Anda di halaman 1dari 17

Ekuitas Merek

Kelompok 2

Anggota kelompok:

1. Ade Wicak Wibisono (B.111.20.0147)


2. Sasi Fadillah (B.111.20.0157)
3. Muhammad Rizki (B.111.20.0168)
4. Afreyzal Athillah Izzulhaq (B.111.20.0195)
5. Rani friyani (B.111.20.0298)
Pengertian Ekuitas Merek
American Marketing Association mendefinisikan merek sebagai ‘nama, istilah,
tanda, lambang, atau desain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan untuk
mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok
penjual dan mendiferensiasikan mereka dari para pesaing.

Ekuitas Merek adalah seperangkat aset dan kepercayaan merek yang terkait
dengan merek tertentu, nama dan atau simbol yang mampu menambah atau
mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa, baik bagi
pemasar/perusahaan maupun pelanggan.

Merek juga memiliki peran tersendiri yang berharga bagi perusahaan, yaitu :
1. memudahkan ketika menelusuri suatu produk
2. memudahkan perusahaan untuk melindungi produk perusahaannya dengan
perlindungan hukum
Ruang Lingkup Penetapan
Merek

Penetapan Merek (Branding) adalah memberikan kekuatan merek kepada produk


dan jasa. Penetapan merek adalah tentang menciptakan perbedaan antar produk.
Pemasar harus mengajarkan tentang ‘siapa’ produk itu kepada konsumen,dengan
memberikan namanya dan elemen merek lain untuk mengidentifikasi
produk,begitu pula dengan apa yang dilakukan produk dan mengapa konsumen
harus memperhatikan.
Mendefinisikan Ekuitas
Merek
Ekuitas merek (brand equity) adalah nilai tambah yang diberikan pada produk
dan jasa. Ekuitas merek dapat tercermin dalam cara konsumen berpikir, merasa,
dan bertindak dalam hubungannya dengan merek dan juga harga pangsa pasar,
dan profitabilitas yang diberikan merek bagi perusahaan.

Ada tiga bahan kunci ekuitas merek berbasis pelanggan akan muncul, yaitu:
1. Perbedaan pendapat dan tanggapan konsumen.
2. Pengetahuan konsumen tentang merek.
3. Tanggapan tertentu konsumen mengenai suatu merek (tanggapan yang
membedakan dengan merek lain).

Didalam ekuitas merek (brand equity) juga terdapat janji merek (brand promise)
yang artinya pelanggan menetapkan ekspektasi mereka terhadap kualitas produk.
Model Ekuitas Merek
A. Penilai Aset Merek.

Dikembangkan oleh agen periklanan Young and Rubicam ( Y&R). Ada lima
komponen atau pilar kunci dari ekuitas merek:

a) Diferensiasi (mengukur tingkat sejauh mana merek dianggap berbeda


dari merek lainnya)
b) Energi (mengukur arti momentum merek)
c) Relevansi (mengukur cakupan daya tarik merek)
d) Harga diri (mengukur seberapa baik merek dihargai dan dihormati)
e) Pengetahuan (mengukur kadar keakraban dan keintiman konsumen)
B. Brandz.
Menurut model ini, pembangunan merek mengikuti sederet langkah yang
berurutan,masing-masing bergantung pada keberhasilan pencapaian langkah
sebelumnya. Konsumen ‘yang terikat’ yang berada pada puncak piramid,
membangun hubungan yang lebih kuat dengan merek dan menghabiskan lebih
banyak untuk merek tersebut dibandingkan dengan konsumen yang berada
pada tingkat yang rendah.

C. Model Aaker.
Menurut Aaker (Mantan profesor pemasaran dari Uc Berkeley) manajemen
merek dimulai dengan mengembangkan identitas merek. Identitas merek
biasanya terdiri dari 8 hingga 12 elemen yang mewakili konsep seperti lingkup
produk, atribut produk, kualitas/nilai, kegunaan, pengguna, negara asal, atribut
organisasional, kepribadian merek, dan simbol. Yang paling penting dari semua
ini, yang akan menggerakkan rogram pembangunan merek, adalah elemen
identitas inti.
D. Model Resonansi Merek
Model resonansi merek juga memandang pembangunan Merek sebagai
sederet langkah yang menapak naik, dari bawah ke atas :
a) Memastikan teridentifikasinya merek oleh pelanggan dan memastikan
asosiasi merek dalam pikiran pelanggan dengan satu kelas produk
atau kebutuhan pelanggan tertentu.
b) tertanamnya arti merek secara total dalam pikiran pelanggan dengan
mengaitkan sejumlah asosiasi merek yang nyata dan tidak nyata
secara strategi
c) Mendapatkan respons pelanggan yang tepat dalam hubungannya
dengan penilaian dan perasaan terkait dengan merek
d) Mengubah respons merek untuk menciptakan hubungan loyalitas yang
intens dan aktif antara pelanggan dan merek.

Ekuitas merek yang perlu diperhatikan adalah : keutamaan merek, kinerja,


penilaian, perasaan, serta kedalaman ikatan psikologis merek dengan
konsumen.
Pembangunan Ekuitas Merek
Pemasar membangun ekuitas merek dengan menciptakan struktur pengetahuan
merek yang tepat untuk konsumen yang tepat.
tiga kumpulan utama penggerak ekuitas merek adalah:
1. Pilihan awal untuk elemen atau identitas merek yang membentuk merek
(nama merek, URL, logo, lambang, karakter, juru bicara, slogan, lagu, kemasan,
dan papan iklan)
2. Produk dan jasa serta semua kegiatan pemasaran dan program pemasaran
pendukung yang menyertainya.
3. Asosiasi lain yang diberikan secara tidak langsung ke merek dengan
menghubungkan merek tersebut dengan beberapa entitas lain (orang,
tempat, atau barang)
Pengukuran Ekuitas Merek
Audit merek sangat penting bagi poin pertama. Audit merek (brand audit)
adalah sederet prosedur yang berfokus pada konsumen untuk menilai kesehatan
merek, mengangkap sumber ekuitas mereknya, dan menyarankan cara untuk
meningkatkan dan mengikat ekuitasnya.

Pengelolaan Ekuitas Merek


Pengelolaan merek yang efektif membutuhkan tindakan pemasaran jangka
panjang. Karena respons pelanggan terhadap aktivitas pemasaran tergantung
pada apa yang mereka ketahui tentang sebuah merek, tindakan pemasaran
jangka pendek, dengan mengubah pengetahuan mensuksesan merek, sangat
mempengaruhi peningkatan atau penurunan kesuksesan jangka panjang
tindakan pemasaran di masa depan.
Perencanaan Strategi
Penetapan Merek

Strategi penetapan merek (branding strategy) perusahaan mencerminkan


jumlah dan jenis baik elemen merek maupun unik yang diterapkan
perusahaan pada produk yang dijualnya.
Ketika perusahaan memperkenalkan sebuah produk baru, perusahaan
mempunyai tiga pilihan utama :
1. mengembangkan elemen merek baru untuk produk baru.
2. menerapkan beberapa elemen mereknya yang sudah ada
3. menggunakan kombinasi elemen merek baru yang ada
Ekuitas Pelanggan

Ekuitas Pelanggan merupakan konsep pelengkap untuk ekuitas merek yang


merefleksikan jumlah dari nilai-nilai seumur hidup dari seluruh pelanggan untuk
sebuah merek.

Ekuitas merek cenderung berfokus pada isu-isu strategis dalam mengelolah dan
menciptakan serta meningkatkan kesadaran dan citra merek dengan pelanggan.
Ekuitas pelanggan memberikan panduan praktis untuk aktivitas-aktivitas
pemasaran yang spesifik.

Ekuitas merek dan ekuitas pelanggan sama-sama penting. Tidak ada merek
tanpa pelanggan dan tidak ada pelanggan tanpa merek. Merek berguna sebagai
“umpan” yang digunakan pengecer serta pedagang perantara untuk menarik
pelanggan yang mereka ambil nilainya. Pelanggan berguna sebagai mesin
keuntungan nyata bagi mereka untuk menguankan nilai merek mereka.
Analisis Ekuitas Merek (Brand Equity) pada Honda BeAT

PT. Global Jaya Perkasa Pekanbaru


Terdapat lima elemen Ekuitas Merek :

1. Kesadaran merek (Brand Awareness).


Ekuitas merek tidak akan ada artinya jika konsumen tidak memiliki kesadaran akan
merek produk yang ditawarkan. Kesadaran merek meliputi sejauh mana konsumen
mengenal produk, kemampuan konsumen mengenal logo, pengenalan konsumen
terhadap motto produk, dan ciri-ciri produk.
o sepeda motor metic Honda BeAT dikenal baik oleh masyarakat. informasi yang
diperoleh mengenai Honda BeAT yaitu dari keluarga maupun teman, dan dari
media massa maupun media elektronik.
o Banyak konsumen mengenal logo Honda BeAT, dikarenakan logo semua produk
Honda pada dasarnya adalah sama yaitu: gambar sebelah sayap burung,
dimana logo Honda ini sangat mudah di ingat.
o Motto Honda BeAT cukup dikenal dan didengar dikalangan masyarakat. mereka
sering membaca serta mendengar motto Honda BeAT dari iklan diberbagai
media seperti: televisi, radio, koran serta majalah.
o Konsumen mengetahui yaitu karena responden telah mengetahui ciri-ciri Honda
BeAT dengan sangat baik seperti desain, model, spesifikasi maupun warnanya.
Hal ini diperoleh responden dari iklan di televisi, brosur, searching di google dan
informasi dari teman serta keluarga.
2. Persepsi Kualitas (Perceived Quality)

Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda tentang produk Honda BeAT. Kesan
kualitas meliputi Tanggapan responden terhadap pelayanan yang diberikan,
sejauh mana konsumen mengetahui keunggulan Honda BeAT, mengetahui
keamanan Honda BeAT, dan Ketersediaan suku cadang Honda BeAT.
Pelayanan dalam pembelian Honda BeAT ini meliputi: pelayanan berupa garansi,
jasa antar alamat dan lain sebagainya. Dalam proses pembelian pihak
perusahaan cukup ramah dalam melayani dan menjelaskan apa saja yang
menjadi persyaratan dalam pembelian Honda BeAT. Konsumen mengetahui
informasi mengenai keunggulan Honda BeAT diperoleh dari berbagai media
massa maupun media elektronik, dan dari keluarga serta teman.
Untuk keamanan, Honda BeAT dilengkapi memiliki sistem side stand switch yang
fungsinya agar mesin tidak dapat menyala pada saat standar samping dalam
posisi turun, dan dilengkapi dengan sistem brake lock yang berfungsi sebagai rem
tangan, sehingga sepeda motor tidak akan mundur kebelakang pada saat jalan
tanjakan sehingga nantinya aman saat digunakan.
3. Asosiasi merek (Brand Asociation).

Berbagai asosiasi yang diingat konsumen dapat dirangkai sehingga


membentuk citra terhadap merek di dalam benak konsumen, selanjutnya citra
merek tersebut akan melekat secara terus menerus sehingga dapat
membentuk kesetiaan terhadap merek tersebut.
Dalam menganalisis asosiasi merek konsumen perlu mengetahui perbedaan
Honda BeAT dengan merek lain. produk Honda BeAT dan melakukan
perbandingan dengan sepeda motor sejenis merek lain berdasarkan
pengalaman penggunaan keluarga, teman dan kenalannya, sehingga mereka
dapat mengetahui dengan baik perbedaan Honda beAT dibandingkan dengan
sepeda motor sejenis merek lain.
ciri-ciri utama Honda BeAT yaitu memiliki desain atau tampilannya lebih
menarik, dan hemat bahan bakar sehingga penggunaan nya lebih ekonomis.
keunggulan Honda BeAT dibandingkan dengan sepeda motor metic sejenis
merek lain, seperti: model dan desain Honda BeAT yang lebih unggul, gaul dan
keren serta sangat nyaman saat dikendarai sehingga sangat berpengaruh
terhadap perasaaan positif responden yaitu menjadi lebih percaya diri saat
mengendarainya nanti.
4. Loyalitas merek (Brand Loyalitas).

Loyalitas merek merupakan inti dari brand equity. Apabila loyalitas meningkat,
maka kerentaan kelompok pelanggan dari serangan kompetitor dapat dikurangi.
Loyalitas merek meliputi berbagai aspek seperti: Loyal terhadap Honda BeAT, baik
membeli Honda BeAT, dan merekomendasikan Honda BeAT kepada keluarga,
teman serta kenalan.
konsumen tidak ingin membeli sepeda motor sejenis merek lain telah
mengetahui berbagai keunggulan, kualitas dan Honda BeAT telah sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan mereka, sehingga mereka tidak mau berpindah atau
tidak mau membeli sepeda motor sejenis merek lain.
Konsumen merekomendasikan Honda BeAT kepada keluarga, teman dan
kenalan, dikarenakan telah mengetahui berbagai keunggulan Honda BeAT
dibandingkan dengan sepeda motor sejenis merek lain, dan kualitasnya Honda
BeAT yang sudah terbukti, sehingga mereka merekomendasikannya kepada
keluarga, teman dan kenalannya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai