Anda di halaman 1dari 5

BUDAYA JEPANG VERSUS BUDAYA KOREA SELATAN DALAM KONTEKS

PARIWISATA

DISUSUN OLEH :
SEERA SAPFEIRA GUNAWAN – 185030800111004
RISKA TRI WARDANI – 185030800111012

PRODI PARIWISATA

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI


2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kebudayaan merupakan unsur penting dalam identitas suatu negara. Kebudayaan


sendiri tidak hanya melekat pada identitas suatu kelompok besar, namun juga melekat
pada diri setiap individu. Di era yang semakin maju ini, kebudayaan merupakan kekayaan
tersendiri bagi yang memilikinya. Kebudayaan sendiri juga dapat dijadikan aset penting
dalam kehidupan. Salah satunya, kebudayaan dapat menjadi media atau sarana untuk
menghasilkan pendapatan. Dewasa ini, budaya banyak dijual kepada masyarakat lain.
Bukan berarti dijual dalam arti mengubah kepemilikan, namun hasil dari budaya suatu
daerah/kelompok/negara dapat menjadi pemenuhan kebutuhan jasmani setiap orang.
Hasil kebudayaan yang dijual umumnya pada sektor pariwisata. Sebagai contoh,
kebudayaan masyarakat bali dijadikan tontonan kepadan turis-turis yang berkunjung ke
Bali. Hal itu dapat menimbulkan keuntungan bagi penduduk lokal maupun pemerintah.
Sama halnya dengan kebudayaan luar negeri. Seperti kebudayaan Jepang dan Korea
Selatan yang kini populer di kalangan kawula muda. Tidak sedikit pemuda di Indonesia
yang gemar terhadap budaya Jepang maupun Korea Selatan. Bahkan, tidak hanya pemuda
Indonesia saja yang gemar terhadap kebudayaan kedua negara tersebut, melainkan orang
tua maupun warga negara lain pun juga tidak sedikit yang menggemari kebudayaan
tersebut. Akibat kegemaran masyarakat luas kepada kedua kebudayaan tersebut,
timbulah inovasi sektor pariwisata yang menjadi fasilitas kegemaran masyarakat. Dalam
pembahasan kali ini, penulis akan membahas perbedaan kebudayaan Jepang dan Korea
Selatan dalam konteks pariwisata.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.2.1 Bagaimana gambaran dari kebudayaan Jepang dan kebudayaan Korea Selatan?
1.2.2 Bagaimana perbedaan yang ada pada kebudayaan Jepang dan Korea Selatan?
1.2.3 Bagaimana konteks pariwisata dalam kebudayaan Jepang dan Korea Selatan?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1.3.1 Utuk memahami gambaran dari kebudayaan Jepang dan kebudayaan Korea
Selatan.
1.3.2 Untuk memahami perbedaan yang ada pada kebudayaan Jepang dan Korea
Selatan.
1.3.3 Untuk memahami konteks pariwisata dalam kebudayaan Jepang dan Korea
Selatan.
1.4 MANFAAT PENULISAN
Penulis berharap pembaca dapat megerti dan memahami hal-hal yang dibahas terkait
budaya Jepang dan Korea Selatan khususnya di sektor pariwisata. Penulis juga
berharap bahwa penulisan ini dapat menjadi sarana penambahan ilmu bagi pembaca
dan dapat menjadi manfaat yang baik kedepannya.
BAB II
PEMBAHASAN

“Dilihat dari sudut Bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari Bahasa Sansekerta
“buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal” (Djoko Widagdho,
dkk; 1991). “Kebudayaan adalah hasil buah budi manusia untuk mencapai kesempurnaan
hidup. Segala sesuatu yang diciptakan manusia baik yang konkret maupun abstrak, itulah
kebudayaan” (Djoko Widagdho, dkk; 1991). Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa budaya
merupakan hasil buah budi manusia yang berwujud konkret maupun abstrak yang menjadi
kebiasaan dan diturunkan ke generasi berikutnya. Sebagai identitas, budaya memiliki peran
penting dalam suatu sistem masyarakat. Setiap masyarakat tentunya memiliki kebudayaan
sendiri-sendiri. Kebudayaan dalam suatu masyarakat menggambarkan ciri khas dan pembeda
antara masyarakat satu dengan masyarakat lainnya. Kebudayaan tidak hanya hidup dalam
kelompok masyarakat besar seperti keberadaan suatu negara dengan kebudayaannya.
Namun budaya hidup dalam kelompok masyarakat yang lebih kecil, bahkan suatu budaya
hidup dalam suatu individu. Setiap individu satu dengan yang lainnya umumnya berbeda
karena kebudayaan yang mereka terima dan jalani bisa saja berbeda satu dengan yang
lainnya.
Selain menjadi identitas, kebudayaan juga menjadi aset kekayaan suatu masyarakat
yang memiliki suatu kebudayaan tersebut. Kebudayaan sebagai aset kekayaan suatu
masyarakat memiliki andil besar bagi kelangsungan hidup masyarakat tersebut. Kebudayaan
masyarakat seringkali dijadikan objek wisata bagi masyarakat yang memiliki budaya lain,
namun tak menutup kemungkinan bahwa masyarakat yang memiliki budaya itu sendiri juga
menikmatinya sebagai objek wisata. Selain menjadi objek wisata untuk memuaskan
kebutuhan rohani, suatu objek wisata kebudayaan juga digunakan sebagai edukasi bagi
penerus suatu kebudayaan tersebut untuk tetap meneruskan, melestarikan, dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, objek wisata bukan hanya
sekedar pemuas keinginan batin, namun juga menjadi media untuk edukasi. Selain edukasi
untuk penerus kebudayaan, suatu objek wisata kebudayaan juga dapat menjadi edukasi bagi
pengunjung atau orang lain untuk mengetahui kebudayaan suatu masyarakat tersebut.
Kebudayaan yang dijadikan objek wisata tidak hanya ada di dalam negeri yang
memang memiliki kebudayaan yang begitu beragam, di luar negeri pun juga dijadikan objek
wisata. Seperti halnya di Jepang dan Korea Selatan. Jepang merupakan negara maju yang
berada di Asia. Budaya Jepang kini telah dikenal banyak orang. Tak sedikit masyarakat
Indonesia menggemari hasil kebudayaan Jepang. Salah satunya adalah kartun Naruto yang
diputar di program televisi tanah air. Akibat hal tersebut, banyak kebudayaan Jepang yang
ikut populer. Hal ini disebabkan oleh maraknya teknologi komunikasi sehingga penyebaran
kebudayaan Jepang dapat dikenal luas dan cepat. Akibatnya, film-film kartun Jepang atau
yang biasa disebut anime dapat dikenal oleh masyarakat luas dan juga digemari kebanyakan
oleh kawula muda. Selain anime, musik, pakaian, dan juga makanan tak kalah populer. Hal itu
juga dipengaruhi oleh anime yang menyuguhkan animasi dengan melibatkan budaya-budaya
lain seperti yang telah disebutkan. Akibat hal tersebut, banyak penggemar yang penasaran
dan ingin mencoba budaya-budaya Jepang yang lain. Alhasil, banyak makanan Jepang yang
merajalela di tanah air, begitupun musik dan pakaian. Selain hal tersebut, juga muncul acara-
acara yang bertema kebudayaan Jepang. Hal ini menyebabkan Jepang memiliki peluang
pariwisata bagi warga negara asing untuk mengunjungi negaranya. Kebudayaan tersebut
dapat dijadikan objek wisata yang menarik bagi turis-turis asing maupun lokal. Adapun seperti
rumah-rumah adat Jepang beserta pakaian adatnya yang dapat disewakan kepada
pengunjung. Pengunjung dapat mecoba merasakan kebudayaan Jepang melalui hal tersebut.
Berbeda dengan Korea Selatan, Korea selatan lebih unggul dengan industri musiknya. Industri
musik Korea Selatan telah memasuki ranah internasional, dan telah diakui oleh dunia. Tak
sedikit artis-artis industri musik Korea Selatan yang mendapat penghargaan di luar negerinya.
Namun tak menutup kenyataan bahwa drama serial Korea Selatan juga populer di kalangan
masyarakat luas. Salah satu buktinya yaitu drama Korea telah masuk dalam serial
pertelevisian dalam negeri. Selain itu, makanan khas Korea juga populer. Banyak juga
restoran-restoran khas Korea yang berdiri di dalam negeri. Hal ini dapat dijadikan sektor
pariwisata di Korea Selatan. Kini telah banyak tempat-tempat wisata di Korea Selatan yang
menjadi populer. Seperti contohnya telah dibangun SUM Cafe yang bertemakan artis Korea
Selatan yang bernaung dalam agensi SM Entertaiment. SM Entertaiment merupakan salah
satu agensi musik terbesar di Korea Selatan. Hal ini sangat mendukung majunya pariwisata di
Korea Selatan. Selain artis pop yang tekenal, Korea Selatan juga memiliki budaya tradisional
yang menarik seperti rumah adat dan baju tradisionalnya yang disebut hanbok. Hal itu juga
bisa dijadikan objek wisata yang menarik di Korea Selatan. Kedua kebudayaan tersebut
memiliki ciri khas masing-masing meski memiliki banyak kemiripan. Namun budaya masing-
masing negara tersebut merupakan identitas masing-masing negara dan juga aset kekayaan
yang besar bagi masing-masing negara.

Anda mungkin juga menyukai