Anda di halaman 1dari 32

36

I. Pendahuluan
Beberapa manager PR perusahaan swasta atau kepala bagian humas lembaga
pemerintahan, memberikan pendapat bahwa “keterampilan menulis” adalah
keterampilan yang harus dimiliki seorang pelamar staf PR.

Keterampilan menulis PR sebenarnya terbagi menjadi 2 bagian :


1. Menulis untuk media massa seperti membuat : press release, advertorial, web
site, press conference, dll
2. Menulis untuk media promosi dan kegiatan PR lainnya: Naskah untuk brosur,
company profile, leaflet, booklet, inhouse magazine, dan sebagainya.
Termasuk membuat naskah pidato adalah tugas PR.

Berkaitan dengan penulisan pada media massa tentunya PR harus memiliki


keterampilan menulis seperti wartawan. Mengetahui teknik menulis berita, nilai
berita, bahasa jurnalistik, dll. Sedangkan untuk penulisan media promosi PR
harus mampu menarik perhatian, singkat dan memiliki teknik persuasive yang
handal sehingga kata-kata yang tertulis singkat, menarik dan mempengaruhi
yang membacanya. Berbeda dengan menuliskan naskah pidato untuk pimpinan,
keterampilan untuk berempati dan menuliskan naskah yang tepat dan sesuai
dengan karakter pimnpinan adalah keterampilan yang harus dimiliki seorang
public relations officer.

II. PENDEKATAN TEORITIS

2.1. Tujuan penulisan


Pada dasarnya tujuan penulisan naskah PR sama dengan tujuan public relations.
Grunig dan Hunt (1983:134) mengemukakan 5 tujuan aktivitas menulis PR, yakni :
komunikasi, menerima pesan, penerimaan kognisi, pembentukan atau
perubahan sikap (penilaian atau keinginan perilaku) dan perilaku terbuka.
Fakta dan informasi yang disampaikan harus akurat dan jujur agar bisa
memenuhi harapan dari berbagai publik organisasi, dan disaat yang bersamaan
bisa menciptakan pengertian bersama antara organisasi dengan publik. Praktisi
PR harus menjaga reputasi perusahaan di satu sisi dan memahami keinginan
publik di sisi lainnya.

Digunakan hanya untuk kalangan Politeknik LP3I Bandung PRODI HUMAS


37

2.2. Menulis dalam Konteks PR


Menulis dalam konteks PR adalah menulis untuk tujuan PR yakni pencitraan,
membina hubungan dan untuk kepentingan perusahaan. Adapun sasaran
tulisannya adalah public dari organisasi tersebut. Sebagai pembanding yang
berbeda adalah tujuan seorang jurnalis yakni menulis untuk kepentingan
masyarakat umum. Namun karena sebagian tulisan PR bertujuan dapat
dimuat atau disiarkan dalam media massa yang merupakan daerah
kekuasaan jurnalis maka dengan sendirinya PR harus menyesuaikan diri dengan
mengikuti kaidah-kaidah yang berlaku dalam penulisan para jurnalis ini.

2.3. Proses PR
Proses PR adalah bagaimana PR bekerja, bentuknya merupakan sirkular,
karena prosesnya selalu berhubungan dan berkaitan dan berkesinambungan.
Suatu akhir proses bisa menjadi awal lagi dalam proses tsb. Kaitannya dengan
PR Writing erat sekali, karena PR writing merupakan salah satu bagian dari
proses ini. Yakni pada tahap proses communication, atau melakukan
komunikasi.

Beberapa ahli PR diantaranya Scott Cutlip, Allen Center dan Glen Broom
menjelaskan proses PR pada empat tahapan (1994). Menurut Cutlip and Center,
proses kerja PR meliputi (Cultip, 1994) :
1. Fact Finding : Mendefinisikan permasalahan yang dilakukan melalui
penelitian dengan menganalisa situasi berupa pemahaman, opini, sikap dan
perilaku publik terhadap lembaga.
2. Planning : Berdasarkan pada rumusan masalah, dibuat strategi
perencanaan dan pengambilan keputusan untuk membuat program kerja
berdasarkan kebijakan lembaga yang juga disesuaikan dengan kepentingan
publik
3. Communicating : Dalam tahap ini PRO harus mengkomunikasikan
pelaksanaan program sehingga mampu mempengaruhi sikap publiknya
yang mendorong mereka untuk mendukung pelaksanaan programtersebut.
4. Evaluating : Tahap ini melakukan penilaian terhadap hasil-hasil
pelaksanaan program dari perencanaan, pelaksanaan program,

Digunakan hanya untuk kalangan Politeknik LP3I Bandung PRODI HUMAS


38

pengkomunikasian, sampai keberhasilan atau kegagalan yang terjadi dari


program tersebut.

Penjelasannya sebagai berikut, tahap pertama adalah mengidentifikasi dan


menentukan masalah hubungan dengan khalayak menggunakan analisa
SWOT (Strength, weakness, opportunities, threats). Secara singkat, tahapan ini
harus mampu menjawab pertanyaan “apa yang sedang terjadi sekarang?”

Tahap kedua adalah merencanakan strategi yang akan dilakukan untuk


mengatasi keadaan. Proses ketiga adalah menjalankan strategi yang telah
ditentukan dan mengkomunikasikan dengan khalayak. Terakhir, harus
dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan strategi PR. Seberapa dalam dan
luas dampak pelaksanaan strategi itu mempengaruhi pendapat umum
terhadap citra positif lembaga.

Model proses lain yang dikembangkan


Sheila C Crifasi (2000) menggunakan
akronim ROSIE. Akronim itu
mendefinisikan lima tahap proses
yakni Research, Objectives, Strategies,
Implementation and Evaluation.
Sedangkan Dr. Kathleen S Kelly
menjelaskan lima tahapan yakni
Research, Objectives, Program,
Evaluations and Stewardship.

Sumber Gambar : Ted Nguyen, http://www.tednguyenusa.com/california-transit-


association-conference/, USA
Para profesional PR menggunakan metode yang berbeda untuk menganalisa
hasil pekerjaan mereka. Metode yang sama digunakan untuk mendefinisikan
media komunikasi mana yang akan digunakan dalam proses dan strategi PR.
Selain itu alat apa yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan seperti
press release, brosur, web site, paket media, video berita, konferensi pers
maupun penerbitan media internal lembaga.

Digunakan hanya untuk kalangan Politeknik LP3I Bandung PRODI HUMAS


39

Sumber: Junaedi, 2007, Mengenal Public Relations Dalam Teori Dan Praktek,
melalui: http://www.semarangkab.go.id/utama/artikel-dan-wacana/1113-mengenal-
public-relations-dalam-teori-dan-praktek.html.

Dari penjelasan mengenai proses PR oleh para ahli maka jelas posisi PR Writting
adalah sebagai salah satu tahapan dalam proses PR yang tidak dapat
dihindari. Jika diumpamakan sebuah perang maka PR Writing adalah
senjatanya. Maka dapatlah dimengerti bagaimana posisi PR Writting bagi posisi
PRO.
2.4. Media Relations
Media relations adalah salah satu kegiatan PR, yaitu PR harus membina
hubungan dengan media massa. Ini termasuk kegiatan eksternal PR. Kaitannya
erat dengan PR Writing karena, disaat kita telah membuat suatu tulisan, di
samping nilai berita, baiknya hubungan dengan media menjadi salah satu faktor
penting dalam menentukan dimuat atau tidaknya tulisan tersebut. Hubungan
media membuat seorang PR dapat mengenal media tersebut, dengan
persyaratan seperti apa maka sebuah berita dapat dimuat atau disiarkan
dimedia tersebut.

2.5. Strategi PR Writing


Untuk membuat sebuah tulisan maka seorang PR harus mengetahui bagaimana
seluk beluk sebuah berita dapat dimuat, disiarkan di media massa. Bagaimana
tulisan diberagam media dan public sasaran yang beragam pun menjadi faktor
yang mempengaruhi tulisan.
Sasaran public relations adalah public. Seperti apakah public tersebut? Beragam
peran mungkin saja disandang public tersebut. Misakan produk pencuci piring.
Publiknya adalah ibu rumah tangga, yang mungkin saja ia bekerja sebagai
dokter anak yang menjadi public perusahaan obat, sekaligus juga public dari
perusahaan susu formula untuk bayi, dll. Sehingga public PRO seolah seragam
tetapi sebenarnya
Merupakan public yang kompleks. Untuk itu diperlukan strategi yang matang
untuk menulis dalam konteks kepentingan PR. Berikut tahapan strategi PR
Writing:

Digunakan hanya untuk kalangan Politeknik LP3I Bandung PRODI HUMAS


40

Identifikasi Analisis
Menetapkan Memilih
masalah khalayak
tujuan media
sasaran

Hakikat
Teknik
komunikasi Evaluasi Strategi pers
penulisan
tertulis

Proses Menyusun
komunikasi komunikasi
tertulis tertulis

1. Identifikasikan masalah sehingga jelas masalah apa yang harus menjadi


bahan tulisan
2. Menetapkan tujuan dengan demikian apa yang harus dicapai dapat
membantu dalam menyusun tulisan. Tujuan untuk memberikan informasi,
menggerakkan perasaan, menimbulkan simpati, memberikan pengertian,
mendidik, mempengaruhi dll.
3. Analisis khalayak sasaran, membantu dalam menentukan gaya tulisan,
format, tulisanbahkan kata-kata yang akan digunakan.
4. Memilih media penting agar pesan dapat sampai pada sasarannya. Maka
media yang dipilih harus merupakan media yang dikonsumsi oleh target
eudience
5. Strategi Pers adalah menggunakan nilai berita
6. Evaluasi, persiapan dilakukan penting untuk mengevaluasi ulang apakah
setiap point sudah diperhatikan dan tepat?
7. Teknik penulisan, persiapan telah mantap ditambah telah dilakukan
evaluasi maka mulailah dengan memilih teknik menulis yang disesuaikan
dengan media dan jenis tulisan yang telah ditentukan sebelumnya (Untuk
jelasnya dapat dilihat di pembahasan masing-masing jenis tulisan)
8. Perlu diperhatikan hakikat komunikasi tertulis, yaitu komunikasi yang dapat
diulang jika sulit dimengerti dan dapat dijadikan dokumentasi , bukti
otentik, sehingga keakuratan dan kebenarannya menadi hal yang utama

Digunakan hanya untuk kalangan Politeknik LP3I Bandung PRODI HUMAS


41

9. Proses komunikasi tertulis dapat dimulai dengan memperhatikan kaidah-


kaidah jurnalistik jika tulisan untuk media massa. Jika menulis untuk media
selain media massa maka perhatikan bagaimana menggaet perhatian
orang, dan kemudahan untuk dimengerti.
10. Menyusun komunikasi tertulis. Usahakan susunannya diawali hal yang
penting-penting diakhiri dengan keterangan tambahan tidak terlalu penting.

III. PENDEKATAN PRAKTIS


Maksud melakukan pendekatan praktis adalah untuk melatih penulisan dengan
teknik yang tepat dan sesuai dengan dunia praktis sehingga tulisan PR dapat
dimuat/disiarkan dan dapat sampai pada public sasaran.

3.1. Press Release / Siaran Pers / news release


Siaran Pers atau sering disebut Stright news adalah berita langsung. Berikut
adalah beberapa jenis press release:

 Informational Release: Informasi resmi mengenai aktivitas yang berkaitan


dengan core business suatu organisasi
• Announcement Release: Info produk, layanan, atau kebijakan baru yang
diluncurkan suatu perusahaan
• Follow-up Release: Menyampaikan informasi resmi mengenai
perkembangan/kinerja suatu organisasi
• Clarification/Disclosure Release: Sikap/ pernyataan resmi terhadap suatu
peristiwa/masalah terkait dengan perusahaan
• Image Building Release: Informasi ringan untuk meningkatkan citra
perusahaan

1. Cara Menulis Siaran Pers / News Release / Press Release :


a. Piramida Terbalik
b. Isi berita singkat, padat, memenuhi unsur 5W + 1H
c. Memiliki nilai berita: Aktual, Penting, Ketokohan, Human Interest,
Proximity , luar biasa, pertentangan, seks, humor, akibat, ketegangan,
kemajuan, emosi (berguna dalam pemilihan media) (Assegaff, 1982)
d. Menggunakan tata bahasa Indonesia yang benar

Digunakan hanya untuk kalangan Politeknik LP3I Bandung PRODI HUMAS


42

e. Cantumkan Kontak Person (untuk follow-up berita oleh media)

2. Saran Format Press Release (Kennedy, 2009)


· Gunakan kertas 8 ½ x 11.
· Gunakan minimal margin satu inci di setiap sisi halaman.
· Gunakan jenis huruf Bold untuk berita utama untuk menarik perhatian.
· Mendayagunakan huruf pertama dari semua kata dalam judul kombinasi
huruf besar dan kecil membuatnya lebih mudah untuk dibaca.
· Lengkapi paragraf pada satu halaman, bukan membawanya ke atas halaman
berikutnya.
· Gunakan hanya satu sisi dari setiap lembar kertas.
· Gunakan kata "lebih" antara dua strip dan dibagian tengah bawah halaman
untuk membiarkan wartawan tahu bahwa ada halaman lain berikut.
- more -
· Gunakan tiga simbol hash segera setelah paragraf terakhir untuk
menunjukkan akhir dari siaran pers:
###

3. Mengapa Piramida Terbalik?


• Kepentingan media adalah BERITA
• Redaksi tidak punya waktu untuk baca semua release yg masuk
• Redaksi media harus memotong release sesuai kebutuhan
• Pembaca sibuk dan hanya baca yang penting-penting

4. RUMUS SOLAADS
Frank Jefkins dalam Essentials of Public Relations (1996), memberikan pedoman
menulis news release yang dirumuskannya denganSOLAADS
• Subjects: Informasi yang akan disampaikan (WHAT)
• Organization: Nama organisasi atau perusahaan yang mengirimkan release
(WHO)
• Location: Di mana kegiatan yang diberitakan tersebut berlangsung (WHERE)
• Advantage: Apa hal baru yang diungkapkan? Apa benefit yang diberikan
bagi publik?

Digunakan hanya untuk kalangan Politeknik LP3I Bandung PRODI HUMAS


43

• Applications: Kegunaan produk/jasa/gagasan yang diberitakan tersebut?


Siapa yang bisa menggunakannya (target market)
• Details: Rincian informasi (tata cara, spesifikasi, harga, bisa diperoleh di mana,
dll)
• Source: Siapa pengirim informasi tadi (contact person)

5. Tips Siaran Pers (Kennedy, 2009)


• Judul positif bukan aktif
• Buat kutipan dari prominent people (buat sendiri lalu konfirmasi)
• Kalimat pendek-pendek
• Hindari keterangan atau kata sifat yang tidak perlu, seperti hebat, sukses,
fantastis
• Hindari istilah asing atau khusus dan penggunaan singkatan
• Periksa ejaan nama orang
• Idealnya, angle penulisan release disesuaikan dengan masing- masing media
(costumized)
• Kirim secepat mungkin
• Tujukan ke wartawan yang kita kenal, cc ke email redaksi
• Konfirmasi ke wartawan/penerima release
• Lampirkan data pelengkap dan foto yang diperlukan

6. Anatomi Berita
 Judul : etalase bagi siaran pers kita.
 Baris tanggal, ditempatkan di bawah judul.
 Teras (lead) : Paragraf awal dari siaran pers.
 Tubuh : memberikan informasi yang lebih rinci dari aspek tertentu dari
peristiwa.

Digunakan hanya untuk kalangan Politeknik LP3I Bandung PRODI HUMAS


44

7. Teknik menulis Berita : Piramida terbalik

Lead / Intro Badan Berita

Dalam membuat berita harus diperhatikan tekniknya. Gunakan


api

8. PEG (Pasak / Pijakan)


 Peg dapat dijadikan sebagai dasar pijakan dalam menuliskan peristiwa.
 Untuk mencari Peg, kita dapat membagi peristiwa dalam komponen 5W
+ 1 H lalu telaah mana yang mempunyai daya tarik paling tinggi.
9. Lead
 Berita yang menarik adalah gaya penulisan seperti layaknya gaya bahasa
percakapan sehari2 yang ringan dan sederhana.
 Pikirkanlah rangkaian kata yang membuat lead “berbicara”
 Tidak lebih dari 35 kata.
 Kalimat sederhana terdiri dari 1 pokok dan 1 sebutan.
 Jangan dimulai dengan keterangan
 Lead yang ideal memuat semua komponen 5W + 1H

Digunakan hanya untuk kalangan Politeknik LP3I Bandung PRODI HUMAS


45

Tugas dan Latihan :


1. Carilah sebuah Koran, lalu perhatikan 10 lead yang ada lalu
kategorikan sesuai dengan lead yang terdapat di atas.
2. Cobalah tulis 3 jenis lead
3. Buatlah sebuah Press Release mengenai sebuah event dengan
melihat contoh pada surat kabar.

3.2. Feature
Feature adalah tulisan khas di media massa, menurut pengertian dari ilmu
jurnalistik feature adalah tulisan nonfiksi yang dengan karakter human interes
yang kuat.
Perbedaan Feature dengan Straight news: Berita lebih mengutamakan fakta
dan data actual yang ditulis tanpa opini. Feature sama dengan berita tetapi
materinya diseleksi lebih menekankan segi human interest. dipaparkan secara
hidup, sebagai pengungkapan daya kreatif, dengan sentuhan subjektif (penulis)
terhadap peristiwa, situasi, aspek kehidupan, dengan tekanan pada daya pikat
menusiawi (human interest)(Rahardi, 2002:30).
Berikut kiat penulisan Feature yang diungkapkan Suwondo dalam tulisannya
mengenai Proses Kreatif Penulisan Feature (Karangan Khas) :

1. Teknik Penulisan Feature


Penulis feature dapat bertindak bebas, dapat menulis seperti menulis cerita,
yang terpenting feature yang ditulis menarik perhatian dan memberikan
sesuatu (nilai lebih) pada pembaca. Penulis feature adalah penutur cerita
yang mampu menggunakan imajinasi dan kreativitasnya untuk
membangkitkan rasa ingin tahu pembaca, untuk mencengangkan, untuk
menjawab keragu-raguan, atau untuk membuat pembaca haru, tertawa,
bahkan menangis.

2. Struktur Penulisan
Susunan penulisan dapat dijelaskan sebagai berikut:

Digunakan hanya untuk kalangan Politeknik LP3I Bandung PRODI HUMAS


46

a. Judul (Title) Feature

 Harus menggugah perhatian.


 Harus kreatif, original.

b. Teras (Lead) Feature

 Teras (sebagai jiwa-raga karangan) terwujud dalam paragraf


pertama. Paragraf pertama ini mengemban fungsi sebagai
gagasan sentral. Fungsi gagasan sentral adalah untuk
mengendalikan isi tulisan dan mewajibkan penulis membatasi
tulisannya.
 Harus menarik perhatian. Beberapa unsur yang menarik
perhatian dan diinginkan pembaca biasanya berkaitan dengan
kebaruan, kedekatan, cuatan, keanehan, dll.
 Jenis-jenis Lead
a. Lead Ringkasan
Lead model ini banyak dipakai dalam penulisan straight
news, yaitu menuliskan inti sari cerita / peristiwa. Lead ini bisa saja
menarik jika penulis mempunyai persoalan yang kuat untuk
diceritakan. Model ini cenderung gampang ditulis, sehingga bila
penulis kehabisan kretivitas atau dikejar deadline mereka
cenderung memilih model ini. Contoh
1) Membuat mobil kotak sabun tidak mudah bagi Dedi, 11, yang
lumpuh selama lima tahun.
2) Didikan agama dan hobinya berjudi semasa muda
merupakan kombinasi yang membuat Polisi Ahmad Husen
jadi musuh paling berbahaya bagi para penjudi di
Palembang.

b. Lead Naratif
Model ini banyak disukai oleh para penulis fiksi (novel, cerita
pendek). Penulis berusaha menarik minat pembaca melibatkan
emosi pembaca ke dalamnya. Tekniknya adalah menciptakan
suatu suasana dan membiarkan pembaca mengidentikkan diri

Digunakan hanya untuk kalangan Politeknik LP3I Bandung PRODI HUMAS


47

dengan tokoh utama. Hasilnya seperti sebuah film yang baik.


Apakah anda pernah merasa haus ketika menyaksikan tokoh
dalam sebuah film sedang kehausan di tengah padang pasir ?
Apakah anda gemetar ketakutan ketika menyaksikan film horor
? Lead ini cocok untuk feature petualangan. Contoh :
1) Batu-batu besar menengadah mengancam sekitar 60 meter di
bawah, ketika Kuswoyo berjuntai di ujung tambang, pada
lereng curam, sementara angin kencang berdesir di sebelah
utara puncak Pangrango.
2) Petugas polisi Woworuntu melihat dengan gemetar ke arah
laras senjata lawan, kemudian meloncat ke samping secepat
loncatan kucing, sambil mendepak senjata itu dan ia
menembakkan revolvernya.
Keuntungan lead ini adalah bisa menggaet pembaca lebih efektif
daripada lead model lain. Tetapi kerugiannya tidak banyak
peristiwa yang bisa dibuat dengan lead model ini, kalau
dipaksakan juga malah akan menjadi norak dan merusakkan
bangunan “cerita”.

c. Lead Deskriptif
Lead ini berusaha menggambarkan tokoh atau tempat kejadian
dalam pikiran pembaca. Kalau lead naratif meletakkan pembaca
di dalam cerita maka lead deskriptif meletakkan pembaca
beberapa meter di depan sebuah tempat atau peristiwa dan
berfungsi sebagai orang yang menonton, mendengar atau
mencium baunya. Kunci lead model ini adalah penggunaan kata
sifat (adjektif) yang tepat. Contoh:
1) Mata yang coklat dan dingin itu menyipit ketika mengamati
sebuah wajah. Ia seolah menembus tempat persembunyian
kebohongan. Itulah mata seorangpolisi.
2) Bentakan tentara dan nyanyian sedih budak-budak seolah-
olah bergantungan di udara di sekeliling rumah berusia 130
tahun itu. Di sekitarnya, rerumputan tegak setinggi lutut.

Digunakan hanya untuk kalangan Politeknik LP3I Bandung PRODI HUMAS


48

3) Hakim Subyakto dengan senyum mengejek, melongok lewat


jendelanya untuk melihat wajah seorang pengacara muda
yang dengan susah payah berusaha mencari sela-sela hukum
untuk menyelamatkan kliennya.

d.Lead kutipan
Kutipan yang dalam dan ringkas bisa menarik, terutama bila
berasal dari ucapan orang terkenal. Perlu diingat bahwa kutipan
ini tidak boleh hanya menjadi sekedar tempelan tetapi harus
menyiapkan pentas bagi babak selanjutnya bagi tulisan kita,
sehingga kutipannya pun harus memusatkan diri pada sifat cerita
itu. Contoh : “Rakyat banyak sobat, adalah seekor binatang buas
yang menakjubkan, kata H.L. Mencken.
Mencken adalah seorang yang sinis dan dengan kutipan itu orang
akan tergaet membaca dan mengetahui watak orang itu.
Kerugian lead model ini adalah bahwa kutipan bisa keluar dari
konteks cerita.

e. Lead Pertanyaan
Lead ini sering dipakai leh reporter bila mereka tak dapat
menemukan lead lain yang imajinatif. Lead ini cenderung
gampang ditulis tetapi jarang membuahkan hasil terbaik. Tetapi
ada juga jenis feature yang cocok memakai jenis lead ini, bila
materinya memang wajar bila diberi lead pertanyaan. Contoh
: Adakah satu cara mengalahkan Balaikota ?

f. Lead Menuding Langsung


Ciri lead ini adalah memakai kata “anda” yang disisipkan pada
paragraph pertama. Lead model ini bisa saja mencekam karena
pembaca merasa ditantang dan rasa ingin tahunya telah terusik.
Misalnya : Anda kira anda warga yang taat pada hukum.
Mungkin. Tapi anda melanggar hukum beberapa kali. Lead
model ini bisa berbahaya karena bila tidak tepat akan terkesan
sebagai sok dan amatiran, misal : Tahukan anda bahwa ikan

Digunakan hanya untuk kalangan Politeknik LP3I Bandung PRODI HUMAS


49

gurami bukan dari air daerah Sulawesi Selatan yang termasyhur


oleh makanan ikannya itu ?

g. Lead Menggoda
Lead ini menggoda pembaca dengan cara bergurau. Biasanya
pendek dan ringan, misalnya dengan teka-teki. Ia memiliki 200
kaki, 1000 jari kaki, 100 hidung, dan beberapa terompet. Penulis
akan menceritakan barisan drum band yang sedang berjalan dan
bukan mengenai serangga aneh. Cara lain. Potongan kata-kata
bisa disodorkan kepada pembaca supaya terpancing, contoh
: Wanita itu bilang, “Ogah, ah,” tapi toh mau juga. Pembaca bisa
menafsir macam-macam. Tapi ternyata pada alinea kedua,
diceritakan apa yang sebenarnya terjadi :
Selama 10 tahun, Dona Mae Fowler, 71, menolak lamaran Charles
Farley, 77 tahun. Kemarin dia masih menyatakan “ogah” tapi
Farley hanya mematikan alat pendengarannya sendiri dan pergi
ke pengadilan. Nona Fowler masih mengatakan “ogah” sekali
lagi ketika masuk, tapi di tengah upacara itu berlangsung, ia
mengubah pendapatnya. Ia keluar sebagai Nyonya Charles
Farley. “Ia maunya bertengkar melulu, “ kata Farley bergumam.

c. Tubuh Feature
 Kalau teras diibaratkan sebagai jiwa-raga karangan, tubuh
diibaratkan “stelan baju dan aksesori” yang memantulkan
keadaan sang jiwa-raga. Stelan harus pas dengan raga, warna
disesuaikan dengan keadaan jiwa. Pas dengan raga dan sesuai
dengan jiwa berarti hubungan antara teras dan tubuh ibarat
rupa dan bayang-bayang.
 Jelasnya, setelah teras dirumuskan sesuai dengan pokok
cerita/tema yang diinginkan, tubuh ditulis sejalan dengan arahan
yang tersirat dalam teras.
 Setiap keterangan/informasi mengenai pokok cerita ditulis seperti
menyusun batu bata menjadi tembok.

Digunakan hanya untuk kalangan Politeknik LP3I Bandung PRODI HUMAS


50

3. Pentingnya Deskripsi Tokoh

a. Latar belakang (tempat tanggal lahir, alamat, riwayat pendidikan,


nama anggota keluarga, pengalaman kerja, agama, kegiatan
organisasi, dll).
b. Fisik (raut wajah, warna kulit, warna atau bentuk rambut, ukuran
tubuh, pakaian, kebiasaan, sikap badan, suara/gaya bicara, perilaku,
dll)
c. Kepribadian (kecakapannya, penampilannya, emosinya, dll)
d. Lingkungan hidup, tempat kerja (rumah, benda benda yang dimiliki,
foto, lukisan, situasi ruang, dll)

Beberapa pola paragraf yang dapat digunakan untuk menjaga ketertiban


susunan karangan adalah :
a. tematik (setiap paragraf memberikan penegasan kembali kepada
apa yang telah diutarakan dalam teras),
b. spiral (setiap paragraf merinci apa yang ditulis dalam paragraf
sebelumnya, ibarat spiral menggulir ke bawah), dan
c. blok (setiap paragraf berisi bahan yang seolah berdiri sendiri, tetapi
akhirnya menyulam satu cerita yang bulat).

Pola rinciannya ada dua, yakni

a. kronologis (alamiah, berdasarkan urutan ruang dan waktu)


b. logis (dari yang kurang penting ke yang terpenting, dari yang umum
ke khusus, atau sebaliknya). Dalam hal ini ungkapan “peralihan”
menjadi kunci perekat hubungan antarparagraf
4. Penutup Feature

Setidaknya ada empat jenis penutup, yakni


a. ringkasan (mengacu kembali ke teras),
b. klimaks (menimbulkan kejutan, kenangan, kengerian, dll),
c. tanpa akhir (mengajukan pertanyaan tanpa jawaban),
d. penyengat (pernyataan yang di luar dugaan pembaca).

Digunakan hanya untuk kalangan Politeknik LP3I Bandung PRODI HUMAS


51

Tugas dan Latihan:


1. Carilah sebuah feature dari Surat Kabar Kompas atau Pikiran Rakyat,
Identifikasikan mana lead, jenis lead, penutupnya termasuk jenis
apa? Segi human interestnya apa?
2. Buatlah sebuah feature dengan tema yang anda pilih sendiri

3.3. Artikel
1. Pengertian :
Artikel adalahtulisan nonfiksi yang menyajikan fakta dan data disertai sedikit
analisis dan opini penulisnya. Biasanya artikel hanya menyangkut satu pokok
masalah dengan sudut pandang hanya dari satu disiplin ilmu. (Rahardi,
2006: 27-28)

2. Mengirim Tulisan Ke Koran Kompas


a. Panjang artikel: antara 800 s.d 1000 kata.
b. Alamat email: kompas@kompas.com, opini@kompas.com,
opini@kompas.co.id
c. Honor artikel: sekitar Rp 1 (satu) juta.
d. Agar dimuat : selain yang disebut dalam tips umum di atas,
 Ikuti gaya tulisan opini di kompas;
 Topik opini bersifat aktual. Yang dimaksud aktual adalah sebagai
respons/komentar dari peristiwa yang baru saja terjadi, khususnya
yang menjadi bahasan di Tajuk Rencana/Editorial koran tersebut
atau sebagai refleksi dari hari besar nasional dan internasional.
Sumber: http://manajemenkomunikasi.blogspot.com/2012/10/cara-menulis-
mengirim-artikel-opini-ke.html

3. Jenis-jenis Artikel
 Artikel Praktis : tema ringan, penyajian ringan bersifat tutorial misalnya
tips/kiat
 Artikel analitis: tema merujuk pada pendekatan akademis. Masalah
serius. Penulis adalah ahli di bidangnya.

Digunakan hanya untuk kalangan Politeknik LP3I Bandung PRODI HUMAS


52

 Artikel Umum: mirip artikel analitis hanya penulisnya bisa siapa saja
yang berminat topik tertentu. Misalnya masalah korupsi dibahas oleh
seorang ahli jiwa.

4. Metode Penulisan
Metode penulisan bisa induksi ataupun deduksi.
Jika Induksi penulis mulai dari kasus, baru penjelasan-penjelasannya dengan
referensi, fakta dan data-data, solusi, saran, kesimpulan. Deduksi sebaliknya.

5. Struktur Tulisan Artikel


Struktur penulisan artikel terdiri dari pembukaan atau pendahuluan,
kemudian isi dan penutup.

Tugas dan Latihan:


1. Carilah beberapa cara mengirimkan artikel ke beberapa media massa
2. Carilah sebuah artikel dari Surat Kabar Kompas atau Pikiran Rakyat
Identifikasikan bagaimana struktur penulisannya, mana pembukaan, isi
dan penutup. Apa masalah dalam artikel tersebut sesuai dengan tajuk
rencana di surat kabar tersebut?
3. Buatlah sebuah artikel dengan tema yang sesuai dengan issu yang
menjadi perhatian di surat kabar atau majalah berita seperti Tempo

3.4. Advertorial

1. Pengertian

a. Advertorial adalah advertising editorial, merupakan iklan (advertising)


yang dikemas dalam bentuk selain iklan display yang biasa kita lihat di
berbagai media. Biasanya advertorial tidak mudah dikenali sebagai

Digunakan hanya untuk kalangan Politeknik LP3I Bandung PRODI HUMAS


53

iklan karena dikemas dalam berbagai format. Contohnya saja dalam


format artikel, feature, kuis, tips dan lain-lain.
b. Advertorial adalah soft selling : brand awareness, brand image, corporate
image, product knowledge
c. Sudiana ( 1986:1), Advertorial adalah bentukan dari iklan dan tajuk
rencana. Pengertian iklan sendiri, menurut Dendi Sudiana, merupakan
bagian dari reklame yang berasal dari bahasa Prancis, RE-clamere yang
berarti meneriakan berulang-ulang.

2. Tujuan
a. Menyampaikan pesan terselubung ke dalam satu cerita atau paparan
ringan yang melekat dengan keseharian Pembaca
b. Menyampaikan pesan panjang yang tidak bisa disampaikan dalam
bentuk iklan biasa
c. Agar pembaca bisa dipengaruhi oleh pesan yang disampaikan dan tidak
menganggapnya sebagai iklan yang over-promise

3. Struktur Advertorial
a. Pembuka (Intro). Pada bagian pembuka, advertorial mempunyai fungsi
untuk menarik perhatian pembaca terhadap artikel tersebut. Penulisan
intro dapat menggunakan gaya bahas naratf, deskriptif, pertanyaan,
epigram, kutipan, atau sapaan.
b. Tubuh karangan merupakan bagian isi dari advertorial itu. Tubuh
karangan menceritakan secara mendetail informasi yang ingin
disampaikan dalam advertorial tersebut.
c. Penutup karangan berupa kllimaks dari isi advertorial tersebut. Klimaks
dapat berupa kejutan, pertanyaan, pernyataan, atau kesimpulan.
d. Struktur penulisan dapat menggunakan piramida terbalik (dengan titik
utamanya terletak pada bagian pembuka), struktur piramida biasa
(titik utamanya terletak di akhir), dan struktur kronologis (menceritakan
berdasarkan urutan waktu).

Digunakan hanya untuk kalangan Politeknik LP3I Bandung PRODI HUMAS


54

e. Jembatan penulisan yang diharapkan bisa menjaga kesinambungan


informasi yang diberikan mulai dari bagian pembuka sampai bagian
penutup.

4. Gaya Tulisan Advertorial


a. Tulisan dengan gaya review dari sudut pandang Anda sebagai konsumen
ternyata lebih kuat untuk menarik minat pembaca. Ini berbeda dengan
tulisan yang ditulis hanya berupa informasi dari sudut pandang produsen.
b. Untuk menghasilkan tulisan advertorial yang memikat, ternyata syarat
wajib ini tidak bisa ditawar. Anda harus menjajal lebih dulu barang yang
Anda iklankan sebelum menuliskannya kedalam sebuah artikel.
c. Pemberian data-data hasil test atau pengujian Anda di dalam artikel
advertorial terbukti sangat membantu menarik ketertarikan dari para
pembaca.
d. Proporsional antara advertisement (iklan) dan editorial dalam sebuah
artikel advertorial perlu diperhatikan. Yaitu harus lebih kuat unsur
editorialnya ketimbang muatan iklannya. Pemberian persuasi atau
tawaran iklannya secara halus terbukti lebih efektif ketimbang bahasa
iklan yang terlalu berlebihan.
Sumber: Sutarto, Joko, 2011, Tips Menulis Advertorial, melalui :
http://www.diptara.com/2011/05/tips-menulis-advertorial.html, 16 Mei 2013

Tugas dan Latihan:


1. Carilah sebuah advertorial dari Surat Kabar atau
majalah
Identifikasikan bagaimana gaya penulisannya,
bagaimana proporsional antara iklan dan unsure
editorialnya?
2. Buatlah sebuah advertorial dengan tema dan
perusahaan, event atau produk yang anda pilih.

Contoh Advertorial :

Digunakan hanya untuk kalangan Politeknik LP3I Bandung PRODI HUMAS


55

Digunakan hanya untuk kalangan Politeknik LP3I Bandung PRODI HUMAS


56

Sumber : Indocementaward.com, 12 Mei 2013


3.5. Menulis di Dunia Virtual
Dengan kemajuan teknologi informasi, maka menulis di dunia virtual
merupakan persyaratan mutlak bagi seorang PRO. Cassie Boorn, spesialis
media sosial dan staf PR yang telah membangun program-program digital
untuk banyak perusahaan besar yang pernah dimuat di majalah Fortune,
memaparkan ketrampilan yang dibutuhkan agar seorang publicist mampu
bertahan dalam era digital seperti sekarang. Berikut beberapa di antaranya.
1. Keterampilan seorang publicist on line :
a. Membangun jaringan PR juga membutuhkan media online untuk
menyampaikan pesan-pesan dari perusahaan yang diwakilinya. Selain
menggunakan e-mail, instant messenger juga menjadi sarana paling
mudah dan cepat untuk berhubungan dan berjejaring dengan mereka.
b. Memonitor pemberitaan Salah satu tugas penting dari staf PR adalah
memastikan bahwa pesan-pesan dari perusahaan sampai ke media.
Namun, ketika berita sudah ditayangkan, pekerjaan Anda belum
selesai. Anda perlu mendorong agar kunjungan ke media, atau situs
perusahaan Anda sendiri meningkat, memastikan bahwa berita atau
kontennya dibaca secara meluas, atau memilih media yang perlu Anda
prioritaskan. Mengelola situs menjadi satu-satunya cara Anda untuk
memahami proses penulisan berita, bagaimana editornya mengelola
jadwal kegiatannya, dan apa yang perlu Anda sampaikan agar media
mau menulis tentang perusahaan Anda. Anda juga perlu
memanfaatkan media sosial untuk menyebarluaskan berita-berita dari
perusahaan. Bagikan juga berita-berita dari media online ke media
sosial perusahaan Anda.
c. Berteman dengan orang-orang penting Wartawan
atau blogger adalah pihak yang paling berpengaruh dalam
menyebarluaskan berita. Mereka menjadi orang-orang yang
diandalkan para staf PR, terutama mereka yang mampu
menghasilkan berita yang obyektif dan bermanfaat bagi perusahaan
maupun masyarakat sebagai sasarannya. Untuk itu, staf PR harus terus
membina pertemanan secara profesional dengan awak media

Digunakan hanya untuk kalangan Politeknik LP3I Bandung PRODI HUMAS


57

maupun blogger. Jangan hanya mengontak wartawan


atau blogger ketika Anda butuh mereka untuk memberitakan
kampanye tertentu dari perusahaan Anda. Kirimkan ucapan selamat
ketika mereka berulang tahun, mendapatkan jabatan yang lebih
tinggi, atau ketika tertimpa kemalangan. Ajak mereka untuk ngopi-
ngopi secara informal, tanpa membahas urusan pekerjaan.
d. Lincah dalam meng-goggling berita Media online bisa menayangkan
berita Anda dengan lebih cepat, namun karena jumlahnya semakin
banyak terkadang Anda jadi kesulitan melacaknya. Maka, sering-
seringlah belajar meng-googgling berita mereka. Jangan malas, dan
hanya mendesak si penulis mengirimkan link beritanya untuk Anda.
Anda hanya perlu menanyakan keyword judul berita dan nama
medianya, Anda bisa dengan mudah menemukan berita-berita
tersebut. Mesin pencari juga tidak hanya bermanfaat untuk mencari
berita dari media, tetapi juga menemukan ide untuk kampanye
perusahaan Anda berikutnya, detail mengenai kompetitor dari klien
Anda, statistik, hingga gambaran mengenai tren yang baru. Jika sudah
menguasai hal ini, Anda bisa menaklukkan semuanya.
e. Apa yang harus di-share Nah, ini yang paling penting. Online
influencer seperti blogger dan editor media online menjadi sangat
berpengaruh karena mereka telah menyebarluaskan berita
secara online. Mereka jeli menangkap apa saja yang tampak menarik
untuk diberitakan, meskipun kadang-kadang bukan sesuatu yang
ingin Anda tekankan dalam pesan-pesan perusahaan Anda. Kirimkan
kisah-kisah menarik dari perusahaan Anda, berkaitan dengan produk
atau interaksi Anda dengan masyarakat. Berikan kontak ke direktur
atau CEO perusahaan jika wartawan ingin mengonfirmasi atau
meminta penjelasan lebih detail mengenai pesan-pesan yang Anda
sampaikan. Menghalang-halangi niat tersebut kadang hanya akan
membuat pemberitaan mereka kurang akurat.
Sumber: Harmandini, Felicitas, 2012, 5 Hal yang Harus Dikuasai Staf. PR,
melalui:
http://female.kompas.com/read/2012/08/02/14501243/5.Hal.yang.Harus.Dikuasai.Staf.
Public.Relations, 12 Mei 2013

Digunakan hanya untuk kalangan Politeknik LP3I Bandung PRODI HUMAS


58

2. Teknis Menulis Website On Line :


Teknik menulis di media online adalah:
 Teknis menulis User Friendly
 Teknis menulis SEO friendly
 Substansi

a. Teknis Menulis User Friendly :


 PenJelasan harus ringkas, tapi tidak terlalu pendek minimal 300
karakter, maksimal 800 karakter
 Berikan point of entry, pada naskah – Judul (heading), sub judul
(Sub heading), dan bullet/numbering list
 buatlah paragraph pendek dan padat
 Never bury the lead! Buatlah ringkasan atau inti cerita sebagai lead
tulisan . sebaiknya ada gambaran ringkas di awal tulisan.
 Sajikan ruang putih (white space) anatar paragraph
 Think like a journalist, susun naskah berdasarkan urutan “ terpenting,
penting –kurang penting” (piramida terbalik) dan kelengkapan
informasi dalam unsure 5W+1H. kedepankan bagian pokok naskah
di awal kalimat
 Sertakan link sumber, link terkait, dan related artikel yang
memperkaya informasi
 Cari kata-kata yang bisa dipadukan dengan gambar, audio dan
video

b. Teknis Penulisan SEO Friendly

 Naskah web site / blog sesuai dengan “meta tags” yang digunakan
dalam design dan pemrograman website. Meta Tags yaitu bagian
dari kode HTML yang menggambarkan isi keseluruhan website,
“profil website” dan kata-katakunci (keyword)
 Keselarasan kategori tag judul dan isi tulisan. Contoh jika tentang
Public Relations, usahakan dalam tag.judul dan isi naskah terdapat
kata “Public relations” (untuk wordpress bisa memakai plugin
wordpress SEO by Yoast untuk mengecek keselarasan ini)

Digunakan hanya untuk kalangan Politeknik LP3I Bandung PRODI HUMAS


59

 Tulisan harus asli buatan sendiri hindari copy paste baikdari blog
orang lain maupun dari naskah sendiri di Ms Word. Usahakan tulisan
langsung diketikkan di blog/website dalam kondisi online. Hal ini
untuk menghindari kecurigaan “search engine” bahwa tulisan anda
hasil bajakan (Copas) dari blog orang lain.
 Ringkas (pas satu baris dalam bar navigasi web, mengandung kata
kunci (keyword) yang ada dalam naskah, menggambarkan isi,
jangan gunakan “semua huruf capital”

3. Substansi Tulisan yang Menarik


a. Pilih tema yang menarik, baru, dan dengan sudut pandang berbeda.
b. Tulisan harus berisikan hal yang atau informasi yang bermanfaat
bagi orang banyak
c. Gaya bertutur juga disenangi pembaca web. Khalayak online lebih
menerima gayayang tidak konvensional

Sumber: Romli, ASM, 2013, Teknis menulis di media on line, melalui:


http://romeltea.com/teknik-menulis-di-media-online/#.Ua-ZWdJTByV (16 Mei 2013)

4. Menulis dalam Twitter dan Facebook :

a. Lebih positif. Anda hanya perlu mengurangi kebiasaan menulis hal-


hal yang terlalu negatif, muram, dan lainnya. Tulislah hal-hal yang
lebih positif, memberikan harapan, dan menyenangkan untuk
dibaca orang lain.
b. Berikan informasi Jadilah orang yang memberikan informasi dan
buat Twitter Anda lebih bermanfaat. Jangan terlalu banyak
membahas tentang diri sendiri. Ini membuat Anda terlihat egois dan
tak peduli pada orang lain. Penelitian menunjukkan bahwa orang
yang memberikan informasi bermanfaat pada Twitternya memiliki
follower tiga kali lebih banyak daripada orang yang hanya
membicarakan diri sendiri.
c. Tunjukkan diri Anda Jangan jadikan akun jejaring sosial seperti
twitter dan facebook sebagai 'wajah' baru Anda yang lain dari diri
Anda atau akun jejaring sosial lainnya. Jadilah diri Anda yang sama,

Digunakan hanya untuk kalangan Politeknik LP3I Bandung PRODI HUMAS


60

baik di Facebook atau twitter. Selain itu, sebaiknya Anda


menggunakan identitas lengkap. Identitas lengkap akan membuat
diri Anda lebih dipercaya dan dikenali. dengan begitu orang lain
akan mudah menerima masukan dan informasi yang didapat dari
Anda.
d. Bangun jaringan Jangan hanya mengumpulkan follower, Anda juga
harus berinteraksi dengan mereka. Jangan hanya mengumumkan,
Anda juga harus bisa membuat para pengikut merasa dihargai
dengan membalas komentar merek atau bertukar pendapat secara
ringan. Ini akan sangat membantu di kemudian hari.
Itulah beberapa cara untuk mengundang banyak orang agar menjadi
follower akun twitter Anda. Selamat mencoba!

Sumber : Ananda, Kun Sila, 2013, Ingin punya banyak follower di Twitter? Ini

rahasianya!
http://www.merdeka.com/teknologi/ingin-punya-banyak-follower-di-twitter-ini-
rahasianya.html

3.6. Surat Pembaca


Surat pembaca adalah feedback yang harus di tindak lanjuti. Salah satu
tugasnya adalah memantau surat pembaca kalau-kalau terdapat
koplain, pujian, bentuk feedback lainnya. Feed back ini sangat penting
untuk evaluasi kinerja perusahaan. Tugas public relations lah untuk
menyampaikan materi ke bagian yang terkait.
Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sbb:
a. Perhatikan isi dengan seksama jangan sampai terjadi salah persepsi
b. Hubungi bagian yang mendapat komplain unnntuk konfirmasi
kondisi yang sebenarnya
c. Diskusikan solusi terbaik lalu konsep dalam bentuk jawaban kepada
orang/lembaga yang bersangkutan
d. Jawablah dengan bijaksana tidak menyalahkan customer dan
memberikan penjelasan yang proporsional.
e. Tulislah dalam format surat pembaca

Digunakan hanya untuk kalangan Politeknik LP3I Bandung PRODI HUMAS


61

f. Hubungi pihak media untuk memastikan jawaban dimuat dalam


surat pembaca

Tugas dan Latihan :


1. Carilah sebuah Koran, lalu sebuah surat komplain.
2. Cobalah tulis 3 jawaban dengan solusi yang kira-kira dapat
dilakukan perusahaan tersebut

3.7. Naskah Pidato


Public relations officer seringkali mendapatkan tugas untuk menuliskan
naskah pidato untuk pimpinan. Untuk itu dibutuhkan kemampuan
empati yang kuat dan mengenal karakter pimpinan dengan baik.
Mengapa demikian? Karena jika pimpinan membaca naskah tersebut
akan terdengarsesuai dan tidak “garing”.
1. Isi Pidato

a. Teks mengandung informasi yang penting


b. Informasi akurat, terpercaya dan memperkaya wawasan orang
lain
c. Sruktur penulisan benar dan menggunakan bahasa indonesia yang
benar.
d. Pendapat yang dikemukakan kuat argumentasinya
e. Menyajikan data dan fakta yang akurat

2. Struktur Penulisan :
a. Salam Pembuka
b. Pendahuluan
Untuk menarik perhatian dapat disusun dengan :
 Pertanyaan
 Sesuatu yang luar biasa
 Pendapat ahli
 Humor
c. Isi
d. Simpulan

Digunakan hanya untuk kalangan Politeknik LP3I Bandung PRODI HUMAS


62

e. Harapan-harapan
f. Penutup
g. Salam penutup

3. Cara penulisan pidato


a. Tentukan topik
b. Susun out line atau grafik organizer untuk tema tersebut bisa
induktif atau deduktif
c. Tempatkan sesuai dengan struktur

4. Daftar topik pidato :


 Pendidikan
 Lingkungan hidup
 Kesehatan
 Politik
 Gaya hidup
 Budaya
 Masalah sosial
 Terorisme
 Ide anda?????

5. Contoh Teks Pidato :


Pidato Tema Hari Pahlawan

Assalamualaikum, wr. Wb

Saudara-saudara,
Dalam kesempatan yang baik ini, saya ingin menyampaikan pidato
berjudul “Hari Pahlawan”.

Pidato ini bertujuan mengingatkan kita bahwa kepahlawanan,


patriotisme dan nasionalisme sangat penting dalam mengembangkan
negara kita. Tanpa sikap tersebut, maka mustahil bagi kita untuk
membuat negara kita bertahan hidup.

Saudara – saudara
Setiap tahun kita memperingati Hari Pahlawan tanggal 10 November.
Ini adalah refleksi negara kita dalam menghargai sejarah masyarakat
Indonesia dalam memperjuangkan melawan penjajahan. Hari Pahlawan

Digunakan hanya untuk kalangan Politeknik LP3I Bandung PRODI HUMAS


63

juga menunjukkan bahwa para pendahulu kita telah segala sesuatu


dikorbankan untuk membangun negara ini.

Hari Pahlawan diambil dari sejarah pertempuran di Surabaya. Itu ketika


orang-orang kita melawan Belanda dan pasukan Sekutu dengan tujuan
perjuangan Kemerdekaan Indonesia. Lebih dari 100.000 orang Indonesia
yang terlibat di pertempuran melawan Sekutu yang diperkirakan lebih
dari 30.000 tentara. Setidaknya 16.000 orang Indonesia meninggal,
sedangkan di pihak musuh hilang 2.000 prajurit.

Pertempuran itu merupakan pertempuran terberat dalam revolusi dan


menjadi simbol nasional perlawanan Indonesia. Dianggap sebagai upaya
heroik oleh Indonesia, pertempuran membantu rakyat kita
mendapatkan dukungan internasional untuk Kemerdekaan Indonesia.
Sebagai memori pertempuran, 10 November kemudian dirayakan setiap
tahun sebagai Hari Pahlawan.

Pertempuran di Surabaya adalah salah satu pertempuran yang terjadi di


negara kita selama memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Mereka
mengorbankan segalanya, termasuk darah mereka dan kehidupan.
Mereka berdedikasi, kepahlawanan mereka, patriotisme dan
nasionalisme untuk negara ini.

Ada pepatah: negara besar adalah negara yang menghargai semua


pahlawan-nya. Kita sering mendengar tentang hal itu. Kita tahu bahwa
tanpa pengorbanan pahlawan , tidak akan ada negara ini.
Kemerdekaan Indonesia tidak diberikan oleh kolonialis tersebut.

Saudara – saudara
Saat ini kita hidup di negara kemerdekaan. Tidak ada lagi pertempuran
melawan penjajah. Tapi, itu tidak berarti bahwa kita berhenti berjuang.
Ada banyak jenis perjuangan yang harus kita lakukan. Berjuang
melawan korupsi, kolusi dan nepotisme adalah beberapa contoh
perjuangan. Kita harus tetap semangat kepahlawanan, patriotisme dan
nasionalisme di negara berkembang ini. Itulah cara kita menghargai
pahlawan kita.

Saudara-saudara;
Saya pikir itu semua pidato saya. Mari kita terus semangati pahlawan
kita, mari kita lanjutkan perjuangan. Terus berjuang … untuk negara
kita, untuk masa depan yang lebih baik!

Terima kasih banyak atas perhatian Anda.


Wassalamu’alaikum Wr.wb

Digunakan hanya untuk kalangan Politeknik LP3I Bandung PRODI HUMAS


64

Tugas dan Latihan Kelompok:


1. Apa kriteria pidato yang menarik?
2. Daftarkan topik-topik menarik untuk dikembangkan menjadi
pidato!
3. Bagaimana sebaiknya bahasa yang digunakan dalam
berpidato? Berikan alasan!
4.

Tugas dan Latihan Kelompok:


1. Kerja berkelompok 2 orang (gabungan perempuan dan laki2) , Tulis 5
topik untuk dikembangkan menjadi pidato. Diskusikan dengan teman,
topik apa yang cocok untukmu, kemudian tentukan 2 topik pilihanmu (1
utama, 1 alternatif).
2. Kembangkan topik utama menjadi kerangka karangan atau grafik
organizer.
3. Editing isi dan struktur dilakukan 1 kali dengan pengecekan dosen
4. Editing teknis (tanda baca, ejaan, dsb) dilakukan 1 kali bersama teman.

Digunakan hanya untuk kalangan Politeknik LP3I Bandung PRODI HUMAS


65

DAFTAR PUSTAKA

Buku :
Assegaff, Djafar, H., 1982, Hubungan Masyarakat dalam Praktek, 1980, Bogor:
Ghalia Indonesia

Cutlip, S.M.,Center,A.H. & Broom, G.M. 1994. Effective Public Relations. Edisi keenam.
New Jersey: Prentice Hall.

Grunig, James E & Todd Hunt. 1984. Managing Public Relations. Florida:
Holt,Rinehart, and Winston Inc.

Jefkins, Frank. 1996. Public Relations (terjemahan). Jakarta: penerbit Erlangga

Kennedy, Mickie, 2009, The Big Press Release Sample Book, USA : MEK Enterprises
LLC.

Rahardi, F, 2006, Panduan Lengkap Penulisan Artikel, Feature, Dan Esai, Jakarta:
PT Kawan Pustaka

Sudiana, Dendi, Komunikasi Periklanan Cetak, PT Remadja Karya, Bandung, 1984

Suwondo, Tirto, (tdk ada tahun), Proses Kreatif Penulisan Feature (Karangan Khas),
Yogyakarta: Ballai Bahasa .

Rujukan Elektronik:

Ananda, Kun Sila, 2013, Ingin punya banyak follower di Twitter? Ini rahasianya!
http://www.merdeka.com/teknologi/ingin-punya-banyak-follower-di-twitter-ini-
rahasianya.html, 13 Mei 2013

Harmandini, Felicitas, 2012, 5 Hal yang Harus Dikuasai Staf. PR, melalui:
http://female.kompas.com/read/2012/08/02/14501243/5.Hal.yang.Harus.Dikuasai.Staf.
Public.Relations, 12 Mei 2013

Junaedi, 2007, Mengenal Public Relations Dalam Teori Dan Praktek, melalui:
http://www.semarangkab.go.id/utama/artikel-dan-wacana/1113-mengenal-public-
relations-dalam-teori-dan-praktek.html., 16 Mei 2013

Kurnia, Ahmad, 2012, Cara Menulis Mengirim Artikel Opini, melalui:


http://manajemenkomunikasi.blogspot.com/2012/10/cara-menulis-mengirim-artikel-
opini-ke.html, 12 Mei 2013

Romli, ASM, 2013, Teknis menulis di media on line, melalui:


http://romeltea.com/teknik-menulis-di-media-online/#.Ua-ZWdJTByV , 16 Mei 2013

Digunakan hanya untuk kalangan Politeknik LP3I Bandung PRODI HUMAS


66

Sutarto, Joko, 2011, Tips Menulis Advertorial, melalui :


http://www.diptara.com/2011/05/tips-menulis-advertorial.html, 16 Mei 2013

Digunakan hanya untuk kalangan Politeknik LP3I Bandung PRODI HUMAS


67

BIOGRAFI PENULIS

Sitti Nurrachmah, dra, yang biasa di panggil ibu Nuri adalah Dosen
Tetap Jurusan Kehumasan di LP3I Bandung. Lulus sebagai sarjana
Ilmu Komunikasi UNPAD Jurusan Ilmu Jurnalistik pada tahun 1992,
dan sedang menjalankan kuliah S2 di Fakultas Ilmu Komunikasi
Pascasarjana Jurusan Ilmu Komunikasi UNPAD semester 3 thn 2013
ini.
Ibu Nuri memulai profesinya sebagai Dosen Pada tahun 1993,
sebagai dosen aplikasi Komputer Microsoft Office untuk sekretaris di
LPP ISMI. Saat ini selain mengajar di LP3I, juga mengajar di UNIKOM, LPKIA, dan
Politeknik Pajajaran ICB. Mata Kuliah yang diajarkan diantaranya Pengantar Ilmu
Komunikasi, Pengantar PR, Personality Development, PR Media, Kapita Selekta PR,
Sistem Informasi Manajemen, dll. Minat terhadap penelitian berkaitan dengan
masalah media massa, manajemen media, motivasi khalayak, komunikasi antar
pribadi, dll.
Kegiatan lainnya adalah menjadi instruktur (Trainner) lepas untuk pelatihan
dibeberapa provider seperti PT Wish dan LPPIP. Aktivitas organisasi, sebagai
pengurus PIB (Pusat Inkubator Bisnis) di LPKIA, yang mengarahkan dan
membimbing mahasiswa dibidang kewirausahaan.

Digunakan hanya untuk kalangan Politeknik LP3I Bandung PRODI HUMAS

Anda mungkin juga menyukai