Kelas A
Disusun Oleh :
Kelompok 1
Piesca Aullya 2012210803
Shinta Martha A. 2013210096
Risky Hermawan 2011210781
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan
Karunia-Nya, sehingga penyusun makalah Aspek Budaya dalam Pasar Global - Toyota
mata kuliah Pemasaran Global ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Tugas ini disusun
untuk memenuhi persyaratan tugas mata kuliah Pemasaran Global.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu selaku dosen pembimbing mata
kuliah Pemasaran Global yang telah membimbing kami hingga terselesaikannya tugas ini.
Jika terdapat kekurangan dan kesalahan dalam pengerjaan makalah ini, karena itu kami
mengharapkan masukan, kritik dan saran yang dapat membangun dari seluruh pihak demi
kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua.
Penyusun,
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................ 3
BAB I...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN...................................................................................................... 4
Latar Belakang...................................................................................................... 4
Rumusan Masalah.................................................................................................. 4
Tujuan................................................................................................................. 4
BAB II..................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN........................................................................................................ 5
2.1 Dasar-dasar Pemahaman Budaya.........................................................................5
2.2 Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility)........................................................5
2.3 Rute Perdagangan Dunia.................................................................................... 6
2.4 Elemen Budaya................................................................................................ 6
2.5 Nilai-nilai dan Perubahan Budaya....................................................................7
2.6 Aspek Budaya Dalam Perusahaan Jepang..........................................................8
2.7 Budaya Kerja Perusahaan Toyota....................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Budaya memainkan peran penting dalam praktik bisnis. Karakter budaya
nasional dapat menguatkan, meneguhkan, dan memperkarya efektifitas dan
keberhasilan manajemen meskipun sebaliknya dapat menghambat pengambilan
keputusan manajemen. Perusahaan multinasional yang dapat mengantisipasi aspek
positif dan negative akan lebih dapat menyesuaikan keadaan dari waktu ke waktu.
Rumusan Masalah
Tujuan
Dalan zaman modern, kegiatan komersial bergeser dari rute perdagangan utama dunia
lama ke rute baru antara ngera-negara yang modern. Kegiatan ini kadang-kadang
dilakukan tanpa perlingungan tradisional perdagangan dan perjanjian internasional
perdagangan bebas yang memungkinkan barang-barang komersial untuk menyebrangi
perbatasan dengan pembatasan yang longgar.
Saat ini Toyota merupakan manufaktur otomobil terbesar di dunia dengan besaran kekayaan
bersih, pendapatan, keuntungan dan volum, setiap tahun memproduksi 9.4 juta per tahun,
setara dengan satu kendaraan setiap 3 detik.
Di dalam setiap komunitas dimana perusahaan beroperasi, Toyota berusaha untuk menjadi
korporat citizen yang bertanggung jawab. Toyota mempercayai hubungan dekat dengan orang
dan organisasi di dalam komunitas lokal merupakan kontributor esensial bagi kemakmuran
bersama (timbal balik). Di seluruh dunia, Toyota berpartisipasi di dalam aktifitas komunitas,
mulai dari program sponsor pendidikan dan program budaya hingga pertukaran dan
penelitian Internasional.
Para tim desain yang antar fungsi menggunakan teknik berbasis web dan konvensional untuk
menghubungkan dan mengeksploitasi pengetahuan yang terdistribusi yang ditemukan di
dalam berbagai communities of practice. Membentuk alisansi di dalam dan di luar lingkup
perusahaan adalah cara lain dari Toyota untuk membuka jalan baru untuk kreatifitas.
Toyota merupakan salah satu perusahaan kelas dunia dimana pengelolaan pengetahuan
termasuk diperhitungkan di dalam perusahaan dari pendirinya. Sebagai contoh, Toyota tidak
memiliki pemisah antara filosofi dan strategi. Namun mengelola dan berbagi pengetahuan
merupakan bagian dari keseharian Toyota. Mempertanyakan validitas pengetahuan tacit and
explicit adalah norma di dalam perusahaan.
Pertanyaan berkelanjutan ini memampukan Toyota di dalam mempertahankan pengetahuan
yang terdistribusi dan lingkungan kepemimpinan. Di dalam budaya pengetahuan terdistribusi,
pekerja Toyota didukung untuk memvisualisasikan perbaikan dan mentransfer pengetahuan
tacit personal menjadi pengetahuan eksplisit korporat. Visualisasi ini mengambil bentuk
generasi ide dan program perbaikan berkelanjutan, demikian juga dengan kerja sama tim
antar fungsi.
Toyota mempekerjakan berbagai teknik dan alat untuk mendukung proses transfer
pengetahuan menjadi titik-titik tindakan. Sebagai contoh, terdapat sistem rotasi 2 jam dan
rapat teknik studi tim sukarela. Keduanya melibatkan perubahan pengetahuan tacit
perorangan menjadi pengetahuan perusahaan guna menyelesaikan masalah.
Sistem rotasi 2 jam. Toyota mengadopsi sistem ini dalam pabrik untuk mengurangi siklus
kerja dan meningkatkan pengetahuan proses. Setiap anggota tim terlibat di dalam setiap
aspek proses kerja. Selain itu menjadi lebih multi skill seiring anggota tim berbagi
pengetahuan tacit dengan anggota tim lain guna meningkatkan proses kerja secara
berkelanjutan.
Rapat teknik studi tim sukarela. Alat ini diperkenalkan untuk mengurangi limbah (waktu,
material, dll) dan memperbaiki berbagi pengetahuan dengan tim kerja. Meskipun manajemen
selalu menetapkan subjek, karyawan secara aktif berpartisipasi di dalam rapat dan hasil akhir
adalah konversi pengetahuan individual kembali menjadi pengetahuan perusahaan.
Institut Toyota
Pada tahun 2002, perusahaan mendirikan Institut Toyota guna mengembangkan para
manager, terutama manajer lini tengah. Institut Toyota didesain untuk merekatkan nilai,
kepercayaan, dan metode bisnis yang berlaku untuk mendukung dan mendukung
kelangsungan evolusi operasi perusahaan di seluruh dunia.
Institut Toyota juga bertanggungjawab untuk sekolah Global Leadership, yang ditujukan
untuk mengembangkan eksekutif untuk global bisnis Toyota dan sekolah pengembangan
manajemen, berkenaan dengan pelatihan praktik dalam aplikasi Toyota Way. Peneliti dan
lembaga pendidikan terkemuka, termasuk Wharton School of the University of Pennsylvania
and Hitotsubashi University di Jepang telah terdaftar untuk membimbing program
pengembangan di dalam institute.
Toyota melihat training SDM sebagai salah satu issue penting di tengah meningkatnya
tantangan mega kompetisi. Insitut Toyota berlaku sebagai pusat syaraf global guna
memperkuat kembali ikatan organik diantara bisnis yang terbangun di sekeliling Toyota Way,
perusahaan memiliki tujuan untuk mempertahankan fokus yang terdedikasi pada
pertumbuhan holistik dengan meningkatkan efisiensi operasional melalui organisasi-
organisasi nya di seluruh dunia.
Strategi pemasaran pokok Toyota adalah database raksasa dari 10 juta pemilik kendaraan, dan
hampir jutaan prospek (prospek disimpan dalam file untuk 1 tahun). Untuk database pemilik,
Toyota berfokus pada sejumlah 120 variabel untuk setiap rumah tangga, termasuk perilaku,
transaksional, demografik, gaya hidup, dan kepemilikian kendaraan.
Didukung oleh database prospek dan pemilik, tim marketing langsung Toyota menciptakan
lebih dari satu project marketing major per hari. Toyota Motor Sales mengoperasikan dealer
secara harian, situs e-bisnis diberikan untuk komunikasi terpusat dalam lingkup jaringan
perusahaan delear. Portal melayani sebagai suatu channel guna mempertukarkan informasi
pemasaran dan penjualan, customer service dan kepuasan pelanggan.
Toyota juga berinvestasi pada extranet untuk menyediakan pendekatan e-learning baru untuk
jaringan Toyota retail. Situs didasarkan pada objek learning dan mengintegrasikan format
media jamak guna menyediakan lingkungan belajar yang lebih interaktif dan mengikat.
Penggunaan meta-data medukung maksimisasi konten dari penggunaan kembali dan efisiensi
biaya.
Struktur dan konten dari pelajaran didesain untuk menstimulasi cara diana staf dealer bekerja,
memastikan keberartian konten. Situs juga memastikan partisipan untuk memperbaiki dengan
kecepatan mereka sendiri, dan belajar pada waktu dan tempat yang disesuaikan dengna
persyaratan kerja mereka. Selain itu struktur laporan memberikan kecepatan dan keakuratan
laporan dari perkembangan belajar, pengembangan dan kesenjangan pengetahuan.
Tantangan Toyota Corporation
Toyota telah mencapai ambisi jangka panjang untuk mengalahkan General Motors dan
menjadi manufaktur otomotif terbesar di dunia (by volume). Untuk mencapai tujuan ini,
perusahaan secara cepat meluaskan fasilitas manufaktur di seluruh duia. Toyota juga
memiliki program ambisius untuk laucing mobil dan truk baru-termasuk memperkenalkan
kendaraan hibrid: Prius. Strategi perusahaan menjadi produser kendaraan bersahabat dengan
lingkungan yang terbesar di dunia.
Pusat produksi Toyota global, dibuka bulan juli 2003, telah diberikan tanggungjawab untuk
melatih secara cepat manajer lini tengah dari berbagai belahan dunia dalam jumlah besar dan
the Toyota Production Sistem dan best knowledge practices di Jepang.
Upaya perusahaan menjadi terdepan (secara volume) pada otomotif global ada harganya.
Reputasi sebagai manufaktur kendaraan berkualitas ditandai dengan adanya berbagai
penarikan kembali kendaraan. Di AS, pasar Toyota terbesar, tahun lalu perusahaan dipaksa
untuk menarik kembali 750.000 kendaraan. Di jepang Toyota menarik kembali 1 juta
kendaraan dalam periode yang sama. Sebagai tambahan, keterampilan kompetensi dan sistem
berbagi pengetahuan dan kolaborasi juga memperoleh dampaknya ketika Toyota
mengekspansi angkatan kerja dan fasilitas manufaktur.
Akio Toyoda, cucu dari pendiri pembuat mobil, sekarang terlibat dalam kampanye back to
basics untuk memastikan kualitas otomotif merupakan prioritas utama-mengambil prioritas
lebih dibandingkan pemotongan anggaran dan design. Shinichi Sasaki, kepala operasi Toyota
eropa dan sebelumnya merupakan quality chief, membantu tugas-tugas Mr. Toyoda.
Pada waktu yang bersamaan, Toyota mencapai rangking no 1 manufaktur otomotif, dimana
perusahaan berada di tengah diversifikasi yang repat. Toyota mengendalikan 522 bisnis,
jumlah besar yang secara virtual tidak memiliki urusan apa-apa bagi manufaktur otomobil,
memiliki ukuran mulai dari pengembang resort Nagasaki Sunset Marina (77% saham dimiliki
Toyota) dengan jumlah pegawai 5 orang, hingga Toyota Financial Services Corporation, anak
perusahaan dengan 3,000 pekerja dan laba operasi sebesar USD 2.1 miliar pada tahun fiskal
2007.
Toyota juga memiliki perusahaan dengan manufaktur yang bersifat rumahan. Dan pembuat
mobil memiliki 100% Delphys Inc., sebuah lembaga periklanan dengan pendapatan USD 675
juta. Lalu ada pula Toyota Amenity, anak perusahaan Toyota yang memiliki 69 karyawan
yang menyediakan jasa konsultasi untuk hotel, gedung pernikahan dan restoran. Untuk
mendapatkan keuntungan dari meningkatnya kaum jompo di Jepang, Toyota adalah pemilik
dari 51% , perusahaan yang memproduksi dukungan layanan untuk lembaga medis. Dan jika
karyawan mereka kelaparan, mereka akan beralih ke Toyota Bio Indonesia, petani sekaligus
produsen ubi.
Toyota memiliki sejarah panjang di dalam mengidentifikasikan pasar baru dan menciptakan
bisnis yang berhasil. Toyota mendirikan manufaktur mesin rajut tekstil, yang tahun ini
memasuki tahun ke 70, merupakan manufaktur otomotif kedua terbesar di dunia (dilihat dari
volume). Semenjak tahun 1986, Toyota memiliki komite New Business Project yang
mengembangkan bisnis baru dalam 5 area, termasuk pabrik otomasi, elektronik dan
bioteknologi.
Pendapatan dalam setahun hingga akhir maret 2007, untuk non-auto businesses melebihi
USD 12 Miliar, dan memiliki lebih dari 50% semenjak tahun 2003. sedangkan tahun lalu
total merepresentasikan 6% penjualan Toyota secara keseluruhan yakni USD 202.9 miliar,
jika perusahaan non auto ini diasumsikan sebagai perusahaan terpisah, dapat ditempatkan
pada 200 perusahaan teratas versi indeks saham Standard & Poors 500.
Tantangan terbesar Toyota adalah untuk memastikan Toyota Way hidup di dalam setiap hati
dan pikiran karyawan baru, dimana sebagian dari mereka tidak berasal dari kerjasama dan
perbaikan yang berkelanjutan. Dan ketika banyak pekerja Jepang yang harus pensiun,
perusahaan harus segera enyampaikan tugas kritis guna menemukan kembali pengetahuan
tacit perorangan untuk diubah menjadi pengetahuan perusahaan eksplisit. Senior eksekutif
Toyota juga membutuhkan untuk menguasai organisasi yang semakin kompleks,
terdiversifikasi, dan global guna mendapatkan kembali gelar sebagai perusahaan yang paling
digerakkan oleh pengetahuan kelas dunia.
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang akan menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kelemahannya, karena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau refrensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini.
Kami banya berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada kami demi sempurnyanya makalah ini berguna bagi kamu pada khususnya juga para
pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
http://id.wikipedia.org/wiki/Jalur_perdagangan
http://id.wikipedia.org/wiki/Nilai-nilai_budaya
http://id.wikipedia.org/wiki/Tanggung_jawab_sosial_perusahaan
http://dheeneedaily.blogspot.co.id/2009/03/toyota-corporation.html
http://belajartanpabuku.blogspot.co.id/2013/04/pengaruh-kebudayaan-jepang-terhadap.html