Anda di halaman 1dari 74

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Transportasi merupakan komponen utama yang sangat dibutuhkan


masyarakat untuk mempermudah aktifitas sehari-hari. Dengan adanya
transportasi proses pengangkutan menjadi lebih mudah dan lebih cepat.
Transportasi memberikan peran yang sangat penting dalam bidang
politik, ekonomi, sosial dan budaya kepada masyarakat untuk
melakukan aktifitas. Transportasi berkembang sangat cepat meliputi
transportasi umum seperti bus, mikrolet, kereta api maupun pesawat.
Dalam penelitian ini pembahasanakan difokuskan pada kendaraan
pribadi,yaitu mobil yang sangat berperan penting untuk menujang
aktifitas masyarakat Indonesia yang menjadi Negara berkembang. Hal
ini di dukung dengan sistem transportasi di Indonesia yang tergolong
belum tertata dengan baik. Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang
semakin cepat tetapi kurang baiknya transportasi umum, menyebabkan
masyarakat lebih memilih mempunyai kendaraan pribadi yang nyaman,
murah dan praktis.
Dewasa ini aktifitas masyarakat di Indonesia yang semakin lama
semakin kompleks dan beragam serta arus globalisasi yang berkembang
ke arah modernisasi, membuat industri otomotif mempunyai ruang
seluas- luasnya untuk meningkatkan produk. Di sisi lain industri
otomotif di Indonesia menghadapi persaingan yang sangat ketat
disebabkan oleh perusahaan otomotif asing yang membanjiri pasar
mobil dan sepeda motor di tanah air. Perkembangan teknologi otomotif
serta persaingan yang ketat tersebut menguntungkan pihak konsumen.
Peneliti memilih topik ini karena kebutuhan konsumen di
Indonesia saat ini akan kendaraan pribadi sangat tinggi pertumbuhannya.
Penelitian ini akan difokuskan pada alat transportasi mobil. Dalam hal
2

ini, penelitian dilakukan pada PT. Anzon Autoplaza Dealer


Toyota di Pontianak. Toyota di Indonesia mempunya komitmen,
berkontribusi kepada bangsa dan masyarakat melalui praktik profesional
di bidang pemasaran produk-produk dan jasa pelayanan kepada
pelanggan yang berkualitas tinggi dalam lingkungan. Tumbuh
berkembang bersama dengan karyawan, pemasok, dealer-dealer utama
dan dealer-dealer dengan saling percaya dan menghormati. Slogan baru
"Let’s Go Beyond" yang berarti cara kita dalam menginspirasi
masyarakat untuk mengalami lebih banyak hal dan menjalani hidup
dengan sepenuh hati. Mari kita pergi melampaui segala sesuatu yang
kita tahu. Mari kita merengkuh segala sesuatu yang tidak kita ketahui.
Menjadi perusahaan otomotif yang paling sukses dan dihormati di
kawasan Asia Tenggara dengan memberikan pengalaman terbaik dalam
kepemilikan kendaraan adalah misi utama dari PT. Anzon Autoplaza
Pontianak, yang lebih sering dikenal sebagai Anzon Toyota Pontianak.
Dealer yang didirikan berdasarkan akte notaris Tommy Tjoa Keng Liet,
S.H. No. 37 pada 08 Pebruari 1993. Perusahaan ini merupakan salah
satu perusahaan yang bergerak di bidang Didirikan pada tanggal 1 Maret
1993, PT. Anzon Autoplaza memulai penjualan mobilnya pertama di
Pontianak yang berlokasi di Jl. Tanjung Pura No. 302 dan menjadi
dealer Toyota pertama yang berdiridi tanah Kalimantan Barat. Sampai
tahun 2018, PT. Anzon Autoplaza sudah memiliki 5 cabang yang
bertempatan di Pontianak (dealer pusat), Singkawang, Sampit, Tambun,
Sintang. Dealer Resmi pemasaran Mobil Toyota dengan pelayanan jasa
penjualan, perawatan, perbaikan dan penyedia suku cadang toyota.
anzon toyota melayani penjualan mobil Toyota secara tunai dan kredit
serta didukung oleh lembaga pembiayaan yang terpercaya, aman dan
proses yang cepat.
Toyota Avanza merupakan salah satu andalan dari PT. Toyota
Astra Motor (TAM). Sebagai produk unggulan, Avanza mempunyai
beberapa prestasi. Beberapa penghargaan MURI yang pernah diterima
3

Toyota Avanza selama satu dekade ini, seperti mobil dengan penjualan
tertinggi dalam 1 bulan, mobil dengan nilai jual kembali tertinggi, Low
MPV pertama peraih top brand award selama 5 tahun berturut-turut,
penjualan terbaik selama 7 tahun berturut - turut, Low MPV pertama
dengan teknologi ABS dan Low MPV Pertama dengan transmisi
otomatis.
Toyota Avanza juga meraih penghargaan dari berbagai institusi
seperti: Top Brand Award untuk kategori Best Small MPV, Indonesia
Car of the Year dari Otomotif Award 2012, Best MPV Car dari Top
Brand Award 2011, Best Brand dari Choice Brand Award 2013, Best
Family Car dari IDEA Rumah Award 2011, Favorite Compact MPV
dari Autocar Award 2011 dan Best People Carrier dari Auto Bild Award
2006.
Tidak hanya dari segi penghargaan, namun Toyota Avanza juga
didukung oleh komitmen Toyota terhadap konsumen melalui jaringan
sales dan aftersales yang luas. Per November 2013, PT Toyota-Astra
Motor (TAM) sebagai distributor Toyota Avanza sudah memiliki 257
outlet di seluruh Indonesia.
Namun demikian berbagai prestasi tersebut tidak serta merta dapat
mendorong penjualan mobil Avanza. Seiring dengan kurs rupiah yang
melemah dan persaingan dalam industri otomotif yang semakin ketat,
penjualan mobil Toyota Avanza dalam dua tahun terakhir mengalami
tren yang menurun. Berdasarkan Tabel 1.1 berikut terlihat bahwa pada
tahun 2015 periode bulan Januari sampai dengan Agustus, penjualan
mobil Avanza mengalami penurunan rata-rata sebesar 26%
dibandingkan dengan penjualan tahun 2018 pada periode yang sama.

Tetapi secara wholesales dalam pemasarannya Toyota Avanza


masih menduduki posisi pertama dalam kelas Low MPV. Berdasarkan
tabel 1.2 dapat dilihat Toyota Avanza masih menjadi primadona
dikelasnya.
4

Tabel 1.2

Volume Penjualan Mobil Jenis MPV Tahun 2017

Merek Model Wholesales

Toyota Avanza 116.311 unit

Toyota Calya 73.236 unit

Toyota Kijang Innova 61.775 unit

Daihatsu Sigra 44.993 unit

Honda Brio Satya 43.378 unit

Sumber : Gaikindo Wholesales Data 2017

Terkait dengan prioritas aspek pada penjualan yang menjadi pertimbangan


proritas dalam indeks ini, maka dapat dilihat bahwa Mobil Toyota Avanza
menduduki peringkat pertama. Selain itu, data lain menunjukkan bahwa
penjualan produk Avanza dari bulan Januari sampai Desember 2018 dari 3
cabang Anzon Toyota di Kalimantan Barat sebesar 1.286 unit. Toyota
Avanza bersaing dengan beberapa produk dimana pesaing-pesaing tersebut
memiliki fitur dan desain yang hampir mirip dengan Toyota Avanza.
Toyota Avanza yang merupakan minibus compatible dengan fungsi
hampir sejenis Kijang Innova namun memiliki perbandingan harga yang
cukup jauh sehingga harga Toyota Avanza dapat dijangkau oleh semua
segmen masyarakatdalam memiliki kendaraan yang bergengsi dengan
harga yang reasonable.
Berdasarkan penelitian terdahulu, terdapat beberapa variabel yang
dapat mempengaruhi niat beli konsumen terhadap sebuah produk. Salah
satu diantaranya adalah kredibilitas merek. Erdem at al (2012 : 3)
menganggap bahwa dua aspek kredibilitas merek yang meliputi keahlian
dan kepercayaan konsumen terhadap sebuah merek akan mempengaruhi
niat beli konsumen. Kepercayaan mengimplikasikan bahwa sebuah merek
bersedia memberikan sesuatu yang telah dijanjikan, sementara keahlian
5

mengimplikasikan sebuah merek mampu memberikan sesuatu yang telah


dijanjikan (Erdem dan Swait, 2012 : 3). Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa kredibilitas merek merupakan salah satu alasan yang menyebabkan
konsumen membeli sebuah merek dan menciptakan hubungan jangka
panjang dengan perusahaan.
Adapun penelitian yang dilakukan oleh Sheeraz et al. (2012)
menunjukkan hasil bahwa nilai konsumen juga mempengaruhi niat beli
konsumen. Menurut Best dalam (Sumarwan, et al., 2010 : 30), nilai
konsumen merupakan benefit yang diperoleh konsumen dikurangi biaya
pembelian. Apabila konsumen merasakan bahwa benefit atau manfaat
yang diterima dari membeli sebuah produk lebih besar daripada biaya
pembelian maka konsumen akan melakukan pembelian.
Menurut Kotler dan Amstrong ( 2010 : 271) konsep produk
mengatakan, bahwa konsumen akan menerima produk yang memberikan
segala yang terbaik dalam hal kualitas, penampilan, dan ciri-ciri produk,
oleh Karena itu perusahaan harus memusatkan usahanya untuk terus
menerus melakukan inovasi produknya, khususnya pada kualitas produk,
fitur, dan desain. Kualitas produk yang tinggi menyebabkan konsumen
terdorong untuk membeli produk. Menurut Garvin dalam Kianpour dan
Jusoh (2014 : 549) telah mengungkapkan adanya delapan dimensi kualitas
produk yang bisa dimainkan oleh pemasar antara lain dimensi
performance atau kinerja produk, dimensi reliability atau keterandalan
produk, dimensi feature atau fitur produk, dimensi durability atau daya
tahan, dimensi conformance atau kesesuaian, dimensi serviceability atau
kemampuan diperbaiki, dimensi aesthetic atau keindahan tampilan produk,
dimensi perceived quality atau kualitas yang dipersepsikan. Hasil
penelitian Carmen et al, (2014) menghasilkan temuan bahwa kualitas
produk mempengaruhi niat beli konsumen.
Atas dasar latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kredibilitas Merek, Nilai
6

Konsumen dan Kualitas Produk Terhadap Niat Produk Mobil Toyota


Avanza di PT. Anzon Autoplaza Pontianak.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang penelitian tersebut di atas,
sehingga penulis dapat memaparkan rumusan masalah yaitu sebagai berikut:
1. Apakah kredibilitas merk memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat
beli konsumen pada mobil Toyota Avanza di Anzon Toyota Pontianak ?
2. Apakah nilai konsumen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat
beli konsumen pada mobil Toyota Avanza di Anzon Toyota Pontianak ?
3. Apakah kualitas produk memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat
beli mobil Toyota Avanza di Anzon Toyota Pontianak ?
4. Apakah Kredibilitas Merek, nilai konsumen, dan kualitas produk secara
simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat beli konsumen
pada mobil Toyota Avanza di Anzon Toyota Pontianak ?
1.3. Tujuan Penelitian
Berlatarbelakang dari permasalahan yang telah penulis kemukakan di
atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk menguji signifikansi pengaruh citra merek, harga, dan promosi
secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian Mobil Toyota
Avanza di Anzon Toyota Pontianak.
2. Untuk menguji signifikansi pengaruh citra merek secara parsial terhadap
keputusan pembelian Mobil Toyota Avanza di Anzon Toyota Pontianak.
3. Untuk menguji signifikansi pengaruh signifikan harga secara parsial
terhadap keputusan pembelian Mobil Toyota Avanza di Anzon Toyota
Pontianak.
4. Untuk menguji signifikansi pengaruh signifikan promosi secara parsial
terhadap keputusan pembelian Mobil Toyota Avanza di Anzon Toyota
Pontianak.
7

1.4 Manfaat Penelitian


Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis ini diharapkan dapat
memberikan manfaat antara lain :
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi perusahaan
tentang pengaruh citra merek, harga dan promosi terhadap keputusan
pembelian Mobil Toyota Avanza di Anzon Toyota Pontianak.Dapat
dijadikan pedoman secara Praktis
Diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam praktek perusahaan yang
menginginkan adanya kepuasan kerja dan komitmen dapat tercipta di
perusahaan tersebut.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian selanjutnya diharapkan untuk melakukan penelitian lebih
lanjut sehingga dapat memberikan hasil penelitian yang lebih mendalam,
serta memberikan solusi yang tepat pada pokok permasalahan yang
diteliti.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan,
wawasan, pengalaman dan keterampilan dalam memahami perilaku
konsumen khususnya keputusan pembelian terhadap suatu merek produk
tertentu.
8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Landasan Teori
2.1.1.Pengertian Kredibilitas Merek
Brand credibility atau kredibilitas merek adalah salah faktor
psikologis yang dapat memicu munculnya dorongan pembelian konsumen.
Memang tidak semua dorongan pembelian tersebut akan berakhir dengan
terciptanya transaksi (pembelian oleh konsumen), masih ada faktor-faktor
lain yang ikut mempengaruhi terciptanya konversi (menuju penjualan).
Kredibilitas merek ini berhubungan erat dengan perspektif konsumen
terhadap merek kita, tentang bagaimana persepsi konsumen terhadap merek
kita.
Jadi seharusnya brand credibility yang baik, adalah yang mampu
mengubah cara pandang konsumen terhadap brand dari produk atau jasa kita
agar memiliki arti yang positif, yang mampu men-triger dan men-drive
konsumen agar tertarik dan melakukan pembelian. Ada banyak faktor yang
mempengaruhi terciptanya kredibiltas merek yang tinggi, salah satunya
adalah nama besar perusahaan yang menghasilkan merek tersebut.
Bagaimanapun juga corporate image yang tercipta, yang berkembang
di publik, ikut serta menciptakan persepsi yang berkembang di pasar /
publik mengenai merek produk atau jasa kita. Brand credibility adalah
believability atau kemampuan untuk dapat dipercaya dari merek produk
tersebut dan informasi yang tertanam dalam merek tersebut, di mana juga
tergantung pada persepsi konsumen apakah merek produk tersebut memiliki
kemampuan dan kesediaan untuk terus memberikan dan mampu memenuhi
apa yang telah dijanjikan. Brand credibility terdiri dari dua komponen
utama, yaitu kepercayaan atau trustworthiness dan keahlian atau expertise.
Kepercayaan (trustworthiness) akan mengacu pada kesediaan
perusahaan untuk memberikan apa yang telah dijanjikan, sedangkan
9

keahlian (expertise) akan mengacu pada kemampuan perusahaan untuk


memberikan apa yang telah dijanjikan merek produk tersebut.
Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol atau desain atau kombinasi
dari mereka yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang dan jasa dari
satu penjual atau kelompok penjual dan untuk membedakan mereka dari
para pesaing (Kotler dan Armstrong, 2010). Merek memainkan peran
penting yang memerlukan identitas yang unik dari produk perusahaan jasa
yang berbeda dari pesaing (Leischnig et al, 2012). Calon pembeli
menghadapi banyak produk dan jasa dalam pasar dan mereka tidak memiliki
informasi yang pasti tentang semua produk dan jasa tersebut. Ini
menciptakan ketidakpastian dalam pikiran mereka.
Merek telah diidentifikasi sebagai faktor kunci yang memainkan peran
penting dalam proses pengambilan keputusan pembelian (Erdem, Swait dan
Valenzuela, 2006). Merek merupakan aset tak berwujud dari perusahaan
yang menciptakan nilai tinggi bagi perusahaan. Signaling theory
merupakan mekanisme dimana merek mempengaruhi perilaku pembelian
konsumen saat konsumen tidak yakin tentang atribut dan/atau manfaat
produk.
Dari perspektif ekonomi informasi, teori signaling didasarkan pada
asumsi bahwa tingkat yang berbeda dari informasi produk yang mengalir
antara konsumen dan perusahaan menyebabkan masalah berupa informasi
yang asimetri sehingga menyiratkan ketidakpastian konsumen tentang
kualitas produk atau jasa yang disediakan oleh perusahaan. Salah satu solusi
yang mungkin adalah penggunaan sinyal. Sebuah sinyal didefinisikan
sebagai suatu tindakan yang penjual dapat lakukan untuk menyampaikan
informasi terpercaya tentang kualitas produk yang teramati kepada
pembeli. Merek adalah sesuatu yang paling banyak digunakan sebagai
sinyal ketika pelanggan mempertimbangkan kualitas yang teramati (Baek
& King, 2011).
Baek dan King (2011) menyatakan bahwa secara umum,
konsumen cenderung menganggap produk yang bermerek lebih tinggi
10

kualitasnya daripada produk tidak bermerek. Jika konsumen percaya logika


ini, mereka akan menerima klaim bahwa kualitas produk bermerek
sebagai sesuatu yang benar-benar baik. Oleh karena itu, merek bisa menjadi
sinyal efektif untuk menginformasikan kualitas. Signaling theory
menyatakan bahwa kredibilitas merupakan penentu utama dari sinyal merek
untuk menyampaikan informasi yang efektif. Ini berarti bahwa merek dapat
melayani sebagai sinyal yang kredibel karena merek mungkin mewujudkan
akumulasi upaya strategi komunikasi pemasaran sebelumnya.
Kredibilitas sinyal, dari merek menunjukkan kualitas dan positioning
produk (Leischnig et al, 2012). Brand credibility adalah believability
(kemampuan dapat dipercaya) dari produk dan informasi yang tertanam
dalam merek, yang mana tergantung pada persepsi konsumen apakah merek
tersebut memiliki kemampuan dan kesediaan untuk terus memberikan apa
yang telah dijanjikan. Brand credibility terdiri dari dua komponen utama:
kepercayaan (trustworthiness) dan keahlian (expertise). Kepercayaan
mengacu pada kesediaan perusahaan untuk memberikan apa yang telah
mereka janjikan. Keahlian mengacu pada kemampuan perusahaan untuk
memberikan apa yang telah mereka janjikan. Semakin merek kredibel,
maka semakin besar kemungkinan merek tersebut akan dimasukkan ke
dalam daftar pilihan dan akan dipilih oleh konsumen untuk dibeli (Baek dan
King, 2012).
2.1.2. Pengertian Nilai Konsumen
Nilai Konsumen (customer value) adalah selisih antara manfaat yang
diperoleh customer dari suatu produk atau jasa dengan upaya dan
pengorbanan yang dilakukannya untuk mendapatkan dan menggunakan
produk itu. Menurut B. Fieg (2001:27), value is determined on the
customer’s terms in the context of his or her unique needs. Menurut definisi
tersebut, setiap pelanggan memiliki terminologi tersendiri mengenai suatu
nilai tawaran, di mana nilai tersebut dapat meemnuhi kebutuhan khusus dari
pelanggan tersebut. Dengan memahami kebutuhan mereka, maka
perusahaan dapat memenuhi value yang dimaksud pelanggan dan dengan
11

begitu akan mendorong mereka untuk terus melakukan pembelian terhadap


produk perusahaan.
Menurut Kotler (2005:68), Customer value adalah selisih antara
evaluasi calon pelanggan atas semua manfaat serta semua biaya tawaran
tertentu dan alternatif-alternatif lain yang dipikirkan. Definisi yang
diungkapkan Kotler menunjukan bahwa customer value menyangkut
manfaat dan pengorbanan, di mana pelanggan akan membandingkan
perolehan dari manfaat dan pengorbanan yang dilakukan. Apabila manfaat
yang dirasakan lebih besar dari pengorbanan maka kemungkinan besar ia
akan memilih nilai tawaran tersebut, dan begitu pun sebaliknya apabila
manfaat yang dirasakan lebih sedikit dari pengorbanan yang dilakukan maka
pelanggan tersebut akan meninggalkan tawaran perusahaan.
Menurut Zeithaml dan Bitner (2000:441), terdapat empat cara yang
tepat bagi perusahaan untuk menetapkan harga jasa atau produk berdasarkan
definisi value di mata pelanggan, yaitu sebagai berikut:
1. Value is low price
Value adalah harga rendah atau murah. Konsumen
mempersepsikan bahwa suatu produk atau jasa akan bernilai jika
menetapkan harga yang rendah atau murah.
2. Value is everything I want in a service
Value dalah segala sesuatu yang diinginkan konsumen dalam
produk atau jasa. Harga yang ditetapkan bukan merupakan hal yang
utama selama konsumen mendapatkan apa yang diinginkan dari produk
atau jasa yang diterima, sehingga nilai dipersepsikan sebagai kualitas
tertinggi dari produk atau jasa.
3. Value is the quality I get for the price I pay
Value adalah kualitas yang diterima konsumen dari harga yang
dibayarkan. Sebagian konsumen melihat value sebagai suatu pertukaran
yang seimbang antara uang yang dibayarkan dengan kualitas dari produk
atau jasa yang diperoleh.
12

4. Value is all that I get from all that I give

Value ialah apa yang diperoleh dari apa yang diberikan.


Akhirnya konsumen menganggap bahwa segala keuntungan yang
diperoeh seperti uang, waktu, dan usaha dapat menjelaskan arti dari
value.

Keempat pengertian value di mata pelanggan tersebut dapat diartikan


dalam satu konsep pengertian ekonomi yang konsisten, value yang
diperoleh adalah segala hasil yang didapat oleh konsumen dari bidang
produk atau jasa berdasarkan persepsi dari apa yang diperoleh dan apa yang
diberikan.
Karyawan Persepsi pelanggan dalam menyikapi suatu produk
berbeda-beda dan evaluasi terhadap produk yang dilakukan tidak hanya
pada saat memutuskan akan membeli tapi juga selama penggunaan dan
setelah menggunakan produk. Customer value merupakan bagian akhir dari
sistem nilai yang akan menunjukan keberhasilan produsen dalam
memasarkan produk dan jasa kepada konsumen.
Menurut Kotler (2005:103) nilai pelanggan adalah selisih nilai
pelanggan total dan biaya pelanggan total dimana nilai pelanggan total
adalah sekumpulan manfaat yang diharapkan oleh pelanggan dari produk
atau jasa tertentu dan biaya pelanggan total adalah sekumpulan biaya yang
diharapkan oleh konsumen yang dikeluarkan untuk mengevaluasi,
mendapatkan, menggunakan dan membuang produk atau jasa.
Nilai pelanggan atau customer perceived value yaitu persepsi
pelanggan terhadap nilai dimana perusahaan harus mempertimbangkan nilai
dalam mengembangkan produk dan jasanya sehingga sesuai dengan apa
yang diharapkan pelanggan (Vanessa, 2007:65).
Monroe dalam Vanessa (2007:65) menyatakan bahwa nilai pelanggan
adalah rasio antara keuntungan atau manfaat yang dirasakan dengan
pengorbanan yang dikeluarkan. Dimana keuntungan yang dirasakan adalah
kombinasi dari atribut fisik, atribut jasa dan teknik pendukung dalam
13

pemanfaatan produk. Pengorbanan yang dikeluarkan adalah total biaya yang


dikeluarkan konsumen termasuk biaya pembelian dan biaya tambahan
(seperti biaya pemesanan, transportasi, instalasi, penanganan pesanan) serta
biaya diluar pembelian (mengganti kerusakan, resiko kegagalan atau
pelayanan yang buruk).
Buchari (2007:295) menyatakan bahwa nilai pelanggan ialah selisih
antara total nilai tambah yang diperoleh konsumen dibandingkan dengan
total biaya yang dikeluarkan.
Menurut Hanny dalam Vanessa (2007:65) Nilai adalah harga murah,
apapun yang diinginkan dari suatu produk, kualitas yang diterima konsumen
atas biaya yang telah dikeluarkan dan apa yang diperoleh konsumen dari
yang telah mereka berikan.
Nilai pelanggan adalah preferensi yang dirasakan oleh pelanggan atas
atribut produk, kinerja, dan konsekuensi yang timbul dari pemakaian
fasilitas untuk memenuhi sasaran dan maksudnya (A. B. Susanto dalam
Vanessa, 2007:66).
Menurut Gale (1994) dalam Alida (2007:74) nilai pelanggan adalah
persepsi konsumen terhadap nilai atas kualitas yang ditawarkan relatif lebih
tinggi dari pesaing akan mempengaruhi tingkat loyalitas konsumen, semakin
tinggi persepsi nilai yang dirasakan oleh pelanggan, maka semakin besar
kemungkinan terjadinya hubungan (transaksi). Dan hubungan yang
diinginkan adalah hubungan yang bersifat jangka panjang, sebab usaha dan
biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan diyakini akan jauh lebih besar
apabila harus menarik pelanggan baru atau pelanggan yang sudah
meninggalkan perusahaan, daripada mempertahankannya.
Menurut Griffin (2007:31) definisi pelanggan (customer) memberikan
pandangan yang penting untuk memahami mengapa perusahaan harus
menciptakan dan memelihara pelanggan dan bukan hanya menarik pembeli.
Definisi itu berasal dari kata custom, yang didefinisikan sebagai “membuat
sesuatu menjadi kebiasaan atau biasa”. Pelanggan adalah seseorang yang
menjadi terbiasa untuk membeli dari Anda. Kebiasaan itu terbentuk melalui
14

pembelian dan interaksi yang sering selama periode waktu tertentu. Tanap
adanya track record hubungan yang kuat dan pembelian berulang, orang
tersebut bukanlah pelanggan Anda, ia adalah pembeli. Pelanggan yang sejati
tumbuh seiring dengan waktu.

2.1.3. Pengertian Kualitas Produk

Produk memiliki arti penting bagi perusahaan karena tanpa adanya


produk, perusahaan tidak akan dapat melakukan apapun dari usahanya.
Pembeli akan membeli produk kalau merasa cocok, karena itu produk harus
disesuaikan dengan keinginan ataupun kebutuhan pembeli agar pemasaran
produk berhasil. Dengan kata lain, pembuatan produk lebih baik
diorientasikan pada keinginan pasar atau selera konsumen. Menurut Kotler
dan Amstrong (2001: 346) adalah ”Segala sesuatu yang dapat
ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau
dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan”. Mc Charty
dan Perreault (2003:107) mengemukakan bahwa, Produk merupakan hasil
dari produksi yang akan dilempar kepada konsumen untuk didistribusikan
dan dimanfaatkan konsumen untuk memenuhi kebutuhannya”. Sedangkan
menurut Saladin (2002:121), Produk adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan ke suatu pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau
dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan.
Menurut Kotler (2005:49), Kualitas produk adalah keseluruhan ciri
serta dari suatu produk atau pelayanan pada kemampuan untuk memuaskan
kebutuhan yang dinyatakan/ tersirat. Sedangkan menurut Lupiyoadi
(2001:158) menyatakan bahwa Konsumen akan merasa puas bila hasil
evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan
berkualitas.
15

2.1.4. Atribut Produk

Menurut Kotler dan Armstrong (2001:354) beberapa atribut yang


menyertai dan melengkapi produk (karakteristik atribut produk) adalah:
Ramlan (2005:17) indikator ketidakpuasan kerja karyawan dapat dibagi
menjadi berbagai aspek, yaitu :
a. Merek (Brand)
Merek (Brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau
kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk
mengidentifikasi produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan
membedakannya dari produk pesaing. Pemberian merek merupakan
masalah pokok dalam strategi produk. Pemberian merek itu mahal dan
memakan waktu, serta dapat membuat produk itu berhasil atau gagal.
Nama merek yang baik dapat menambah keberhasilan yang besar pada
produk (Kotler dan Armstrong, 2001:360)
b. Pengemasan (Packing)
Pengemasan (Packing) adalah kegiatan merancang dan membuat
wadah atau pembungkus suatu produk.
c. Kualitas Produk (Product Quality)
Kualitas Produk (Product Quality) adalah kemampuan suatu produk untuk
melaksanakan fungsinya meliputi, daya tahan keandalan, ketepatan
kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya. Untuk
meningkatkan kualitas produk perusahaan dapat menerapkan program
”Total Quality Manajemen (TQM)". Selain mengurangi kerusakan
produk, tujuan pokok kualitas total adalah untuk meningkatkan nilai
pelanggan.
2.1.5. Tingkatan Produk
Berdasarkan definisi diatas produk dapat dikatakan sebagai fokus inti
dari semua bisnis. Produk adalah apa yang dilakukan perusahaan, mulai
dari mendesain, mengadakan sistem produksi dan operasi, menciptakan
program pemasaran, sistem distribusi, iklan dan mengarahkan tenaga
penjual untuk menjual produk tersebut.
16

Menurut Kotler dan Armstrong (2001:279) dalam merencanakan


penawaran suatu produk, pemasar harus memahami lima tingkat produk,
yaitu :
a. Produk Utama (Care Benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya
dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh p
b. Produk Generik (Basic Produk), adalah produk dasar yang mampu
memenuhi fungsi pokok produk yang paling dasar.
c. Produk Harapan (Expected Product), adalah produk formal yang
ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisi secara normal (layak)
diharapkan dan disepakati untuk dibeli.
d. Produk Pelengkap (Augment Product), adalah berbagai atribut produk
yang dilengkapi atau ditambahkan dengan berbagai manfaat dan
layanan, sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan dapat
dibedakan dengan produk pesaing.
e. Produk Potensial (Potential Product), adalah segala macam tambahan
dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk dimasa
mendatang.
2.1.6. Klasifikasi Produk
Menurut Kotler dan Armstrong (2001:280) klasifikasi produk dibagi
menjadi dua bagian, yaitu :

a. Barang Konsumen
Yaitu barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir
sendiri, bukan untuk tujuan bisnis. Umumnya barang konsumsi dapat
diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu :
1. Barang kebutuhan sehari-hari (Convience Goods) adalah barang-
barang yang biasanya sering dibeli konsumen (memiliki frekuensi
pembelian tinggi), dibutuhkan dalam waktu segera, dan memerlukan
waktu yang minim dalam pembandingan dan pembeliannya.
2. Barang belanjaan (Shopping Goods) adalah barang-barang yang
karakteristiknya dibandingkan dengan berbagai alternatif yang
tersedia oleh konsumen berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga, dan
daya dalam proses pemilihan dan pembeliannya.
3. Barang khusus (Speciality Goods) adalah barang-barang dengan
karakteristik dan atau identifikasi yang unik, yang untuknya
sekelompok pembeli yang cukup besar bersedia senantiasa
melakukan usaha khusus untuk pembeliannya.
17

4. Barang yang tidak dicari (Unsought Goods) adalah barang-barang


yang tidak diketahui konsumen atau walau sudah diketahui namun
secara umum konsumen belum terpikir untuk membelinya.

b. Barang Industri
Barang industri adalah barang-barang yang dikonsumsi oleh
industriawan (konsumen antara atau konsumen bisnis) untuk keperluan
selain konsumsi langsung, yaitu : untuk diubah, diproduksi menjadi
barang lain kemudian dijual kembali oleh produsen, untuk dijual
kembali oleh pedagang tanpa dilakukan transformasi fisik (proses
produksi).

2.1.7. Dimensi Kualitas Produksi


Menurut Orville, Larreche, dan Boyd (2005: 422) apabila perusahaan
ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan
harus mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen
untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk
pesaing. Dimensi kualitas produk yaitu:
1. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar
dari sebuah produk.
2. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk
yang bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti.
Semakin besar frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka
semakin besar pula daya tahan produk.
3. Conformance to Specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu
sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi
spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada
produk.
4. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk
menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen
terhadap produk.
5. Reliabilty (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja
dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin
kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat
diandalkan.
18

6. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan


produk bisa dilihat dari tampak, rasa, bau, dan bentuk dari produk.
7. Perceived Quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari
penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena
terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan
informasi atas produk yang bersangkutan. Jadi, persepsi konsumen
terhadap produk didapat dari harga, merek, periklanan, reputasi, dan
Negara asal.

Menurut Orville, Larreche, dan Boyd (2005: 422) apabila perusahaan


ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan
harus mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen
untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk
pesaing. Dimensi kualitas produk yaitu:

1. Kinerja (Performance), yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti


(Core Product) yang dibeli, misalnya kecepatan, konsumsi bahan bakar,
jumlah penumpang yang dapat diangkut, kemudahan dan kenyamanan
dalam mengemudi dan sebagainya.
2. Keistimewaan tambahan (Features), yaitu karakteristik sekunder atau
pelengkap, misalnya kelengkapan interior dan eksterior seperti Dash
Board, AC, Sound System, Door Lock System, Power Steering, dan
sebagainya.
3. Keandalan (Reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami
kerusakan atau gagal dipakai, misalnya mobil tidak sering
ngadat/macet/rewel/rusak.
4. Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance to Specifications), Yaitu
sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar
yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya standar keamanan dan emisi
terpenuhi, seperti ukuran as roda untuk truk tentunya harus lebih besar
daripada mobil sedan.
19

5. Daya Tahan (Durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut


dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur
ekonomis penggunaan mobil.
6. Estetika (Asthethic), Yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.
Misalnya bentuk fisik mobil yang menarik, model atau desain yang
artistik, warna, dan sebagainya.

2.1.8. Minat Beli Produk

Niat beli adalah salah satu konsep yang paling penting dalam studi
perilaku kosumen. Setiap tahun para pemasar mengeluarkan belanja iklan
milyaran dollar hanya untuk mempengaruhi niat beli. Dengan
mempengaruhi niat beli konsumen, pemasar berharap dapat
mempengaruhi perilaku pembelian mereka (Arnould et al. 2002).
Niat beli adalah kecenderungan dan hasrat yang secara kuat
mendorong individu untuk membeli suatu produk (Bosnjak et al. 2006).
Niat beli adalah faktor motivasional yang mendorong individu untuk
membeli produk tertentu. Oleh karena itu niat membeli adalah metode
yang paling baik untuk memprediksi perilaku membeli konsumen. Hal itu
sejalan dengan Theory of Reasoned Action (TRA) yang mengasumsikan
bahwa perilaku konsumen ditentukan oleh niat berperilaku konsumen
(Fazekas et al., 2001).
Dodds et al,. (1991) menjelaskan bahwa niat beli merujuk pada
penilaian subjektif konsumen yang merefleksikan evaluasi menyeluruh
untuk membeli produk atau jasa. Selanjutnya Lafferty & Goldsmith (2004)
menjelaskan bahwa niat beli adalah hasrat dan kecenderungan konsumen
untuk membeli produk yang diiklankan di masa yang akan datang. Zafar &
Mahira (2013) menyampaikan niat beli konsumen adalah hasrat dan
kecenderungan konsumen untuk membeli produk yang diiklankan karena
ada kemungkinan konsumen membeli produk tersebut di masa yang akan
datang.
20

Dengan demikian niat beli konsumen adalah hasrat dan


kecenderungan yang mendorong konsumen untuk membeli produk yang
diiklankan, di masa yang akan datang.

2.1.9. Aspek-aspek Niat Beli Konsumen

Zafar & Mahira (2013) meneliti pengaruh iklan selebriti


terhadappersepsi merek dan niat beli. Niat beli dipandang sebagai
kecenderungan konsumen untuk membeli produk yang diiklankan,
kemungkinan mencoba produk dan kemungkinan mencari produk tersebut
di toko di masa yang akan datang. Aspek niat beli pada penelitian mereka
adalah sebagai berikut: konsumen cenderung membeli produk yang
diiklankan, konsumen mungkin mencoba produk, dan konsumen mungkin
mencari produk tersebut di toko di masa yang akan datang.
Lafferty and Goldsmth (1999) meneliti pengaruh kredibilitas
perusahaan terhadap sikap terhadap merek dan niat beli ketika digunakan
selebriti yang kredibel dan tidak kredibel. Menurut mereka niat beli adalah
hasrat dan kecenderungan konsumen untuk membeli produk yang
diiklankan. Aspek niat beli menurut mereka adalah sebagai berikut:
konsumen mungkin
memilih produk tersebut, konsumen mungkin terdorong membelinya,
konsumen sangat mungkin membeli produk tersebut di masa yang akan
datang, dan kemungkinan konsumen pasti mencobanya di masa yang akan
datang.
Islahuddin dan Eko (2015) meneliti peran celebrity endorsers dalam
membentuk perceive value dan purchase intention. Mereka menyampaikan
bahwa niat beli adalah kesediaan konsumen untuk membeli, hasrat
membeli di masa mendatang, dan keputusan untuk membeli ulang.
Dengan demikian aspek niat beli menurut mereka adalah sebagai berikut:
konsumen bersedia membeli produk, konsumen mempunyai hasrat
membeli di masa yang akan datang, dankonsumen memutuskan untuk
membeli ulang.
21

Schiffman dan Kanuk (2004:25), menjelaskan bahwa pengaruh


eksternal, kesadaran akan kebutuhan, pengenalan produk dan evaluasi
alternatif adalah hal yang dapat menimbulkan minat beli konsumen.
Pengaruh eksternal ini terdiri dari usaha pemasaran dan faktor sosial
budaya
Menurut Simamora (2002:131) minat adalah sesuatu yang pribadi dan
berhubungan dengan sikap, individu yang berminat terhadap suatu obyek
akan mempunyai kekuatan atau dorongan untuk melakukan serangkaian
tingkah laku untuk mendekati atau mendapatkan objek tersebut.
Menurut Kotler, Bowen dan Makens (1999:156) mengenai minat beli :
minat beli timbul setelah adanya proses evaluasi alternatif dan di dalam
proses evaluasi, seseorang akan membuat suatu rangkaian pilihan
mengenai produk yang hendak dibeli atas dasar merek maupun minat.
Menurut Boyd, Walker, dan Larreche (2000:6-7), seseorang
menginginkan produk, merek, dan jasa tertentu untuk memuaskan
kebutuhan. Selain itu keinginan orang juga dibentuk oleh pengaruh sosial,
sejarah masa lalu, dan pengalaman konsumsi.

2.1.10. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen

Swastha dan Irawan (2001) mengemukakan faktor-faktor yang


mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan perasaan dan emosi,
bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa
maka hal itu akan memperkuat minat membeli, ketidakpuasan biasanya
menghilangkan minat.
Super dan Crites (Lidyawatie, 1998) menjelaskan bahwa ada beberapa
faktor yang mempengaruhi minat, yaitu :
a. Perbedaan pekerjaan, artinya dengan adanya perbedaan pekerjaan
seseorang dapat diperkirakan minat terhadap tingkat pekerjaan yang
ingin dicapainya, aktivitas yang dilakukan, penggunaan waktu
senggangnya, dan lain-lain.
22

b. Perbedaan sosial ekonomi, artinya seseorang yang mempunyai sosial


ekonomi tinggi akan lebih mudah mencapai apa yang diinginkannya
daripada yang mempunyai sosial ekonomi rendah.
c. Perbedaan hobi atau kegemaran, artinya bagaimana seseorang
menggunakan waktu senggangnya.
d. Perbedaan jenis kelamin, artinya minat wanita akan berbeda dengan
minat pria, misalnya dalam pola belanja.
e. Perbedaan usia, artinya usia anak-anak, remaja, dewasa dan orangtua
akan berbeda minatnya terhadap suatu barang, aktivitas benda dan
seseorang.
Sedangkan menurut Kotler, Bowen, dan Makens (1999) terdapat dua
faktor yang mempengaruhi minat beli seseorang dalam proses pengambilan
keputusan pembelian, yaitu situasi tidak terduga (Unexpected situation) dan
sikap terhadap orang lain (Respect to Others).
Untuk memahami proses motivasi yang mendasari dan mengarahkan
perilaku konsumen dalam melakukan pembelian perlu dipahami beberapa
konsep antara lain:
a. Teori Ekonomi Mikro
Menurut teori ini keputusan membeli merupakan hasil perhitungan
ekonomis rasional yang sadar. Teori ini didasarkan pada asumsi, yaitu:
1. Bahwa konsumen selalu mencoba untuk memaksimumkan
kepuasaanya dalam batas-batas kemampuan finansialnya
2. Bahwa ia mempunyai pengetahuan tentang beberapa alternatif
sumber untuk memuaskan kebutuhannya.
3. Bahwa ia selalu bertindak rasional.
b. Teori Psikologis
Ada beberapa teori yang termasuk dalam teori psikologis yang secara
garis besar dapat dibagi dalam 2 bagian yaitu, teori belajar dan teori
psikoanalitis.
23

Teori psikologis ini mendasarkan pada penerapan teori psikologis yang


berpendapat bahwa pada umumnya manusia selalu didorong untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya.
c. Teori Psikoanalitis
Teori Psikoanalitis didasarkan pada asumsi bahwa perilaku manusia
dipengaruhi oleh adanya keinginan yang terpaksa dan adanya motif
yang tersembunyi. Perilaku manusia ini adalah merupakan hasil kerja
sama dari ketiga aspek dalam struktur kepribadian manusia yaitu, id
(das es), ego (das ich) dan super ego (das veber ich).
d. Teori Antropologis
Menurut teori ini bahwa perilaku manusia dipenhgaruhi oleh kultur
yang terdiri dari masyarakat sekitar.

2.1.10. Minat Pembelian Ulang (Future Intention)

Pembelian ulang (repeat purchase) menurut Peter/Olsen (2002) adalah


Kegiatan pembelian yang dilakukan lebih dari satu kali atau beberapa kali.
Kepuasan yang diperoleh seorang konsumen, dapat mendorong ia
melakukan pembelian ulang (repeat purchase), menjadi loyal terhadap
produk tersebut ataupun loyal terhadap toko tempat dia membeli barang
tersebut sehingga konsumen dapat menceritakan hal-hal yang baik kepada
orang lain.
Menurut Schiffman & Kanuk (2000) perilaku pembelian ulang itu
sangat berhubungan dengan konsep dari brand loyalty, dimana kebanyakan
perusahaan mendukung karena hal ini memilki kontribusi yang besar untuk
kestabilan yang baik di dalam marketplace.
Zeithalm et al (1996) menekankan bahwa pentingnya mengukur minat
beli kembali (future intention) pelanggan untuk mengetahui keinginan
pelanggan yang tetap setia / meninggalkan suatu barang / jasa. Konsumen
yang merasa senang dan puas akan barang / jasa yang telah dibelinya, akan
berpikir untuk membeli ulang kembali barang / jasa tersebut.
24

2.2. Penelitian Terdahulu 


Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Alat Analisis, Populasi Hasil


dan Sampel

1. Nela Citra merek, kualitas Regresi linier berganda, Citra merek, kualitas

Evelina, produk, harga, Konsumen Telkom Fleksi produk, harga dan

Handoyo promosi, dan sebanyak 100 responden, promosi mempunyai

DW, Sari keputusan pembelian Kecamatan Kabupaten pengaruhyang signifikan

Listyorini Kudus terhadap keputusan

(2012) pembelian.
2. Yesi Citra merek, harga, Regresi linier berganda, Mempunyai pengaruhyang

Apriyani kualitas pelayanan, Konsumen Pizza Hut signifikan antara

(2013) dan keputusan dengan sampel sebanyak brand image, harga, kualitas

pembelian ulang 100 responden, Kota pelayanan terhadap

Padang keputusan pembelian.


3. Onigbinde Iklan, citra merek, Pearson Product Moment Citra merek, iklan, promosi

Isaac keputusan pembelian korelasi, Konsumen penjualan dan penjualan

Oladepo, konsumen, penjualan minuman dengan sampel secara langsung memiliki

odunlami perorangan, dan sebanyak 384 responden, pengaruhyang

Samuel promosi penjualan Lagos State Nigeria. signifikan pada konsumen

Abimbola keputusan pembelian

(2015)
4. Ivana Harga dan keputusan Regresi linear berganda, Harga mempunyai pengaruh

Hustic dan pembelian Konsumen sebanyak 65 signifikan terhadap

Iva responden keputusan pembelian

gregurec(

2015)

5. Fredy Pengaruh Kepuasan Analisis regresi linear Citra merek, harga, dan

Wijaya Kerja terhadap berganda, populasi dalam promosi mempunyai


25
Lanjutan tabel 2.1

(2016) Komitemn Organisasi penelitian skripsi ini yaitu pengaruh yang signifikan

yaitu Studi pada 63 karyawan kantor terhadap keputusan

PT.Sinar Sosro penjualan PT.Sinar Sosro pembelian

Yogjakarta) Yogjakarta. dengan sampel

39 responden
Sumber : Dari berbagai Jurnal, Skripsi, dan Thesis

2.3 Kerangka Teori


Berdasarkan teori yang sudah dikemukakan di atas, maka kerangka
pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
H1

Kredibilitas Merek
H4
H2
Nilai Konsumen Niat Beli

H3 Kualitas Produk

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian


26

Rancangan penelitian ini ditinjau penelitian dari tiga aspek yaitu


berdasarkan pemakaiannya adaah penelitian terapan, berdasarkan dari
sumber data adalah data primer yaitu data yang dikumpulkan sendiri
langsung dari responden, dan berdasarkan tipe penelitian ini termasuk
penelitian kausal komparatif dan eksperimental karena penelitian ini adalah
menjelaskan pengaruh antar variable dalam penelitian dan menguji hipotesis
yang telah dirumuskan sebelumnya. (Sugiyono.2010: 6-15). Hal inilah yang
menjadi landasan peneliti untuk menganalisis lebih lanjut melalui konsumen
yang mempunyai niat beli mobil Toyota Avanza, dengan menggunakan
kuesioner yang telah diberikan kepada 50 responden konsumen mobil
Toyota Avanza di Anzon Toyota Pontianak.

1.2. Populasi dan Sampel Penelitian


3.2.1.Populasi
Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam
wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi atau
study sensus (Rototo, 2007).Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.
Menurut Sugiyono (2011) Pengertian populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik
kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang tetapi juga objek dan
benda-benda alam yang lainnya. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang
ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi karakteristik atau
sifat yang dimilik I oleh subjek ataupun objek itu. Dalam hal ini yang
dimaksud populasi adalah konsumen PT. Anzon Autoplaza yang mempunya
minat beli Toyota Avanza.
3.2.2.Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Arikunto (2010: 174) memiliki pendapat, sampel merupakan
sebagian dari populasi dalam penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono
(2014: 81) berpendapat bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam Teori Arikunto
27

Suharsimi (2005) berpendapat: Jika peneliti dalam populasi memiliki


ratusan subjek, maka peneliti dapat menentukan kurang lebih 25–30% dari
jumlah populasi itu. Jika jumlah anggota subjek dalam populasi hanya
meliputi antara 100 – 150 orang, dan dalam pengumpulan datanya peneliti
menggunakan angket, maka sebaiknya subjek sejumlah itu diambil
seluruhnya. Namun apabila peneliti menggunakan teknik wawancara dan
pengamatan, jumlah tersebut dapat dikurangi menurut teknik sampel dan
sesuai dengan kemampuan peneliti. Sampel dari penelitian ini yaitu
berjumlah 100 orang. Dalam penelitian ini menggunakan teknik Non
Probability Sampling yaitu dengan jenis Purposive Sampling.
Sugiyono:2010 berpendapat teknik purposive sampling adalah penentuan
sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan dengan tujuan agar data
dapat menjadi representatif. Arikunto (2010) menyatakan teknik purposive
sampling yaitu pengambilan sampel tanpa random, artinya berdasarkan atas
pertimbangan dengan fokus pada tujuan tertentu.
3.3. Data dan Jenis Data
Berikut jenis data yag digunakan dalam penelitian ini :
1. Data Primer
Menurut Uma Sekaran dan Roger Bougie (2011) data primer adalah
data yang mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh
peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik studi.
Sumber data primer adalah responden individu, kelompok fokus, internet
juga dapat menjadi sumber data primer jika koesioner disebarkan melalui
internet. Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh secara langsung ,
diambil dan dicatat berupa kuisioner yang disebarkan kepada responden
konsumen PT. Anzon Autoplaza yang mempunya minat beli Toyota
Avanza.

2. Data Sekunder
28

Menurut Sekaran dan Bougie (2011) data sekunder adalah data yang
mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada.
Sumber data sekunder adalah catatan atau dokumentasi perusahaan,
publikasi pemerintah, analisis industri oleh media, dan situs web. Data
sekunder dalam penelitian ini menggunakan studi kepustakaan, penelitian
terdahulu, dan dari internet.

3.4. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, peneliti mengambil data dengan cara
menyebarkan angket/kuisioner dengan menggunakan google form. Menurut
Suroyo Anwar (2009:168) angket atau kuisioner  merupakan sejumlah
pertanyaan atau pernyataan tertulis  tentang data faktual atau opini yang
berkaitan dengan diri responden, yang  dianggap fakta atau kebenaran yang
diketahui dan perlu dijawab oleh responden. Dari jawaban tersebut akan
digunakan untuk mengukur pengaruh kredibilitas, nilai konsumen, kualitas
produk terhadap minat beli produk Toyota Avanza di PT. Anzon Autoplaza.
3.5. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu sifat atau nilai dari seseorang, obyek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2012:61).
Pada penelitian ini telah ditentukan 2 variabel, yaitu variabel bebas
(independen) dan variabel terikat (dependen).
Dalam penelitian ini terdapat enam variabel bebas (X) dan satu variabel
terikat (Y).
1. Variabel Bebas (Independen)
Menurut Sugiyono (2011:61) Variabel bebas (independen) variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel terikat (dependen). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
bebas berdasarkan Luthans (2006:245 - 246) adalah Pekerjaan itu sendiri /
Work it self (X1), Gaji/Pay (X2), Kesempatan Promosi/Opportunity
29

promotion (X3), Atasan / Suppervison (X4), Teman sekerja/ work Group


(X5), Kondisi kerja/Working Condition (X6).

2. Variabel Terikat (Dependen)


Menurut Sugiyono (2011:61) Variabel terikat (dependen) adalah variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Penelitian ini mempunyai satu variabel terikat yaitu Komitmen
Organisasional (Y).
3.6. Pengukuran Instrumen Penelitian

Pada metode ini, responden diminta untuk menjawab pertanyaan yang


diberikan. Jawaban tersebut dibagi dalam 5 (lima) macam kategori
penilaian. Penilaian/skor tersebut dibuat dengan menggunakan skala Likert,
menurut Djaali (2008: 28) penilaian dapat dikategorikan sebagai berikut :

- Sangat Setuju (SS) : skor 5


- Setuju (S) : skor 4
- Ragu - ragu (RR) : skor 3
- Tidak Setuju (TS) : skor 2
- Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 1
3.7. Definisi Operasional Variabel
Dalam setiap penelitian eksplanatori , variabel penelitian merupakan
hal yang penting dan tidak bisa ditinggalkan. Variabel penelitian menurut
sugiyono (2014: 38) adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Variabel bebas adalah
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) atau (X) dan
variabel terikat adalah merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas atau (Y). Variabel diperlukan
untuk melakukan pengukuran. Pengukuran adalah penetapan nilai terhadap
obyek atau fenomena menurut aturan tertentu ada tiga buah kata kunci yag
diperlukan dalam memberikan definisi terhadap pengukuran tersebut. Kata
30

kunci tersebut adalah angka, penetapan, dan pengaturan. Rancangan


kuisioner /kisi-kisi matrik instrumen dari masing-masing konsep. Pada
penelitian ini terdapat dua konsep yang akan dikaji , yaitu konsep kepuasan
kerja dan komitmen organisasional. Agar diperoleh data yag dapat
menunjang penelitian , maka peneliti membuat Definisi Operasional
Variabel dengan tabel berikut :
Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

Konsep Variabel Indikator Item


Pekerjaan itu sendiri -Pekerjaan yang -Kepuasan dari pekerjaan
/work it self (X1) : menarik. yang menarik
Kepuasan Pandangan karyawan -Kepuasan terhadap
Kerja (X) mengenai pekerjaannya rutinitas pekerjaan
sebagai pekerjaan yang -Kemudahan
menarik, dengan pekerjaan. -Kepuasan dari beban
pekerjaan tersebut kerja
karyawan memperoleh -Pekerjaan yang
kesempatan belajar dan menantang.
mendapat peluang
untuk menerima -Kepuasan dari pekerjaan
tanggung jawab. yang mudah
(Luthans, 2006:244) -Kepuasan dari pekerjaan
yang menantang
Upah / Gaji (X2) : -Pemberian gaji -Kepuasan dari besarnya
Jumlah balas jasa gaji sesuai beban kerja.
finansial yang diterima -Tunjangan selain
karyawan dan tingkat gaji -Kepuasan pada
dimana hal itu tunjangan selain gaji
dipandang sebagai
suatu hal yang adil
dalam organisasi.
(Luthans, 2006:244)

Kesempatan promosi Pemberian Promosi -Kepuasan promosi


(X3) : sesuai prestasi kerja
31
Lanjutan tabel 3.1

Kesempatan yang
mengakibatkanpengaru -Kepuasan pada keadilan
h berbeda terhadap saat diberikan promosi
kepuasan kerja karena
adanya perbedaan
balas jasa yang
diberikan
(Luthans,2006 : 244)

Kepuasan pada -Gaya -Kepuasan terhadap gaya


Supervisi (X4) : tugas kepemimpinan kepemimpinan
pengawasan tidak
dapat dipisahkan dngan -Pengarahan -Kepuasan atas kejelasan
fungsi kepemimpinan perintah atasan
yaitu usaha -Perhatian dan
mempengaruhi pengawasan -Perhatian pada saran
kegiatan bawahan dan keluhan
melalui proses -Kepuasan terhadap
komunikasi untuk atasan guna memberikan
mencapai tujuan kebebasan berpendapat
tertentu yang
ditetapkan oleh
organisasi. (Luthans,
2006:
244)

Kepuasan pada rekan -Perhatian antar -Kepuasan terhadap


kerja (X5) : sesama rekan rekan sekerja yang
Rekan kerja yang sekerja. menyenangkan
bersahabat, kerjasama
rekan sekerja / -Kepuasan terhadap
kelompok kerja sikap rekan kerja dengan
merupakan sumber saling membantu.
kepuasan kerja bagi
karyawan secara -Kepuasan terhadap
individual. (Luthans, persaingan yang sehat
2006:244) terhadap rekan sekerja.
Kepuasan pada kondisi -Lingkungan kerja -Kepuasan pada
32

Lanjutan tabel 3.1


kerja (X6) : mendukung nyamnnya ruangan kerja
Dengan adanya kondsi
kerja yang baik, maka -Kepuasan pada kondisi
akan membuat lingkungan yang
pekerjaan dengan mendukung
mudah dapat ditangani. -Kepuasan pada fasilitas
(Luthans, 2006:244) peralatan kerja yang
mendukung.

Affective -Kesamaan visi, misi,


dengan organisasi
Komirmen Komitmen : -Menjadi bagian dari
(Y) penerimaan yang kuat organisasi
individu terhadap -Berusaha untuk
tujuan dan nilai -nilai kemajuan organisasi
Normative -Perasaan memiliki
organisasi, dan
tanggung jawab moral
individu berupaya serta
utk mewujudkan tujuan
berkarya dan memiliki
organisasi
hasrat yang kuat untuk
-Kesetiaan terhadap
tetap bertahan di
organisasi
organisasi tersebut.
-Kerelaan berkorban
Meyer dan Allen
untuk organisasi
(1991, dalam
-Kesediaan untuk
Soekidjan, 2009),
menyelasaikan masalah
instansi
Continuance -Merasa kehilangan jika
meninggal organisasi
-Berada dalam organisasi
lebih didasarkan pada
kewajiban dan tanggung
jawab terhadap
organisasi yang didasari
atas keyakinan dari diri
karyawan
33

3.8. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian


Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji suatu kuisioner
layak atau tidak digunakan sebagai instrument penelitian. Validitas
menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian dalam mengukur. Pengukuran
dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata dan benar.
Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya.
Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama
diperoleh hasil yang sama pula (Jogiyanto, 2004).
Tempat yang peneliti ambil untuk menguji validitas dan reliabilitas
adalah PT.Pelayaran Baharimas Kalimantan Pontianak. Pada uji validitas
dan reliabilitas ini menggunakan alat bantu yaitu program software SPSS
(Statistic Product and Service Solution) .
1. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian
tentang isi kebenaran yang diukur Analisis ini bertujuan untuk menguji
apakah tiap butir pernyataan benar-benar valid, paling tidak kita dapat
menetapkan derajat yang tingi dari kedekatan data yang diperoleh dengan
apa yang kita yakini dalam pengukuran dengan cara melihat r hasil untuk
tiap item (variabel) pada kolom Corrected Item-Total Correlation Santoso
(2000,277). Dasar pengambilan keputusan yaitu :
- Jika r hasil positif, dan r hasil > r tabel (pada taraf signifikansi 5%), maka
butir atau variabel tersebut valid
- Jika r hasil tidak positif, serta r hasil < r tabel (pada taraf signifikansi 5% ,
maka butir atau variabel tersebut tidak valid.
2. Reliabilitas
Arikunto (2005:178) mendefinisikan reliabilitas sebagai suatu
instrument yang cukup dapat dipercaya digunakan sebagai alat pengumpul
data karena instrument tersebut sudah baik. Uji reliabilitas adalah indeks
yang menunjukkan sejauh mana alat ukur yang dapat dipercaya atau
diandalkan untuk diuji. Pada penelitian ini pengujian reliabilitas
menggunakan alat bantu SPSS dengan cara membandingkan nilai r hasil
34

dengan r tabel. Dalam uji reliabilitas sebagai nilai r hasil adalah nilai
“Cronbach’s Alpha”. Ketentuanya adalah bila r Alpha > dari r tabel, maka
pertanyaan tersebut reliabel
3.9. Uji Asumsi Data
Dalam penelitian ini asumsi klasik adalah merupakan syarat yang
harus dipenuhi dalam analisis regresi linier. Oleh sebab itu sebelum data
dianalisis menggunakan regresi linier, maka perlu untuk melakukan uji
asumsi klasik . Uji asumsi klasik tersebut, yaitu :
1. Uji Linieritas
Uji Linearitas adalah salah satu uji asumsi klasik yang memiliki tujuan
untuk mengetahui hubugan antara variabel X dan variabel Y, variabel
tersebut linear atau tidak. Rumus yang sesuai pendapat Riduwan
(2006:148), yaitu :
Y = a + bX
Keterangan : Y = Hasil dari transformasi linier
a = konstanta penambahan terhadap hasil perkalian
b = Konstanta perkalian
Dalam uji linearitas , berlaku sebagai berikut :
Bila Fhitung < Ftabel artinya data tersebut linier ,
Bila Fhitung > Ftabel artinya data tersebut tidak linier
Syarat uji linearitas diatas berlaku pada taraf signifikansi 0,05.
2. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2011) menyatakan bahwa : “Uji normalitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu
atau residual memiliki distribusi normal”. Dengan kata lain, uji normalitas
dilakukan untuk mengetahui sifat distribusi data penelitian yang
berfungsi untuk mengetahui apakah sampel yang diambil normal atau
tidak dengan menguji sebaran data yang dianalisis. Ada beberapa cara
yang dapat digunakan untuk melihat normalitas data dalam penelitian ini,
yaitu dengan menggunakan 3 alat uji, yaitu:
35

a. Uji Kolmogrov Smirnov, dalam uji ini pedoman yang digunakan


dalam pengambilan keputusan yaitu:

Jika nilai signifikan < 0,05 maka distribusi data tidak normal
Jika nilai signifikan > 0,05 maka distribusi data normal

Hipotesis yang digunakan :

(1) Ho : data residual berdistribusi normal

(2) Ha : data residual tidak berdistribusi normal

b. Histogram, yaitu pengujian dengan menggunakan ketentuan


bahwa data normal berbentuk lonceng (Bell shaped). Data yang
baik adalah data yang memiliki pola distribusi normal. Jika data
menceng ke kanan atau menceng ke kiri berarti memberitahukan
bahwa data tidak berdistribusi secara normal.
c. Grafik Normality Probability Plot, ketentuan yang digunakan

adalah:

* Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah


garis diagonal maka model regesi memenuhi asumsi normalitas.

* Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah
garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

3. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi


ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali,2011). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel
independen. Cara untuk mengeahui apakah terjadi multikolinearitas atau
tidak yaitu dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor
(VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen manakah
yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian
36

sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat)


dan diregresi terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur
variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan
oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai Tolerance yang rendah sama
dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang
umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah
nilai Tolerance>0,10 atau sama dengan nilai VIF<10 (Ghozali, 2011).
Multikolinearitas terjadi bila nilai VIF (Variance Inflation Factor) >10, jika
nilai VIF (Variance Inflation Factor) <10, maka hal ini menunjukkan
korelasi antar variabel independen masih bisa ditolerir.

4. Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2005:91) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk


menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari
residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Cara untuk mendeteksi ada
atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara
nilai prediksi variabel independen. Menurut Ghozali (2005:105) dasar
analisis untuk meentukan ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu:

1. Bila ada pola tertentu, yaitu seperti titik - titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
pola tersebut teridentifikasi heteroskedastisitas

2. Bila tidak ada pola yang jelas terlihat, serta titik - titik menyebar diatas
dan bawah angka pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.10. Metode Analisis Data


Analisis data dalam penelitian ditunjukkan untuk mendapatkan data
yang lebih bermakna dalam menjawab masalah-masalah dalam penelitian
yang telah dirumuskan, dengan demikian untuk keperluan tersebut
penghitungan secara statistik sangat perlu dilakukan. Adapun metode
analisis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :
37

1. Analisis Deskriptif
Pangestu Subagyo (2003:1) menyatakan , statistika deskriptif adalah
bagian statistika mengenai pengumpulan data, penyajian, penentuan nilai-
nilai statistika, pembuatan diagramatau gambar mengenai sesuatu hal, disini
data yang disajikan dalam bentuk yang lebih mudah dipahami atau dibaca.
Tolak ukur dalam analisis deskriptif adalah dengan member angka baik
dalam jumlah ataupun persentase.

2. Statistik Infrensial
Menurut Sugiyono (2008: 209) Statistik inferensial merupakan teknik
yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan diberalakukan untuk
populasi. Teknik ini menggunakan analisis infrensial untuk menjelaskan
hasil penelitian.
Berikut adalah analisis yang dilakukan berupa :
- Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi merupakan salah satu teknik analisis data dalam statistika
yang seringkali digunakan untuk mengkaji hubungan antara beberapa
variabel dan meramal suatu variabel (Kutner, Nachtsheim dan Neter, 2004).
Persamaan linier berganda menurut Sugiyono (2008:217) dirumuskan
sebagai berikut :
Y = a+b1X1 + b2X2 + b3X3+ b4X4 +b5X5+b6X6+e
Keterangan :
Y : Variabel dependen (Komitmen Organisasi)
a : Bilangan konstanta
b : Koefisien regresi
X1: Pekerjaan itu sendiri / Work it self
X2 : Gaji / Pay
X3 ; Kesempatan Promosi / Opportunity Promotion
X4 : Atasan / Supervision
X5 : Teman sekerja / Work Group
X6 : Kondisi kerja / Working Condition
38

Rumus tersebut diatas digunakan untuk mencari persamaan regresi


dan meneliti variabel kepuasan kerja pada pekerjaan, kepuasan gaji,
kepuasan promosi, kepuasan supervisi, kepuasan rekan kerja dan kepuasan
kondisi kerja terhadap variabel terikat yaitu Komitemen Organisasi.
Uji kelayakan model tersebut diatas dipergunakan untuk tepat atau
tidaknya fungsi regresi sampel dalam melalui pengukuran nilai koefisien
determinasi yaitu pada uji F dan Uji t. Koefesian yang dimaksud yaitu :

- Koefisien determinasi (R2)


Menurut Ghozali,2011 yaitu Koefisien R2 dipakai untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien Determinasi antara nol dan satu. Menurut
Ferdinand, 2006 , Bila nilai R2 kecil artinya kemampuan variabel
independen sangat terbatas saat menjelaskan variabel dependen. Bila nilai
mendekati satu artinya variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan guna dapat memprediksi variabel dependen.
Dalam analisis regresi linier berganda, penulis menggunakan program
computer yaitu program SPSS 20

3.11. Uji Signifikansi

Jika syarat untuk ditelitinya sebuah model regresi telah terpenuhi,


maka langkah selanjutnya untuk mengetahui diterima atau tidaknya
penelitian ini, maka perlu dilakukan analisis sebagai berikut :

1. Uji Signifikan Simultan (Uji F)


Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F – test.
Menurut Ghozali (2005:84) Uji statistik F pada dasarnya memperlihatkan
apakah semua variabel independen/bebas yang dimasukkan ke dalam
model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen / terikat. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi
Fhitung dengan ketentuan :
39

Bila Fhitung < dari pada Ftabel atau sig probability > dari pada 0,05, maka
artinya adalah H0 diterima dan H1 ditolak atau dapat dikatakan tidak ada
pengaruh yang signifikan secara simultan antara variabel X1, X2, X3, X4,
X5,X6 terhadap variabel Y.
Bila Fhitung > dari pada Ftabel atau sig probability < dari pada 0,05, maka
artinya adalah H0 ditolak dan H1 diterima atau dapat dikatakan terdapat
pengaruh yang signifikan secara simultan antara variabel X1, X2, X3, X4,
X5,X6 terhadap variabel Y.
2. Uji Signifikansi Parsial / Uji t
Secara parsial, pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan uji t-
test. Menurut Ghozali (2005:84) uji statistik t pada dasarnya menunjukkan
seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variabel dependen.
Uji t digunakan guna menunjukkan seberapa besar pengaruh sebuah
variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel
dependen. Penelitian Uji t ini digunakan untuk mengetahui pengaruh
Variabel X1, X2, X3, X4, X5, X6 terhadap variabel Y(komitmen
organisasi) secara parsial.
Uji ini dapat dilakukan dengan membandingkan signifikansi thitung
dengan ttabel dengan ketentuan sebagai berikut :
- Bila thitung < dari pada ttabel pada α 0,05 artinya adalah H0 diterima dan H1
ditolak
- Bila thitung > dari pada ttabel pada α 0,05 artinya adalah H0 ditolak dan H1
diterima .
Selain itu uji t juga dapat dilihat dari tingkat signifikansinya, yaitu :
- Bila tingkat signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak , H1 diterima .
- Bila tingkat signifikansi > 0,05, maka H0 diterima , H1 ditolak .
Seluruh rangkaian proses analisis data pada uji F dan uji t dapat dilakukan
dengan SPSS 16.
40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum PT. Pelayaran Baharimas

PT Pelayaran Baharimas Kalimantan adalah perusahaan yang


didirikan berdasarkan akte notaris Suwanto, SH No. 103 tanggal 26 Januari
1989. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan yang terdaftar
sebagai kontraktor angkutan Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertamina.
Kantor, bengkel perawatan kapal. Pangkalan kapal-kapal milik perusahaan
ini dipusatkan di Pontianak yaitu tepatnya di Jalan Adisucito KM.6 + 30
meter Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat.
Kegiatan utama dari PT. Pelayaran Baharimas Kalimantan yaitu :
1. Kontraktor angkutan Bahan Bakar Minyak (BBM) Premium, Solar,
Kerosene, Avtur wilayah Pulau Kalimantan.
2. Alat angkut via tongkang untuk Industri-industri, proyek-proyek yang
membeli bahan bakar minyak dengan Pertamina
3. Saat ini perusaan sedang membangun tongkang minyak yaitu :
Oil Barge Desa Seribu (OB.Desa Seribu), dan Tug Boat RP-2015
(TB.RP-2015). Kapasitas Muat OB.Desa Seribu adalah 3.000 KL, dan akan
siap operasi pada akhir tahun 2017. Jenis muatan yang dapat dimuat oleh
kapal ini, yaitu : Premium, Kerosene, Solar, dan Avtur
Visi dan Misi dari PT.Pelayaran Baharimas Kalimantan yaitu :
1. Melangkah pasti berdasarkan kemampuan sendiri
2. Mensejahterakan karyawan
3. Mewujudkan usaha yang kekal abadi
Selama 28 tahun perusahaan ini telah beroperasi sebagai mitra
Pertamina, dari data yang didapat, bisa dikatakan PT.Pelayaran Baharimas
cukup mendapatkan kepercayaan dari Pertamina sebaai jasa alat angkut
BBM. Karena selama 28 tahun juga tender dari Pertamina tersebut
41

didapatkan dengan continue atau tidak pernah putus. Wilayah yang sedang
menjadi tujuan angkut BBM Pertamina yaitu wilayah Kotabaru-Pulang
Pisau/Pulang Pisau-Kota baru dan Pontianak-Sintang/Sintang-Pontianak.
Selain aktifitas pengangkutan BBM, perusahaan ini juga
memperdagangkan alat/suku cadang kapal pada Pelayaran yang sedang
membutukan seperti : Kawat las, Bolt Nut, Double Nipple, Oil Separator
dan lain-lain. Walaupun perusahaan ini juga memperdagangkan alat/suku
cadang kapal, namun itu bukan merupakan aktifitas utama Perusahaan.
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1.Gambaran Umum Responden
Karakteristik responden ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui
karakteristik-karakteristik dari karyawan yang terpilih menjadi responden.
Penggolongan responden digolongkan berdasarkan karakteristik kelamin,
usia, pendidikan terakhir, status, pendapatan, dan lama kerja guna
mengetahui informasi yang relevan mengenai komitmen organisasi pada
PT. Pelayaran Baharimas Kalimantan Pontianak. Penggolongan tersebut
tersaji dalam deskripsi responden sebagai berikut :
4.2.1.1.Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan data penelitian dari penyebaran kuisioner, maka dapat
ditampikan penggolongan responden yang berdasarkan jenis kelamin pada
Tabel 4.1 berikut ini :
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase
Laki – Laki 75 orang 75%
Perempuan 25 orang 25%
Jumlah 100 orang 100%
Sumber : Data Olahan tahun 2017
Penggolongan responden berdasarkan jenis kelamin sangat penting
dilakukan. Sesuai dengan Tabel 4.1, PT.Pelayaran Baharimas Kalimantan
Pontianak menunjukkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 75 orang
responden dengan presentase 75%, dan jenis kelamin perempuan sebanyak
42

25 orang responden dengan presentase 25%. Dalam sebuah perusahaan


Pelayaran seperti PT. Pelayaran Baharimas Kalimantan yang aktifitasnya
juga berkecimpung dalam pembuatan kapal, maka karyawan dengan jenis
kelamin laki-laki diperlukan lebih banyak jumlahnya bila dibandingkan
dengan karyawan perempuan, karena aktifitas pekerjaan yang cukup berat
seperti di bengkel kapal dan berlayar memang harus dilakukan oleh laki-
laki.
4.2.1.2.Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan data penelitian dari penyebaran kuisioner, maka dapat
ditampikan penggolongan responden yang berdasarkan usia pada Tabel 4.2
berikut ini :
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Persentas
Usia Jumlah Responden e
20 tahun s.d. 29 tahun 38 orang 38%
30 tahun s.d. 39 tahun 28 orang 28%
40 tahun s.d. 49 tahun 19 orang 19%
> 50 tahun 15 orang 15%
Jumlah 100 orang 100%
Sumber : Data Olahan tahun 2017
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat data usia yaitu : Usia 20 tahun
s.d. 29 tahun ada sebanyak 38 orang dengan persentase 38%, Usia 30 tahun
s.d. 39 tahun sebanyak 28 orang dengan persentase 28%, Usia 40 tahun
s.d. 49 tahun sebanyak 19 orang dengan presentase 19%, dan usia >50
tahun sebanyak 15 orang dengan presentase 15%. Dari data tersebut diatas
usia 20 tahun s.d. 29 tahun ada sebanyak 38 orang. Usia 20 sd 29 tahun
merupakan usia produktif dalam bekerja. PT.Pelayaran Baharimas
Kalimantan memang lebih banyak mempekerjakan karyawan dengan usia
produktif, karena usia produktif memiliki tenaga yang lebih kuat dan
cekatan dalam bekerja. Kekuatan tenaga dan cekatan dalam bekerja
diperlukan bagi karyawan yang berada di bengkel dan pada kapal yang
akan berlayar.
43

4.2.1.3.Deskripsi Responden Berdasarkan Penddikan Terakhir


Berdasarkan data penelitian dari penyebaran kuisioner, maka dapat
ditampikan penggolongan responden yang berdasarkan pendidikan terakhir
ditampilkan pada Tabel 4.3 berikut ini :
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir Jumlah Responden Presentase
SD / Sederajat 8 orang 8%
SMP / Sederajat 14 orang 14%
SMA / SMK / Sederajat 34 orang 34%
Diploma 20 orang 20%
S1 23 orang 23%
S2 1 orang 1%
Jumlah 100 orang 100%
Sumber : Data Olahan tahun 2017
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pendidikan akhir dari
Karyawan PT.Pelayaran Baharimas Kalimantan Pontianak yaitu :
SD/Sederajat sebanyak 8 orang dengan persentase 8%, SMP/Sederajat
sebanyak 14 orang dengan persentase 14%, SMA/SMK/Sederajat sebanyak
34 orang dengan persentase 34%, Diploma sebanyak 20 orang dengan
persentase 20%, S1 sebanyak 23 orang dengan persentase 23%, dan S2
sebanyak 1 orang dengan persentase 1%. Dari data tersebut pendidikan
terakhir yang paling banyak adalah pada lulusan SMA/SMK/Sederajat
yaitu sebanyak 34%. Data tersebut sesuai dengan karyawan terbanyak di
PT.Pelayaran Baharimas Kalimantan Pontianak yang terbanyak adalah
berasal dari SMA/SMK Pelayaran dari Pontianak dan sekitarnya.
Perusahaan ini lebih senang merekrut lulusan dari SMK Pelayaran karena
mereka lulusan dari SMK Pelayaran sudah mengetahui dasar-dasar dan
pedoman bekerja dalam dunia pelayaran, sehingga perusahaan tidak
memerlukan waktu yang lama untuk mengajarkan mereka untuk mahir
bekerja .
44

4.2.1.4.Deskripsi Responden Berdasarkan Status


Berdasarkan data penelitian dari penyebaran kuisioner, maka dapat
ditampikan penggolongan responden pada Tabel 4.4 berikut ini :
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Status
Pendidikan Terakhir Jumlah Responden Presentase
Menikah 35 orang 35%
Belum Menikah 44 orang 44%
Duda / Janda 21 orang 21%
Jumlah 100 orang 100%
Sumber : Data Olahan tahun 2017
Berdasarkan Tabel 4.4 tersebut dapat dilihat karakteristik responden
berdasarkan status yaitu : Menikah sebanyak 35 orang dengan persentase
35%, belum menikah 44 orang dengan persentase 44%, dan duda/janda 21
orang dengan persentase 21%. Status karyawan terbanyak yaitu karyawan
yang belum menikah yaitu sebanyak 44%. PT.Pelayaran Baharimas
Kalimantan Pontianak lebih banyak merekrut karyawan yang belm
menikah, karena direktur dari perusahaan ini beranggapan perusahaan tidak
harus membayar banyak tunjangan untuk istri dan anak bagi karyawan
yang belum menikah. Sehingga hal ini dapat mengurangi beban perusahaan
dalam membayar tunjangan karyawan.
4.2.1.5.Deskripsi Responden Berdasarkan Pendapatan
Berdasarkan data penelitian dari penyebaran kuisioner, maka dapat
ditampikan penggolongan responden yang berdasarkan pendapatan dapat
dilihat pada tabel 4.5 berikut ini :
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan
Pendapatan Jumlah Responden Presentase
Rp 1.000.000 s.d. Rp 2.000.000 12 orang 12%
Rp 2.100.000 sd Rp 3.000.000 38 orang 38%
Rp 3.100.000 sd Rp 4.000.000 22 orang 22%
> Rp 4.000.000 28 orang 28%
Jumlah 100 orang 100%
45

Sumber : Data Olahan tahun 2017


Dari tabel 4.5 tersebut diatas dapat dilihat karakteristik responden
berdasarkan pendapatan yaitu : Rp 1.000.000 s.d. Rp 2.000.000 sebanyak
12 orang dengan presentase 12%, untuk pendapatan Rp 2.100.000 sd Rp
3.000.000 sebanyak 38 orang dengan persentase 38%, untuk pendapatan Rp
3.100.000 sd Rp 4.000.000 sebanyak 22 orang dengan persentase 22%,
untuk pendapatan >Rp4.000.000 sebanyak 28 orang dengan persentase
28%. Dari data tersebut karyawan PT.Pelayaran Baharimas Kalimantan
Pontianak paling banyak memiliki pendapatan Rp 2.100.000 sd Rp
3.000.000 yaitu sebanyak 38%. Standar gaji di PT.Pelayaran Baharimas
Kalimantan Pontianak adalah Rp 2.100.000 sd Rp 3.000.000, perusahaan
ini termasuk perusahaan yang memberikan gaji kepada karyawannya lebih
banyak diatas UMR.
4.2.1.6.Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Kerja
Berdasarkan data penelitian dari penyebaran kuisioner, maka dapat
ditampikan penggolongan responden yang berdasarkan lama kerja dapat
dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini :
Tabel 4.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Kerja
Lama Kerja Jumlah Responden Presentase
< 1 tahun 20 orang 20%
1 tahun s.d. 3 tahun 43 orang 43%
3 tahun s.d. 5 tahun 22 orang 22%
> 5 tahun 15 orang 15%
Jumlah 100 orang 100%
Sumber : Data Olahan tahun 2017
Dari Tabel 4.6 tersebut diatas dapat dilihat data yaitu : lama kerja <1
tahun sebanyak 20 orang dengan presentase 20%, lama kerja 1 tahun s.d. 3
tahun sebanyak 43 orang dengan presentase 43%, lama kerja 3 tahun s.d. 5
tahun 22 orang dengan presentase 22%, lama kerja > 5tahun sebanyak 15
orang dengan presentase 15%. Dari tabel 4.6 tersebut karyawan yang paling
banyak di PT.Pelayaran Baharimas Kalimantan Pontianak telah bekerja 1
sd 3 tahun dengan persentase 43%. Hal ini dapat mengindikasikan hampir
46

setengah dari total seluruh karyawan hanya bekerja 1 sd 3 tahun, sehingga


dapat dikatakan bahwa banyak karyawan yang tidak bisa bertahan lama
saat bekerja di perusahaan ini. Kemungkinan besar komitmen karyawan
cukup rendah di perusahaan ini.
4.2.2.Uji Instrumen Penelitian

4.2.2.1.Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk menguji sejauh mana ketepatan alat


ukur dapat mengungkapkan kejadian/gejala yang diukur. Uji validitas
digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya kuisioner. Kuisioner dapat
dikatakan sah bila pernyataan dalam kuisioner mampu mengungkapkan
sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Dalam uji validitas,
pengambilan keputusan validitas instrument dilakukan dengan
membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Bila niai r hitung lebih besar
dari pada r tabel (r hitung > r tabel) dan bernilai positif, maka
pernyataan/indikator tersebut valid, dan berlaku sebaliknya (Ghozali,
2005:49). Hasil pengujian yang didapat adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas

Validitas
Item Nilai r Nilai r
No Variabel Pernyataa Hitung Tabel
n Ket
(Koefisien (Taraf sig
Korelasi) 0,05)
1 X1.1 0,805 0,197 Valid
Pekerjaan Itu
2 X1.2 0,425 0,197 Valid
Sendiri
3 (X1) X1.3 0,820 0,197 Valid
4 X1.4 0,800 0,197 Valid
5 X2.1 0,821 0,197 Valid
Upah/Gaji
6 X2.2 0,873 0,197 Valid
(X2)
7 X2.3 0,886 0,197 Valid
8 Kesempatan X3.1 0,857 0,197 Valid
9 Promosi X3.2 0,876 0,197 Valid
10 (X3) X3.3 0,813 0,197 Valid
47

Lanjutan tabel 4.7


11 Kepuasan X4.1 0,587 0,197 Valid
12 Terhadap X4.2 0,869 0,197 Valid
13 Supervisi X4.3 0,879 0,197 Valid
14 (X4) X4.4 0,877 0,197 Valid
15 Kepuasan X5.1 0,886 0,197 Valid
16 Pada Rekan X5.2 0,805 0,197 Valid
Kerja
17 (X5) X5.3 0,860 0,197 Valid
18 Kepuasan X6.1 0,859 0,197 Valid
19 Pada Kondisi X6.2 0,867 0,197 Valid
Kerja
20 (X6) X6.3 0,691 0,197 Valid
21 Y1.1 0,755 0,197 Valid
Komitmen
22 Y1.2 0,881 0,197 Valid
Organisasional
23 (Y) Y1.3 0,807 0,197 Valid
24 Y1.4 0,761 0,197 Valid
Sumber : Data Primer yang diolah, 2017

Dari data hasil Uji Validitas pada Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa uji
validitas untuk 24 item pernyataan pada variabel pekerjaan itu sendiri,
upah/gaji, kesempatan promosi, kepuasan terhadap supervisi, kepuasan
pada rekan kerja, kepuasan pada kondisi kerja dan komitmen
organisasional adalah Valid, karena r hitung > r tabel.
4.2.2.2.Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten jika dilakukan pengukuran
ulang pada kelomopok dan dan alat ukur yang sama. Sekaran (2006:45)
Indikator pengukuran reliabilitas dibagi dengan tingkatan reliabilitas
sebagai berikut :
Jika alpha atau r hitung :
1) 0,8 – 1,0 = Reliabilitas baik
2) 0,6 – 0,7 = Reliabilitas diterima
3) Kurang dari 0,6 = Reliabilitas kurang baik
48

Berikut hasil uji Reliabilitas dari penelitian :


Tabel 4.8
Hasil Uji Reliabilitas
Sumber : Data Primer yang diolah, 2017
Reliabilitas
No Variabel
Cronbach's Alpha Nilai batas Hasil
1 Pekerjaan itu sendiri (X1) 0,688 0,6 Reliabel
2 Upah/Gaji (X2) 0,824 0,6 Reliabel
3 Kesempatan Promosi (X3) 0,804 0,6 Reliabel
4 Supervisi (X4) 0,825 0,6 Reliabel
5 Rekan Sekerja (X5) 0,809 0,6 Reliabel
6 Kondisi Kerja (X6) 0,737 0,6 Reliabel
7 Komitmen Organisasi (Y) 0,815 0,6 Reliabel

Hasil pengujian reliabilitas pada Tabel 4.8 di atas, menunjukkan bahwa


nilai Cronbach's Alpha beragam dan lebih dari 0,6. Nilai batas 0,6 adalah syarat
nilai Cronbach's Alpha agar Variabel dapat dikatakn valid. Untuk variabel
pekerjaan itu sendiri, upah/gaji, kesempatan promosi, supervisi, rekan sekerja,
kondisi kerja, dan komitmen organisasi Cronbach's Alpha menunjukkan hasil
lebih dari 0,7. Sehingga dapat dikatakan bahwa semua alat ukur yang digunakan
dalam penelitian ini adalah reliabel. Uji realibilitas : bila nilai alpha > dari r tabel
maka item kuisioner yg digunakan disebut reliabel / konstan.
4.2.3.Tanggapan Responden dengan Analisis Deskriptif
Analisis Deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk
menjelaskan karakteristik data tanpa harus mendapatkan kesimpulan.
Gunanya adalah untuk mengetahui distribusi frekuensi responden yang
didapat dari hasil tabulasi skor jawaban responden. Berikut adalah hasil
analisis deskriptif variabel penelitian yang berdasarkan pada rata-rata skor
item dengan skala tiap-tiap kriteria (Umar, 2005) sebagai berikut :
1 ≤ X < 1,8 = Sangat tidak puas
1,8 ≤ X < 2,6 = Tidak puas
2,6 ≤ X < 3,4 = Cukup puas
3,4 ≤ X < 4,2 = Puas
4,2 ≤ X ≤ 5 = Sangat puas
49

Berikut ini akan dipaparkan hasil olah data primer yang menunjukkan
tanggapan responden pada pekerjaan itu sendiri (X1), gaji (X2),
kesempatan promosi (X3), atasan (X4), rekan sekerja (X5), kondisi kerja
(X6) terhadap komitmen organisasi (Y) pada PT.Pelayaran Baharimas
Kalimantan Pontianak.
4.2.3.1.Tanggapan Responden Mengenai Variabel Pekerjaan Itu
Sendiri
Berdasarkan dari data primer yang didapat dari penyebaran kuisioner
kepada karyawan PT. Pelayaran Baharimas Kalimantan Pontianak, maka
diperoleh deskripsi data mengenai Pekerjaan Itu Sendiri yang dapat dilihat
pada Tabel 4.9 berikut ini :
Tabel 4.9
Tanggapan Responden Mengenai Variabel Pekerjaan Itu Sendiri
Tanggapan Responden
SS S N TS STS Total Rata-
Item Pernyataan (5) (4) (3) (2) (1) Ket
Skor Rata
F F F F F
Pekerjaan yang Anda
1 lakukan menarik untuk 24 51 25 0 0 399 3,99 Puas
dikerjakan
Rutinitas pekerjaan yang
anda dapat sudah sesuai
2 21 61 18 0 0 403 4,03 Puas
dengan apa yang anda
inginkan
Pekerjaan yang diberikan
3 dapat dengan mudah 28 54 17 0 0 407 4,07 Puas
diselesaikan
Sebagai karyawan, anda
tertantang untuk
4 26 53 21 0 0 405 4,05 Puas
menyelesaikan pekerjaan
yg diberikan atasan
Skor Nilai Variabel Pekerjaan Itu Sendiri 16,14
Rata-Rata Pekerjaan Itu Sendiri 4,04 Puas
Sumber : Data Primer yang diolah, 2017
Berdasarkan Tabel 4.9, dapat diketahui bahwa tanggapan responden
tertinggi terdapat pada item 3 yang menyatakan bahwa Pekerjaan yang
diberikan dapat dengan mudah diselesaikan dengan nilai rata-rata sebesar
4,07 yang berarti dalam kategori puas, sedangkan tanggapan responden
terendah terdapat pada item 1 yang menyatakan Pekerjaan yang Anda
50

lakukan menarik untuk dikerjakan dengan nilai rata-rata sebesar 3,99 yang
berarti kategori puas. Nilai rata-rata tanggapan responden terhadap variabel
pekerjaan itu sendiri secara keseluruhan 4,04 yang bernilai kategori puas.
4.2.3.2 .Tanggapan Responden Mengenai Variabel Upah/Gaji
Berdasarkan dari data primer yang didapat dari penyebaran kuisioner
kepada karyawan PT. Pelayaran Baharimas Kalimantan Pontianak, maka
diperoleh deskripsi data mengenai Upah/Gaji yang dapat dilihat pada Tabel
4.10 berikut ini :
Tabel 4.10
Tanggapan Responden Mengenai Variabel Upah/Gaji
Tanggapan Responden
SS S N TS STS Total Rata-
Item Pernyataan (5) (4) (3) (2) (1) Ket
Skor Rata
F F F F F
Besarnya gaji yang Anda
terima sudah sesuai
1 25 55 19 1 0 404 4,04 Puas
dengan beban kerja yang
diberikan
Adanya tunjangan selain
2 gaji yang diberikan sudah 27 55 15 2 1 405 4,05 Puas
layak Anda terima
Gaji yang anda terima
3 sudah sesuai dengan 23 60 13 4 0 402 4,02 Puas
keahlian yang anda miliki
Skor Nilai Variabel Upah/Gaji 12,11
Rata-Rata Upah/Gaji 4,04 Puas
Sumber : Data Primer yang diolah, 2017
Berdasarkan Tabel 4.10, dapat diketahui bahwa tanggapan responden
tertinggi terdapat pada item 2 yang menyatakan bahwa Adanya tunjangan
selain gaji yang diberikan sudah layak Anda terima dengan nilai rata-rata
sebesar 4,05 yang berarti dalam kategori puas, sedangkan tanggapan
responden terendah terdapat pada item 3 yang menyatakan Gaji yang anda
terima sudah sesuai dengan keahlian yang anda miliki dengan nilai rata-rata
sebesar 4,02 yang berarti kategori puas. Nilai rata-rata tanggapan responden
terhadap variabel upah/gaji secara keseluruhan 4,04 yang bernilai kategori
puas.

4.2.3.3.Tanggapan Responden Mengenai Variabel Kesempatan Promosi


51

Berdasarkan dari data primer yang didapat dari penyebaran kuisioner


kepada karyawan PT. Pelayaran Baharimas Kalimantan Pontianak, maka
diperoleh deskripsi data mengenai Kesempatan Promosi yang dapat dilihat
pada Tabel 4.11 berikut ini :
Tabel 4.11
Tanggapan Responden Mengenai Variabel Kesempatan Promosi
Tanggapan Responden
SS S N TS STS Total Rata-
Item Pernyataan (5) (4) (3) (2) (1) Ket
Skor Rata
F F F F F
Kesempatan promosi yang
1 perusahaan buat sudah 16 68 15 1 0 399 3,99 Puas
cukup anda rasakan
Anda merasa perusahaan
tempat anda bekerja sudah
2 memberikan kesempatan 19 69 12 0 0 407 4,07 Puas
yang sama dalam promosi
jabatan
Kesempatan promosi
3 23 65 12 0 0 411 4,11 Puas
sudah cukup adil
Skor Nilai Variabel Kesempatan Promosi 12,17
Rata-Rata Kesempatan Promosi 4,06 Puas
Sumber : Data Primer yang diolah, 2017
Berdasarkan Tabel 4.11, dapat diketahui bahwa tanggapan responden
tertinggi terdapat pada item 2 yang menyatakan bahwa Anda merasa
perusahaan tempat anda bekerja sudah memberikan kesempatan yang sama
dalam promosi jabatan dengan nilai rata-rata sebesar 4,07 yang berarti
dalam kategori puas, sedangkan tanggapan responden terendah terdapat
pada item 1 yang menyatakan Kesempatan promosi yang perusahaan buat
sudah cukup anda rasakan dengan nilai rata-rata sebesar 3,99 yang berarti
kategori puas. Nilai rata-rata tanggapan responden terhadap variabel
kesempatan promosi secara keseluruhan 4,06 yang bernilai kategori puas.
4.2.3.4.Tanggapan Responden Mengenai Variabel Kepuasan Terhadap
Supervisi
Berdasarkan dari data primer yang didapat dari penyebaran kuisioner
kepada karyawan PT. Pelayaran Baharimas Kalimantan Pontianak, maka
diperoleh deskripsi data mengenai Kepuasan terhadap Supervisi yang dapat
dilihat pada Tabel 4.12 berikut ini :
52

Tabel 4.12
Tanggapan Responden Mengenai Variabel Kepuasan Terhadap
Supervisi

Tanggapan Responden
SS S N TS STS Total Rata-
Item Pernyataan (5) (4) (3) (2) (1) Ket
Skor Rata
F F F F F
Gaya kepemimpinan
atasan sudah sesuai dengan
1 14 66 20 0 0 394 3,94 Puas
gaya kepemimpinan yang
anda harapkan
Setiap perintah pekerjaan
dari Atasan dapat anda
2 9 60 26 5 0 373 3,73 Puas
lakukan dan terima dengan
baik
Atasan Anda memberikan
3 perhatian atas keluhan dan 10 61 25 4 0 377 3,77 Puas
saran dari karyawan
Atasan Anda memberikan
4 kebebasan mengeluarkan 14 63 19 4 0 387 3,87 Puas
pendapat
Skor Nilai Variabel Kepuasan Terhadap Supervisi 15,31
Rata-Rata Kepuasan Terhadap Supervisi 3,83 Puas
Sumber : Data Primer yang diolah, 2017
Berdasarkan Tabel 4.12, dapat diketahui bahwa tanggapan responden
tertinggi terdapat pada item 1 yang menyatakan bahwa Gaya kepemimpinan
atasan sudah sesuai dengan gaya kepemimpinan yang anda harapkan dengan
nilai rata-rata sebesar 3,94 yang berarti dalam kategori puas, sedangkan
tanggapan responden terendah terdapat pada item 2 yang menyatakan Setiap
perintah pekerjaan dari Atasan dapat anda lakukan dan terima dengan baik
dengan cara saya sendiri dengan nilai rata-rata sebesar 3,73 yang berarti
kategori puas. Nilai rata-rata tanggapan responden terhadap variabel
kepuasan terhadap supervisi secara keseluruhan 3,83 yang bernilai kategori
puas.

4.2.3.5.Tanggapan Responden Mengenai Variabel Kepuasan Pada


Rekan Kerja
53

Berdasarkan dari data primer yang didapat dari penyebaran kuisioner


kepada karyawan PT. Pelayaran Baharimas Kalimantan Pontianak, maka
diperoleh deskripsi data mengenai Kepuasan pada Rekan Kerja yang dapat
dilihat pada Tabel 4.13 berikut ini :
Tabel 4.13
Tanggapan Responden Mengenai Variabel Kepuasan Pada
Rekan Kerja
Tanggapan Responden
SS S N TS STS Total Rata-
Item Pernyataan (5) (4) (3) (2) (1) Ket
Skor Rata
F F F F F
Rekan kerja yang ada di
perusahaan membuat
1 17 53 30 0 0 387 3,87 Puas
suasana kerja menjadi
menyenangkan
Adanya saling membantu
2 antara rekan kerja dalam 17 62 21 0 0 396 3,96 Puas
menyelesaikan pekerjaan
Persaingan yang sehat
3 Anda rasakan dalam 23 50 27 0 0 396 3,96 Puas
perusahaan
Skor Nilai Variabel Kepuasan Pada Rekan Kerja 11,79
Rata-Rata Kepuasan Pada Rekan Kerja 3,93 Puas
Sumber : Data Primer yang diolah, 2017
Berdasarkan Tabel 4.13, dapat diketahui bahwa tanggapan responden
tertinggi terdapat pada item 2 dan 3 yang menyatakan bahwa adanya saling
membantu antara rekan kerja dan persaingan yang sehat yang dirasakan
dalam perusahaan dengan nilai rata-rata sebesar 3,96 yang berarti dalam
kategori puas, sedangkan tanggapan responden terendah terdapat pada item
1 yang menyatakan Rekan kerja yang ada di perusahaan membuat suasana
kerja menjadi menyenangkan dengan nilai rata-rata sebesar 3,87 yang
berarti kategori puas. Nilai rata-rata tanggapan responden terhadap variabel
kepuasan pada rekan kerja secara keseluruhan 3,93 yang bernilai kategori
puas.

4.2.3.6.Tanggapan Responden Mengenai Variabel Kepuasan Pada


Kondisi Kerja
54

Berdasarkan dari data primer yang didapat dari penyebaran kuisioner


kepada karyawan PT. Pelayaran Baharimas Kalimantan Pontianak, maka
diperoleh deskripsi data mengenai Kepuasan pada Kondisi Kerja yang
dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini :
Tabel 4.14
Tanggapan Responden Mengenai Variabel Kepuasan Pada
Kondisi Kerja

Tanggapan Responden
SS S N TS STS Total Rata-
Item Pernyataan (5) (4) (3) (2) (1) Ket
Skor Rata
F F F F F
Anda merasa puas pada
1 18 59 19 4 0 391 3,91 Puas
fasilitas kenyamanan kerja
Kondisi lingkungan kerja
2 dapat mendukung 22 54 19 5 0 393 3,93 Puas
semangat dalam bekerja
Peralatan dalam bekerja
sudah cukup mendukung
3 20 62 18 0 0 402 4,02 Puas
penyelesaian kerja dengan
cepat
Skor Nilai Variabel Kepuasan Pada Kondisi Kerja 11,86
Rata-Rata Kepuasan Pada Kondisi Kerja 3,95 Puas
Sumber : Data Primer yang diolah, 2017
Berdasarkan Tabel 4.14, dapat diketahui bahwa tanggapan responden
tertinggi terdapat pada item 3 yang menyatakan bahwa Peralatan dalam
bekerja sudah cukup mendukung penyelesaian kerja dengan cepat dengan
nilai rata-rata sebesar 4,02 yang berarti dalam kategori puas, sedangkan
tanggapan responden terendah terdapat pada item 1 yang menyatakan Anda
merasa puas pada fasilitas kenyamanan kerja dengan nilai rata-rata sebesar
3,91 yang berarti kategori puas. Nilai rata-rata tanggapan responden
terhadap variabel kepuasan pada kondisi kerja secara keseluruhan 3,95 yang
bernilai kategori puas.

4.2.3.7.Tanggapan Responden Mengenai Variabel Komitmen


Organisasi
55

Berdasarkan dari data primer yang didapat dari penyebaran kuisioner


kepada karyawan PT. Pelayaran Baharimas Kalimantan Pontianak, maka
diperoleh deskripsi data mengenai Komitmen Organisasi yang dapat dilihat
pada Tabel 4.15 berikut ini :
Tabel 4.15
Tanggapan Responden Mengenai Variabel Komitmen Organisasional
Tanggapan Responden
SS S N TS STS Total Rata-
Item Pernyataan (5) (4) (3) (2) (1) Ket
Skor Rata
F F F F F
Visi dan misi perusahaan
sudah sesuai dengan visi
1 14 66 20 0 0 394 3,94 Puas
dan misi Anda sebagai
karyawan
Anda merasa bagian yang
2 tidak bisa terpisahkan 21 61 18 0 0 403 4,03 Puas
dengan perusahaan
Anda merasa memiliki
tanggung jawab moral
3 20 62 18 0 0 402 4,02 Puas
untuk memajukan
perusahaan
Anda mempunyai loyalitas
4 yang tinggi terhadap 15 65 20 0 0 395 3,95 Puas
perusahaan
Skor Nilai Variabel Komitmen Organisasional 15,94

Rata-Rata Komitmen Organisasional 3,99 Puas

Sumber : Data Primer yang diolah, 2017


Berdasarkan Tabel 4.15, dapat diketahui bahwa tanggapan
responden tertinggi terdapat pada item 2 yang menyatakan bahwa Anda
merasa bagian yang tidak bisa terpisahkan dengan perusahaan dengan nilai
rata-rata sebesar 4,03 yang berarti dalam kategori puas, sedangkan
tanggapan responden terendah terdapat pada item 1 yang menyatakan Visi
dan misi perusahaan sudah sesuai dengan visi dan misi sebagai karyawan
dengan nilai rata-rata sebesar 3,94 yang berarti kategori puas. Nilai rata-rata
tanggapan responden terhadap variabel komitmen organisasional secara
keseluruhan 3,99 yang bernilai kategori puas.

4.3. Analisis Data


4.3.1. Pengujian Asumsi Klasik
56

4.3.1.1.Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
nilai residual mempunyai distribusi normal atau tidak. Pengujian dilakukan
dengan menggunakan grafik P-P Plot dan uji Kolmogorov Smirnov. Hasil
analisis regresi linier dengan grafik normal P-P Plot terhadap residual eror
model regresi diperoleh sudah menunjukkan adanyan pola grafik yang
normal, yaitu adanya sebaran titik yang berada tidak jauh dari garis
diagonal. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa titik-titik berada
tidak jauh dari garis diagonal. Hal ini berarti bahwa model regresi tersebut
sudah berdistribusi normal. Pengujian normalitas dapat dilihat pada Gambar
4.1 berikut ini :

Gambar 4.1
Pengujian Normalitas

Sumber: data primer diolah, 2017

Pada Uji Kolmogorov Smirnov model yang baik adalah model yang
memberikan nilai residual yang memenuhi asumsi normalitas yaitu nilai sig
57

> α (taraf signifikansi= 0,05). Berikut adalah uji normalitas dalam penelitian
ini dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov.

Tabel 4.16
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 100
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 1.17405408
Most Extreme Differences Absolute .056
Positive .038
Negative -.056
Kolmogorov-Smirnov Z .559
Asymp. Sig. (2-tailed) .913
a. Test distribution is Normal.

Sumber: data primer diolah, 2017

Berdasarkan hasil uji pada Tabel 4.16 dapat dilihat bahwa nilai
Asymp. Sig. (2-tailed) bernilai lebih dari 0,05 yaitu sebesar 0, 913. Hal ini
berarti data residual pada penelitian ini terdistribusi dengan normal.
4.3.1.2.Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual, dari satu pengamatan ke
pengamatan lain (Ghozali, 2005:91). Jika varians dari residual dari satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan
jika varians berbeda, disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadinya ketidaksamaan varian
dari residual pada persamaan regresi. Model regresi yang baik mensyaratkan
untuk tidak adanya masalah pada heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas
dapat menyebabkan perneksiran atau estimanor menjadi tidak efisien dan
nilai koefisien determinasi menjadi sangat tinggi.
58

Hasil dari asumsi heteroskedastisitas pengaruh pekerjaan itu sendiri,


upah/gaji, kesempatan promosi, kepuasan pada supervisi, kepuasan pada
rekan kerja, dan kepuasan pada kondisi kerja terhadap komitmen organisasi
di PT. Pelayaran Baharimas Kalimantan disajikan pada Gambar 4.2. Uji
asumsi heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi linier terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke
residual pengamatanyang lainnya.
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas

(Sumber : Data Primer yang diolah, 2017)

Heteroskedastisitas menguji terjadinya perbedaan variance residual


suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain, atau gambaran
hubungan antara nilai yang diprediksi dengan studentized delete residual
nilai tersebut yang digambarkan dengan Scatterplot. Jika titik-titik data
tidak menyebar di sekitar angka 0, serta penyebaran titik-titik data
mempunyai pola maka terjadi perbedaan variance residual periode
pengamatan ke periode pengamatan yang lainnya sehingga model regresi
tidak baik untuk digunakan. Dari Gambar 4.2 terlihat titik-titik yang
menyebar secara acak, tidak membentuk suatu pola yang jelas, serta tersebar
baik diatas maupun dibawah angka 0 (nol), hal ini berarti tidak terjadi
59

heteroskedastisitas pada model regresi yang dilakukan. Jadi dapat


disimpulkan variabel bebas terhadap pengaruh pekerjaan itu sendiri,
upah/gaji, kesempatan promosi, kepuasan pada supervisi, kepuasan pada
rekan kerja, dan kepuasan pada kondisi kerja terhadap komitmen organisasi
di PT. Pelayaran Baharimas Kalimantan di atas tidak terjadi
heteroskedastisitas atau bersifat homoskedastisitas.
4.3.1.3.Uji Multikolinieritas
Pengujian multikolonieritas dilakukan dengan menggunak nilai VIF.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model
regresi adalah sebagai berikut (Ghozali, 2011:105) : : mempunyai angka
Tolerance di atas (>) 0,1 dan mempunyai nilaiVIF (variance inflation
factor) di bawah (<) 10. Suatu variabel menunjukkan gejala
multikolonieritas bias dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor) yang
tinggi pada variabel-variabel bebas suatu model regresi. Nilai VIF dari
variabel bebas pada model regresi adalah sebagai berikut :
Tabel 4.17
Pengujian Multikolinieritas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
Pekerjaan Itu Sendiri .885 1.129
Upah/Gaji .653 1.531
Kesempatan Promosi .658 1.519
Kepuasan Terhadap Supervisi .645 1.551
Kepuasan Pada Rekan Kerja .687 1.455
Kepuasan Pada Kondisi Kerja .599 1.668
a. Dependent Variable: Komitmen Organisasional
Sumber: data primer diolah, 2017

Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas menunjukkan bahwa


antar variabel independen tidak terjadi multikolinearitas, karena nilai
tolerance masing-masing variabel independen berada di atas 0,1 dan nilai
VIF masing-masing variabel independen berada di bawah 10.
4.3.1.4.Uji Linieritas
60

Menurut Priyatno (2014:79), uji linearitas bertujuan untuk mengetahui


apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara
signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis
korelasi atau regresi linear. Pengujian pada SPSS 16 dengan menggunakan
Test of Linearity pada taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan
mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi (linearity) kurang dari
0,05. Hasil uji linieritas disajikan dalam Tabel 4.18 sebagai berikut ini:

Tabel 4.18
Hasil Uji Linieritas

Variabel Sig. Taraf Keterangan


Linearity Signifikans
i
Pekerjaan itu sendiri (X1) 0,000 <0,05 Linear
Upah/gaji (X2) 0,000 <0,05 Linear
Kesempatan promosi (X3) 0,000 <0,05 Linear
Kepuasan terhadap supervise (X4) 0,000 <0,05 Linear
Kepuasan pada rekan kerja (X5) 0,000 <0,05 Linear
Kepuasan pada kondisi kerja (X6) 0,000 <0,05 Linear
Sumber: data primer diolah, 2017
Dari hasil uji diatas, dapat disimpulkan bahwa masing-masing
variabel dengan hasil nilai dari Sig.Linearity kurang dari 0,05 atau < 0,05.
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa variabel pekerjaan itu
sendiri, upah/gaji, kesempatan promosi, kepuasan pada supervisi, kepuasan
pada rekan kerja, dan kepuasan pada kondisi kerja dalam dalam penelitian
ini bersifat linier.
4.3.2.Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan dalam penelitian ini
dengan tujuan untuk membuktikan hipotesis mengenai pengaruh pekerjaan
itu sendiri, upah/gaji, kesempatan promosi, kepuasan pada supervisi,
kepuasan pada rekan kerja, dan kepuasan pada kondisi kerja secara parsial
maupun secara bersama-sama terhadap komitmen organisasi. Perhitungan
statistik dalam analisis regresi linier berganda yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan bantuan program computer SPSS
61

for Windows versi 16.0. hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS
selengkapnya ada pada lampiran dan selanjutnya dijelaskan pada Tabel 4.19
sebagai berikut :
Tabel 4.19
Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -1.709 1.513 -1.129 .262
Pekerjaan Itu Sendiri .263 .066 .264 3.962 .000
Upah/Gaji .176 .080 .171 2.209 .030
Kesempatan Promosi .273 .102 .207 2.674 .009
Kepuasan Terhadap Supervisi .184 .071 .203 2.605 .011
Kepuasan Pada Rekan Kerja .171 .086 .151 1.992 .049
Kepuasan Pada Kondisi Kerja .261 .091 .232 2.871 .005
a. Dependent Variable: Komitmen Organisasional

Sumber: data primer diolah, 2017


Model persamaan regresi yang dapat ditulis dari hasil tersebut dalam
bentuk persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 0,264X1 + 0,171X2 + 0,207X3 + 0,203X4 + 0,151X5 + 0,232X6 + e
Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Koefisien regresi variabel pekerjaan itu sendiri (X1) sebesar 0,264 dengan
nilai signifikansi 0,000, berarti semakin tinggi tingkat pekerjaan itu
sendiri yang dirasakan oleh karyawan PT. Pelayaran Baharimas
Kalimantan akan berdampak pada semakin meningkatnya komitmen
organisasional karyawan PT. Pelayaran Baharimas Kalimantan.
b. Koefisien regresi variabel upah/gaji (X2) sebesar 0,171 dengan nilai
signifikansi 0,030, berarti semakin tinggi upah/gaji yang dirasakan oleh
karyawan PT. Pelayaran Baharimas Kalimantan akan berdampak pada
semakin meningkatnya komitmen organisasional karyawan PT.
Pelayaran Baharimas Kalimantan.
62

c. Koefisien regresi variabel kesempatan promosi (X3) sebesar 0,207


dengan nilai signifikansi 0,009, berarti semakin tinggi kesempatan
promosi yang dirasakan oleh karyawan PT. Pelayaran Baharimas
Kalimantan akan berdampak pada semakin meningkatnya komitmen
organisasional karyawan PT. Pelayaran Baharimas Kalimantan.
d. Koefisien regresi variabel kepuasan terhadap supervisi (X4) sebesar 0,203
dengan nilai signifikansi 0,011, berarti semakin tinggi kepuasan terhadap
supervisi yang dirasakan oleh karyawan PT. Pelayaran Baharimas
Kalimantan akan berdampak pada semakin meningkatnya komitmen
organisasional karyawan PT. Pelayaran Baharimas Kalimantan.
e. Koefisien regresi variabel kepuasan pada rekan kerja (X5) sebesar 0,151
dengan nilai signifikansi 0,049, berarti semakin tinggi kepuasan pada
rekan kerja yang dirasakan oleh karyawan PT. Pelayaran Baharimas
Kalimantan akan berdampak pada semakin meningkatnya komitmen
organisasional karyawan PT. Pelayaran Baharimas Kalimantan.
f. Koefisien regresi variabel kepuasan pada kondisi kerja (X6) sebesar 0,232
dengan nilai signifikansi 0,005, berarti semakin tinggi kepuasan pada
kondisi kerja yang dirasakan oleh karyawan PT. Pelayaran Baharimas
Kalimantan akan berdampak pada semakin meningkatnya komitmen
organisasional karyawan PT. Pelayaran Baharimas Kalimantan.
4.3.3. Pengujian Hipotesis
4.3.3.1.Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)
Uji F ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen
secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen. Adapun hasil perhitungan uji koefisien regresi secara simultan
(Uji F) dengan menggunakan program SPSS 16.0 dapat dilihat pada Tabel
4.20 berikut ini :

Tabel 4.20
Hasil Uji Simultan (Uji F)
63

ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 237.178 6 39.530 26.940 .000a
Residual 136.462 93 1.467

Total 373.640 99
a. Predictors: (Constant), Kepuasan Pada Kondisi Kerja, Pekerjaan Itu Sendiri, Kepuasan
Pada Rekan Kerja, Kesempatan Promosi, Upah/Gaji, Kepuasan Terhadap Supervisi
b. Dependent Variable: Komitmen Organisasional

Sumber: data primer diolah, 2017

Berdasarkan data pada Tabel 4.20 maka dapat dijelaskan bahwa hasil
uji koefisien regresi secara simultan (Uji F), berdasarkan uji ANOVA atau F
test, diperoleh F hitung sebesar 26,940 dengan tingkat signifikan 0,000.
Oleh karena probabilitas jauh lebih kecil dari pada 0,05 (0,000 < 0,05),
maka dapat dinyatakan bahwa variabel pekerjaan itu sendiri, upah/gaji,
kesempatan promosi, kepuasan pada supervisi, kepuasan pada rekan kerja,
dan kepuasan pada kondisi kerja berpengaruh secara bersama-sama terhadap
komitmen organisasional.
4.3.3.2.Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi R2 persamaan pertama ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar pekerjaan itu sendiri, upah/gaji, kesempatan
promosi, kepuasan pada supervisi, kepuasan pada rekan kerja, dan kepuasan
pada kondisi kerja secara keseluruhan dalam menjelaskan variabel
komitmen organisasi. Hasil analisis koefisien determinasi dapat dilihat pada
Tabel 4.21 sebagai berikut :

Tabel 4.21
Hasil Koefisien Determinasi (R2)
64

Model Summary
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .797a .635 .611 1.211
a. Predictors: (Constant), Kepuasan Pada Kondisi Kerja, Pekerjaan Itu
Sendiri, Kepuasan Pada Rekan Kerja, Kesempatan Promosi, Upah/Gaji,
Kepuasan Terhadap Supervisi
Sumber: data primer diolah, 2017
Berdasarkan Tabel 4.21, diperoleh hasil analisis SPSS model
summary menunjukan bahwa besarnya R square adalah 0,635 atau 63,5%.
Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel
pekerjaan itu sendiri, upah/gaji, kesempatan promosi, kepuasan pada
supervisi, kepuasan pada rekan kerja, dan kepuasan pada kondisi kerja
terhadap komitmen organisasi sebesar 63,5%. Sementara sisanya sebesar
36,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4.3.3.3.Uji Signifikan Parameter Individual (Uji t)
Uji parsial digunakan untuk menguji pengaruh ikatan pekerjaan itu
sendiri, upah/gaji, kesempatan promosi, kepuasan pada supervisi, kepuasan
pada rekan kerja, dan kepuasan pada kondisi kerja terhadap komitmen
organisasi secara parsial. Uji parsial dalam penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh masing-masing variabel pekerjaan itu sendiri,
upah/gaji, kesempatan promosi, kepuasan pada supervisi, kepuasan pada
rekan kerja, dan kepuasan pada kondisi kerja secara parsial terhadap
komitmen organisasi di PT. Pelayaran Baharimas Kalimantan. Hasil analisis
statistik uji t dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.22
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
65

Coefficientsa
Standardiz
Unstandardized ed
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -1.709 1.513 -1.129 .262
Pekerjaan Itu Sendiri .263 .066 .264 3.962 .000
Upah/Gaji .176 .080 .171 2.209 .030
Kesempatan Promosi .273 .102 .207 2.674 .009
Kepuasan Terhadap Supervisi .184 .071 .203 2.605 .011
Kepuasan Pada Rekan Kerja .171 .086 .151 1.992 .049
Kepuasan Pada Kondisi Kerja .261 .091 .232 2.871 .005
a. Dependent Variable: Komitmen Organisasional

Sumber: data primer diolah, 2017

Berdasarkan hasil uji t (uji parsial) pada Tabel 4.22, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Pengaruh Pekerjaan Itu Sendiri Terhadap Komitmen Organisasi
Pekerjaan Itu Sendiri berpengaruh signifikan terhadap Komitmen
Organisasi. Hal ini ditunjukkan oleh hasil nilai signifikasi variabel
pekerjaan itu sendiri yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000.

2. Pengaruh Upah/Gaji Terhadap Komitmen Organisasi


Upah/Gaji berpengaruh signifikan terhadap Komitmen Organisasi. Hal ini
ditunjukkan oleh hasil nilai signifikasi variabel upah/gaji yang lebih kecil
dari 0,05 yaitu sebesar 0,030.

3. Pengaruh Kesempatan Promosi Terhadap Komitmen Organisasi


Kesempatan Promosi berpengaruh signifikan terhadap Komitmen
Organisasi. Hal ini ditunjukkan oleh hasil nilai signifikasi variabel
kesempatan promosi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,009.

4. Pengaruh Kepuasan Terhadap Supervisi Terhadap Komitmen Organisasi


66

Kepuasan Terhadap Supervisi berpengaruh signifikan terhadap Komitmen


Organisasi. Hal ini ditunjukkan oleh hasil nilai signifikasi variabel kepuasan
terhadap supervisi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,011.

5. Pengaruh Kepuasan Pada Rekan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi


Kepuasan Pada Rekan Kerja berpengaruh signifikan terhadap Komitmen
Organisasi. Hal ini ditunjukkan oleh hasil nilai signifikasi variabel kepuasan
pada rekan kerja yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,049.

6. Pengaruh Kepuasan Pada Kondisi Kerja Terhadap Komitmen Organisasi


Kepuasan Pada Kondisi Kerja berpengaruh signifikan terhadap Komitmen
Organisasi. Hal ini ditunjukkan oleh hasil nilai signifikasi variabel kepuasan
pada kondisi kerja yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000.
4.4. Pembahasan
Berdasarkan pada hasil analisis tanggapan responden terhadap
variabel yang diteliti dan dilakukannya uji regresi linear berganda serta uji
hipotesis, maka dapat disimpulkan yaitu :
4.4.1.Pengaruh Pekerjaan Itu Sendiri Terhadap Komitmen Organisasi
Pada PT. Pelayaran Baharimas Kalimantan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama membuktikan bahwa
pekerjaan itu sendiri berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen
organisasi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi X1 yang positif
sebesar 0,264 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α
0,05.
Tanggapan karyawan tentang pekerjaan itu sendiri yang ada di
PT. Pelayaran Baharimas Kalimantan menunjukkan bahwa tanggapan
tersebut berada dalam kategori tinggi dengan nilai indeks sebesar 4,04
sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 4.9. Sebagian besar responden atau
karyawan memberikan tanggapan adanya penilaian setuju yang tinggi
tehadap pekerjaan itu sendiri di PT. Pelayaran Baharimas Kalimantan. Hal
ini ditunjukkan dengan pekerjaan yang dilakukan menarik untuk dikerjakan,
67

rutinitas pekerjaan sudah sesuai dengan yang diinginkan karyawan,


pekerjaan yang diberikan dapat mudah diselesaikan, karyawan merasa
tertantang untuk menyelesaikan pekerjaan yang diberikan atasan sehingga
mampu meningkatkan komitmen organisasi yang ada di PT. Pelayaran
Baharimas Kalimantan.
Temuan dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh positif dan
signifikan antara variabel Pekerjaan Itu Sendiri terhadap Komitmen
Organisasi. Temuan ini didukung oleh penelitian Nugroho (2009) yang
menyatakan bahwa Pekerjaan Itu Sendiri berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Komitmen Organisasi.
4.4.2.Pengaruh Upah/Gaji Terhadap Komitmen Organisasi Pada
PT. Pelayaran Baharimas Kalimantan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua membuktikan bahwa
upah / gaji berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen
organisasi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi X2 yang positif
sebesar 0,171 dengan nilai signifikansi sebesar 0,030 yang lebih kecil dari α
0,05.
Tanggapan karyawan tentang upah/gaji yang ada di PT. Pelayaran
Baharimas Kalimantan menunjukkan bahwa tanggapan tersebut berada
dalam kategori tinggi dengan nilai indeks sebesar 4,04 sebagaimana
ditunjukkan dalam Tabel 4.10. Sebagian besar responden atau karyawan
memberikan tanggapan adanya penilaian setuju yang tinggi tehadap
upah/gaji yang diberikan perusahaan PT. Pelayaran Baharimas Kalimantan.
Hal ini ditunjukkan dengan besarnya gaji yang diterima karyawan sudah
sesuai dengan beban kerja yang diberikan, adanya tunjangan selain gaji
yang diberikan sudah layak diterima karyawan, gaji yang diterima karyawan
sudah sesuai dengan keahlian yang dimiliki karyawan sehingga mampu
meningkatkan komitmen organisasional yang ada di PT. Pelayaran
Baharimas Kalimantan.
Temuan dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh positif dan
signifikan antara variabel Upah / Gaji terhadap Komitmen Organisasi.
68

Temuan ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Mersi dan
Koeshartono (2014) yang menyatakan bahwa Upah/Gaji berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Komitmen Organisasional.
4.4.3. Pengaruh Kesempatan Promosi Terhadap Komitmen Organisasi
Pada PT. Pelayaran Baharimas
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga membuktikan bahwa
kesempatan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen
organisasi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi X3 yang positif
sebesar 0,207 dengan nilai signifikansi sebesar 0,009 yang lebih kecil dari α
0,05.
Tanggapan karyawan tentang kesempatan promosi di PT. Pelayaran
Baharimas Kalimantan menunjukkan bahwa tanggapan tersebut berada
dalam kategori tinggi dengan nilai indeks sebesar 4,06 sebagaimana
ditunjukkan dalam Tabel 4.11. Sebagian besar responden atau karyawan
memberikan tanggapan adanya penilaian setuju yang tinggi tehadap
kesempatan promosi yang ada di perusahaan PT. Pelayaran Baharimas
Kalimantan. Hal ini ditunjukkan dengan kesemptan promosi yang
perusahaan buat sudah cukup karyawan rasakan, karyawan merasa
perusahaan tempat bekerja sudah memberikan kesempatan yang sama dalam
promosi jabatan, dan kesempatan promosi yang di perusahaan sudah cukup
adil bagi karyawan sehingga mampu meningkatkan komitmen organisasi
yang ada di perusahaan PT. Pelayaran Baharimas Kalimantan.
Temuan dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh positif dan
signifikan antara variabel Kesempatan Promosi terhadap Komitmen
Organisasi, temuan penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
oleh Mersi dan Koeshartono (2013) yang menyatakan bahwa Kesempatan
Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Komitmen
Organisasional.
4.4.4.Pengaruh Kepuasan Pada Supervisi Terhadap Komitmen
Organisasi pada PT. Pelayaran Baharimas Kalimantan
69

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keempat membuktikan bahwa


kepuasan terhadap supervisi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
komitmen organisasi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi X4
yang positif sebesar 0,203 dengan nilai signifikansi sebesar 0,011 yang lebih
kecil dari α 0,05.
Tanggapan karyawan tentang supervisi atau atasan pada PT. Pelayaran
Baharimas Kalimantan menunjukkan bahwa tanggapan tersebut berada
dalam kategori tinggi dengan nilai indeks sebesar 3,83 sebagaimana
ditunjukkan dalam Tabel 4.12. Sebagian besar responden atau karyawan
memberikan tanggapan adanya penilaian setuju yang tinggi tehadap
kepuasan pada supervisi di perusahaan PT. Pelayaran Baharimas
Kalimantan. Hal ini ditunjukkan dengan gaya kepemimpinan atasan sudah
sesuai dengan gaya kepemimpinan yang diharapkan, setiap perintah
pekerjaan dari atasan dapat dilakukan dan terima dengan baik, atasan
memberikan perhatian atas keluhan dan saran dari karyawan, dan atasan
memberikan kebebasan mengeluarkan pendapat sehingga mampu
meningkatkan komitmen organisasi yang ada di PT. Pelayaran Baharimas
Kalimantan.
Temuan dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh positif dan
signifikan antara variabel kepuasan pada supervisi terhadap komitmen
organisasi, temuan ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Purwanti dan Anjanarko (2015) yang menyatakan bahwa Kepuasan
Terhadap Supervisi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Komitmen
Organisasi.
4.4.5.Pengaruh Kepuasan Pada Rekan Kerja Terhadap Komitmen
Organisasi pada PT. Pelayaran Baharimas Kalimantan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kelima membuktikan bahwa
kepuasan pada rekan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
komitmen organisasi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi X5
yang positif sebesar 0,151 dengan nilai signifikansi sebesar 0,049 yang lebih
kecil dari α 0,05.
70

Tanggapan karyawan tentang kepuasan pada rekan kerja yang ada di


PT. Pelayaran Baharimas Kalimantan menunjukkan bahwa tanggapan
tersebut berada dalam kategori tinggi dengan nilai indeks sebesar 3,93
sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 4.13. Sebagian besar responden atau
karyawan memberikan tanggapan adanya penilaian setuju yang tinggi
tehadap rekan kerja di PT. Pelayaran Baharimas Kalimantan. Hal ini
ditunjukkan dengan rekan kerja membuat suasana kerja menjadi
menyenangkan, adanya saling membantu antara rekan kerja dalam
menyelesaikan pekerjaan, dan persaingan yang sehat karyawan dalam
perusahaan sehingga mampu meningkatkan komitmen organisasi yang ada
di PT. Pelayaran Baharimas Kalimantan.
Temuan dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh positif dan
signifikan antara variabel kepuasan pada rekan kerja terhadap komitmen
organisasi, temuan ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Eliyana, Yusuif, dan Prabowo (2012) yang menyatakan bahwa Kepuasan
Pada Rekan Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Komitmen
Organisasi.
4.4.6.Pengaruh Kepuasan Pada Kondisi Kerja Terhadap Komitmen
Organisasi pada PT. Pelayaran Baharimas Kalimantan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keenam membuktikan bahwa
kepuasan pada kondisi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
komitmen organisasi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi X6
yang positif sebesar 0,232 dengan nilai signifikansi sebesar 0,005 yang lebih
kecil dari α 0,05.
Tanggapan karyawan tentang kepuasan pada kondisi kerja yang ada di
PT. Pelayaran Baharimas Kalimantan menunjukkan bahwa tanggapan
tersebut berada dalam kategori tinggi dengan nilai indeks sebesar 3,95
sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 4.14. Sebagian besar responden atau
karyawan memberikan tanggapan adanya penilaian setuju yang tinggi
tehadap kepuasan pada kondisi kerja di PT. Pelayaran Baharimas
Kalimantan. Hal ini ditunjukkan dengan karyawan merasa puas pada
71

fasilitas kenyamanan kerja, kondisi lingkungan kerja dapat mendukung


semangat dalam bekerja, dan peralatan dalam bekerja sudah cukup
mendukung penyelesaian kerja dengan cepat sehingga mampu
meningkatkan komitmen organisasi yang ada di perusahaan PT. Pelayaran
Baharimas Kalimantan.
Temuan dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh positif dan
signifikan antara variabel kepuasan pada kondisi kerja terhadap komitmen
organisasi, temuan ini dudukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Purwanti dan Anjanarko (2015) yang menyatakan bahwa Kepuasan Pada
Kondisi Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Komitmen
Organisasi.
72

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada karyawan PT.
Pelayaran Baharimas Kalimantan maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan analisis regresi
berganda, menunjukkan bahwa variabel kepuasan pada pekerjaan itu
sendiri, kepuasan pada upah/gaji, kepuasan pada kesempatan promosi,
kepuasan pada supervisi, kepuasan pada rekan kerja, dan kepuasan pada
kondisi kerja, yang kesemuanya variabel bebas tersebut mempunyai
hubungan yang positif dan signifikan dengan variabel terkait yaitu
komitmen organisasi.
2. Dalam penelitian ini, variabel kepuasan pada pekerjaan itu sendiri
mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap variabel komitmen
organisasi.
3. Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (uji F) menunjukkan bahwa
variabel kepuasan kerja mempunyai pengaruh secara bersama-sama
(simultan) terhadap komitmen organisasi pada PT. Pelayaran Baharimas
Kalimantan.
73

5.2. Saran
Berdasarkan dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya,
peneliti berkeinginan untuk memberikan beberapa saran, yaitu sebagai
berikut:
1. Adanya kontribusi dari faktor-faktor kepuasan kerja dalam upaya untuk
meningkatkan komitmen organisasi pada PT. Pelayaran Baharimas
Kalimantan, maka peneliti berharap kepada pihak perusahaan untuk
meningkatkan kepuasan karyawan yang terdiri dari puas pada pekerjaan
itu sendiri, upah/gaji, kesempatan promosi, supervisi, rekan kerja, dan
kondisi kerja terhadap komitmen organisasi karyawan yang tentunya akan
berpengaruh pula terhadap kinerja karyawan PT. Pelayaran Baharimas
Kalimantan. Selain itu, perusahaan perlu untuk meningkatkan kondisi
yang kondusif sehingga keharmonisan diantara rekan kerja terjalin dengan
baik, baik didalam perusahaan maupun diluar perusahaan.
2. Adanya kontribusi dari pekerjaan itu sendiri yang mempunyai pengaruh
dominan terhadap komitmen organisasi pada PT. Pelayaran Baharimas
Kalimantan, maka peneliti berharap kepada pihak perusahaan lebih
meningkatkan atau mempertahankan kondisi kerja yang ada di lingkungan
perusahaan, agar karyawan merasa nyaman dan semangat dalam
melakukan pekerjaannya. Selain itu, dengan lebih meningkatkan kondisi
pekerjaan dapat membuat karyawan merasa loyal terhadap perusahaan dan
adanya keinginan karyawan untuk memajukan perusahaan.
3. Untuk penelitian yang akan datang, hendaknya lebih memperluas variabel-
variabel penelitian. Variabel independen yang berupa faktor-faktor
kepuasan kerja dapat dihubungkan dengan motivasi, kepuasan kerja,
komunikasi, dan budaya organisasi sehingga analisis dapat lebih tajam dan
mendalam.
74

Anda mungkin juga menyukai