Di susun oleh :
UNIVERSITAS JEMBER
A. Harapan konsumen terhadap jasa
Harapan pelanggan dioercaya memiliki peran yang sangat besar dalam
menentukan kualitas produk dan kepuasan pelanggan.Pada hakikatnya harapan pelanggan
merupakan hubungan erat antara penentuan kualitas dan kepuasan pelanggan. Dalam
mengevaluasi suatu produk, pelanggan akan menggunakan harapannya sebagai acuan
atau standar. Oleh karena itu, harapan pelangganlah yang menjadi dasar mengapa dua
perusahaan dalam bisnis yang sama bisa memperoleh nilai yang berbeda dari
pelanggannya.
Dalam konteks kepuasan pelanggan, menurut Zeithmal (1993) harapan pelanggan
adalah perkiraan atau keyakinan pelanggan mengenai apa yang akan diterimanya.
Harapan konsumen terhadap suatu barang atau jasa telah dibentuk sebelum
konsumen membeli barang atau jasa tersebut. Pada saat proses pembelian dilakukan,
konsumen berharap bahwa barang atau jasa yang mereka terima sesuai dengan harapan,
keinginan dan keyakinan mereka. Barang atau jasa yang sesuai dengan harapan
konsumen akan menyebabkan konsumen merasa puas. Hal ini dilakukan dengan
membandingkan harapan kinerja barang atau jasa sebelum membeli dengan persepsi
kinerja aktual barang atau jasa tersebut. Konsumen akan merasa puas ketika harapan
sebelum pembelian sesuai atau melebihi perepsi mereka terhadap kinerja aktual produk.
Harapan konsumen dipengaruhi oleh pengalaman mereka terhadap penggunaan merek
dari barang atau jasa yang berbeda dari orang lain. Pengalaman konsumen terhadap
kinerja aktual barang atau jasa ketika digunakan tanpa dipengaruhi oleh harapan mereka.
Ketika kinerja aktual barang atau jasa berhasil maka konsumen akan merasa puas.
Confirmation terjadi bila harapan sesuai dengan kinerja aktual produk. Sebaliknya
disconfirmation terjadi ketika harapan lebih tinggi atau lebih rendah dari kinerja aktual
produk, konsumen akan merasa puas ketika tejadi confirmation / discofirmation.
Ciri Pelanggan yang puas Kotler, (2000) menyatakan ciri-ciri Pelanggan yang
merasa puas sebagai berikut:
1. Loyal terhadap produk Pelanggan yang puas cenderung loyal dimana mereka akan
membeli ulang dari produsen yang sama.
2. Adanya komunikasi dari mulut ke mulut yang bersifat positif. Komunikasi dari
mulut ke mulut (word of mouth communication) yang bersifat positif yaitu
rekomendasi kepada calon konsumen lain dan mengatakan hal-hal yang baik
mengenai produk dan perusahaan. Akhirnya perusahaan harus menyerahkan
kepuasan yang dapat diterima kepada pihak berkepentingan lainnya. Ini
membutuhkan keseimbangan yang amat halus, pemasar harus terus menghasilkan
nilai dan kepuasan bagi pelanggan lebih tinggi tetapi tetap tidak memberikan
segala-segalanya.
3. Perusahaan menjadi pertimbangan utama ketika membeli merek lain. Ketika
Pelanggan ingin membeli produk yang lain, maka perusahaan yang telah
memberikan kepuasan kepadanya akan menjadi pertimbangan yang utama.
B. Faktor yang mempengaruhi harapan pelanggan
a. Fitur Produk dan Layanan
Kepuasan pelanggan dengan produk atau layanan dipengaruhi secara signifikan
oleh evaluasi pelanggan terhadap fitur produk atau layanan. Untuk layanan seperti
hotel resor, fitur penting mungkin termasuk area kolam, akses ke fasilitas golf,
restoran, kamar kenyamanan dan privasi, bantuan dan kesopanan staf, harga kamar,
dan lain sebagainya. Dalam melakukan studi kepuasan, sebagian besar perusahaan
menentukan melalui beberapa cara (sering kali focus kelompok) apa fitur dan atribut
penting untuk layanan mereka dan kemudian mengukur persepsi fitur tersebut serta
kepuasan layanan secara keseluruhan. Peneleitian telah menunjukkan bahwa
pelanggan layanan membuat trade-off di antara fitur layanan yang berbeda (misalnya,
tingkat harga versus kualitas versus keramahan personel versus tingkat penyesuaian),
tergantung pada jenis layanan yang dievaluasi dan kekritisan layanan.
b. Emosi Pelanggan
Emosi pelanggan juga dapat memengaruhi persepsi kepuasan mereka terhadap
produk dan layanan. Emosi ini bisa stabil, emosi yang sudah ada sebelumnya
misalnya, keadaan mood atau kepuasan hidup. Pikirkan saat-saat ketika Anda berada
pada tahap yang sangat membahagiakan hidup Anda (seperti saat Anda sedang
berlibur), dan suasana hati yang baik dan bahagia serta kerangka berpikir positif telah
memengaruhi perasaan Anda tentang layanan yang Anda alami. Atau, saat suasana
hati Anda sedang buruk, perasaan negatif Anda mungkin terbawa tentang cara Anda
menanggapi layanan, menyebabkan Anda bereaksi berlebihan atau merespons secara
negative ada masalah kecil. Efek emosi pada kepuasan ditingkatkan untuk "layanan
dengan emosi tinggi" di mana pelanggan memiliki perasaan yang kuat (positif atau
negatif) bahkan sebelum layanan dimulai. Pikirkan, misalnya, layanan yang terkait
dengan kelahiran, pernikahan, penyakit, atau kematian. Dalam situasi seperti itu,
emosi pelanggan sangat menentukan berpengaruh.
Emosi tertentu juga dapat dipicu oleh pengalaman konsumsi itu sendiri, yang
memengaruhi kepuasan pelanggan dengan layanan. Penelitian yang dilakukan dalam
konteks arung jeram menunjukkan bahwa pemandu sungai memiliki pengaruh yang
kuat terhadap emosi pelanggan mereka tanggapan terhadap perjalanan tersebut dan
bahwa perasaan itu (baik positif maupun negatif) terkait dengannya kepuasan
perjalanan keseluruhan. Emosi positif seperti kebahagiaan, kesenangan, kegembiraan,
dan rasa kehangatan meningkatkan kepuasan pelanggan dengan perjalanan arung
jeram. Pada gilirannya, emosi negatif seperti kesedihan, kesedihan, penyesalan, dan
kemarahan menjadi berkurang kepuasan pelanggan. Secara keseluruhan, dalam
konteks arung jeram, emosi positif lebih kuat efek daripada yang negatif. Dalam
konteks yang berbeda, dengan menggunakan teori penularan emosi, peneliti
menemukan bahwa keaslian tampilan emosi karyawan secara langsung memengaruhi
emosi pelanggan di layanan ritel video dan konsultasi. Penularan emosi serupa efek
ditemukan dalam urutan beberapa tampilan emosional oleh karyawan dikonteks
pemulihan layanan restoran di Cina. Dalam penelitian ini emosi positif dan negatif
karyawan mempengaruhi keadaan emosi dan akhir pelanggan kepuasan.
C. Presepsi pelanggan
Persepsi memegang peranan penting dalam konsep penentuan posisi karena manusia
menafsirkan suatu produk atau merk melalui persepsi.Persepsi merupakan suatu aspek
psikologis yang penting bagi manusia dalam merespon kehadiran berbagai aspek dan
gejala yang ada di sekitarnya.
Menurut Machfoedz persepsi adalah proses pemilihan, penyusunan, dan penafsiran
informasi untuk mendapatkan arti. Sedangkan menurut Hurriyati persepsi adalah proses
yang dilalui orang dalam memilih, mengorganisasikan dan menginterprestasikan
informasi guna membentuk gambaran berarti mengenai dunia.
Persepsi konsumen merupakan suatu proses yang dilalui seseorang dalam melakukan
pilihan, penyusunan, dan penafsiran informasi guna mendapatkan arti atau keputusan.
Dari definisi tersebut dapat kita ketahui bahwa seseorang yang akan membeli dipengarui
oleh persepsi terhadap situasi yang dihadapinya, sedangkan apa yang dipersepsikan
seseorang berbeda dari kenyataan yang ada.