PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Canang
Setiap kita melangkah pada pulau yang memiliki sebutan seribu pura,
pandangan kita tidak akan terlepas dari kotak kecil yang terbuat dari daun kelapa
berisikan berbagai macam bunga warna- warni tersusun sesuai filosofinya. Selain
bunga didalamnya terdapat tebu, porosan, pisang dan juga beras. Wadah cantik ini
dikenal oleh masyarakat Bali dengan sebutan Canang. Canang merupakan
kebutuhan sehari-hari umat Hindu yang mempunyai hari raya rutin sebanyak 108
kali dalam setahun. Canang biasa diletakkan di sejumlah tempat yang disakralkan.
Seperti jalan, pura, gapura, pohon, kendaraan, tempat tidur, pintu, dapur, serta
tempat atau benda-benda lainnya yang dianggap sacral (Syurkani 2010). Setiap
canang menggunakan bunga sebanyak 8,5 gram (Sukarsa, 2005:124). Bunga-
bunga yang tersusun diatas canang tersebut merupakan bunga yang diproduksi
petani yaitu bunga lokal seperti pacah, gumitir, cempaka, dan lain-lain.
Sekarang ini begitu banyak jenis lulur yang beredar di masyarakat dengan
berbagai khasiat dimulai dari menghaluskan kulit, meremajakan kulit hingga
memutihkan kulit (Ery, 2012). Seperti yang sudah kita ketahui bahwa kulit
merupakan permukaan terluas pada tubuh yang penting untuk dijaga nenek
moyang kita pada zaman dahulu sudah memiliki racikan-racikan khusus untuk
memutihkan kulit. Lulur tradisional adalah salah satunya, selain memanfaatkan
bahan-bahan alam seperti bengkoang, susu, coklat, kopi, papaya, stroberi, wortel,
rumput laut, madu, kelapa, cendana, boreh, dan daun teh (Gumpita,2013).
Memanfaatkan ekstrak dari bunga yang kaya akan antioksidan dapat dimanfaatkan
untuk pembuatan lulur dan dapat ditemukan pada bunga pacar air (Impatiens
balsamina L). Lulur atau body scrub bertujuan untuk mengangkat sel-sel kulit
mati, kotoran dan membuka pori-pori sehingga dapat bernapas serta kulit menjadi
lebih cerah dan putih. Cara alami memerlukan waktu jadi tidak langsung terlihat
hasilnya, butuh proses panjang untuk mencerahkan kulit badan. Akan tetapi
kelebihannya, dari segi keamanan, lulur tradisional sangat terjamin dibandingkan
dengan produk lulur pemutih produk industri (Suya, 2009).
% Peredaman =
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan mulai bulan Maret 2017 sampai dengan April 2017
bertempat di SMA Negeri 8 Denpasar, Laboratorium Bersama Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana, dan Rumah
Penulis.
3.3 Penentuan Sumber Data
3.3.1Populasi
Populasi yang digunakan pada penelitian eksperimental lulur tradisional
limbah pacar air adalah bunga pacar air merah, putih dan ungu yang dikumpulkan
dari limbah canang.
3.3.2 Kriteria Sampel
Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini kriteria eksklusi
sampel dimana sampel berasal dari limbah canang yang sudah kering.
3.4 Variabel Penelitian
1. Variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jenis bunga
yang digunakan dalam formulasi Lulur Tradisional limbah Bunga Pacar
sebagai perawatan tubuh.
2. Variabel terikat. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sifat fisik
dan kimia,aktivitas antioksidan, dan organoleptik dari Lulur Tradisional
sebagai perawatan tubuh.
3. Variabel kontrol. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah proses
mengerjakan, kualitas bunga, peralatan yang digunakan harus bersih dan
sesuai fungsinya, dan pembuatan Lulur Tradisional sebagai perawatan
tubuh dikerjakan oleh peneliti.
3.5 Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah etanol 96% (PT.
Brataco), akuades, bunga pacar merah putih dan ungu dari limbah canang, minyak
kemiri (homemade), metil paraben (PT. Brataco), propil paraben (PT. Brataco)
.
Bunga pacar merah, putih, dan ungu pada limbah canang. Bunga yang
telah dikumpulkan masing-masing direndam dengan etanol 96% hingga semua
terendam sempurna selama 24 jam. Selanjutnya campuran disaring sehingga
diperoleh ekstrak dan residu, setelah itu di campurkan dengan metil paraben 0.1%,
minyak kemiri, tumbukan beras, air jeruk nipis dan tumbukan beras lalu di rebus
dengan suhu yang rendah dan konsisten sehingga akan menghasilkan bubuk
kental
digunakan dalam formulasi produk lulur tradisional.
3.6.2 Pengujian Hasil Lulur Tradisional
Pengujian hasil Lulur Tradisional dilakukan dengan menentukan aktivitas
antioksidan dan penentuan nilai pH.
1. Penentuan Antioksidan
Larutan sampel dibuat dari masing-masing ekstrak bunga pacar air dengan
konsentrasi 50-350 ppm. Selanjutnya sampel dipipet sebanyak 1mL dan
ditempatkan ke dalam botol kaca berwarna gelap. Kemudian masing-masing
sampel ditambahkan 4mL larutan DPPH 0,004%. Setelah itu sampel disimpan di
ruang gelap pada suhu ruang selama 30 menit. Absorbansi diukur dengan
spektrofotometer UV/Vis pada panjang gelombang maksimum dari DPPH yaitu
515,9 nm. Metanol sebanyak 4 mL tanpa penambahan ekstrak yang ditetapkan
sebagai 0% absorban digunakan sebagai blanko dalam perhitungan absorbansi,
dan kontrol negatif adalah dengan melarutkan 1mL metanol dengan 4mL DPPH
0,004%. Aktivitas antioksidan dihitung dengan menentukan IC50 menggunakan
rumus sebagai berikut:
2. % Peredaman = x 100%
2. Penentuan Nilai pH
Ditimbang 0,1 gram sampel dilarutkan dengan akuades hingga 10 mL.
Nilai pH diukur dengan menggunakan pHmeter yang telah dikalibrasi dan dicatat
nilai pH yang tertera pada layar monitor.
3.8 Metode Pembuatan Lulur
Adapun metode pembuatan lulur ini dimana bahan berupa bunga pacar air,
beras, jeruk nipis dan kemiri. Bunga pacar air dikeringkan lalu diekstrasi,
kemudian ekstrasi ini ditambahkan dengan jeruk nipis serta minyak dari kemiri.
Ketiga bahan tersebut lalu ditambahkan air serta dipanaskan dengan api yang kecil
hingga menguap hingga menjadi setengahnya, kemudian disaring. Setelah itu
hasil ekstraksi itu ditambahkan dengan beras yang telah halus, dimana tujuan
penggunaan beras untuk mengangkat sel kulit mati. Kemudian ekstraksi dan
campuran beras yang telah halus tersebut dikeringkan hingga berbentuk gumpalan
setelah itu ditumbukan sehingga menjadi halus
3.9 Analisis Organoleptik
Uji organoleptik yang dilakukan terhadap lulur tradisional limbah pacar
air yang telah
dibuat dengan menguji kesukaan. Uji kesukaan dilakukan terhadap warna, aroma,
homogenitas, kehalusan, kesan lembut dikulit, dan kesan lengket dikulit. Uji
kesukaan ini dilakukan dengan alat bantu kuisioner untuk mencatat kesan panelis
terhadap produk.
3.10 Analisis Data
Pengumpulan data menggunakan metode observasi melalui uji
organoleptik yang dilakukan oleh 30 responden.