produk yang dapat dikembangkan menjadi
produk kreatif yang bernilai tinggi, seperti yang dilakukan oleh
pengusaha konveksi dan usaha makanan kuliner di Kota Bandung
dan kota-kota lainnya. Kota Bandung merupakan kota kreatif
(creative city) karena terkenal dengan industri kerajinan, pakaian,
dan kuliner yang beraneka ragam. Ingat bahwa kegiatan ekonomi
kreatif tidak terbatas pada karya seni, kerajinan, dan cendramata,
tetapi termasuk juga karya industry besar seperti otomotif, elektronik,
mebel, penerbitan, pengobatan tradisional, perbankan, keuangan,
pendidikan, transportasi, penerbangan, pariwisata, keuangan,
advokasi, dan arsitektur.
Untuk mencoba berpikir kreatif, perhatian setiap yang Anda
lihat, setiap yang Anda miliki, dan setiap yang Anda makan, lalu
Anda berpikir, berimajinasi, mengkhayal, dan menggagas hal-hal
tersebut. Sudahkah Anda berpikir kreatif dengan mengamati,
merenung, mengkhayal, dan berimajinasi (dream) untuk membuat
yang kita lihat, kita beli, kita miliki, dan kita gunakan untuk
dikembangkan menjadi sesuatu yang baru dan berbeda?
Sudahkah Anda berpikir kritis untuk berkreasi? Ketika di sekeliling
Anda, terdapat pohon, bunga, dan binatang, bisakah Anda berpikir
kreatif agar pohon, bunga, dan binatang yang kita lihat itu
menghasilkan nilai ekonomi dan kompersial tanpa mengganggu
atau memungut pohon, bunga dan binatang tersebut? Pasti bisa;
caranya, Anda lihat, kemudian Anda foto, dan foto tersebut Anda
kemas menjadi hiasan yang sangat menarik. Bukankah ini kegiatan
kreatif?
Coba perhatikan sekali lagi produk-produk lain yang
mempunyai karakter dan merek yang mengalami perubahan
secara dinamis – dari waktu ke waktu. Apa yang berbeda dan apa
yang baru? Pembaruan tidak lain adalah pengembangan karakter
seperti desain, bentuk, keistimewaan (feature), dan merek yang
menghasilkan kekayaan intelektual seperti hak cipta, paten, dan
royalty. Semua kekayaan intelektual tersebut dapat menghasilkan
pendapatan setiap waktu. Demikian juga produk-produk pakaian,
makanan, dan minuman yang bersifat komersial dari negara-negara
penghasl ekonomi kreatif yang berusaha secara franchising
(waralaba) seperti The Coca-Cola Company, Danone Aqua, KFC,
dan McDonalds.
Kegiatan ekonomi kreatif terletak pada proses penggalian
dan pengembangan, serta perubahan karakter untuk menghasilkan
sesuatu yang baru dan berbeda yang mempunyai nilai tambah.
Ada beberapa proses kreatif yang dapat dilakukan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda, diantaranya proses
perubahan, adaptasi, pengembangan, pembaruan, perbaikan,
dan penemuan. Semua proses ini dilakukan untuk mentransformasi
persediaan seperti ide atau gagasan, inspiratif dan khayalan
menjadi nilai tambah serta kekayaan intelektual. Seperti
dikemukakan oleh UNDP dan UNCTAD (2008:10) yang mendefinisikan
kreativitas sebagai proses mentransformasikan ide-ide ke dalam
bentuk nilai tambah.
Ide-ide atau gagasan-gagasan, inspirasi, dan khayalan-
khayalan, ditransformasikan, diadaptasi, dikembangkan, dan
direkayasa sehingga menghasilkan perubahan dan pembaruan
untuk menjadikan sesuatu yang baru dan berbeda. Melalui proses
transformasi di bawah ini, ide, inspirasi, khayalan, dan gagasan
menjadi nilai tambah.
Gambar 1. Mentransformasi Hasil Berpikir Menjadi Nilai Tambah

Transformasi
Persediaan • Pemilihan
• Adaptasi Nilai Tambah
• Ide
• Perubahan • Kebaruan
• Inspirasi
• Pengembangan • Kegunaan
• Khayalan
• Difusi • Kemudahan
• gagasan
• Pembaruan
• Penciptaan
Berpikir kreatif yang menghasilkan ide-ide, khayalan-khayalan,
inspirasi-inspirasi, dan gagasan merupakan titik awal
pemberangkatan (point of departure) menuju titik kedatangan
(point of arrival), yaitu nilai tambah. Untuk sampai pada terciptanya
nilai tambah perlu diimplementasikan dalam bentuk inovasi atau
transformasi, seperti pemilihan, adaptasi perubahan,
pengembangan, dan difusi untuk menciptakan nilai tambah dalam
bentuk kebaruan (novelty), kegunaan (usefull), dan kemudahan.
Nilai tambah inilah yang disebut sebagai titik kedatangan (point of
arrival). Perlu diingat bahwa nilai tambah selalu ditandai dengan
kebaruan. Kebaruan selalu muncul bila ada kreativitas dan
keinovasian.

B. KONSEP DAN KONTEK KEINOVASIAN


Secara etimologi, kata inovasi yang dalam Bahasa Inggris
dieja dengan “innovation” asal mulanya diambil dari Bahasa Latin,
yaitu “innovatus”, yang dalam bentuk kata bendanya dieja dengan
“innovare” untuk menyatakan “pembaruan atau perubahan”
(renew or change), dari akar kata “ke dalam suatu yang baru”.
Banyak konsep dan definisi tentang inovasi. Pada umumnya
memiliki maksud yang sama, yaitu kebaruan. Untuk menghasilkan
kebaruan perlu adanya perubahan dan untuk perubahan
diperlukan gagasan dan Tindakan. Menurut Peter F Drucker
(1991:21), inovasi adalah alat spesifik wirausahawan, yaitu suatu alat
untuk memanfaatkan perubahan sebagai peluang bagi binsis yang
berbeda. Menurutnya, inovasi dapat ditampilkan sebagai ilmu,
dapat dipelajari dan dapat dipraktikan. Definisi yang hampir sama
dikemukakan juga oleh Avanti Fontana (2009:22), bahwa inovasi
adalah pengenalan cara-cara baru atau kombinasi baru dari cara-
cara lama dalam mentransformasi input menjadi output sehingga
menghasilkan perubahan besar dalam perbandingan antara nilai
guna dan harga yang ditawarkan kepada konsumen atau
pengguna.
Inovasi merupakan kreasi yang lebih baik atau lebih efektif
tentang produk, proses, pelayanan, teknologi, atau ide-ide yang
telah tersedia untuk keperluan pasar, pemerintah, dan masyarakat.
Terdapat perbedaan antara inovasi, invensi, dan perbaikan
(improvement). Perbedaan inovasi dengan invensi adalah inovasi
mengacu pada penggunaan suatu ide atau metode baru,
sedangkan invensi (penemuan) lebih mengacu langsung pada
penciptaan gagasan atau metode itu sendiri. Inovasi juga berbeda
dengan perbaikan (improvement); inovasi menunjukkan pada
gagasan untuk melaksanakan sesuatu yang berbeda (Bahasa Latin
“innovare” artinya “mengubah”), sedangkan perbaikan
(improvement) lebih mengacu pada aktivitas melakukan sesuatu
yang lebih baik,
Dalam Wikipedia, dikemukakan bahwa secara
multidimensional, inovasi memiliki beberapa makna penting, yaitu
inovasi sebagai pembaruan ((innovation as novelty), inovasi sebagai
perubahan (innovation as change), dan inovasi sebagai
keunggulan (innovation as advantage).

B.1 Inovasi Sebagai Pembaruan (Innovation as Novelty)


Pada hakikatnya inovasi adalah pembaruan atau kebaruan,
yaitu adanya nilai tambah baru bagi penggunanya. Seperti
dikemukakan dalam Wikipedia, yaitu sebagai berikut:
“If we are interested in the object dimension of innovative,
then we focus on the added values of certain products, processes or
services. Innovation is always expressed by better technological
solution accepted by society. Novelty is just a consequence of
innovations’ practical implementation. Innovation is always novel.
But the key parameter of innovation is an added value for the user.”
Objek inovasi adalah nilai tambah suatu produk, proses, atau
jasa. Inovasi selalu dinyatakan dalam bentuk solusi teknologi yang
lebih baik diterima oleh masyarakat. Kebaruan hanya merupakan
konsekuensi dari implementasi praktis inovasi. Inovasi selalu baru.
Parameter kunci dari inovasi adalah nilai tambah bagi pengguna.

B.2 Inovasi Sebagai Perubahan (Innovation as Change)


Inovasi merupakan perubahan. Perubahan bisa dalam bentuk
transformasi, difusi yang berujung pada perubahan. Seperti
dikemukakan dalam Wikipedia, yaitu sebagai berikut :
“When examining the time dimension of innovation, we are no
longer interested in new objects new but rather in new processes
(that might also lead to new objects). In this context, innovation
means refers to transformations, to diffusions, and ultimately to
change”.
Dilihat dari dimensi waktu inovasi, inovasi lebih menekankan
pada objek baru yang baru, akan tetapi sebenarnya lebih
menekankan pada proses baru yang dapat mengakibatkan objek
baru. Maksudnya, inovasi diawali dengan proses baru untuk
menghasilkan objek baru. Dengan demikian, inovasi mengacu pada
transformasi untuk difusi dan akhirnya untuk mengubah.

B.3 Inovasi Sebagai Keunggulan (Innovation as advantage)


Inovasi adalah keunggulan. Dengan inovasi berarti kita
menciptakan keunggulan-keunggulan dengan bentuk yang baru.
Inovasi bisa dalam berbagai bentuk seperti inovasi produk, proses,
metode, teknologi, dan manajemen. Seperti dikemukakan dalam
Wikipedia, yaitu sebagai berikut:
“In its social dimension, innovation refers to the creation of new
forms of advantage in terms of innovative address management
(e.g. the use of preferable new or attractive signs in order to stand
out from the crowd) or of the realization of advances”.
Dalam konteks manajemen, inovasi mengacu pada
penciptaan bentuk-bentuk keunggulan baru. Misalnya,
penggunaan tanda-tanda baru atau tanda-tanda yang lebih
menarik, supaya keluar dari kejenuhan atau merupakan realisasi
menciptakan keunggulan.
Inovasi juga bisa berarti kemampuan menerapkan kreativitas
dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi
dan menciptakan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya
kehidupan. Seperti yang dikemukakan Zimmerer (1996:51)
“Innovation is the ability to apply creative solutions to those problems
and opportunities to enhance or to enrich people’s live”. Jadi, inovasi
merupakan salah satu bentuk usaha atau Tindakan dari kreativitas
atau proses penggunaan atau implementasi gagasan, pemecahan
masalah, atau peluang baru yang muncul dari kreativitas. Seperti
telah dikemukakan Zimmerer (1996), bahwa inovasi adalah
melakukan sesuatu yang baru (innovation is doing new things),
sedangkan kreativitas adalah berpikir sesuatu yang baru (creativity
is thinking new things).
Dengan demikian, kreativitas merupakan kemampuan
berpikir dan orang kreatif disebut kreator, maka keinovasian
merupakan kemampuan bertindak atau melakukan sesuatu dari
hasil berpikir dan orang yang selalu melakukan inovasi disebut
inovator. Jadi, keinovasian lebih menekankan pada kemampuan
untuk menerapkan hasil pemikiran. Jika, memiliki kedua-duanya,
yaitu kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan bertindak
inovatif, maka orang tersebut disebut entrepreneur.
Dengan mengacu pada konsep dan definisi tersebut, inovasi
dalam konsep yang lebih luas dapat diartikan sebagai penerapan
penemuan baru, aktivitas eksploitasi ide-ide baru, proses
penggunaan atau implementasi terhadap gagasan baru,
pemecahan masalah baru, atau peluang baru, untuk menciptakan
nilai-nilai baru sebagai bentuk-bentuk keunggulan baru.
Inovasi pada umumnya dilakukan dengan cara
mengadaptasi dan menggabung-gabungkan (convergent)
teknologi yang sudah ada sehingga melahirkan suatu ide yang baru.
Kemampuan imajinasi dan kemampuan visualisasi sangat diperlukan
untuk melakukan adaptasi dan konvergensi sehingga tercipta suatu
produk yang baru dan berbeda. Oleh sebab itu, inovasi
menekankan pada proses transformasi, difusi, dan perubahan untuk
meningkatkan nilai tambah, produkvitas, keunggulan baru, peluang
baru serta kinerja usaha.
Inovasi bisa dalam berbagai bentuk, seperti dalam bentuk
gagasan untuk melakukan reorganisasi, memperbaiki komunikasi,
merakit produk, mengurangi biaya, menggunakan sistem anggaran
baru. Inovasi juga berhubungan dengan berbagai hal seperti produk
barang dan jasa baru, peralatan, tata letak, organisasi perusahaan
baru, pabrik baru, dan fungsi-fungsi lain dalam berbagai aspek
kehidupan.
B.4 Tahapan Inovasi
Dilihat dari segi prosesnya, ada empat langkah dalam proses
inovasi, yang meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Tahap konsepsi gagasan
2. Tahap pengkajian gagasan
3. Tahap pengumuman dan pemahaman gagasan
4. Tahap pengambilan keputusan dan penerapan gagasan
Menurut Mc Adam, McClelland (2002) dalam
Handbook/diegem.uniud, proses inovasi dapat digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 2. Proses Inovasi

Ideas
1. Developed Ideas
Generation

Screening 2. Check compability with company objectives

Feasibility 3. Check commercial and technical feasibility

Implementation 4. Commercialise

Dalam gambar tersebut, proses inovasi diawali dengan


mengembangkan ide, menjaring ide-ide untuk disesuaikan dengan
tujuan perusahaan. Memeriksa kemungkinan Teknik yang akan
digunakan dan komersialisasinya, serta yang terakhir ialah
dikomersialkan.
Inovasi berarti membuat perubahan yang bermakna untuk
meningkatkan produk organisasi, layanan, program proses, operasi,
dan model bisnis untuk menciptakan nilai baru bagi para pemangku
kepentingan organisasi (organization’s stakeholders). Inovasi
membawa organisasi ke dalam dimensi kinerja baru dan penting
untuk semua aspek operasi serta sistem dan proses kerja sehingga
inovasi menjadi bagian dari budaya belajar. Inovasi harus
diintegrasikan ke dalam pekerjaan sehari-hari dan harus didukung
oleh sistem perbaikan kinerja. Inovasi dibangun di atas akumulasi
pengetahuan. Oleh karena itu, kemampuan untuk menyebarkan
dan memanfaatkan pengetahuan secara cepat sangat penting
untuk mendorong inovasi.
Menurut Avanti Fontana (2009:22), dalam perusahaan ada
tiga jenis inovasi yang dikenal, yaitu sebagai berikut:
1. Inovasi produk
2. Inovasi proses
3. Inovasi distribusi
Ketiga jenis inovasi bisnis tersebut masing-masing
menghasilkan nilai tambah dan daya saing inovasi.

C. HAKIKAT DAN INTI EKONOMI KREATIF


Ekonomi kreatif pada hakekatnya adalah kegiatan ekonomi
yang mengutamakan pada kreativitas berpikir untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda yang memiliki nilai dan bersifat
komersial. Berikut telah dikemukakan oleh UNCTAD dalam Creative
Economy Report (2008:3).
“Creativity’ in this context refers to the formulation of new ideas
and to the application of these ideas to produce original works of art
and cultural products, functional creations, scientific inventions and
technological innovations. There is thus an economic aspect to
creativity, observable in the way it contributes to entrepreneurship,
fosters innovations, enhances productivity and promotes economic
growth.”
Dalam konteks ekonomi, kreativitas menunjukkan suatu
formulasi ide-ide baru dan menerapkan ide-ide tersebut untuk
menghasilkan pekerjaan-pekerjaan yang berasal dari produk-
produk seni dan budaya, kreasi-kreasi yang berfungsi, penemuan
ilmu pengetahuan, dan penerapan teknologi.
Ada beberapa aspek ekonomi yang dapat diamati dari
kreativitas, yaitu kontribusi terhadap kewirausahaan, pendorong
inovasi, peningkatan produktivitas, dan pendorong pertumbuhan
ekonomi. Menurut Kelompok Kerja Desain Power Kementerian
Perdagangan RI, dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia
2010-2014 (2009:4) mengemukakan “Ekonomi Kreatif merupakan era
ekonomi baru yang mengutamakan informasi dan kreativitas
dengan mengandalkan ide dan pengetahuan (stock of knowledge)
dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi utama dalam
kegiatan ekonomi”.
Dalam konteks yang lebih luas, ekonomi kreatif merupakan
suatu konsep yang menyeluruh (holistik) yang berkenaan dengan
intraksi yang kompleks antara budaya, ekonomi, dan teknologi
dalam menghadapi dunia global, yang didominasi oleh simbol-
simbol, teks, inspirasi, dan imajinasi (UNCTAD dan UNDP, 2008:23).
Sementara itu, menurut Zimmerer (1996:51) yang mengemukakan
sebagai berikut:
“Sometimes creativity involves generating something from
nothing. However, creativity is more likely to result in collaborating on
the present, in putting old things together in new ways, or in taking
something away create something simpler or better”.
Berdasarkan pada definisi tersebut, ada tiga konsep utama
kreativitas ekonomi, yaitu sebagai berikut:
1. Kreativitas ekonomi menyangkut proses menghasilkan sesuatu
dari suatu yang tidak ada.
2. Kreativitas ekonomi merupakan hasil dari kolaborasi dalam
menghasilkan sesuatu yang lama dengan cara-cara baru.
3. Kreativitas ekonomi merupakan penggunaan sesuatu untuk
menciptakan sesuatu yang lebih sederhana atau lebih baik.
Inti atau jantungnya ekonomi kreatif adalah indsustri kreatif (at
the heart of the creative economy are the creative industries)
(UNCTAD dan UNDP, Summary Creative Economics 2008:11; Creative
Economy Report, 2008:4). Inti utama ekonomi kreatif adalah industri
kreatif yang melakukan proses penciptaan melalui penelitian dan
pengembangan (research and development). Kekuatan industri
kreatif terletak pada riset dan pengembangan untuk menghasilkan
barang-barang dan jasa-jasa baru yang bersifat komersial. Dengan
stock knowledge yang dimiliki para intelektual melahirkan ide-ide
atau gagasan-gagasan, inspirasi-inspirasi dan khayalan-khayalan
(dreams) yang diwujudkan dalam bentuk kekayaan intelektual
seperti desain, merek dagang, paten, hak cipta, dan royalty.

D. PERAN EKONOMI KREATIF


Ekonomi kreatif berperan dalam perekonomian suatu bangsa
terutama dalam menghasilkan pendapatan (income generation),
menciptakan lapangan kerja (job creation), dan meningkatkan
penerimaan hasil ekspor (export earning), meningkatkan teknologi
(technology development), menambah kekayaan intelektual
(intellectual property), dan peran sosial lainnya. Oleh sebab itu,
ekonomi kreatif dapat dipandang sebagai penggerak
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi suatu bangsa (engine of
economic growth and development). Seperti dikemukakan oleh
UNCTAD (2008:15), dalam Creative Economy Report, bahwa
ekonomi kreatif adalah suatu konsep berbasis asset kreativitas yang
secara potensial menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan
ekonomi (the creative economy is an evolving concept based on
creative assets potentially generating economic growth and
development).
Menurut UNCTAD dan UNDP (dalam Summary Creative
Economic Report, 2008:11-12; dan Creative Economy Report,
2008:4), secara potensial ekonomi kreatif berperan dalam
menggerakkan pertumbuhan ekonomi yang disebutkan oleh hal-hal
sebagai berikut:
1. Ekonomi kreatif dapat mendorong penciptaan pendapatan,
penciptaan lapangan kerja, dan penerimaan ekspor. Selain
itu, ekonomi kreatif juga dapat mempromosikan aspek-aspek
sosial (social inclusion), ragam budaya, dan pengembangan
sumber daya manusia.
2. Ekonomi kreatif memupuk ekonomi, budaya, dan aspek-aspek
sosial yang saling berhubungan dengan teknologi, kekayaan
intelektual, dan tujuan-tujuan wisata.
3. Merupakan seperangkat ilmu pengetahuan yang berbasis
aktivitas ekonomi dengan suatu dimensi perkembangan dan
keterkaitan antara tingkat makro dan mikro untuk ekonomi
secara keseluruhan.
4. Ini adalah salah satu pilihan pengembangan yang layak untuk
menggugah inovasi yang multi disiplin, respon kebijakan,
tindakan antara kementerian.
5. Di dalam jantung ekonomi kreatif terdapat industri-industri
kreatif (at the heart of the creative economy are the creative
industries).
Pendekatan lain dari peran kreativitas adalah bahwa
kreativitas dipandang sebagai alat ukur untuk proses sosial.
Kreativitas dapat meningkatkan nilai ekonomi seperti pendapatan,
kesempatan kerja, dan kesejahteraan, yang pada gilirannya dapat
mengurangi permasalahan sosial seperti kemiskinan,
pengangguran, rendahnya pendidikan, kesehatan, ketimpangan,
dan persoalan ketidakstabilan sosial lainnya. Oleh sebab itu, dari
sudut pandang ekonomi, terdapat kaitan yang erat antara
kreativitas dengan pengembangan sosial ekonomi yang tidak
terpisahkan secara khusus (UNDP dan UNCTAD, 2008). Ekonomi
kreatif dapat menciptakan kesejahteraan karena dapat
menciptakan kesempatan kerja/mengurangi pengangguran,
meningkatkan pendapatan, menciptakan pemeraaan,
mengurangi kemiskinan, mengurangi kesenjangan, dan mendorong
pembaruan serta memanfaatkan bahan baku lokal.

E. JENIS-JENIS KREATIVITAS YANG MEMBENTUK EKONOMI KREATIF


Menurut KEA European Affairs (206:42) yang dikutip oleh UNDP
dan UNCTAD dalam Creative Economy Report, (2008:9), ada empat
jenis kreativitas yang membentuk ekonomi kreatif, yaitu sebagai
berikut:
1. Kreativitas ilmu pengetahuan (Scientific creativity)
2. Kreativitas ekonomi (Economic creativity)
3. Kreavitas budaya (Cultural creativity)
4. Kreativitas teknologi (Technological creativity)
Keempat kreativitas tersebut saling terkait yang digambarkan
seperti pada model sebagai berikut:
Gambar 3. Creativity in Today’s Economic

Scientific
creativity

Techonological
creativity

Economic Cultural
creativity creativity

Kreativitas ilmu pengetahuan (scientific creativity), yaitu


menyangkut keingintahuan (curiosity) dan keinginan untuk terus
melakukan penelitian (research) dalam memecahkan berbagai
masalah yang dihadapi. Misal, riset-riset yang dilakukan oleh para
ilmuwan dan akademisi.
Kreativitas ekonomi (economy creativity) merupakan proses
dinamis yang mengarah pada inovasi teknologi, praktik bisnis,
pemasaran, dan usaha lainnya untuk meraih keunggulan bersaing
dalam ekonomi. Menurut UNCTAD, ekonomi kreatif merupakan suatu
konsep yang mendasarkan pada modal kreatif yang secara
potensial menggerakkan pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi (the creative economy is an evolving concept based on
creative assets potentially generating economic growth and
development). Ekonomi dipandang sebagai penggerak
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, disebabkan kegiatan
tersebut mempunyai peranan dalam menciptakan kesempatan
kerja dan pendapatan.
Kreativitas budaya (cultural creativity), adalah kreativitas
dalam bentuk seni budaya seperti kesenian, film artistik, dan seni
lainnya. Industri kreatif (creative industries), oleh UNESCO
didefinisikan sebagai industri yang mengombinasikan kreasi,
produksi, dan komersialisasi, baik intangible maupun cultural yang
tercipta secara alamiah. Industri kreatif adalah industri yang
menggunakan kreativitas, keterampilan (skill), dan kecakapan
(talent) yang secara potensial dapat menciptakan kekayaan dan
lapangan kerja.
Lembaga UNCTAD dan UNDP mendefinisikan industri kreatif
(creative industries) dalam beberapa pengertian sebagai berikut:
1. Industri kreatif adalah suatu siklus kreasi, produksi, dan distribusi
barang serta jasa yang menggunakan kreativitas dan modal
intelektual sebagai input utama (are the cycles of creation,
production, and distribution of goods and services that use
creativity and intellectual capital as primary input).
2. Industri kreatif tersusun atas seperangkat aktivitas berbasis ilmu
pengetahuan, yang difokuskan tidak terbatas pada seni,
tetapi juga secara potensial menghasilkan penerimaan yang
berasal dari perdagangan dan hak kekayaan intelektual.
Dalam konteks ini industri berfokus dan tidak terbatas pada
kesenian saja (constitute a set of knowledge-based activities,
focused on but not limited to arts, potentially generating
revenues from trade and intellectual property rights).
3. Industri kreatif terdiri atas produk-produk nyata (tangible
products) dan model intelektual tidak nyata (intangible
intellectual) atau jasa artistik yang mengandung unsur
kreativitas (creative content), nilai-nilai ekonomi, dan tujuan
pasar (comprise tangible products and intangible intellectual
or artistic services with creative content, economic value and
market objectives).
4. Industri kreatif berada pada lintasan antara jasa tukang dan
sektor industri, dan merupakan sektor dinamis baru dalam
perdagangan dunia (are at the cross-road among the artisan,
services and industrial sectors; and constitute a new dynamic
sector in the world trade).
Selain konsep industri kreatif dan kreativitas budaya, UNESCO
juga mengemukakan konsep industri budaya (cultural industry) dan
ekonomi budaya (cultural economics). Industri budaya (cultural
industries) adalah suatu industri yang mengombinasikan kreasi,
produksi, dan komersialisasi tentang materi (contents) yang tidak
nyata (intangible) dan budaya sebagai suatu perangkat aktivitas
ekonomi yang menggabungkan fungsi-fungsi konsepsional, kreasi,
dan produk budaya dengan banyak fungsi industri manufaktur yang
berskala besar dan produk-produk budaya komersial. Sementara itu,
ekonomi budaya (cultural economics) merupakan penerapan
analisis ekonomi terhadap semua kreativitas dan bentuk-bentuk seni,
cagar budaya (heritage), dan industri budaya. Heritage diidentifikasi
sebagai keaslian / orisinal (original) dari semua bentuk seni dan jiwa
budaya dan industri kreatif.

Anda mungkin juga menyukai