Merek yang melabeli sebuah produk dan sebagai wakil dari sesuatu yang
dipasarkan menjadi penanda bagi sebuah produk sekaligus pembeda dengan
produk-produk lainnya. Merek sendiri berfungsi sebagai value indicator yaitu
menggambarkan seberapa kokoh value atau nilai yang ditawarkan kepada
pelanggan. Jadi, merek menggambarkan nilai yang ditawarkan dan mempunyai
peranan penting bagi konsumen dalam menetapkan pilihannya. Oleh karena itu,
persaingan merek saat ini begitu dominan. Merek dianggap sebagai aset
perusahaan yang paling berharga.
1) Brand awareness
Brand image adalah persepsi dari konsumen akan sebuah merek yang
muncul (reflected) dari asosiasi suatu merek yang ada diingatan konsumen.
Aaker dan Keller adalah peneliti yang paling popular yang meneliti bidang
ini dan mereka berdua mempunyai pandangan mengenai konsep brand equity
yang terkenal dan digunakan secara luas. Keduanya memiliki sudut pandang
yang sama yaitu berorientasi pada konsumen dan menitik beratkan pada
kepentingan dari brand awareness dan brand association. Konsep brand equity
dari Aaker memiliki kelebihan karena didalamnya juga membahas akan aspek
perceivedquality dan meskipun Aaker tidak membahas brand attitude sebagai
dimensibrand equity seperti Farquhar, tetapi Aaker menggunakan konsep yang
sangat mirip yang dinamakan brand loyalty. Loyalitas disini pada akhirnya
menunjukkan perilaku yang sangat kuat (Sanna,2003:15).
Aset dan liabilities yang menjadi dasar ekuitas merek tersebut dapat
dikelompokkan menjadi lima kategori (Aaker,1997: 23). yaitu:
4) Ekuitas merek yang kuat juga dapat digunakan sebagai dasar untuk
pertumbuhan dan perluasan merek kepada produk lainnya atau menciptakan
bidang bisnis baru yang terkait yang biayanya akan jauh lebih mahal untuk
dimasuki tanpa merek yang memiliki ekuitas merek tersebut.
5) Ekuitas merek yang kuat juga dapat meningkatkan penjualan karena mampu
menciptakan loyalitas pada saluran distribusi, supermarket/took dan
pengecer lainnya tidak akan ragu bahkan mencari produk yang memiliki
ekuitas merek yang tinggi untuk dijual kepada konsumen, sehingga dapat
memperbesar volume penjualan produk tersebut.
Merek produk yang memilik ekuitas yang tinggi adalah produk yang
memiliki kualitas tinggi dan merepresentasikan nilai yang baik. Semakin tinggi
ekuitas merek, akan semakin tinggi pula value yang akan diberikan merek
tersebut kepada konsumen. Apabila ekuitas merek meningkat, maka akan
menumbuhkan loyalitas konsumen pada produk atau merek tersebut.
Co-Branding merupakan bentuk aliansi dua atau tiga merek dalam suatu
kemitraan yang secara potensial dapat meningkatkan ekuitas merek masing-
masing, termasuk profitabilitas mereka. Persyaratan yang paling penting bagi
kesuksesan co-branding adalah adanya kesesuaian yang logis (logical fit)
antara kedua merek, sehingga merek yang telah beraliansi dapat
memaksimalkan kekuatan tiap-tiap merek dan meminimumkan kelemahannya.
Misalnya, co-branding yang terjadi antara brand Happy Meal dari McDonald
dengan brand Disney. Happy Meal merupakan lini produk McDonald yang
ditargetkan untuk anak-anak dan Disney merupakan produsen film, karakter dan
media hiburan lain yang memiliki target utama yang sama. McDonald berhak
menggunakan karakter mainan dari film Disney untuk meningkatkan daya tarik
dari produk mereka dan Disney memperoleh keuntungan berupa promosi film
mereka yang baru.
Ingredient branding adalah jenis khusus dari aliansi antar merek.
PENAMAAN MEREK
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/eman/2004/jiunkpe-ns-s1-2004-31400013-
3916-panasonic-chapter2.pdf
http://pasmedia.blogspot.com/2008/12/co-branding-dan-pilpres.html
elixgunawan.wordpress.com/2008/07/13/ingredient-branding-case-study-
malboro-dengan-sampoerna/