Strategi Merek Suatu citra merek yang kuat memberikan beberapa keunggulan utama bagi
perusahaan. Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan, atau kombinasi dari
hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau
kelompok penjual untuk membedakan dari produk pesaing.Ekuitas merek adalah pengaruh
diferensial positif bahwa mengenal nama merek akan membuat pelanggan merespons produk
atau jasa. Merek dengan ekuitas merek yang kuat adalah aset yang sangat berharga.
Merek sebenarnya adalah janji penjual untuksecara konsisten memberikan ciri, manfaat,
dan jasa tertentu kepada pembeli. Merek-merek terbaik memberikan jaminan kualitas, tetapi
merek lebih dari sekedar simbul, karena memiliki enam tingkatan pengertian:
1. Atribut.
Merek mengingatkan pada atribut –atribut tertentu. Mercedez benz menyatakan sesuatuyang
mahal, dibuat dengan baik, terancang baik, tahan lama, bergengsi tinggi, dan sebagainya.
2. Manfaat.
Suatu merek lebih dari serangkaian atribut. Pelanggan tidak membeli atribut, tetapi membeli
manfaat. Atribut diperlukan untuk diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan/atau
emosional. Misalnya: atribut “mahal” mungkin diterjemahkan menjadi manfaat emosional,
“mobil ini membuat saya merasa penting dan dihargai”.
3. Nilai.
Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen. Jadi, mercedez juga berarti berkinerja
tinggi, aman, bergengsi, dan sebagainya.
4. budaya.
Merek juga mewakili budaya tertentu. Mercedez mewakili budya Jerman yakni terorganisasi,
efisien, berkualitas tinggi.
5. Kepribadian.
Merek juga mencerminkan kepribadian tertentu. Kadang-kadang merek mengambil
kepribadian orang terkenal.
6. Pemakai.
Merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli dan menggunakan produk tersebut.
Sebuah identitas merek yang kuat menciptakan suatu keunggulan bersaing utama.
Terdapat beebrapa pilihan strategi dalam pemberian merek, yaitu:
1. Tanpa identitas merek (no brand identity).
Tidak adanya biaya dan keahlian pemasaran membuat suatu perusahaan kecil sulit
untuk membangun kesadaran pembeli, sehingga tergantung pada wholesaler atau
retailersagar pembeli dapat membeli produknya.Pembeli mengasosiasikan produk
tanpa merek tersebur dengan distributor yang menyalurkannya. Produsen produk
tanpa merek akan menitikberatkan pemasarannya kepada distributor dan pengecer
dibandingakan kepada konsumen. Namun seharusnya sekecil atau sesederhana
apapun suatu produk hendaknya memiliki merek untuk meudahkan pembelian
kembali yang berkesinambungan. Pengalaman yang memuaskan dan promosi dari
mulut ke mulut akan membantu membangun reputasi merek di mata konsumen.
•Dapat diingat.
Merek harus dapat diingat dan dikenali dengan mudah oleh konsumen.
•Berarti .
Merek harus kredibel dan mencirikan karakter yang sesuai, serta menyiratkan sesuatu tentang
bahan atau tipe orang yang mungkin menggunakan merek.
•Dapat disukai.
Seberapa menarik estetika dari merek dan dapat disukai secara visual, verbal, dan lainnya.
•Dapat dipindahkan.
Merek dapat digunakan untuk memperkenalkan produk baru dalam kategori yang sama atau
berbeda dengan melintasi batas geografis dan segmen pasar.
•Dapat disesuaikan.
Merek harus dengan mudah dapat disesuaikan atau diperbarui sesuai dengan kebutuhan
pasar.
•Dapat dilindungi.
Merek harus dapat dipatenkan atau dapat dilegalkan secara hukum, sehingga tidak mudah
ditiru oleh pesaing.
Strategi Merek
Suatu merek harus memiliki strategi yang baik dan kuat dalam mengenalkan dan
memasarkan produk sesuai dengan nilai jual merek yang telah ditentukan oleh produsen. Hal
ini berguna untuk membangun citra merek (brand image) dan kepercayaan di mata
konsumen terhadap produk yang dipasarkan. Menurut (Rangkuti 2008;38) terdapat beberapa
strategi merek, sebagai berikut:
•Merek Baru (New brand)
Perusahaan dapat menciptakan nama atau merek baru ketika ingin memasarkan produk
baru. Hal ini dikarenakan nama atau merek sebelumnya tidak sesuai dengan konsep produk
baru yang akan ditawarkan di pasar.
•Multi Merek (Multi Brand)
Perusahaan mengelola berbagai nama merek tambahan dalam kategori produk yang sama.
Hal tersebut untuk memberikan fungsi dan manfaat yang sesuai dengan motif pembelian
konsumen terhadap produk.
•Perluasan Merek (Brand Extension)
Menggunakan nama atau merek sebelumnya yang telah berhasil untuk meluncurkan produk
baru.
•Perluasan Lini (Lini Extension)
Strategi perluasan lini dilakukan dengan cara memperkenalkan berbagai macam atribut
tambahan atau variasi terhadap kategori produk yang sudah ada dengan nama atau merek
yang sama, seperti: rasa, bentuk, warna, atau ukuran kemasan yang baru.
Citra Merek
Menurut Rangkuti (2008;3), brand mage adalah “Sekumpulan asosiasi merek yang
terbentuk dan melekat di benak konsumen.”
Berdasarkan pengertian citra merek diatas, maka dapat disimpulkan bahwa citra merek
terbentuk dari persepsi yang telah lama terdapat di pikiran konsumen. Setelah melalui tahap
yang terjadi dalam proses persepsi, kemudian dilanjutkan pada tahap keterlibatan konsumen
dalam pembelian. Level keterlibatan ini selain mempengaruhi persepsi juga mempengaruhi
fungsi memori.
Berdasarkan pendapat di atas Hapsari (2008;22) mengambil beberapa kesimpulan tentang
brand image sebagai berikut:
1. Brand image mempengaruhi pola pikir dan pandangan konsumen mengenai merek secara
keseluruhan.
2.Brand image bukan hanya merupakan sebuah pemberian nama yang baik melainkan
bagaimana cara mengenalkan produk kepada konsumen agar menjadi memori bagi konsumen
dalam membentuk suatu persepsi akan sebuah produk.
3.Brand image memegang kepercayaan, pemahaman, dan persepsi konsumen terhadap suatu
merek.
4.Brand image merupakan asosiasi yang muncul dalam benak konsumen dalam bentuk
pemikiran atau citra tertentu terhadap suatu merek.
5.Brand image yang baik dapat meningkatkan penjualan produsen serta menghambat
kegiatan pemasaran pesaing.
6.Brand image merupakan faktor penting dalam keputusan pembelian konsumen hingga
konsumen menjadi loyal terhadap merek tertentu.
•Memiliki konsep yang tepat Untuk mengkomunikasikan brand value dan positioning yang
tepat maka dibutuhkan konsep yang tepat sesuai sasaran baik terhadap produk, segmentasi
pasar, cara memasarkan, target pasar, kualitas pelayanan, dsb. Hal ini membantu perusahaan
untuk membangun brand image yang baik di benak konsumen.
•Kesesuaian (Congruence)
Berkaitan dengan kesesuaian antara karakteristik merek dengan citra merek itu sendiri
yang ingin ditonjolkan dari sebuah produk.
Iklan
Pemasaran melalui iklan harus menonjolkan karakteristik dan menarik dari sebuah
produk sehingga sebuah iklan dapat menjadi ciri pada persepsi konsumen dan
membentuk citra merek terhadap sebuah produk yang dipasarkan serta menimbulkan
minat beli pada konsumen.
Logo
Logo merupakan ciri atau simbol yang menunjukkan suatu karakteristik dari sebuah
merek. Oleh karena itu, logo mampu menciptakan brand image tersendiri di benak
konsumen.
•Keseksamaan (Precision)
Sejauh mana brandimage secara akurat dan konsisten ingin ditampilkan.
Rasa
Rasa dari sebuah produk harus konsisten dan akurat. Hal ini akan mempengaruhi
keputusan konsumen dalam melakukan pembelian berulang. Ketika konsumen
menemukan ada perbedaan cita rasa produk antara satu tempat dengan tempat yang
lainnya, maka ada kemungkinan konsumen akan dikecewakan karena ekspektasi rasa
yang didapatkan sebelumnya tidak terpenuhi di repeated-buying berikutnya. Hal ini
dapat menimbulkan penghentian repeated-buying.
Harga
Harga merupakan faktor utama yang dilihat oleh konsumen. Harga yang ditawarkan
di setiap tempat harus konsisten atau sama. Jika tidak sama, maka akan terdapat
kesenjangan antara ekspektasi konsumen dengan harga yang diberikan.
•Konotasi (Connotation)
Konotasi merupakan pendapat konsumen dari kepribadian produk yaitu dari semua
karakteristik merek produk sejenis yang diterima, konsumen menemukan merek produk yang
satu berbeda dari merek produk lainnya.
Variasi rasa
Rasa yang ditawarkan kepada konsumen tidak hanya satu melainkan memilki variasi
atau beragam rasa dari berbagai produk yang ditawarkan. Hal ini berguna untuk
menyesuaikan dengan selera konsumen sehingga konsumen dapat memilih sesuai
dengan keinginannya.
Pelayanan
Pelayanan yang dihasilkan dari sebuah produk atau jasa sangat mempengaruhi
persepsi konsumen terhadap citra merek dari sebuah produk. Apakah pelayanan dari
produk tersebut cepat atau lama, ramah atau tidak, menjawab kebutuhan atau tidak,
dll.
•Kebijakan perusahaan.
Kebijakan-kebijakan perusahaan yang dibuat akan membentuk nilai dan persepsi untuk
perusahaan tersebut di benak konsumen yang berdampak pada citra image perusahaan.
•Reputasi perusahaan.
Setiap perusahaan memiliki reputasi masing-masing. Perusahaan yang telah memiliki reputasi
yang baik harus dapat mempertahankannya dalam segala bidang. Semakin baik reputasi yng
dimiliki perusahaan maka citra image perusahaan tersebut juga semakin baik dan kuat.
Apa, bagaimana, kapan, dimana, dan siapa yang akan menjadi target pemasaran dari
perusahaan sangat penting karena hal tersebut dapat mempengaruhi kesuksesan sebuah
perusahaan dalam membentuk citra image.
(Dr. Budi Rahayu Tanama Putri,S.Pt.,MM., MANAJEMEN PEMASARAN)