Anda di halaman 1dari 18

koNama : Alifian Firdausy WInar Samudra

NIM : V1222004

Kelas : Manajemen Perdagangan A

Supply Chain & Operation Management

A, Menyusun, Mengidentifikasi, dan Menganalisis Proses Supply Chain & Operation Management

1. AKRIVITAS (HULU HULIR CUSTOMER FEEDBACK)


Nike adalah salah satu perusahaan asal Amerika Serikat yang memproduki sepatu, pakaian,
dan alat-alat olahraga. Nike mensponsori beberapa olahraga#anterkenal dunia, sehingga
Nike menjadi pemain besar dalam industri tersebut. %iketelah beroperasi di Indonesia sejak
tahun 1998 dan hampir seper tiga sepatu yang adasekarang menrupakan produk dari sana.
Tony Band, selaku koordinator perusahaan Nike di Indonesia, mengatakan perusahaan yang
digunakan di Indonesia berjumlah ''kontraktor. Beberapa diantaranya merupakan bekas-
bekas basis perusahaan asosiasi Nike di Korea Selatan dan Taiwan. Hubungan antara Nike
dan kontraktor di Indonesia cukup dekat. setiap personel Nike di setiap pabrik di Indonesia
memeriksa kualitasdan pengerjaan yang memenuhi persyaratan ketat Nike Semua pekerja
produksi berasal dari Indonesia, terutama Wanita muda dalam kelompok usia 16 – 22 tahun,
dan biasanya berasal dari Pulau jawa

perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan


menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir.
Perusahaan-perusahaan tersebut termasuk supplier, pabrik, distributor, toko atau ritel, sertu
perusahaan pendukung seperti jasa logistik.

Ada macam hal yang harus dikelola dalam supply chain yaitu
1. Aliran barang dari hulu ke hilir contohnya bahan baku yang dikirim dari supplier ke
pabrik, setelah produksi selesai dikirim ke distributor, pengecer, kemudian ke pemakai
akhir.
2. kedua, aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu dan ketiga adalah
aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir atau sebaliknya.
Faktor-faktor yang berasal dari
dalam perusahaan Nike yakni
terdiri :
1) Penelitian dan
Pengembangan Nike
Nike mampu mengikuti
kemajuan teknologi karena
penelitian dan
pengembangan sepatu
atletik
merupakan inovasi desain
dan tidak membutuhkan
investasi besar dalam
peralatan. Pada tahun
1980,
perusahaan membentuk
Laboratorium Penelitian
Olahraga Nike-LPON yang
menggunakan kamera video
dan peralatan penguji daya
tarik serta meneliti beberapa
jenis persoalan seperti
morfologi kaki anak-anak.
Selain pekerjaan laboratorium
mereka, para desainer Nike
juga mengunjungi para atlet
untuk mempelajari
lebih banyak mengenai
teknologi sepatu. Nike terus
bergantung pada
pengembangan teknologi
superior
untuk mendiferensiasi
produknya dari pesaing.
Faktor-faktor yang berasal dari dalam perusahaan Nike yakni terdiri ;

1) Penelitian dan Pengembangan Nike

Nike mampu mengikuti kemajuan teknologi karena penelitian dan pengembangan


sepatu atletik merupakan inovasi desain dan tidak membutuhkan investasi besar
dalam peralatan. Pada tahun 1980, perusahaan membentuk Laboratorium Penelitian
Olahraga Nike-LPON yang menggunakan kamera video dan peralatan penguji daya tarik serta
meneliti beberapa jenis persoalan seperti morfologi kaki anak-anak. Selain pekerjaan
laboratorium mereka, para desainer Nike juga mengunjungi para atlet untuk mempelajari lebih
banyak mengenai teknologi sepatu. Nike terus bergantung pada pengembangan teknologi
superior untuk mendiferensiasi produknya dari pesaing.

2) Pemasaran
Berdasarkan pernyataan
misi, Nike merupakan
perusahaan yang
menciptakan dan
memasarkan
produknya bukan perusahaan
yang memproduksi produknya.
Nike memposisikan produknya
sebagai sepatu
berkinerja tinggi dengan
teknologi yang canggih.
Sasaran pasar dari Nike
merupakan pria dan wanita
dengan
kisaran umur dari 18-34 tahun.
Namun saat ini Nike
menargetkan pasar wanita
dengan mendirikan Nike
Goddess. Diketahui bahwa
pasar wanita menyumbang
20% dari total pendapatan
Nike
2) Pemasaran

Berdasarkan pernyataan misi, Nike merupakan perusahaan yang menciptakan dan


memasarkan produknya bukan perusahaan yang memproduksi produknya. Nike memposisikan
produknya sebagai sepatu berkinerja tinggi dengan teknologi yang canggih. Sasaran pasar dari
Nike merupakan pria dan wanita dengan kisaran umur dari 18-34 tahun. Namun saat ini Nike
menargetkan pasar wanita dengan mendirikan Nike Goddess. Diketahui bahwa pasar wanita
menyumbang 20% dari total pendapatan Nike

Nike juga menginklankan produknya pada media cetak yaitu majalah-majalah olahraga seperti
Sport Illustrated. Nike menjadi sponsor utama Tour de France 2003 untuk tim sepeda Lance
Amstrong. Nike juga menjadi sponsor di tim sepak bola nasional Turki, Meksiko dan Korea. Untuk
mempromosikan produknya, Nike “menyewa” atlit-atlit professional untuk menjadi bintang iklan
seperti Michael Jordan, Kobe Bryant, Tiger Woods dan lainnya.

3) Distribusi

Nike mengoperasikan sebuah program pemesanan Bernama “Futures”yang memungkinkan


peritel memesan hingga enam bulan ke depan dan dijamin menerima pesanannya dalam periode
waktu dengan harga tertentu. Tetapi, para peritel Futures dapat menerima pemesanan pakaian
berikutnya jika mereka melakukan pemesanan pada pukul 7 malam sehari sebelumnya. Sistem
penambahan otomatis Nike memungkinkan pengiriman otomatis kepada produsen volume
tinggi untuk memastikan pasokan yang konstan bagi peritel.Nike telah membeli operasi
distribusi di seluruh dunia untuk memantau pemasaran internasional secara teliti agar Nike
tidak kehilangan citranya sebagai sepatu olahraga yang unggul secara teknis

4) Keuangan / Akuntasi

selama masa pertumbuhan pesatnya, para manajer Nike diberi kebebasan pengeluaran
untuk mengembangkan dan memasarkan produk perusahaan. Setelah pemberhentian
pemangkasan biaya dan pencarian efisisensi yang dimulai pada tahun 1998, para wakil direktur
mulai menghabiskan lebih banyak waktu untuk menyadarkan karyawan mengenai perlunya
akuntabilitas keuangan. Pada tahun 1998, setiap manajer bagian geografis memberikan laporan
laba rugi, dan kini sebagian kompensasi bergantung pada kinerja

5) Tanggung Jawab Sosial

Tanggung Jawab Sosial Nike mengalami skandal tentang beredarnya kabar praktik pekerjaan
di tempat produksi internasionalnya. Pada tahun 2001, adanya berita tentang manajer pabrik di
Indonesia yang dituduh melakukan pelecahan seksual, penyiksaan fisik dan verbal, pembatasan
layanan kesehatan, dan pemaksaan lembur dengan pembayaran upah yang kecil. Atas
berita ini, Nike berjanji akan menyelidiki dan memperbaiki kapan pun kondisi yang tidak
pantas terjadi

2. PERENCANAAN

1.) Bentuk

Berhubungan dengan proses produksi /konversi, yaitu perubahan fisik atau kimiawi yang
membuat suatu produk menjadi lebih bernilai tambah. Pemasaran berkontribusi terhadap
penciptaan utilitas bentuk, salah satu contoh utilitas bentuk yaitu: kayu yang telah dibentuk
menjadi kursi, meja dan lemari, dan peralatan mebel lainnya

2.) Tempat

Terbentuk jika produk tersedia di lokasi-lokasi yang mudah diakses oleh calon pembeli.
Contohnya: sepatu Nike akan memiliki utilitas tempat apabila sudah dikirim dari pabrik gerairitel
seperti mal atau toserba.

3.) Waktu

Tercipta apabila sebuuah produk tersedia saat dibutuhkan oleh para pelanggan potensial.
Sebagai contoh: kartu natal dan tahun baru

4.) Informasi

informasi Tercipta dengan jalan mengimpormasikan kepada calon pembeli mengenai


keberadaan, ketersediaan, cara instalasi, dan cara pemakaian sebuah produk.

5.) Kepemilikan

Tercipta jika terjadi transfer kepemilikan atau hak milik atas suatu produk dari produken ke
konsumen

3. SCHEDULLING

1. MEMILIH SASARAN HARGA

Perusahaa harus memutuskan apa yang ingin ia capai dengan suatu produk

tertentu. Jika perusahaan telah memilih pasar sasaran dan penentuan posisi

pasarnya dengan cermat, maka strategi bauran pemasarannya, termasuk harga,

akan cukup mudah. Misalnya, jika perusahaan kendaraan rekreasi ingin

memproduksi sebuah truk mewa bagi konsumen yang kaya, hal mengimplikasikan

pendapatan harga yang mahal. Jadi strategi penetapan harga sangat ditentukan

oleh keputusan yang meyangkut penetapan posisi pasar


2. MENENTUKAN PERMINTAAN

Setiap harga yang ditentukan perussahaan akan membawa kepada tingkat

permintaan yang berbeda dan oleh karenanya akan mempunyai pengaruh yang

berbeda terhadap sasaran pemasarannya.

3. MEMPERKIRAKAN HARGA

Permintaan umumnya membatasi harga tertinggi yang dapat ditentukan

perusahaan bagi produknya. Perusahaan ingin menetapkan harga yang dapat

menutupi biayanya dalam menghasilkan, mendistribusikan, dan menjual produk,

termasuk pendapatan yang wajar atas usaha dan resiko yang dihadapinya.

4. MENGANALISIS HARGA DAN PENAWARAN PESAING

Sementara permintaan pasar membentuk harga yang tertinggi dan biaya

merupakan harga terendah yang dapat ditetapkan, atau produk pesaing dan

kemungkinan reaksi harga membantu perusahaan mentukan berapa harga untuk

produk tersebut. Ketika perusahaan mengetahui harga dan penawaran (produk)

pesaing, iya dapat menggunakannya sebagai titik orientasi untuk penentuan

harganya sendiri jika tawaran produk perusahaan sama tawaran produk utama

pesaing, maka perusahaan harus menetapkan harga yang dekat dengan pesaing

atau jika tidak akan kehilangan penjualan.

4. LOGISTIK

1. Gudang Produksi

Sebuah fasilitas yang dimiliki perusahaan yang di fungsikan sebagai tempat produksi semua
bahan mentah untuk menjadi berbagai macam produk Perusahaan Nike yang di pasarkan, dan
saat ini Perusahaan telah memiliki pusat logistic yang rancangan produksinya didasarkan oleh 4
titik focus, dan proyek yang dimiliki oleh Nike ini bersertifikat LEED GOLD. Rancangan
keseluruhan didasarkan pada tiga titik fokus: Operasi bebas fosil, aliran putaran tertutup, dan
lingkungan yang sehat dan beragam hayati, sehingga menciptakan contoh keberlanjutan yang
gemilang.ada pun dibawah ini penjelasanya

(Penggunaan matahari, angin, air, tanah dan energi biomassa)

-Melalui panel matahari (fotovoltaik dan panas), turbin angin, pembangkit listrik tenaga air, KWO
(geothermal) dan pembangkit listrik tenaga biomassa. -Penggunaan semen tanur sembur -Fasad
hijau dan atap hijau terintegrasi penuh di lingkungan. Fasad hijau digunakan sebagai titik
pertemuan eksternal, perlindungan matahari dan termasuk rute darurat tersembunyi. -
Pembuatan taman yang terletak di sebelah yang disusun secara analogi dengan lanskap
sekitarnya (pola garis plot dan bidang, kanal, deretan pohon dan jalan setapak).

(Penggunaan bahan yang inovatif)

-Racking berpakaian: lebih sedikit baja, lebih hemat. Bangunan Lowbay dan zona konveyor
adalah struktur sederhana. Lowbay adalah struktur beton prefabrikasi penuh. Zona konveyor –
162 x 21 x 26 meter – sebagian besar terdiri dari baja. Terutama teknik baja dari teluk tinggi yang
menarik perhatian. Tim desain menerapkan prinsip clad racking di sana. Rak berpakaian seperti
itu terdiri dari lempengan beton datar di mana struktur rak lengkap yang terbuat dari baja
galvanis berbentuk dingin dibangun. Ini digunakan sebagai ruang penyimpanan dan sebagai
struktur untuk menempatkan fasad.

(Efisiensi air)

-Sistem air loop tertutup dipasang di lokasi. Strategi air loop tertutup terintegrasi berfokus pada
efisiensi air dan badai, penyangga air buangan, infiltrasi dan daur ulang. Semua air hujan dari
atap yang tidak bervegetasi dipulihkan menjadi tangki air. Air ini akan digunakan kembali setelah
penyaringan dan disinfeksi untuk pembilasan toilet, irigasi, dan pencucian truk. Semua air dari
jalan dan tempat parkir pertama-tama melalui pemisah HC dan kemudian bersama dengan air
hujan dari atap yang bervegetasi meresap ke dalam kolam dan wadi. Penggunaan air juga
diminimalisir dengan menggunakan keran air low flow, shower, dll. Toilet dan urinal juga
dilengkapi dengan instalasi low flow flush dan dual for toilet.

(Kesehatan & keselamatan penghuni)

-Semua bangunan berventilasi, tentu saja untuk Highbay tidak ada orang yang bekerja (hanya
tempat penyimpanan). Di Lowbay dan Kantor semua ventilasi dilakukan unit penanganan
udara yang dilengkapi dengan filter F7 dan F9, baterai pemanas dan pendingin (terhubung ke
KWO), dengan unit pemulihan energi panas, dengan humidifikasi dan dehumidifikasi untuk
mendapatkan kontrol kelembaban antara 40 dan 70 %. Tarif udara juga dihitung untuk
mendapatkan kelas IDA 1 (klasifikasi tertinggi). Untuk memperbaiki kualitas udara dan
konsumsi energi, intake udara diarahkan ke arah angin utama. Semua udara buang terletak
lebih dari 12m dari setiap intake dan berlawanan arah dengan arah angin utama. Demi masa
depan

2. Aplikasi Nike di Smartphone

3. Website resmi Nike


5.) UMPAN BALIK KONSUMEN

Umpan balik yang di berikan oleh pelanggan tentang kepuasan mereka terhadap layanan yang
tersedia di dalam aplikasi Nike dengan berbagai fitur menarik di dalamnya untuk memudahkan
pelanggan untuk mengakses produk dari Perusahaan Nike\

B. Menyusun dan Meredesign, Proses dan Sistem SCM pada Perusahaan Nike

1. Proses SCM

Proses Supply Chain Management (SCM) pada perusahaan Nike adalah pengelolaan semua
proses untuk merancang,manusia manufaktur operasi, koordinasi, dan pengendalian, layanan,
dan sistem distribusi.untuk menggambarkan apa definisi abstrakberarti, kita berikutnya
menjelaskan rantai pasokan untuk sepatu olahraga disesuaikan dan menggambarkan beberapa
aspek khas dari Supply chain management

Berikut adalah beberapa aktvitas yang terlibat dalam SCM perusahaan Nike yaitu ;

-PRODUK

Produk yang dihasilkan antara lain sepatu,kostum,jaket,serta aksesoris olahraga dari berbagai
bidang seperti atletik,seluncur es,tennis,sepak bola,renang,basket,golf,bela diri , dan lain lain

-MITRA

Bekerjasama dengan beberapa desainer terkenal dan mengeluarkan produk baru dengan
segmen yang berbeda seperti contohnya bekerjasama dengan Perancang Stella Mcartney untuk
menghasilkan busana casual serta beberapa diferensiasi berupa parfum dan aksesoris casual
lainya

-PEMASOK

Pemasok merupakan pabrik yang menghasilkan bahan baku untuk produksi berasal dari berbagai
penjuru belahan dunia sehingga mampu untuk menguasai pasar di berbagai benua

-PELANGGAN

Berasal dari seluruh kalangan masyarakat yang tersebar di seluruh dunia

-LINGKUNGAN BISNIS
Industri peralatan olahraga berkembang cukup pesat sehingga menghasilkan peluang maupun
ancaman berupa persaingan yang cukup tinggi,tantangan terbesar dalam pengembangan usaha
ini adalah kreativitas baru dan munculnya kompetitor

2. SISTEM SCM

Sistem Supply Chain Management(SCM) pada perusahaan Nike bertujuan untuk memastikan
rantai pasokan barang yang lebih efisien,efektif dan berkelanjutan untuk memudahkan dan
memberikan kenyaman kenyamanan terhadap pelanggan

Pola hubungan industry di mana proses produksi dilakukan di negara-negara Asia sementara
proses distribusi/penjualan dilakukan di negara-negara Eropa ini secara tidak langsung
mendorong terciptanya hubungan yang lebih erat di antara negara-negara yang terlibat dalam
keseluruhan aktivitas produksi sampai ke distribusi ke konsumen tersebut.

Rantai pasok (supply chain) perusahaan Nike sendiri terdiri dari tiga langkah :
-Konsep dan desain riset dan pengembangan di negara maju pemilik merk dagang

-Produksi pengolahan bahan mentah seperti kulit, pembuatan sepatu (pemotongan, penjahitan,
penyatuan komponen berbeda)

-Gerai toko dan cabang di mana sepatu dijual langsung ke pembeli

1. Upper Components
Pada proses ini,setelah penentuan style dan design sepatu selanjutnya proses pemotongan
bahan baku sebelum di bentuk menjadi upper sepatu sesuai dengan pola
2. Stitching
Bahan baku yang telah dipotong sesuai pola kemudian dijahit sampai menjadi upper sepatu
3. Outsole Production
Merupakan bagian yang paling bawah dari sepatu yang standar kualitas nya harus baik dan
bisa mencengkram pada permukaan tanah,jalan dan bahanya ringan
4. Insole Production
Bagian dalam sepatu yang bersentuhan dengan kaki, Insole dibuat senyaman
mungkin ,lembut dan empuk sehingga memberikan kenyamanan terhadap pwnggunanya
5. Assembly
Bagian sepatu disatukan digabung menjadi sebuah sepatu dan selanjutnya masuk ke proses
pengecekan kualitas dan pengemasan packing

3. PERMASALAHAN YANG MUNGKIN TERJADI DAN CARA MENANGGULANGINYA

1. Pemalsuan dan peniru terus menjadi ancaman.

Banyak merek populer terpengaruh oleh pasar produk palsu. Scammers membuat versi
peniru dari merek yang dapat diidentifikasi, berharap untuk menyesatkan pembeli dengan
berpikir bahwa itu adalah barang asli ketika kualitasnya buruk dan produknya tidak asli. Nike
tidak terkecuali dalam hal ini, dan menindak pemalsu adalah pertempuran tanpa akhir

2. Persaingan masih ketat di pasar.

Meskipun Nike masih cukup dominan di pasar, persaingan ketat dan merek terus bersaing
untuk mendapatkan posisi teratas di benak konsumen dan akan terus berusaha
mempertahankan basis pelanggan setia mereka. Mencapai bahkan persentase kecil dari
pertumbuhan bisa berarti jutaan atau bahkan miliaran penjualan, jadi Nike tidak bisa hanya
berpuas diri.

Nike mengungguli pesaing Adidas dalam pendapatan sebesar 69%. (Statistik)

3. Perdagangan internasional bisa menjadi jebakan

Sebagian besar produksi Nike terjadi di luar Amerika Serikat (di mana sebagian besar
penjualannya terjadi), yang berarti rentan terhadap undang-undang dan sanksi perdagangan
internasional. Setiap perubahan dalam hukum bisnis, masalah manajemen rantai pasokan,
atau hambatan lain yang melekat pada bisnis internasional dapat menyebabkan masalah
yang signifikan jika dibiarkan, yang menyebabkan kekurangan pasokan atau keterlambatan
pengiriman produk.

Perusahaan Nike memiliki kemampuan untuk mengatasi dan menyelesaikan permasalahan


yang muncul. Hal ini dapat dilakukan dengan mengembangkan solusi yang inovatif dan
kreatif, serta mempertahankan hubungan yang baik dengan para pelanggan dan mitra
bisnisnya. Selain itu, perusahaan juga harus memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan
perubahan dan perkembangan industri yang terjadi secara cepat.
C. MENYUSUN DAN MENJELASKAN BUSINESS PROCESS MANAGEMENT & REP

1. BUSINESS PROCESS MANAGEMENT

Business Process Management (BPM) adalah suatu pendekatan terstruktur untuk


meningkatkan kinerja bisnis dengan fokus pada proses bisnis. BPM merupakan pendekatan
yang penting untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional perusahaan. Proses
bisnis pada perusahaan Nike yang dapat diatur dan ditingkatkan melalui BPM adalah :

-Desain Barang dan Jasa-

Area keputusan strategis ini berkaitan dengan desain sepatu atletik Nike dan produk lainnya.
Tujuan manajemen operasi adalah untuk memastikan bahwa desain produk sejalan dengan
kemampuan organisasi dan tujuan bisnis. Dalam hal ini, Nike Inc. berfokus pada desain
berdasarkan teknologi canggih dan preferensi pasar saat ini.

-Manajemen Mutu-

Nike menekankan kualitas dalam proses dan produknya. Tujuan dalam bidang keputusan
strategis ini adalah untuk memuaskan harapan konsumen tentang kualitas produk.
Manajemen operasi perusahaan menangani masalah ini melalui standar kualitas tinggi dan
penerapan manajemen kualitas total (TQM) dalam produksi sepatu olahraga, perlengkapan
dan pakaian jadi

-Desain Proses dan Kapasitas-

Bidang keputusan strategis ini mengharuskan manajemen operasi Nike memprioritaskan


perampingan dan efisiensi produksi. Tujuannya adalah untuk memastikan produksi yang
memadai, efektif, dan efisien. Di Nike, manajer operasi menerapkan strategi peningkatan
berkelanjutan untuk mendukung tujuan dan kebutuhan produksi perusahaan berdasarkan
dinamika pasar.

-Strategi Lokasi-

Lokasi fisik adalah perhatian khas di area keputusan strategis manajemen operasi ini.
Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan biaya dan efisiensi melalui kedekatan dengan
karyawan, pemasok, dan target pasar. Dalam kasus Nike Inc., manajer operasi menerapkan
strategi korporat yang memilih lokasi fasilitas produksi berdasarkan biaya dan kedekatan
dengan pasar yang paling signifikan. Misalnya, Nike Inc. memiliki pemasok sepatu olahraga di
Asia Tenggara karena keunggulan biaya berdasarkan tenaga kerja yang lebih murah di
wilayah tersebut.

-Desain Tata Letak dan Strategi-


Manajemen operasi Nike menangani desain tata letak fasilitasnya. Sasaran dalam bidang
keputusan strategis ini adalah untuk mengoptimalkan alur kerja berdasarkan sumber daya
manusia, persyaratan kapasitas, teknologi, dan persyaratan inventaris. Manajer operasi Nike
menerapkan desain dan strategi tata letak perusahaan hanya untuk fasilitas milik
perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan menggunakan tata letak kantor dimana karyawan
dapat bergerak dengan mudah. Pabrik-pabrik yang memproduksi sepatu atletik, pakaian jadi,
dan perlengkapannya tidak berada di bawah kendali Nike dalam hal desain tata letak dan
strategi.

-Desain Pekerjaan dan Sumber Daya Manusia-

Kecukupan dan pemeliharaan sumber daya manusia adalah tujuan dalam bidang keputusan
strategis manajemen operasi ini. Nike Inc. memenuhi kepedulian ini melalui pengembangan
kepemimpinan internal, bersama dengan pembinaan dan pendampingan. Perusahaan juga
memiliki evaluasi tugas pekerjaan secara teratur untuk memastikan kecocokan orang-
pekerjaan.

-Manajemen Rantai Pasokan-

Nike memiliki manajemen rantai pasokan yang sangat baik, yang memfasilitasi produksi yang
efisien untuk mendukung bisnis sepatu, pakaian, dan peralatan olahraga global. Sasaran
dalam bidang keputusan strategis manajemen operasi ini adalah menyelaraskan rantai
pasokan dengan tujuan strategis perusahaan secara keseluruhan. Nike Inc. memenuhi tujuan
ini melalui otomatisasi rantai pasokan dan optimalisasi jarak transportasi antara pemasok,
fasilitas produksi, distributor, dan pengecer.

-Manajemen Persediaan-

Sasaran dalam bidang keputusan strategis ini adalah untuk mempertahankan manajemen
operasi yang meminimalkan biaya persediaan sekaligus memaksimalkan efektivitas dan
efisiensinya. Manajer operasi Nike menerapkan metode manajemen inventaris terus-
menerus, yang melibatkan pemantauan terus-menerus dan pergerakan inventaris dari rantai
pasokan ke distributor dan pengecer.

-Penjadwalan-

Pendekatan penjadwalan Nike terutama berkaitan dengan operasi perusahaan dan


koordinasi rantai pasokan dengan operasi distribusi dan ritel. Di bidang keputusan strategis
manajemen operasi ini, tujuannya adalah untuk memaksimalkan pemanfaatan sumber daya.
Manajer Nike Inc. memenuhi tujuan ini melalui otomatisasi. Jadwal kantor perusahaan
dibakukan, sedangkan jadwal rantai pasok disesuaikan dengan kondisi pasar. Nike
menerapkan perubahan pada rantai pasokan berdasarkan permintaan pasar untuk alas kaki,
peralatan, dan pakaian atletiknya.
-Pemeliharaan-

Strategi pemeliharaan Nike mempertimbangkan kecukupan semua sumber daya. Kecukupan


sumber daya manusia, fasilitas dan kapasitas adalah tujuan dari area keputusan strategis ini.
Manajemen operasi Nike menerapkan program rekrutmen berkelanjutan untuk mendukung
kebutuhan SDM, serta program penghargaan dan strategi pengembangan karir untuk
mempertahankan karyawan secara maksimal. Untuk fasilitas, perusahaan telah
mendedikasikan tim untuk secara teratur mengevaluasi integritas dan persyaratan fasilitas
dan peralatan. Perusahaan yang memproduksi sepatu, pakaian, dan peralatan Nike
bertanggung jawab atas perawatannya sendiri.

2. Model ERP

Riset yang bertujuan untuk mempelajari kemungkinan implementasi ERP untuk perusahaan
Nike dengan skala kecil sampai dengan melalui fase analisis , dan fase implementasi.

Tujuan implementasi dengan scm dan CRM ialah mengontrol siklus manufaktur lebih baik
karena adapun fakta implementasi sebagai berikut

-didasari oleh pengguna yang lebih sedikit

-masqlah berhubungan dengan software

-training yang kurang

-implementasi ERP dan SCM yang berbeda

-menghabiskan budget sekitar $500 juta

Perusahaan Nike telah sukses menerapkan implementasi ERP saat ini ,ada 3 alasan utama
mengapa pihak perusahaan berhasil melakukannya : berhati hati dan mempelajari
kesalahannya, meningkatkan training kepada user, menggunakan BPR secara efektif

4. MODEL MASS CUSTOMIZATION (ORDER PENETRATION/OPP) DAN LEAN SYSTEMS & SIX
SIGMA QUALITY

A) Mass Customization (order penetration/OPP)


Perusahaan sepatu Nike, mereka telah menggunakan strategi ini dengan meluncurkan
berbagai inisiatif mass customization yang memungkinkan pelanggan untuk mendesain
sepatu mereka sendiri.

Salah satu contoh penerapan Model Mass Customization di Nike adalah melalui platform
Nike By You (sebelumnya dikenal sebagai NikeiD). Melalui Nike By You, pelanggan dapat
memilih model sepatu yang mereka inginkan dan mengkustomisasikannya dengan
berbagai opsi warna, material, dan detail desain lainnya. Pelanggan dapat memilih
kombinasi yang unik sesuai dengan gaya pribadi mereka. Nike By You memungkinkan
pelanggan untuk merasakan pengalaman memiliki sepatu yang dirancang khusus untuk
mereka sendiri.

Selain itu, Nike juga telah meluncurkan beberapa kolaborasi dengan tokoh terkenal,
atlet, atau desainer yang memungkinkan pelanggan untuk memilih sepatu dengan
elemen desain yang diilhami oleh mitra kolaborasi tersebut. Contohnya adalah kolaborasi
Nike dengan atlet basket Michael Jordan dalam meluncurkan seri sepatu Air Jordan. Ini
memberikan pelanggan kesempatan untuk merasakan pengalaman memiliki sepatu
dengan sentuhan unik dari atlet terkenal tersebut.

Dengan menggunakan Model Mass Customization, Nike memungkinkan pelanggan untuk


terlibat secara langsung dalam proses pembuatan produk mereka sendiri. Ini
memberikan pengalaman yang lebih personal dan memungkinkan pelanggan untuk
mengekspresikan kreativitas mereka melalui desain sepatu mereka sendiri. Pendekatan
ini juga membantu Nike membangun hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan,
karena mereka merasa memiliki keterlibatan yang lebih dalam dalam menciptakan
produk yang mereka sukai.

Model Mass Customization juga memberikan manfaat bagi Nike dalam hal diferensiasi
produk. Dengan memungkinkan pelanggan untuk memiliki sepatu yang unik dan
dipersonalisasi, Nike dapat membedakan dirinya dari pesaingnya dan memenuhi
kebutuhan individual pelanggan dengan lebih baik. Ini juga dapat meningkatkan loyalitas
pelanggan dan menciptakan peluang untuk peningkatan penjualan karena sepatu yang
dipersonalisasi sering kali memiliki harga yang lebih tinggi.

B) Lean System
Perusahaan sepatu Nike telah menerapkan pendekatan Lean Systems dalam operasi
mereka untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi pemborosan, dan meningkatkan
kepuasan pelanggan. Lean Systems merupakan suatu metodologi yang berasal dari
sistem produksi Toyota dan fokus pada penghapusan pemborosan dalam proses
produksi.

Berikut adalah beberapa contoh penerapan Lean Systems oleh perusahaan sepatu Nike:

1. Pengurangan Pemborosan: Nike berusaha untuk mengidentifikasi dan mengurangi


pemborosan dalam rantai pasok mereka. Mereka mengadopsi praktik Just-in-Time (JIT)
untuk mengoptimalkan rantai pasok mereka dengan mengurangi persediaan yang tidak
perlu dan memastikan bahan baku dan komponen yang tepat tiba tepat waktu untuk
produksi. Dengan mengurangi pemborosan seperti persediaan berlebih, waktu tunggu,
dan pergerakan yang tidak perlu, Nike dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi
biaya produksi.

2. Produksi yang Fleksibel: Nike menggunakan teknik produksi yang fleksibel untuk
mengakomodasi permintaan pelanggan yang bervariasi. Mereka memiliki kemampuan
untuk menyesuaikan produksi sepatu dengan cepat dan mengubah lini produksi mereka
sesuai dengan tren pasar dan permintaan pelanggan. Pendekatan ini memungkinkan
Nike untuk menghindari pemborosan dalam bentuk produksi berlebihan dan
memastikan bahwa mereka dapat memenuhi permintaan dengan efisien.

3. Peningkatan Kualitas: Nike mengadopsi filosofi Lean untuk meningkatkan kualitas


produk mereka. Mereka menerapkan konsep Continuous Improvement (Kaizen) untuk
mendorong karyawan mereka untuk terus meningkatkan proses produksi,
mengidentifikasi masalah, dan mencari solusi yang inovatif. Dengan fokus pada kualitas,
Nike dapat mengurangi cacat produk, menghindari pengulangan pekerjaan, dan
meningkatkan kepuasan pelanggan.

4. Tim Kerja yang Terintegrasi: Nike menerapkan pendekatan tim kerja yang terintegrasi
dalam operasi mereka. Ini berarti bahwa departemen dan tim berbagai fungsi bekerja
secara kolaboratif dan saling mendukung untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi
hambatan komunikasi. Melalui integrasi ini, Nike dapat memastikan keselarasan antara
produksi, pemasaran, dan manajemen rantai pasok, yang berkontribusi pada sistem yang
lebih efisien secara keseluruhan.

Dengan menerapkan Lean Systems, Nike berupaya untuk menciptakan operasi yang lebih
efisien, fleksibel, dan berkualitas tinggi. Pendekatan ini membantu mereka menghadapi
tantangan kompetitif, mempercepat waktu pemasaran produk, dan memenuhi
kebutuhan pelanggan dengan lebih baik.

C) Six Sigma
Nike, sebagai perusahaan alas kaki dan pakaian atletik global terkemuka, dapat
memanfaatkan penerapan prinsip Six Sigma untuk meningkatkan kualitas produknya.
Berikut adalah gambaran umum bagaimana Six Sigma dapat diterapkan pada proses
pembuatan sepatu Nike:

Tentukan: Nike perlu menentukan sasaran kualitas spesifik dan persyaratan pelanggan
untuk proses pembuatan sepatu mereka. Ini bisa melibatkan penetapan target terukur,
seperti mengurangi cacat atau meningkatkan keandalan produk.

Pengukuran: Nike akan mengumpulkan data dan metrik yang terkait dengan proses
pembuatan sepatu, seperti tingkat kecacatan, waktu siklus, dan umpan balik pelanggan.
Data ini membantu mengidentifikasi area perbaikan dan memberikan dasar untuk
mengukur kemajuan.

Analisis: Menganalisis data yang dikumpulkan memungkinkan Nike mengidentifikasi akar


penyebab cacat dan masalah kualitas. Teknik seperti analisis Pareto, diagram sebab-
akibat, dan analisis statistik dapat digunakan untuk menentukan area yang
membutuhkan perhatian dan perbaikan.

Tingkatkan: Setelah penyebab cacat diidentifikasi, Nike dapat menerapkan peningkatan


proses untuk mengatasi masalah ini. Ini mungkin melibatkan proses mendesain ulang,
memperkenalkan teknologi atau peralatan baru, dan meningkatkan program pelatihan
bagi karyawan.
Dengan mengadopsi metodologi Six Sigma, Nike dapat mengupayakan tingkat kualitas
yang hampir sempurna, mengurangi pemborosan dan cacat, meningkatkan kepuasan
pelanggan, dan meningkatkan efisiensi operasional secara keseluruhan.

Six Sigma dalam proses pembuatan sepatu Nike dapat bervariasi berdasarkan praktik
internal, sasaran kualitas, dan kebutuhan pelanggan. Untuk informasi terperinci dan
terkini tentang prakarsa kualitas Nike, sebaiknya merujuk ke sumber resmi seperti situs
web atau laporan Nike.

Anda mungkin juga menyukai