Anda di halaman 1dari 12

EKONOMI KELEMBAGAAN INDONESIA

\\\

Dosen Pengampu :

Venantya Asmandani

Disusun oleh :

1. Laili Nisviatur Rohma (190903101081)

2. Hidayatul Rohma (190903101068)

3. Firly Dwi Anggraini L.S (190903101022)

4. Vico Setyo Wahyu P (190903101033)

5. Inge Dwi Agustin (190903101040)

6. Willy Sugeng Wijayana (190903101044)

7. Andrian Akbar Pratama (190903101047)

8. Sekar Kinanti (190903101049)

9. Abdi Wijaya (190903101061)

10. Dzulkifli Rizky Mahendra (190903101065)

11. Dina Maristyana (190903101005)

DIII PERPAJAKAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLTIK

UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

2020
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................. ..... ..... ..... ........................ 1


DAFTAR ISI........................................................................................ ............................................ 2
KATA PENGANTAR........................... .......................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. ..... ................ ..................... 4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................ ............................................. 5
1.3 Tujuan…………….…………................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian ekonomi kelembagaan............................................................................................. 6
2.2 Manfaat dan Fungsi Ekonomi Kelembangan............................................................................ 7
2.3 Kasus Ekonomi Kelembagaan................................................................................................... 8
2.4 Perlunya Mempelajari Ekonomi Kelembagaan........................................................................ 9
2.5 Unsur-unsur Lembaga Ekonomi.......................... .......................... .......................................... 10

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan………….…………................................................................................................ 11
3.2 Saran………….………….......................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA…………………………………….…...……...............................……...... 12
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Ekonomi kelembagaan indonesia ini tepat Pada
waktunya . Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas bu
Venantya A,.SE.,M.A  Pada mata kuliah Sistem Ekonomi Indonesia. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang  Ekonomi kelembagaan Indonesia  bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bu Venantya A,.SE.,M.A   selaku dosen mata kuliah
system ekonomi indonesia studi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jember, 11 Maret 2020

Kelompok 1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekonomi kelembagaan merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang mungkin baru di dengar
dan tidak banyak yang mengetahuai tentang ilmu baru ini . Ilmu yang menjadi pembicaraan
dikalangan bangsa barat dan merambah kewilayah negara bagian belah timur . Selama ini kita
hanya mengenal dan memahami istilah lembaga ekonomi yang diartikan dengan institusi – institusi
yang mengatur dan melakukan kegiatan ekonomi .Dalam perkembangan ekonomi kelembagaan
masih banyak diminati oleh kalangan para ekonomi . apa substansi yang terdapat dalam ekonomi
kelembagaan sehingga berkembang dinamis . Tanpa disadari perkembangan sejarah dan
perkembangan pembangunan yang telah melewati fase – fase peradaban yang berusaha
menciptakan kemajuan ekonomi dengan pandangan – pandangan teori ekonomi . Pada
perkembangan zaman , konsep ekonomi yang dikonsepkan oleh ilmuwan menjadikan dunia ini
dalam menjadi negara maju dan negara terbelakang . pada ekonomi berpendapat bahwa penyebab
keterbelakangan ekonomi suatu negara adalah system tata ekonomi daerah . Suatu negara namun
adapaula yang mempunyai pengaruh paling besar dan utama. Modal negara untuk mencapai
kemajuan tidak hanya memerlukan modal uang , sumber daya manusia , teknologi
1.2 Perumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud ekonomi kelembagaan ?


2. Apa saja manfaat dan fungsi kelembagaan ekonomi?
3. Kasus ekonomi kelembagaan
4. Mengapa perlu mempelajari ekonomi kelembagaan ?
5. Apa saja unsur-unsur Lembaga Ekonomi?

1.3 Tujuan

1. Memiliki gambaran yang utuh mengenai lahirnya cabang ilmu ekonomi


2. Dapat memahami ekonomi Kelembagaan Indonesia
3. Mengerti mengenai pemikiran aliran ekonomi kelembagaan dan perannya
4. Dapat memahami peran ekonomi kelembagaan Indonesia
5. Dapat memahami secara jelas mengenai perbedaan berbagai pemikiran aliran
Ekonomi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian ekonomi kelembagaan

Ilmu ekonomi memiliki banyak cabang, salah satunya yaitu Ekonomi Kelembagaan (Institutional
Economics). Kelembagaan itu sendiri menurut Ostrom, (1985-1986) memiliki definisi seperti aturan
dan rambu-rambu sebagai panduan yang dipakai oleh para anggota suatu kelompok masyarakat
untuk mengatur hubungan yang saling mengikat atau saling tergantung satu sama lain. Yang
dimaksud dengan aturan-aturan tersebut adalah berupa aturan formal dan in-formal. Aturan formal
itu sendiri seperti peraturan-peraturan, undang-undang, dan konstitusi. Jika in-formal berupa adat
istiadat, norma sosial, konvensi, dan sistem nilai.
Singkatnya pada Ekonomi Kelembagaan merupakan sebuah aturan bagi suatu masyarakat untuk
mengatur kegiatan-kegiatan ekonomi baik itu mikro maupun makro. Ekonomi Kelembagaan itu
sendiri muncul untuk mengisi atau mengkritisi beberapa asumsi klasik dan neo-klasik yang
bertujuan untuk mengefisiensikan kedua asumsi tersebut, yaitu klasik dan neo-klasik. Maka dari itu
sangatlah penting peran dari ilmu Ekonomi Kelembagaan.
Ekonomi klasik mendefinisikan jika semua manusia bersifat rasional dan bekerja berdasar pada
insentif ekonominya. Tetapi pada kenyataannya atau dalam prakteknya dalam faktor ekonomi,
sosial maupun politik yang telah mempengaruhi manusia tersebut pada keputusan-keputusan
ekonomi yang diambil. Ekonomi neo-klasik melihat suatu realita hanya pada sudut pandang
permodelan yang telah disederhanakan dan bertumpu pada analisis kuantitatif. Maka dari itu
terjadilah kegagalan pada aliran klasik dan neo-klasik.
Ekonomi Kelembagaan dibagi menjadi 2 macam, yaitu Ekonomi Kelembagaan Lama dan
Ekonomi Kelembagaan Baru. Ekonomi Kelembagaan Lama mengatakan bahwa asumsi dari klasik
dan neo-klasik tidak ada benarnya atau menentang asumsi klasik dan neo-klasik tersebut. Jika
Ekonomi Kelembagaan Baru mengakatan bahwa masih mempertimbangkan atau melihat
pandangan dari asumsi klasik dan neo-klasik tersebut yang sekiranya masih dapat dipakai.
Ekonomi kelembagaan adalah cabang ilmu ekonomi yang menekankan pada pentingnya aspek
kelembagaan dalam menentukan bagaimana sistem ekonomi yang social bekerja salah satu aspek
ekonomi kelembangaan adalah menyangkut property right atau hak kepemilikan . Ekonomi
Kelembagaan menekan pada hak kepemilikan .

2.2 Manfaat dan Fungsi Ekonomi Kelembangan

Institusi dibangun manusia untuk menciptakan tatanan yang baik (order) dan mengurangi
ketidakpastian (uncertainty) di dalam kehidupan masyarakat. Institusi merupakan landasan bagi
keberadaan suatu masyarakat yang beradab. Tanpa adanya institusi, tidak akan pernah ada
masyarakat, yang ada hanyalah sekelompok “binatang – binatang yang berakal” yang senantiasa
akan berusaha  untuk memenuhi tuntutan hasratnya yang kadang tidak terbatas, sehingga kerusuhan,
penjarahan dan kriminalitas menjadi sebuah hal yang biasa.
Selama ini para ekonomi neoklasik (konvensional) menafikkan peran institusi, mereka memandang
bahwa sistem mekanisme pasar merupakan penggerak roda perekonomian yang terbaik. Menurut
Veblen, sebuah institusi dan lingkungan sangat besar pengaruhnya dalam pembentukan pola
perilaku ekonomi masyarakat. Struktur politik dan sosial yang tidak mendukung akan menyebabkan
timbulnya distorsi dalam setiap proses ekonomi. Menurut North, peran institusi formal maupun
institusi informal sangat penting dalam pembangunan ekonomi. Tanpa adanya institusi yang baik,
biaya transaksi (transaction costs) dalam setiap kegiatan ekonomi akan menjadi lebih tinggi.
Kehadiran institusi sangat penting sebagai alat untuk mengatur dan mengendalikan para pelaku
ekonomi di dalam pasar. Institusi yang baik akan mampu menciptakan persaingan yang adil dan
dinamis Menurut North, institusi sangat menentukan kemajuan ekonomi suatu bangsa. Institusi
tersebut mencakup tradisi sosial, budaya, politik, hukum dan ideologi. Peran institusi sangat sentral
dalam pembangunan ekonomi. Menurut Rodrik (2003) dalam Arsyad (2010), ada empat fungsi
institusi dalam kaitannya dengan mendukung kinerja perekonomian, yaitu:

1. Menciptakan pasar (market creating) yaitu institusi yang melindungi hak kepemilikan dan
menjamin pelaksanaan kontrak

2. Mengatur pasar (market regulating) yaitu institusi yang bertugas mengatasi kegagalan pasar
yakni institusi yang mengatur masalah eksternalitas, skala ekonomi (economies of scale) dan
ketidaksempurnaan informasi untuk menurunkan biaya transaksi (misalnya: lembaga – lembaga
yang mengatur telekomunikasi, transportasi dan jasa – jasa keuangan).

3. Menjaga stabilitas (market stabilizing) yaitu institusi yang menjaga agar tingkat inflasi rendah,
meminimumkan ketidakstabilan makroekonomi dan mengendalikan krisis keuangan (misalnya:
bank sentral, sistem devisa, otoritas moneter dan fiskal).

4. Melegitimasi pasar (market legitimizing) yaitu institusi yang memberikan perlindungan sosial
dan asuransi, termasuk mengatur redistribusi dan mengelola konflik (misalnya: sistem pensiun,
asuransi untuk pengangguran dan dana – dana sosial lainnya).

Negara – negara dengan institusi yang baik lebih mampu mengalokasikan sumber daya secara lebih
efisien, sehingga perekonomiannya bisa bekerja lebih baik. Institusi yang kuat juga akan melahirkan
kebijakan ekonomi yang tepat dan kredibel, sehingga berbagai bentuk kegagalan pasar bisa teratasi.
Sebaliknya, institusi yang buruk hanya akan menjadi sebuah beban yang akan senantiasa
menghalangi perekonomian untuk bisa bekerja dengan baik. Kebijakan yang dilahirkan oleh sebuah
institusi yang buruk juga berpotensi besar mengalami kegagalan di tataran kebijakan (policy
failure). Hal tersebut tentu saja akan semakin memperburuk kerugian yang ditimbulkan oleh adanya
kegagalan pasar.

2.3 Kasus Ekonomi Kelembagaan

Disini dijelaskan tentang salah satu kasus yang terjadi atau ada kaitannya dengan ekonomi
kelembagaan yaitu kasus “Pencemaran Lingkungan Akibat Industri Fast Fashion”. Di sejumlah
kawasan di china dan india, dari industri fashion bisa dilihat dari yang lainnya. Di Australia,
misalnya lebih dari 500 ribu ton tekstil dari bahan kulit yag rendah, berarti kita sering membeli dan
membuang pakaian sebelumnya.bukan Cuma itu saja, tetapi saluran air disana juga banyak yang
sudah dicemari oleh limbah ndustri tekstil.
2.4 Perlunya Mempelajari Ekonomi Kelembagaan

Karena dalam ekonomi kelembagaan, pelaku ekonomi benar-benar dipandang sebagai manusia,
baik dalam jumlah satu orang (individu) maupun banyak (masyarakat, perusahaan, swasta, dan lain-
lain). Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang memiliki perasaan. Dalam ilmu ekonomi
klasik maupun neoklasik, ada beberapa asumsi yang menurut saya terlalu rasional. Seperti dalam
membeli suatu barang, seseorang akan melihat harga. Misalnya Budi pergi ke dua toko buah, karena
ingin membeli jeruk. Ia mendatangi dua toko yang berbeda dan melihat bahwa ada perbedaan harga
di sana. Di Toko A, jeruk yang dijual lebih mahal daripada Toko B, maka otomatis Budi akan
membeli jeruk di Toko B.
Pada nyatanya, dalam dunia nyata ekonomi suatu transaksi tidak terjadi dengan sesederhana itu.
Ada faktor-faktor lain yang membuat sebuah transaksi yang paling kecil menjadi sangat kompleks,
salah satunya adalah faktor emosi individu itu sendiri. Adapun faktor lain, namun kebanyakan pasti
ada sangkut pautnya dengan ilmu sosial, seperti budaya, dan lain-lain. Sebagai contoh, misalnya
saya ingin membeli kue kesukaan saya, yakni spiku. Untuk memperoleh kue tersebut saya pergi ke
sebuah toko. Di dalam toko tersebut, ada dua macam kue spiku. Salah satunya buatan Malang, dan
yang lainnya buatan Surabaya. Harga kue buatan Malang lebih murah daripada buatan Surabaya.
Namun, pada akhirnya, saya tetap membeli kue spiku yang berasal dari Surabaya karena spiku
merupakan salah satu makanan khas dari sana. Tentu sebenarnya keputusan yang saya ambil cukup
tidak rasional, karena saya membeli sebuah kue dengan harga yang cukup tinggi padahal ada
alternatif kue yang lebih murah, yakni kue buatan Malang.
Faktor-faktor seperti di atas tidak diperhitungkan sama sekali dalam ilmu ekonomi klasik/neoklasik,
padahal saat kita sudah lulus nanti, kita akan menghadapi dunia nyata yang sesungguhnya dan
asumsi-asumsi sederhana seperti itu tidak sepenuhnya dapat dipergunakan kembali. Maka dari itu,
mempelajari ekonomi kelembagaan menjadi sangat penting, karena dengan ilmu ekonomi tersebut
kita dapat memandang sebuah aktivitas ekonomi dari sisi yang berbeda.
2.5 Unsur-unsur Lembaga Ekonomi

1. Pola Perilaku: Dalam sebuah unsur lembaga ekonomi akan memunculkan sebuah pola perilaku
yaitu efisiensi, penghematan, profesionalisme, dan mencari sebuah keuntungan.
2. Budaya Simbolis: Dalam unsur lembaga ekonomi yang kedua yaitu budaya simbolis yaitu merk
dagang, hak paten, slogan, lagu komersial.
3. Budaya Manfaat: Toko, pbrik, pasar, kantor, blangko, formulir.
4. Kode Spesialisasi: Dalam unsur yang ke 4 ini yaitu kontrak, lesensi, kontrak monopoli, akte
perusahaan.
5. Ideologi: Dalam unsur yang kelima ini yaitu antara lain liberalisme, tanggungjawab,
manajerial, kebebasan berusaha, hak buruh.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdarkan penjelasan di atas , dapat ditarik kesimpulan bahwa ekonomi kelembagaan


Ekonomi kelembagaan adalah cabang ilmu ekonomi yang menekankan pada pentingnya aspek
kelembagaan dalam menentukan bagaimana sistem ekonomi yang social bekerja salah satu
aspek ekonomi kelembangaan adalah menyangkut property right atau hak kepemilikan .
Ekonomi Kelembagaan menekan pada hak kepemilikan .

3.2 Saran

Dari pemaparan makalah diatas, pemakalah mengharapakan kesadaran dari pembaca tentang
pentingnya memhamahi sistem ekonomi dan jenis – jenis sistem ekonomi , dari pemakalah
sendiri meminta maaf jika ada kekurangan dari makalah ini . Maka kami mengharapkan saran
dan kritikannya .
Daftar Pustaka

Ahmad Eryani Yustika.2012, Ekonomi Kelembagaan (Paradigma,Teori dan Kebijakan) .


Jakarta :Erlangga 2012

Irawan , dan M.Suparmoko.1987.Ekonomi Kelembagaan .Yogyakarta:BPFE Fakultas UGM

Arifin.2005.Ekonomi Kelembagaan . Jakarta:LP3ES

Anda mungkin juga menyukai