Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bali merupakan salah satu pulau yang berada di Indonesia, selain terkenal
akan keindahan alamnya, Bali juga terkenal akan tradisi dan adat-istiadatnya.
Salah satu ciri khas dari Bali yang jarang ditemukan di daerah lain adalah
tradisi untuk mempersembahkan sesajen kepada Tuhan. Sesajen ini biasa
disebut dengan banten yang berisi buah, jajan, dan canang. Menurut Astuti
(2015) kata canang berasal dari bahasa jawa kuno yang berarti sirih, untuk
disuguhkan kepada tamu yang dihormati. Zaman dahulu sirih sangat bernilai
tinggi dan sebagai lambang penghormatan. Setelah agama hindu berkembang
di Bali, sirih menjadi unsur yang sangat penting dalam upacara agama dan
kegiatan adat lainnya.
Canang yang berkembang saat ini adalah canang yang terbuat dari janur
yang dibentuk sedemikian rupa yang dihiasi dengan berbagai bunga seperti
bunga pacar air, gemitir, jepun, pandan wangi yang diiris tipis (biasa disebut
kembang rampe) dan lain sebagainya setelah dihaturkan canang biasanya
dibuang begitu saja. Namun dibalik limbah bunga pada canang terkandung
berbagai zat yang bisa memberikan manfaat, seperti bunga pacar air
memberikan efek antihistamin, antianapilaktik, anti bodi, anti puriktik dan
menurunkan tekanan darah (Fukumoto, dkk, 1994). Uji pendahuluan yang
dilakukan Adfa (2000), daun pacar air mengandung metabolit sekunder seperti
kumarin, flavonoid, kuinon, saponin dan steroid. Selain itu, pada uji
pendahuluan ekstrak metanoldari daun pacar air, menunjukkan adanya
penghambatan pertumbuhan bakteri uji Staphylococus aureus. Sedangkan
bunga kamboja memiliki total polifenol sebesar 18.7 % dan aktivitas
antioksidan sebesar 7.44 %, Kandungan lain yang penting bagi kesehatan
adalah kadar serat sebesar 20.33 %, total asam sebesar 6.02 %, dan kadar sari
sebesar 38 % (Wrasiati et al., 2008). Kembang rampe yang terbuat dari
pandan wangi yang diiris tipis, mengandung metabolit sekunder seperti
alkaloid, saponin, flavonoid, tannin, pollifenol, dan zat warna. Selain itu,
pandan wangi juga berpotensi menghasilkan minyak atsiri (Rohmawati E.,
1995; Buchbauer, 2010).
Berdasarkan penjelasan di atas, limbah dari canang seperti bunga pacar air,
bunga kamboja dan daun pandan memiliki mettabolit sekunder yang sama,
yaitu flavonoid. Flavonoid merupakan salah satu kelompok senyawa metabolit
sekunder yang paling banyak ditemukan di dalam jaringan tanaman
(Rajalakshmi dan S. Narasimhan, 1985). Flavonoid termasuk dalam golongan
senyawa phenolik dengan struktur kimia C6-C3-C6 (White dan Y. Xing, 1951;
Madhavi et al., 1985; Maslarova, 2001) Dimana beberapa senyawa flavonoid
seperti quercetin, kaempferol, myricetin, apigenin, luteolin, vitexin dan
isovitexin terdapat pada sereal, sayuran, buah dan produk olahannya dengan
kandungan yang bervariasi serta sebagian besar memiliki sifat sebagai
antioksidan (Hertog et al., 1993). Antioksidan merupakan zat yang sangat
berperan menangkal radikal bebas. Sampai saat ini partikel radikal bebas
sangat ditakuti oleh banyak orang terutama kaum hawa. Radikal bebas sangat
berbahaya bagi kulit karena membuat kulit menjadi kusam dan keriput,
sehingga banyak kaum hawa yang menjaga kulit mereka agar terhindar dari
partikel radikal bebas dengan menggunakan berbagai macam produk terutama
lulur.
Lulur merupakan sebuah istilah yang mempunyai arti membalurkan suatu
bahan tertentu dengan tujuan kecantikan pada kulit tubuh.Bahan-bahan yang
digunakan sebagai lulur terdiri dari buah-buahan dan rempah-rempah.Ada
juga lulur yang terbuat dari jenis bahan dengan karbohidrat tinggi seperti
cokelat dan beras. Lulur memiliki beraneka ragam manfaat. Semua manfaat
pada lulur tergantung dari bahan yang dimilikinya.
Dari hasil uji pendahuluan yang dilakukan oleh Ika (2016) ditemukan
bahwa aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol bunga pacar air merah, bunga
pacar air merah muda, bunga gemitir, dan pandan wangi dengan konsentrasi
1000 ppm masing-masing adalah 92,26%; 82,42%; 93,67%; 80,42%. Dari
hasil tersebut menunjukkan bahwa masing masing bunga memiliki aktivitas
antioksidan yang tinggi. Oleh karena itu dipilih satu bunga dari limbah canang
yang memiliki aktivitas terbaik yaitu bunga pacar air, hal ini didasarkan pada
pernyataan Hotmauli (2010), zat aktif yang terkandung dalam pacar air adalah
saponin. Saponin diketahui larut dalam alkohol dan tidak larut dalam air
sehingga dalam bentuk sediaan ekstrak kandungan bahan aktifnya dapat larut
dan dapat bekerja sebagai antifungal. Saponin mempunyai aktivitas sebagai
antifungal dengan mekanisme kerjanya yaitu dengan cara merusak membran
sel, sehingga menyebabkan kebocoran sel yang akhirnya memacu terjadinya
kematian sel .
Untuk itu disini penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut bagaimana
efektifitas pembuatan lulur dengan menggunakan bunga pacar air pada limbah
canang.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah aktivitas antioksidan lulur tradisionl yang dibuat dengan
penambahan ekstrak etanol bunga pacar air dari limbah canang ?
2. Bagaimana tingkat kesukaan konsumen terhadap lulur tradisional yang
yang dibuat dengan penambahan ekstrak etanol bunga pacar air dari
limbah canang ?

1.1 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui aktivitas antioksidan lulur tradisionl yang dibuat
dengan penambahan ekstrak etanol bunga pacar air dari limbah canang.
2. Untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap lulur tradisional
yang yang dibuat dengan penambahan ekstrak etanol bunga pacar air dari
limbah canang.
1.2 Manfaat Penelitian
1. Memberi tahu kepada masyarakat bahwa limbah canang dapat digunakan
sebagai pembuatan lulur.
2. Sebagai bahan refrensi untuk penelitian selanjutnya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Canang
Setiap kita melangkah pada pulau yang memiliki sebutan seribu pura,
pandangan kita tidak akan terlepas dari kotak kecil yang terbuat dari daun kelapa
berisikan berbagai macam bunga warna- warni tersusun sesuai filosofinya. Selain
bunga didalamnya terdapat tebu, porosan, pisang dan juga beras. Wadah cantik ini
dikenal oleh masyarakat Bali dengan sebutan Canang. Canang merupakan
kebutuhan sehari-hari umat Hindu yang mempunyai hari raya rutin sebanyak 108
kali dalam setahun. Canang biasa diletakkan di sejumlah tempat yang disakralkan.
Seperti jalan, pura, gapura, pohon, kendaraan, tempat tidur, pintu, dapur, serta
tempat atau benda-benda lainnya yang dianggap sacral (Syurkani 2010). Setiap
canang menggunakan bunga sebanyak 8,5 gram (Sukarsa, 2005:124). Bunga-
bunga yang tersusun diatas canang tersebut merupakan bunga yang diproduksi
petani yaitu bunga lokal seperti pacah, gumitir, cempaka, dan lain-lain.

Sumber : Dokumen pribadi


Gambar 2.1 canang

2.2 Pacar Air (Impatiens balsamina L.)


Pacar air (Impatiens balsamina L.) merupakan tanaman family
Balsaminaceae. Pacar air banyak ditemukan di belahan bumi utara, India dan di
daratan Asia Tenggara termasuk Indonesia (Shivaji et al., 2013). Rata-rata tinggi
dari tanaman sekitar 1 sampai 2,5 kaki. Spesies ini sangat beragam, khususnya
dalam ukuran daun dan bunga. Tanaman ini cenderung untuk tumbuh pada tanah
lembab di sepanjang sungai. Pacar air dapat hidup tanpa akar sebab batangnya
dapat mengisap air. Daun dari tanaman ini memiliki lebar sekitar 2 sampai 4 inchi,
tulang daun menyirip, berbentuk lanset, pinggir daun bergerigi dan daun berwarna
hijau. Bunganya memiliki bermacam-macam warna seperti merah, ungu, merah
muda, salmon, lavender (Shivaji et al., 2013). Bentuk bunganya menyerupai
bunga anggrek kecil. Buahnya buah kendaga, berbentuk telur, elips, berambut,
warna hijau, bila masak akan pecah membuka menjadi 5 bagian yang terpilin.
Bijinya bulat, kecil, hitam. Pacar air memiliki berbagai macam warna,
diantarannya adalah merah, ungu, dan merah muda. Ketiga warna bunga pacar air
tersebut adalah warna yang biasa digunakan dalam pembuatan canang di Bali.
Sistematika tanaman pacar air (Impatiens balsamina L.) dalam taksonomi adalah
sebagai berikut :
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Classis : Dicotyledoneae
Sub Classis : Dialypetalae
Ordo : Balsaminales
Famili : Balsaminaceae
Genus : Impatiens
Spesies : Impatiens balsamina L. (Van Steenis, 2003)

Gambar 2.2 Tanaman


Pacar Air (Impatiens balsamina L.)
Nama daerah dari tumbuhan pacar air adalah lahine (Nias), paruinai (Jawa)
atau pacar banyu, kimbong (Jakarta), bunga taho (Sulawesi), inai anyar (Maluku),
pacar foya (Nusa tenggara) (Hariana, 2008). Setiap bagian tanaman pacar air
memiliki berbagai metabolit sekunder. Menurut Dalimartha (2003) bunga pada
tanaman pacar air memiliki kandungan antosianin dan kamperol, pada biji
tanaman ini mengandung saponin dan fixel oil , dan pada akarnya mengandung
sianidin dan monoglikosida. Adfa (2007) menemukan senyawa flavonoid,
saponin, steroid dan glikosida pada daun tanaman ini. Senyawa-senyawa yang
terkandung dalam tanaman pacar air ini memiliki banyak manfaat, seperti
aktivutas antikanker, antioksidan, anti inflamasi, dan anti diabetes (Nalavothula et
al., 2014; Shivakumara et al., 2014)
2.3 Lulur Tradisional

Sekarang ini begitu banyak jenis lulur yang beredar di masyarakat dengan
berbagai khasiat dimulai dari menghaluskan kulit, meremajakan kulit hingga
memutihkan kulit (Ery, 2012). Seperti yang sudah kita ketahui bahwa kulit
merupakan permukaan terluas pada tubuh yang penting untuk dijaga nenek
moyang kita pada zaman dahulu sudah memiliki racikan-racikan khusus untuk
memutihkan kulit. Lulur tradisional adalah salah satunya, selain memanfaatkan
bahan-bahan alam seperti bengkoang, susu, coklat, kopi, papaya, stroberi, wortel,
rumput laut, madu, kelapa, cendana, boreh, dan daun teh (Gumpita,2013).
Memanfaatkan ekstrak dari bunga yang kaya akan antioksidan dapat dimanfaatkan
untuk pembuatan lulur dan dapat ditemukan pada bunga pacar air (Impatiens
balsamina L). Lulur atau body scrub bertujuan untuk mengangkat sel-sel kulit
mati, kotoran dan membuka pori-pori sehingga dapat bernapas serta kulit menjadi
lebih cerah dan putih. Cara alami memerlukan waktu jadi tidak langsung terlihat
hasilnya, butuh proses panjang untuk mencerahkan kulit badan. Akan tetapi
kelebihannya, dari segi keamanan, lulur tradisional sangat terjamin dibandingkan
dengan produk lulur pemutih produk industri (Suya, 2009).

2.4 Anti Oksidan


Antioksidan dalam pengertian kimia adalah senyawa pemberi elektron
(electrondonors) dan secara biologis antioksidan merupakan senyawa yang
mampu mengatasi dampak negatif oksidan dalam tubuh seperti kerusakan elemen
vital sel tubuh (Winarsi, 2007). Antioksidan juga merupakan senyawa yang dapat
menghambat reaksi oksidasi, dengan mengikat radikal bebas dan molekul yang
sangat reaktif, yang mengakibatkan kerusakan sel akan terhambat (Winarsi,2007).
Produksi antioksidan di dalam tubuh manusia terjadi secara alami untuk
mengimbangi produksi radikal bebas. Antioksidan tersebut kemudian berfungsi
sebagai sistem pertahanan terhadap radikal bebas, namun peningkatan produksi
radikal bebas yang terbentuk akibat faktor stress, radiasi UV, polusi udara dan
lingkungan mengakibatkan sistem pertahanan tersebut kurang memadai, sehingga
diperlukan tambahan antioksidan dari luar tubuh.
Beberapa senyawa metabolit sekunder pada tanaman memiliki aktivitas
antioksidan yang berfungsi menangkap radikal bebas sehingga mampu menghambat
arteroskeloris, hipertensi, proses oksidasi pada LDL (kepanjangan LDL), dan
beberapa penyakit kanker tertentu (Akagawa, 2001). Beberapa senyawa metabolit
sekunder tersebut diantaranya golongan alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, steroid
atau triterpenoid (Gordon, 1994). Kandungan flavonoid pada tanaman pacar air
merupakan salah satu antioksidan alami. Hal ini disebabkan antioksidan alami
kebanyakan berasal dari tumbuhan (Pratt dan Hudson, 1990). Antioksidan alami
mampu melindungi tubuh terhadap kerusakan yang disebabkan oleh oksigen
reaktif, mampu menghambat terjadinya penyakit degeneratif serta mampu
menghambat peroksidase lipid pada makanan. Antioksidan alami umumnya
mempunyai gugus hidroksil dalam struktur molekulnya (Sunarni, 2005).
Flavonoid yang dapat berfungsi sebagai antioksidan adalah flavonoid yang
memiliki gugus hidroksil (-OH) karena dapat mendonorkan proton (atom H) ke
radikal bebas sehingga radikal bebas menjadi stabil (Kaur dan Mondal, 2014).
Antioksidan merupakan parameter penting yang dapat digunakan untuk memantau
kesehatan seseorang. Tubuh manusia secara alami sudah memiliki antioksidan
untuk menangkal reaktivitas radikal bebas dan secara terus-menerus dibentuk
sendiri di dalam tubuh. Bila jumlah senyawa oksigen reaktif melebih jumlah
antioksidan di dalam tubuh, maka kelebihannya akan menyerang komponen lipid,
protein, ataupun DNA sehingga mengakibatkan kerusakan-kerusakan yang disebut
stress oksidatif. Radikal bebas dapat dihambat melalui cara berikut
(Winarsi,2007):
1. Mencegah atau menghambat pembentukan radikal bebas baru.
2.Menginaktivasi atau menangkap radikal dan memotong propagasi
(pemutusan rantai).
3. Memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas.
Pengujian antioksidan dapat dilakukan dengan reaksi kimia menggunakan
difenilpikril hidrazil (DPPH) sebagai senyawa radikal stabil yang ditentukan
secara secara spektrofotometri. Aktivitas antioksidan dengan DPPH diukur
dengan spektrofotometri UV-Vis berdasarkan peredaman radikal bebas dari DPPH
yang berwarna ungu pada panjang gelombang 517 nm. Besarnya aktivitas
peredaman radikal bebas dihitung dengan rumus berikut:

% Peredaman =

2.5 Pengujian Organoleptik


Pengujian secara organoleptik suatu produk merupakan kegiatan penilaian
dengan alat pengindera yaitu indera penglihatan, pencicip, pembau dan peraba.
Melalui hasil pengujian organolpetik akan diketahui daya penerimaan panelis
(konsumen) terhadap produk tersebut (Soekarto,1985).
Pengujian organoleptik atau sensorik digunakan oleh berbagai bidang
untuk menetapkan profil organoleptik dari produk yang beragam seperti makanan,
kosmetik, tekstil, farmasi, produk rumah tangga, dan lain-lain, serta dapat juga
berguna dalam penyampaian keunggulan suatu produk kepada konsumen. Sampai
tahun 1960-an, teknik analisis organoleptik pada dasarnya mengandalkan
pengalaman
pribadi dari penilai ahli. Teknik ini sederhana dan murah, tetapi tidak memiliki
syarat
penting dalam memproduksi agar dapat dianggap sebagai metode analisis baku
sepenuhnya (Piana et al., 2004).

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu jenis sampel bunga dari
limbah canang yang digunakan terdiri dari bunga pacar air. Pengamatan dilakukan
terhadap parameter sifat fisik dan kimia dan aktivitas antioksidan. Penelitian ini
akan di laksanakan disekolah serta di Laboratorium Bersama Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Bahan yang digunakan untuk
penelitian ini adalah Bunga pacar air, minyak kemiri, jeruk nipis, beras, metil
paraben, etanol dan air. Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahap yakni
pembuatan ekstrak limbah bunga pacar air, analisis mutu produk dan uji
antioksidan

3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Maret 2017 sampai dengan April 2017
bertempat di SMA Negeri 8 Denpasar, Laboratorium Bersama Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana, dan Rumah
Penulis.
3.3 Penentuan Sumber Data

3.3.1Populasi
Populasi yang digunakan pada penelitian eksperimental lulur tradisional
limbah pacar air adalah bunga pacar air merah, putih dan ungu yang dikumpulkan
dari limbah canang.
3.3.2 Kriteria Sampel
Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini kriteria eksklusi
sampel dimana sampel berasal dari limbah canang yang sudah kering.
3.4 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini dugunakan tiga jenis variabel :

1. Variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jenis bunga
yang digunakan dalam formulasi Lulur Tradisional limbah Bunga Pacar
sebagai perawatan tubuh.
2. Variabel terikat. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sifat fisik
dan kimia,aktivitas antioksidan, dan organoleptik dari Lulur Tradisional
sebagai perawatan tubuh.
3. Variabel kontrol. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah proses
mengerjakan, kualitas bunga, peralatan yang digunakan harus bersih dan
sesuai fungsinya, dan pembuatan Lulur Tradisional sebagai perawatan
tubuh dikerjakan oleh peneliti.
3.5 Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah etanol 96% (PT.
Brataco), akuades, bunga pacar merah putih dan ungu dari limbah canang, minyak
kemiri (homemade), metil paraben (PT. Brataco), propil paraben (PT. Brataco)
.

3.6 Prosedur Penelitian

3.6.1 Persiapan Sampel

Bunga pacar merah, putih, dan ungu pada limbah canang. Bunga yang
telah dikumpulkan masing-masing direndam dengan etanol 96% hingga semua
terendam sempurna selama 24 jam. Selanjutnya campuran disaring sehingga
diperoleh ekstrak dan residu, setelah itu di campurkan dengan metil paraben 0.1%,
minyak kemiri, tumbukan beras, air jeruk nipis dan tumbukan beras lalu di rebus
dengan suhu yang rendah dan konsisten sehingga akan menghasilkan bubuk
kental
digunakan dalam formulasi produk lulur tradisional.
3.6.2 Pengujian Hasil Lulur Tradisional
Pengujian hasil Lulur Tradisional dilakukan dengan menentukan aktivitas
antioksidan dan penentuan nilai pH.
1. Penentuan Antioksidan
Larutan sampel dibuat dari masing-masing ekstrak bunga pacar air dengan
konsentrasi 50-350 ppm. Selanjutnya sampel dipipet sebanyak 1mL dan
ditempatkan ke dalam botol kaca berwarna gelap. Kemudian masing-masing
sampel ditambahkan 4mL larutan DPPH 0,004%. Setelah itu sampel disimpan di
ruang gelap pada suhu ruang selama 30 menit. Absorbansi diukur dengan
spektrofotometer UV/Vis pada panjang gelombang maksimum dari DPPH yaitu
515,9 nm. Metanol sebanyak 4 mL tanpa penambahan ekstrak yang ditetapkan
sebagai 0% absorban digunakan sebagai blanko dalam perhitungan absorbansi,
dan kontrol negatif adalah dengan melarutkan 1mL metanol dengan 4mL DPPH
0,004%. Aktivitas antioksidan dihitung dengan menentukan IC50 menggunakan
rumus sebagai berikut:

2. % Peredaman = x 100%

2. Penentuan Nilai pH
Ditimbang 0,1 gram sampel dilarutkan dengan akuades hingga 10 mL.
Nilai pH diukur dengan menggunakan pHmeter yang telah dikalibrasi dan dicatat
nilai pH yang tertera pada layar monitor.
3.8 Metode Pembuatan Lulur
Adapun metode pembuatan lulur ini dimana bahan berupa bunga pacar air,
beras, jeruk nipis dan kemiri. Bunga pacar air dikeringkan lalu diekstrasi,
kemudian ekstrasi ini ditambahkan dengan jeruk nipis serta minyak dari kemiri.
Ketiga bahan tersebut lalu ditambahkan air serta dipanaskan dengan api yang kecil
hingga menguap hingga menjadi setengahnya, kemudian disaring. Setelah itu
hasil ekstraksi itu ditambahkan dengan beras yang telah halus, dimana tujuan
penggunaan beras untuk mengangkat sel kulit mati. Kemudian ekstraksi dan
campuran beras yang telah halus tersebut dikeringkan hingga berbentuk gumpalan
setelah itu ditumbukan sehingga menjadi halus
3.9 Analisis Organoleptik
Uji organoleptik yang dilakukan terhadap lulur tradisional limbah pacar
air yang telah
dibuat dengan menguji kesukaan. Uji kesukaan dilakukan terhadap warna, aroma,
homogenitas, kehalusan, kesan lembut dikulit, dan kesan lengket dikulit. Uji
kesukaan ini dilakukan dengan alat bantu kuisioner untuk mencatat kesan panelis
terhadap produk.
3.10 Analisis Data
Pengumpulan data menggunakan metode observasi melalui uji
organoleptik yang dilakukan oleh 30 responden.

Anda mungkin juga menyukai