Cyntia Harillanisa
17059082
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi
2020
I. Latar Belakang
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang terjalin erat karena sistem tertentu,
tradisi tertentu, konvensi dan hukum tertentu yang sama. Masyarakat biasanya akan
tumbuh dan hidup bersama budaya. Budaya asendiri dapat dikatakan adalah cara
hidup yang terdapat pada sekelompok manusia, yang berkembang dan diwariskan
secara turun-temurun.
Hofstede (1980,1981), menyatakan bahwa budaya adalah ”keseluruhan interaksi
dari karakteristik umum yang mempengaruhi respon kelompok terhadap
lingkungannya”. Dalam pandangan ilmuwan lain, budaya adalah sesuatu yang biasa
diketahui oleh anggota kelompok atau klaster dan mereka mengerti mengenai
batasnya (Hall, 1966), yang bisa mem-bedakan anggota kelompok satu dengan ang-
gota kelompok yang lain (Hofstede, 1991). Assael (1999) mendefinisikan Budaya
didefinisikan sebagai value, tradisi, norma, kebiasaan, seni, sejarah dan pranata dari
sekelompok orang.
Dalam konteks pemasaran, budaya dapat dilihat sebagai suatu aspek makro yang
berpengaruh pada pengambilan keputusan individual konsumen. Sesungguhnya
dampak budaya terhadap pemasaran bukan hanya berlaku pada sisi konsumen saja,
namun juga dapat berpengaruh pada kebijakan perusahaan atau pemasar. Perusahaan
ketika menentukan suatu kebijakan berdasarkan pemahaman mereka atas budaya
masyarakat dan budaya perusahaan. Namun demikian, pada pembahasan ini lebih
ditekankan pada pengaruh budaya pada peri-laku konsumen, yang artinya dari sudut
pan-dang perilaku konsumen saja.
Gambaran bagaimana budaya bisa mempe-ngaruhi perilaku sesungguhnya sesuatu
yang sulit untuk diamati, karena budaya adalah sua-tu yang bersifat dinamis dan
intangible. Dalam kondisi yang dinamis, menjadi lebih sulit untuk melihat siapa
mempengaruhi apa dan bagai-mana mereka mempengaruhinya.Hal ini bisa terjadi
karena dalam budaya aspek orisinalitas sulit ditemukan. Misalkan kita ingin melihat
bagaimana pengaruh budaya Bali dalam peri-laku Belanja. Kontek budaya menjadi
sulit un-tuk tentukan karena Budaya Bali juga dipenga-ruhi oleh Budaya Jawa, dan
Budaya Jawa pun juga dipengaruhi oleh budaya yang lain. Yang kedua, budaya tidak
selalu tampak, dan sulit untuk diukur. Nilai-nilai budaya, dan asumsi dasar adalah
variabel yang susah untuk diamati. Pandangan ini sejalan dengan pendapat dari
Yeniyurt dan Townsend (2003), bahwa budaya tetaplah suatu yang sulit dipahami,
berwajah banyak (multifaceted), sehingga cen-derung sulit untuk dipahami dan
digunakan secara penuh. Juga sulit untuk memastikan bahwa konsumen ketika
melakukan proses pengkonsumsian produk, juga selalu disertai dengan pertimbangan
budaya, atau karena alasan-alasan lain yang lebih teknis. Namun dengan mencoba
memaparkan beberapa gam-baran dan kejadian yang terjadi dan mencoba
mengkombinasikan antara teori dan realitas yang terjadi dalam pengamatan penulis,
dicoba dipaparkan peranan budaya dalam pemasaran.
Setiap pelaku usaha harus paham mengenai seluk beluk daerah pemasarannya
agar kegiatan usahanya dapat bertahan. Tiap-tiap bangsa mempunyai nilai, adat
istiadat dan tabu sendiri-sendiri. Pengusaha asing, jika ingin berhasil, harus
menanggalkan enosentrisme mereka dan mencoba memahami kultur dan kebiasaan
bisnis di negara tuan rumah, yang seringkali berbeda konsep waktu, ruang dan tata
caranya. Bagaimana konsumen setempat memikirkan dan menggunakan produk
tertentu harus diperhatikan oleh penjual sebelum merencanakan program pemasaran.
Budaya pada gilirannya akan mempengaruhi pengembangan dalam implikasi
pemasaran seperti perencanaan produk, promosi ,distribusi dan penetapan harga.
Untuk mengembangkan strategi yang efektif, pemasar perlu mengidentifikasi aspek-
aspek kebudayaan dan memahami bagaimana mereka mempengaruhi konsumen.
Sebagaimana strategi dalam penciptaan ragam produk , segmentasi pasar dan promosi
yang dapat disesuaikan dengan budaya masyarakat.
Karakteristik kebudayaan
B. Strategi Pemasaran
Strategi didefinisikan secara khusus sebagai tindakan yang bersifat
incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan
berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di
masa depan (Prahalad dalam Umar, 2001:31). Menurut Kotler (2004) Strategi
pemasaran terdiri dari prinsip-prinsip dasar yang mendasari manajemen untuk
mencapai tujuan bisnis dan pemasarannya dalam sebuah pasar sasaran, strategi
pemasaran mengandung keputusan dasar tentang pemasaran, bauran pemasaran,
bauran pemasaran dan alokasi pemasaran.
Merumuskan strategi pemasaran berarti melaksanakan prosedur tiga
langkah secara sistematis, bermula dari strategi segmentasi pasar, strategi
penentuan pasar sasaran, dan strategi penentuan posisi pasar. Ketiga strategi
tersebut adalah kunci di dalam manajemen pemasaran:
1. Strategi Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar ke dalam kelompok pembeli
yang berbeda-beda berdasarkan kebutuhan, karakteristik, ataupun, perilaku
yang membutuhkan bauran produk dan bauran pemasaran
tersendiri..Segmentasi pasar adalah proses menempatkan konsumen dalam sub
kelompok di pasar produk, sehingga para pembeli memiliki tanggapan yang
hampir sama dengan strategi pemasaran dalam penentuan posisi perusahaan.
(Setiadi. 2003:55)
2. Strategi Penentuan Pasar Sasaran
Pemilihan besar atau luasnya segmen sesuai dengan kemampuan suatu
perusahaan untuk memasuki segmen tersebut. Sebagian besar perusahaan
memasuki sebuah pasar baru dengan melayani satu segmen tunggal, dan jika
terbukti berhasil, maka mereka menambah segmen dan kemudian memperluas
secara vertikal atau secara horizontal. Dalam menelaah pasar sasaran harus
mengevaluasi dengan menelaah tiga faktor (Umar,2001:46):
a. Ukuran dan pertumbuhan segmen
b. Kemenarikan struktural segmen
c. Sasaran dan sumber daya
3. Strategi Penentuan Pasar
SasaranPenentuan posisi pasar (positioning) adalah strategi untuk merebut
posisi dibenak konsumen, sehingga strategi ini menyangkut bagaimana
membangun kepercayaan, keyakinan, dan kompetensi bagi
pelanggan.Menurut Philip Kotler, positioning adalah aktifitas mendesain citra
dan memposisikan diri di benak konsumen. Sedangkan bagi Yoram Wind,
positioning adalah bagaimana mendefinisikan identitas dan kepribadian
perusahaan di benak pelanggan.
C. Budaya dan Pemasaran
Budaya adalah satu tiang kunci dari pasar. Kebijakan Produk ; Produk Tertentu
lebih banyak mengikat satu budaya dibandingkan produk lain. Makanan,
hidangan, dan produk pakaian cenderung untuk sangat terikat pada budaya.
Menetapkan harga kebijakan-kebijakan dikendalikan oleh empat Cs:
a. Pelanggan (customer)
b. Perusahaan (biaya, objektif, strategi) (company)
c. Kompetisi (competitor)
d. Kolaborator (e.g., distributor) (Collaborators).
Distribusi: Variabel Budaya mempengaruhi pengambilan kebijakan untuk
saluran distribusi
Promosi: adalah bauran pemasaran yang paling kelihatan. Budaya akan secara
tipikal mempunyai satu pengaruh utama atas strategi komunikasi perusahaan.
Tabu dan norma-norma budaya yang Lokal juga mempengaruhi gaya
periklanan.
Pengaruh Budaya Terhadap Perilaku Konsumen
Produk dan jasa memainkan peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi
budaya, karena produk mampu membawa pesan makna budaya. Makna budaya
akan dipindahkan ke produk dan jasa, dan produk kemudian dipindahkan ke
konsumen dalam bentuk pemilikan produk (possession ritual), pertukaran
(exchange ritual), pemakaian (grooming ritual), dan pembuangan (divestment
ritual).
a. Budaya Populer
Mowen dan Minor (1998) mengartikan budaya populer sebagai budaya
masyarakat banyak yang mudah dipahami dan tidak memerlukan pengetahuan
khusus.
b. Iklan
Iklan dalam berbagai bentuknya seperti iklan media cetak atau pun elektronik.
Setiap hari konsumen disajikan beragam iklan produk dan jasa melalui
berbagai media. Konsumen pun bisa menikmati iklan-iklan mancanegara yang
ditayangkan di tanah air, karena iklan telah menjadi budaya internasional.
c. Televisi
Televisi adalah medium untuk menyampaikan banyak hal kepada masyarakat:
sosial, politik, hiburan, olahraga, beragam berita, dan iklan komersial, Budaya
hiburan seperti sinetron, film, ruang konsultasi, musik, quis, ceramah agama,
dan kerohanian.
d. Musik
Musik telah menjadi budaya populer yang sangat penting. Musik juga banyak
dipakai oleh iklan – iklan produk dan jasa.
e. Radio
Ada fungsi radio yang tidak bisa digantikan, konsumen bisa mendengarkan
radio sambil bekerja, mengemudi dan melakukan kegiatan lainnya. Sejak
penggunaan telepon selular, radio meciptakan budaya baru yaitu interaktif
antara pendengar dan penyiar radio, radio bisa menyiarkan langsung kejadian
– kejadian penting di masyarakat.
f. Pakaian dan Acsesoris
Pakaian menggambarkan suatu budaya dan bangsa. Konsumen selalu
membutuhkan pakaian dan asesoris berbeda untuk tujuan yang berbeda.
Kebutuhan pakaian dan asesoris yang berbeda antar waktu dan situasi ini yang
menyebabkan permintaan selalu meningkat.
g. Permainan (Games)
Seiring dengan berkembangnya teknologi alat-alat elektronik seperti
komputer, playstation, nintendo, PSP dll, maka berkembang pula segala
macam jenis permainan. Setiap era selalu memiliki budaya permainan populer
yang berbeda.
h. Film
Film telah mewarnai kehidupan masyarakat indonesia dan dunia. Film bisa di
tonton di bioskop televisi, vcd dll dari anak-anak hingga dwasa. Film menjadi
hiburan bagi konsumen. Semua jenis prosuk, iklan produk di tayangkan pada
saat pemutaran film.
i. Komputer
Komputer, internet dan telepon genggam menjadi ciri budaya modern suatu
bangsa pada dekade ini termasuk ciri budaya populer yang membawa
perubahan pada perilaku konsumen. Dahulu hanya menggunakan mesin ketik
untuk mengolah data, menulis dokumen. Kehadiran internet konsumen bisa
berkomunikasi dengan dunia luar. Pemakaian telepon genggam juga memiliki
perilaku yang baru bisa mengirim kabar dengan cepat conothnya penggunaan
SMS.
IV. Kesimpulan
Menurut Hofstede (1980,1981), budaya adalah ”keseluruhan interaksi dari
karakteristik umum yang mempengaruhi respon kelompok terhadap lingkungannya”.
Dalam konteks pemasaran, budaya dapat dilihat sebagai suatu aspek makro yang
berpengaruh pada pengambilan keputusan individual konsumen.
Menurut Kotler (2004) Strategi pemasaran terdiri dari prinsip-prinsip dasar yang
mendasari manajemen untuk mencapai tujuan bisnis dan pemasarannya dalam sebuah
pasar sasaran, strategi.
Merumuskan strategi pemasaran berarti melaksanakan prosedur tiga langkah
secara sistematis, bermula dari strategi segmentasi pasar, strategi penentuan pasar
sasaran, dan strategi penentuan posisi pasar.
Produk dan jasa memainkan peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi
budaya, karena produk mampu membawa pesan makna budaya. Makna budaya akan
dipindahkan ke produk dan jasa, dan produk kemudian dipindahkan ke konsumen
dalam bentuk pemilikan produk (possession ritual), pertukaran (exchange ritual),
pemakaian (grooming ritual), dan pembuangan (divestment ritual).
Budaya pada gilirannya akan mempengaruhi pengembangan dalam implikasi
pemasaran seperti perencanaan produk, promosi ,distribusi dan penetapan harga.
Beberapa strategi pemasaran bisa dilakukan berkenaan dengan pemahaman budaya
suatu masyarakat yaitu :
a. Menciptakan ragam produk,
b. Segmentasi pasar,
c. Promosi.
DAFTAR PUSTAKA
Kussudyarsana. 2008. Tinjauan Pengaruh Budaya terhadap Perilaku Konsumen. Jurnal Manajemen
dan Bisnis Volume 12, Nomor 2, Desember 2008, hlm.172-180.
Wibowo, Dimas Hendika, dkk. 2015. Analisis Strategi Pemasaran untuk Meningkatkan Daya
Saing UMKM (Studi pada Batik Diajeng Solo). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol.29 No.1
Ujang Sumarwan. 2011. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran.
Jakarta: PT Ghalia Indonesia