Anda di halaman 1dari 15

“ ANALISIS MASALAH PARIWISATA DENGAN PRINSIP

SUSTAINABLE TOURISM ”

Dosen Pengampu :
Dr. Sugiharto, M.Si

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5


Ardiansyah (3192431017)
M. Alam Syahputra (3192431008)
Luksiade Saragih (3192431001)
Sarah Rehulina (3193131002)
Tika Fridawati (3191131021)

Kelas : Geografi C 2019


Mata Kuliah : Geografi Pariwisata

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kemudahan pada kelompok
kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu dan dapat bermanfaat bagi
pembacanya. Tanpa pertolongan-Nya kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
kami juga berterima kasih kepada dosen pengampu yang memberikan kami kepercayaan dalam
membuat makalah ini.

Makalah ini telah kami susun degan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuaatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Dan dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya, oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk masyarakat dan dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Medan, September 2021


Penulis,

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................4

A. Latar Belakang Masalah............................................................................................................4

B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................5

C. Tujuan........................................................................................................................................5

D. Manfaat......................................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................6

A. Pengertian Pariwisata Berkelanjutan (Sustainabel Tourism)....................................................6

B. Konsep Pariwisata Berkelanjutan..............................................................................................7

C. Prinsip – Prinsip Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan......................................................8

D. Tujuan Dan Upaya Mewujudkan Pariwisata Berkelanjutan...................................................10

E. Contoh Penerapan Pariwisata Berkelanjutan..........................................................................11

F. Contoh Kasus Penyimpangan Pariwisata Berkelanjutan.........................................................12

BAB III PENUTUP............................................................................................................................14

A. Kesimpulan..............................................................................................................................14

B. Saran........................................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi sumber daya
alam yang berlimpah. Semua potensi tersebut mempunyai peranan yang sangat
penting bagi pengembangan kepariwisataan, khususnya Pariwisata berkelanjutan
Pengembangan pariwisata berkelanjutan dilakukan dalam rangka meningkatkan
pertumbuhan ekonomi masyarakat, dan merupakan usaha secara berencana dan
terstruktur. Arah, kebijakan, strategi dan program pengembangan pariwisata
harus dibuat selaras dan sinergi dengan arah kebijakan pembangunan
kepariwisataan secara nasional, agar tidak menyimpang dari tujuan
pembangunan kepariwisataan.
Pembangunan pariwisata perlu direncanakan secara matang dan terpadu
dengan memperhatikan segala sudut pandang serta persepsi yang saling
mempengaruhi. Mulai dari potensi yang dimiliki daerah setempat, adat istiadat
kebiasaan hidup masyarakat sekitar lokasi pariwisata, kepercayaan yang
dianutnya, sampai kepada kebiasaan dan tingkah laku wisatawan yang
direncanakan akan tertarik untuk berkunjung ke daerah tujuan wisata yang siap
dikembangkan.
Dengan memperhatikan permasalahan tersebut diharapkan akan tercipta
suasana lokasi daerah tujuan wisata yang harmonis, aman, nyaman, bersih, bebas
polusi dan memiliki lingkungan yang terpelihara, sehingga menyenangkan
semua pihak khususnya para wisatawan.
Untuk memperjelas pemahaman kita tentang analisis masalah pariwisata
dengan prinsip Sustainabel Tourism, maka dalam makalah ini kami akan sajikan
informasi terkait menganalisis masalah kepariwisataan dengan prinsip
Sustainabel Tourism.

4
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa sajakah fak Prinsip – Prinsip Pariwisata Berkelanjutan?
2. Apa sajakah tujuan dan upaya untuk mewujudkan pariwisata
berkelanjutan?
3. Bagaimana contoh penerapan Pariwisata Berkelanjutan?
C. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk megetahui Prinsip – Prinsip Pariwisata Berkelanjutan.
2. Untuk megetahui tujuan dan upaya untuk mewujudkan pariwisata
berkelanjutan.
3. Untuk megetahui contoh penerapan Pariwisata Berkelanjutan.
4. Menyelesaikan salah satu tugas KKNI
5. Menambah wawasan dan pengalaman terkait mata kuliah ini

D. Manfaat
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui mengenai segala aspek mengenai mengatasi masalah
kepariwisataan menggunakan prinsip Sustainable Tourism.
2. Menambah wawasan dan pengetahuan
3. Sebagai pedoman yang dapat mengasah bakat penulis dan pembaca
dalam menyusun makalah berikutnya.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pariwisata Berkelanjutan (Sustainabel Tourism)
Pariwisata berkelanjutan sendiri didefinisikan oleh UNWTO sebagai:
"Pariwisata yang memperhitungkan secara penuh dampak ekonomi, sosial dan
lingkungan sekarang dan yang akan datang serta menjawab kebutuhan
pengunjung, industri (pariwisata), lingkungan dan komunitas tuan rumah”.
Artinya, pariwisata berkelanjutan menjadikan masyarakat sebagai aktor utama
usaha pariwisata untuk menggerakkan roda pariwisata daerah serta menikmati
porsi pariwisata yang lebih besar.
Prinsip kepariwisataan berkelanjutan menurut WTO dalam Koesnadi (2002:
82) dapat dijabarkan berikut :
1. Sumber daya alam, historis, budaya, dan lain-lain untuk kepariwisataan
dikonservasi untuk pemanfaatan berkesinambungan di masa depan, dan
dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekarang.
2. Pengembangan kepariwisataan direncanakan dan dikelola sedemikian
rupa sehingga tidak menimbulkan masalah lingkungan dan sosio
kultural yang serius di wilayah wisata.
3. Kualitas lingkungan yang menyeluruh di wilayah wisata dipelihara dan
ditingkatkan dimana diperlukan.
4. Kepuasan wisatawan yang tinggi dipertahankan sehingga daerah tujuan
wisata akan tetap memiliki daya jual dan popularitasnya.
5. Manfaat dari kepariwisataan tersebar luas di seluruh masyarakat.
Pariwisata harus didasarkan pada kriteria keberlanjutan yang artinya bahwa
pembangunan dapat didukung secara ekologis dalam jangka panjang sekaligus
layak secara ekonomi, adil, secara etika dan sosial masyarakat (Piagam
Pariwisata Berkelanjutan, 1995).

6
B. Konsep Pariwisata Berkelanjutan
Konsep pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dimulai dan mulai
berkembang pada awal tahun 1970. Ide dari pengembangan yang berkelanjutan
pertama kali dipublikasikan oleh “International Union For The Conversation
Nature and Natural Resources” (IUCN,1980) dalam “strategi perlindungan
dunia”. Pada tahun 1987, The Brundtland Commission Report mendefinisikan
pengembangan yang berkelanjutan sebagai perkembangan yang sesuai dengan
kebutuhan masa sekarang tanpa mengesampingkan kemampuan generasi yang
akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Pengembangan yang
berkelanjutan bukanlah suatu keadaan yang tetap, tapi sebuah proses perubahan
yang dinamis dalam sebuah harmoni sambil meningkatkan potensi saat ini dan
yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia.
Menurut WTO dalam Sari (2006) menyebutkan bahwa keberlanjutan
pariwisata harus memperhatikan 3 hal pokok (triple bottom line principles),
yaitu:
1. keberlanjutan lingkungan/ekologis (ecological sustainability)
2. keberlanjutan sosial budaya (sosial and culture sustainability)
3. keberlanjutan ekonomi (economic sustainability) bukan saja untuk
generasi yang sekarang tetapi juga untuk generasi yang akan datang.
Selain itu The World Commission on Environment and Development
(WCED), 1987 memberikan batasan bahwa pembangunan berkelanjutan adalah
pembangunan yang mampu memenuhi kebutuhan masa kini tanpa
mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi
kebutuhan mereka. Dengan demikian pemenuhan kebutuhan generasi sekarang
tidak boleh melakukan penghancuran terhadap berbagai sumber daya, sehingga
kesejahteraan generai-generasi yang akan datang tetap terjamin.

7
C. Prinsip – Prinsip Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
1. Partisipasi
Masyarakat setempat harus mengawasi atau mengontrol
pembangunan pariwisata dengan ikut terlibat dalam menentukan visi
pariwisata, mengidentifikasi sumber-sumber daya yang akan dipelihara
dan ditingkatkan, serta mengembangkan tujuan-tujuan dan strategi-strategi
untuk pengembangan dan pengelolaan daya tarik wisata. Masyarakat juga
harus berpartisipasi dalam mengimplementasikan strategi-strategi yang
telah disusun sebelumnya.
2. Keikutsertaan Para Pelaku (Stakeholder Involvement)
Para pelaku yang ikut serta dalam pembangunan pariwisata meliputi
kelompok dan institusi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), kelompok
sukarelawan, pemerintah daerah, asosiasi wisata, asosiasi bisnis dan pihak-
pihak lain yang berpengaruh dan berkepentingan serta yang akan
menerima dampak dari kegiatan pariwisata.
3. Kepemelikan Lokal
Pembangunan pariwisata harus menawarkan lapangan pekerjaan
yang berkualitas untuk masyarakat setempat. Fasilitas penunjang
kepariwisataan seperti hotel, restoran, dsb. seharusnya dapat
dikembangkan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Beberapa
pengalaman menunjukkan bahwa pendidikan dan pelatihan bagi penduduk
setempat serta kemudahan akses untuk para pelaku bisnis/ wirausahawan
setempat benar-benar dibutuhkan dalam mewujudkan kepemilikan lokal.
Lebih lanjut, keterkaitan (linkages) antara pelaku-pelaku bisnis dengan
masyarakat lokal harus diupayakan dalam menunjang kepemilikan lokal
tersebut.
4. Penggunaan Sumber Daya Yang Berkelanjutan
Pembangunan pariwisata harus dapat menggunakan sumber daya
dengan berkelanjutan yang artinya kegiatan-kegiatannya harus
menghindari penggunaan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui
(irreversible) secara berlebihan. Hal ini juga didukung dengan keterkaitan
lokal dalam tahap perencanaan, pembangunan dan pelaksanaan sehingga

8
pembagian keuntungan yang adil dapat diwujudkan. Dalam
pelaksanaannya, kegiatan pariwisata harus menjamin bahwa sumber daya
alam dan buatan dapat dipelihara dan diperbaiki dengan menggunakan
kriteria-kriteria dan standar-standar internasional.
5. Mewadahi Tujuan – Tujuan Masyarakat
Tujuan-tujuan masyarakat hendaknya dapat diwadahi dalam kegiatan
pariwisata agar kondisi yang harmonis antara pengunjung/wisatawan,
tempat dan masyarakat setempat dapat terwujud. Misalnya, kerja sama
dalam wisata budaya atau cultural tourism partnership dapat dilakukan
mulai dari tahap perencanaan, manajemen, sampai pada pemasaran.
6. Daya Dukung
Daya dukung atau kapasitas lahan yang harus dipertimbangkan
meliputi daya dukung fisik, alami, sosial dan budaya. Pembangunan dan
pengembangan harus sesuai dan serasi dengan batas-batas lokal dan
lingkungan. Rencana dan pengoperasiannya seharusnya dievaluasi secara
reguler sehingga dapat ditentukan penyesuaian/perbaikan yang
dibutuhkan. Skala dan tipe fasilitas wisata harus mencerminkan batas
penggunaan yang dapat ditoleransi (limits of acceptable use).
7. Monitor dan Evaluasi
Kegiatan monitor dan evaluasi pembangunan pariwisata
berkelanjutan mencakup penyusunan pedoman, evaluasi dampak kegiatan
wisata serta pengembangan indikator-indikator dan batasan-batasan untuk
mengukur dampak pariwisata. Pedoman atau alat-alat bantu yang
dikembangkan tersebut harus meliputi skala nasional, regional dan lokal.
8. Akutabilitas
Perencanaan pariwisata harus memberi perhatian yang besar pada
kesempatan mendapatkan pekerjaan, pendapatan dan perbaikan kesehatan
masyarakat lokal yang tercermin dalam kebijakan-kebijakan
pembangunan. Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam seperti
tanah, air, dan udara harus menjamin akuntabilitas serta memastikan
bahwa sumber-sumber yang ada tidak dieksploitasi secara berlebihan.

9
9. Pelatihan
Pembangunan pariwisata berkelanjutan membutuhkan pelaksanaan
program-program pendidikan dan pelatihan untuk membekali pengetahuan
masyarakat dan meningkatkan keterampilan bisnis, vocational dan
profesional. Pelatihan sebaiknya meliputi topik tentang pariwisata
berkelanjutan, manajemen perhotelan, serta topik-topik lain yang relevan.
10. Promosi
Pembangunan pariwisata berkelanjutan juga meliputi promosi
penggunaan lahan dan kegiatan yang memperkuat karakter landscape,
sense of place, dan identitas masyarakat setempat. Kegiatan-kegiatan dan
penggunaan lahan tersebut seharusnya bertujuan untuk mewujudkan
pengalaman wisata yang berkualitas yang memberikan kepuasan bagi
pengunjung.

D. Tujuan Dan Upaya Mewujudkan Pariwisata Berkelanjutan


Tujuan dilksanakannya pariwisata berkelanjutan sebagai berikut :
 Untuk menyamakan persepsi para pengembang pariwisata
berkelanjutan
 Sebagai acuan dalam memanfaatkan potensi kawasan secara
pariwisata berkelanjutan
 Untuk membawa pengalaman positif bagi masyarakat setempat &
wisatawan
 Menggali potensi pariwisata untuk meningkatkan perekonomian
daerah/lokal
 Merangsang pembangunan ekonomi melalui pengelolaan usaha
pariwisata & meningkatkan pendapatan
 Membangun masyarakat yang sejahtera & mandiri

10
Upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan pariwisata yang
berkelanjutan adalah sebagai berikut :
Diri Sendiri
 Tidak membuang sampah di tempat pariwisata
 Menjaga kelestarian pariwisata
 Menanam pohon bakau untuk mencegah terjadinya abrasi
Masyarakat
 Tidak melakukan eksploitasi alam yang berlebihan dan melakukan
reboisasi
 Tidak membuang sampah sembarangan
 Berpartisipasi dalam pengendalian pembangunan
 Melakukan pemantauan terhadap kegiatan pariwisata yang
berpotensi menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan alam &
sosbud
 Menggunakan produk ramah lingkungan
Pemerintah
 Membuat kebijakan pelanggaran terhadap eksploitasi alam yang
berlebihan
 Membangun sarana pembuangan secara maksimal
 Gencar mempromosikan dalam upaya mengenalkan pariwisata
lestari
 Membangun suaka margasatwa dan cagar alam

E. Contoh Penerapan Pariwisata Berkelanjutan


Sustainable di Indonesia sudah berjalan cukup lama dan diaplikasikan oleh
banyak stekeholder pariwisata. Kementrian pariwisata misalnya yang telah
membuat trobosan program pendampingan destinasi melalui sustainable
tourism observatori (STO). Hal ini berkaitan dengan peraturan mentri no 14
tahun 2016 yang membahas tentang penerapan sustainable tourism for
development di Indonesia. Himgga saat ini ada dua daerah tujuan wisata (DTW)
yang paling sukses menerapkan konsep pariwisata berkelanjutan dan dapat
dijadikan percontohan yaitu desa wisata pulesari dan desa wisata Pancoh yang

11
berada di wono kerto, kabupaten sleman yogyakarta. Contoh lainnya adalah
jaringan ekowisata desa (JED) Bali yang berada di empat desa yakni desa
sibetan, plaga, nusa, dan tenganan yang sudah menerapkan konsep sejak tahun
2000 demi mempertahankan budaya danmelestarikan lingkungan alam.
Di beberapa daerah pariwisata, terbukti menjadi jurus pamungkas dalam
membangun daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Contoh di
depan mata, Desa Nglanggeran di Yogyakarta pada awal tahun ini meraih
ASEAN Community Based Tourism Award. Penghargaan ini tidak lepas dari
keberhasilan Ngglanggeran membangun destinasi pariwisata yang berkelanjutan.
Pengelolaan yang mengikutsertakan masyarakat. Konsep ekonomi pariwisata
yang kontribusinya sejalan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Ngganggeran sendiri juga sukses menyelaraskan sektor pariwisata dan
konservasi lingkungan. Contoh lainnya adalah Desa Panglipuran di Bali yang
terkenal dengan Desa Adat Tebersih di Dunia. Desa Panglipuran berhasil
menerapkan falsafah Tri Hita Karana dengan menjaga harmoni sesama manusia,
manusia dengan lingkungan dan manusia dengan Tuhan. Berkat kerja keras
masyarakat desa, destinasi wisata ini banyak dikunjungi wisatawan nusantara
maupun wisatawan asing, dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

F. Contoh Kasus Penyimpangan Pariwisata Berkelanjutan


Pantai Kuta Bali
Sebagai salah satu pusat wisata di Indonesia, Bali kerap dipenuhi jutaan
wisatawan dari dalam maupun luar negeri. Aktivitas wisata yang masif tidak
dapat dipungkiri lagi. Alhasil, beberapa spot wisata ikut terkena dampaknya,
termasuk Pantai Kuta. Beberapa waktu lalu, pantai paling populer di Bali ini
sempat menjadi perbincangan masyarakat internasional karena dipenuhi
sampah-sampah plastik, kaleng, potongan kayu, dan kertas yang tersebar di bibir
pantai. Dengan banyaknya sampah-sampah di pantai, tentunya hal tersebut dapat
mempengaruhi ekosistem yang berdampak pada kerusakan lingkungan wisata.
Reklamasi Pulau Buatan
Reklamasi dapat mempengaruhi ekosistem dan lingkungan bagi
lingkungan sekitar. Reklamasi Teluk Serangan Bali merupakan salah satu contoh
dari dampak buruk akibat dilakukannya reklamasi. Ditinjau dari sumber pada

12
berita daring CNN News, Reklamasi Teluk Serangan disebut telah
menghancurkan populasi penyu, bakau, dan terumbu karang. Selain Teluk
Serangan, reklamasi di wilayah Kapuk, Jakarta juga memberikan masalah
ekologis pasca reklamasi. Ditinjau dari sumber berita daring Geotimes, warga
Pantai Indah Kapuk mengeluhkan kualitas air yang keruh dan berbau. Hal
tersebut diakibatkan oleh air laut Teluk Jakarta yang tercemar berat masuk ke
dalam tanah (intrusi) dan mencemari air tanah di dalamnya. Berdasarkan
pernyataan dari ahli tata kota Universitas Trisakti, Bapak Nirwono Yoga, bahwa
fenomena intrusi air laut terjadi karena rusaknya pohon mangrove yang
berfungsi sebagai penyaring agar air laut tidak masuk mencemari air tanah. Dari
kedua kasus reklamasi tersebut dapat disimpulkan bahwa reklamasi dapat
memberikan dampak ekologis lingkungan dan dapat berdampak juga terhadap
berlangsungnya ekosistem dan lingkungan di sekitarnya.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari penjelasan makalah ini dapat disimpulkan bahwa pariwisata


berkelanjutan secara sederhana dapat didefinisikan sebagai pariwisata yang
memperhitungkan penuh dampak ekonomi, sosial dan lingkungan saat ini dan
masa depan, memenuhi kebutuhan pengunjung, industri, lingkungan dan
masyarakat setempat. Untuk mewujudkan pengembangan pariwisata
berkelanjutan terdapat prisip-prinsip yang harus diperhatikan seperi partisipasi
masyarakat, keikutsertaan steakholder, daya dukung kapasitas lahan yang harus
dikembangkan dan sebagainya.
Tujuan dilksanakannya pariwisata berkelanjutan adalah Menggali potensi
pariwisata untuk meningkatkan perekonomian daerah/lokal, merangsang
pembangunan ekonomi melalui pengelolaan usaha pariwisata dan
meningkatkan pendapatan, membangun masyarakat yang sejahtera dan mandiri.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan
dengan menjaga kelestarian pariwisata, berpartisipasi dalam pengendalian
pembangunan, gencar mempromosikan dalam upaya mengenalkan pariwisata
lestari kesegmen yang lebih luas.

B. Saran

Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan makalah ini. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan, kami berharap
pembahasan makalah ini bisa menjadi tambahan wawasan bagi pembaca dan
para membaca juga dapat memberikan saran dan kritiknya untuk perbaikan di
masa depan.

14
DAFTAR PUSTAKA
‌ Anonim. tt. “Pengembangan Pariwisata Yang Berkelanjutan Melalui Ekowisata”

https://www.researchgate.net/publication/327538432_PENGEMBANGAN_PARI

WISATA_YANG_BERKELANJUTAN_MELALUI_EKOWISATA/

Anonim. 2014. “Konsep Pariwisata Berkelanjutan”.

https://aprilianedysutomo.wordpress.com/2014/11/08/konsep-pariwisata-

berkelanjutan/

Anonim. 2019. “Pariwisata Berkelanjutan”.

https://www.pariwisatasumut.net/2019/03/pariwisata-berkelanjutan.html/

Anonim. tt. “Definisi Pariwisata Indikator Perkembangan Objek dan Daya Tarik”.

https://www.hestanto.web.id/definisi-pariwisata-indikator-perkembangan-objek-

dan-daya-tarik/

Kusumadewi, Anggi. 2016. “Melongok Pulau Serangan, Proyek Reklamasi Pertama Di

Bali”. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20160414140354-20-

123957/melongok-pulau-serangan-proyek-reklamasi-pertama-di-bali

Panghegar, Fariz. 2016. “Reklamasi Teluk Jakarta: Belajar Dari Reklamasi Kapuk”.

https://geotimes.co.id/kolom/belajar-dari-pengalaman-reklamasi-kapuk/

Andhika Fikri, Dimas. 2018. “3 Obyek Wisata di Indonesia yang Rusak Karena Terlalu

Banyak Turis.”

https://lifestyle.okezone.com/read/2018/12/06/406/1987666/3-obyek-wisata-di-

indonesia-yang-rusak-karena-terlalu-banyak-turis

15

Anda mungkin juga menyukai