MANAJEMEN PEMASARAN
MENCIPTAKAN EKUITAS MEREK
DOSEN PEMBIMBING:
Dra. Marhayanie, M.Si.
Disusun Oleh:
KELOMPOK 9
DESI JULIA LISDAYANTI (170503030)
YUNI ELVIRA (170503031)
FAIZ AFIF (170503032)
SIREGAR, ELSI NONNY (170503033)
CHYNTIA MONICA BUKIT (170503035)
Ekuitas merek yang didasarkan atas pengetahuan ataupun respon pelanggan tentang merek produk
atau jasa adalah ekuitas merek berbasis pelanggan (customer-based brand equity . Merek
mempunyai ekuitas berbasis pelanggan yang positif apabila konsumen lebih bereaksi pada merek
produk saat teridentifikasi.
Ada tiga bahan kunci ekuitas merek berbasis pelanggan.
1. Ekuitas merek timbul akibat perbedaan respons konsumen. Jika tidak ada perbedaan, maka
pada intinya produk nama merek merupakan suatu komoditas atau versi generik dan
produk. Persaingan kemungkinan timbul dalam hal harga.
2. Perbedaan respons adalah akibat pengetahuan konsumen tentang merek. Pengetahuan
merek (brand knowledge) terdiri dan semua pikiran, perasaan, citra, pengalaman,
keyakinan, dan lain-lain yang berhubungan dengan merek. Secara khusus, merek harus
menciptakan asosiasi merek yang kuat, menyenangkan, dan unik dengan pelanggan
3. Respons diferensial dan konsumen yang membentuk ekuitas merek tercermin dalam
persepsi, preferensi, dan perilaku yang berhubungan dengan semua aspek pemasaran
merek.
2) Brandz
Menurut model ini, pembangunan merek mengikuti sederet langkah yang berurutan. masing-
masing bergantung pada keberhasilan pencapaian langkah sebelumnya yang dideskripsikan
dalam grafik berbentuk piramida. Pelanggan yang berada di puncak pyramid memiliki ikatan
yang lebih kuat terhadap merek produk dan cenderung menghabiskan lebih banyak dengan
merek produk tersebut.
3) Model Aaker
Mantan profesor pemasaran dan UC Berkeley David Aaker memandang ekuitas merek sebagai
kesadaran merek (brand awareness), loyalitas merek, dan asosiasi merek yang bersama-sama
menambah atau mengurangi nilai yang diberikan sebuah produk atau jasa.
Perusahaan harus mampu mengembangkan identitas merek produk. Identitas harus
menunjukkan diferensiasi pada beberapa dimensi, menyiratkan kesamaan pada yang lain,
beresonansi dengan pelanggan, menggerakkan program pembangunan merek, merefleksikan
budaya dan strategi bisnis, serta kredibel.
4) Model Resonansi Merek
Model ini menerapkan 4 langkah dalam membangun merek yakni: (1) memastikan
teridentifikasinya merek oleh pelanggan dan memastikan asosiasi merek dalam pikiran
pelanggan dengan satu kelas produk atau kebutuhan pelanggan tertentu; (2) memastikan
tertanamnya arti merek secara total dalam pikiran pelanggan dengan mengaitkan sejumlah
asosiasi merek yang nyata dan tidak nyata secara strategis; (3) mendapatkan respons pelanggan
yang tepat dalam hubungannya dengan penilaian dan perasaan terkait dengan merek; dan (4)
mengubah respons merek untuk menciptakan hubungan loyalitas yang intens dan aktif antara
pelanggan dan merek.
Penetapan langkah- langkah tersebut akan membangun sebuah kotak piramida yang terdiri dari
Keutamaan merek : seberapa sering pelanggan memikirkan merek dalam berbagai pembelian
Kinerja merek : seherapa baik produk atau jasa memenuhi kehutuhan pelanggan.
Pencitraan merek : menggarnbarkan sifat ekstrinsik produk atau jasa
Penilaian merek : berfokus pada pendapat dan evaluasi pribadi pelanggan sendiri.
Perasaan merek : respons dan reaksi ernosional pelanggan terhadap merek.
Resonansi : sifat hubungan yang dimiliki pelanggan dcngan merek
Elemen merek berfungsi untuk membangun ekuitas merek yang terdiri dari elemen-elemen
tentang apa saja yang dipikirkan atau dirasakan oleh konsumen.
I. Kriteria pilihan elemen merek
a. Dapat diingat, yakni seberapa mudah merek diingat dan dikenali oleh
konsumen
b. Berarti, yakni elemen merek yang kredibel & berhubungan dengan kategori
produk
c. Dapat disukai, yakni bersiifat menarik secara visual maupun verbal
d. Dapat ditransfer, yakni dapat digunakan untuk memperkenalkan kategori lain
e. Dapat disesuaikan, yakni mudah disesuaikan atau diperbaharui
f. Dapat dilindungi, yakni elemen merek dapat dilindungi secara kompetitif dan
secara hokum.
II. Mengembangkan elemen merek
III. Kelemahan dan daya tarik elemen merek juga dapat berperan penting dalam
pengembangan merek. Elemen merek harus mampu menangkap karakteristik
produk secara deskriptif dan persuasif agar produk mudah dikenal dan diingat
A. Penguatan Merek
Merek perlu dikelola dengan seksama agar nilainya tidak menyusut. Ekuitas merek harus diperkuat
oleh tindakan pemasaran yang secara konsisten menyampai arti dan nilai sebuah merek.
Memperkuat ekuitas merek membutuhkan inovasi dan relevansi di seluruh program pemasaran.
Dalam mengelola ekuiras merek, pemasar juga perlu menyadari adanya trade off antara
memperkokoh merek dan memperkuat artinya seperti perbaikan produk, kampanye iklan yang
kreatif atau diskon harga atau promo.
B. Revitalitas Merek
Banyak faktor yang mempengaruhi peruntungan merek, seperti adanya perubahan selera
konsumen, pesaing baru atau teknologi haru, atau adanya perkembangan dalam lingkungan
pemasaran dapat mempengaruhi peruntungan merk.
Hal pertama yang harus dilakukan dalam merevitalisasi merek adalah memahami sumber-sumber
apa dan ekuitas merek yang bisa dipakai sehagai awal langkah.. Hampir semua jenis revitalisasi
merek dimulai dengan produk. Peruhahan yang dilakukan General Motor pada wajah merek
Cadillac-nya didorong oleh rancangan baru yang mendefinisikan ulang penampilan dan gaya
Cadillac, seperti sedan CTS, mobil sport XLR, dan kendaraan utilitas olahraga ESV.
Ketika perusahaan memperkenalkan sebuah produk baru, perusahaan mempunyai tiga pilihan
utama:
1. Perusahaan dapat mengembangkan elemen merek baru untuk produk haru.
2. Perusahaan dapat menerapkan beberapa elemen mereknya yang sudah ada.
3. Perusahaan dapat menggunakan kombinasi elemen merek baru dan yang ada.
Ketika perusahaan inenggunakan merek yang sudah mapan untuk memperkenalkan sebuah
produk baru, produk itu disebut perluasan merek (brand extension). Ketika pemasar
menggabungkan merek baru dengan merek yang ada, perluasan merek dapat disebut juga
submerek (subbrand), Merek yang sudah ada yang melahirkan perluasan merek atau submerek
adalah merek induk (parent brand). Jika merek induk sudah diasosiasikan dengan berbagai
produk melalui perluasan merek, merek induk dapat disebut juga merek keluarga (family brand).
Merek yang terdiri dari semua produk baik produk asli maupun perluasan lini kategori disebut Lini
Merek.Bauran merek (brand mix/assortment) adalah kumpulan semua lini merek yang disediakan
penjual tertentu kepada pembeli. Varian bermerek (branded variant), yaitu lini merek khusus yang
disediakan untuk pengecer atau saluran distribusi tertentu. Produk berlisensi (licensed product
adalah produk yang nama mereknya telah dilisensikan kepada produsen lain yang benar-benar
membuat produk.
B. Perluasan Merek
Dengan mengakui bahwa salah satu aset paling bernilai adalah merek, banyak perusahaan
memutuskan untuk mengungkit aset dengan memperkenalkan sejumlah produk baru dalam
beberapa nama merek yang paling kuat.
Kekurangan perluasan merek yakni perluasan lini dapat menyebabkan nama merek tidak terlalu
kuat teridentifikasi dengan produk manapun. Konsumen tidak lagi mengasosiakan merek dengan
produk yang spesifik (dilusi merek).
Integritas perusahaan akan dipertanyakan oleh konsumen jika peluasan merek dianggap tidak
tepat. Kemungkinan terburuk adalah perluasan merek yang gagal akan melukai citra merek induk
dalam prosesnya.
Karakteristik suksesnya perluasan produk adalah perluasan produk baru yang potensial untuk
sebuah merek harus dinilai seberapa efektifnya produk mengangkat ekuitas merek yang sudah ada
dari merek induk sampai ke produk baru, dan juga seberapa efektifnya perluasan, pada gilirannya,
menyumbang pada ekuitas merek. Pertimbangan paling penting pada perluasan adalah adanya
“kecocokan” dalam pikiran konsumen
C. Portofolio Merek
Portofolio merek (brand portofolio) adalah kumpulan semua merek dan lini merek yang
ditawarkan perusahaan tertentu untuk dijual dalam satu kategori atau segmen pasar.
Peran khusus merek sebagai bagian dari portofolio:
● Flanker
Penyerang Merek penyerang atau fighter diposisikan pada merek pesaing, sehingga merek utama
yang lebih penting (dan lebih mampu menghasilkan laba) dapat mempertahankan penentuan posisi
yang mereka inginkan.
Perspektif merek dan perspektif pelanggan keduanya menekankan pentingnya loyalitas dan ide
bahwa nilai diciptakan dengan memiliki sebanyak mungkin pelanggan yang membayar dengan
harga setinggi mungkin
Ekuitas pelanggan berfokus pada nilai akhir finansial yakni ukuran kinerja keuangan yang dapat
dihitung. Ekuitas pelanggan memberi panduan secara praktis untuk aktivitas-aktivitas pemasaran
yang spesifik. Ekuitas merek dan ekuitas pelanggan sama-sama penting. Merek berguna sebagai
umpan yang digunakan untuk menarik pelanggan yang mereka ambil nilainya, sedangkan
pelanggan sebagai mesin keuntungan nyata bagi merek dalam menguangkan nilai merek mereka