Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH EKONOMI INTERNASIONAL

TEORI MUTLAK (ABSOLUTE ADVANTAGE)


Dosen Pengampu : RR. Lulus Prapti Nugroho Setiasih S., S.E., M.Si,

Disusun Oleh :
Kelompok 6

1. Saiful Anwar (B.111.20.0089)


2. Ade Wicak Wibisono (B.111.20.0147)
3. Sasi Fadillah (B.111.20.0157)
4. Afreyzal Athillah I (B.111.20.0195)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG
TAHUN 2023
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perdagangan internasional merupakan kegiatan jual beli skala dunia yang dilakukan
antara satu negara dengan negara lain dengan kesepakatan yang disetujui masing-masing
Negara, perdagangan yang dilakukan (ekspor dan impor), baik berupa barang maupun jasa
atas pertimbangan tertentu akibat adanya interaksi antara permintaan dan penawaran.
Perdagangan internasional hanya akan terjadi jika tidak ada satu pihak yang memperoleh
keuntungan dan tidak ada pihak lain yang dirugikan. Manfaat yang diperoleh dari
perdagangan internasional tersebut disebut manfaat perdagangan. Terjadinya perdagangan
internasional ditandai dengan adanya kegiatan ekspor dan impor atau pertukaran komoditas
antar dua negara atau lebih. Kegiatan ini dapat terjadi karena adanya perbedaan permintaan
dan penawaran serta adanya perbedaan tingkat harga antar negara-negara tersebut.
Dalam lingkup perdagangan internasional, terkenal dengan teori ekonomi yang
mampu membawa perubahan pada perekonomian dunia. Terdapat dua teori yang menonjol
yaitu teori keunggulan absolut yang digagas oleh Adam Smith dan teori keunggulan
komparatif yang dikemukakan oleh David Ricardo. Adam Smith, seorang filsuf asal
skotlandia yang menjadi pelopor ilmu ekonomi modern, mengatakan bahwa suatu negara bisa
dikatakan memiliki keunggulan mutlak dibandingkan negara lain, ketika negara tersebut
mampu menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak daripada negara lain. Tapi dengan
asumsi bahwa sumber daya alam yang digunakan itu sama. David Ricardo, seorang pakar
ekonomi politik asal Inggris, mengatakan bahwa keunggulan komparatif terjadi ketika sebuah
negara lebih unggul dalam 2 macam produk yang dihasilkan, dan dengan biaya tenaga kerja
yang lebih murah dibandingkan dengan biaya tenaga kerja di negara lain.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari teori mutlak?
b. Bagaimana konsep teori mutlak?
c. Bagaimana hubungan teori keunggulan mutlak dengan perdagangan internasional?
d. Apa perbedaan teori keunggulan mutlak dan komporatif?
e. Bagaimana mekanisme dan teori keunggulan mutlak?
f. Apa keunggulan dan kelemahan dari teori absolut?

1.3 Tujuan Masalah


a. Untuk mengetahui pengertian teori mutlak
b. Untuk mengetahui konsep teori mutlak
c. Untuk mengetahui hubungan teori keunggulan mutlak dengan perdagangan
internasional
d. Untuk mengetahui perbedaan teori keunggulan mutlak dan komporatif
e. Untuk mengetahui mekanisme dan teori keunggulan mutlak
f. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan teori absolut
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori Mutlak

Dalam dunia perdagangan internasional, ada satu konsep yang dinamakan teori
keunggulan mutlak atau absolute advantage theory. Teori tersebut pertama kali dicetuskan
oleh ilmuwan asal Skotlandia, Adam Smith. Adam Smith mengemukakan teori ini pada tahun
1776 melalui karyanya yang berjudul An Inquiry to the Nature and Causes on the Wealth of
Nations. Dalam karyanya itu, Adam Smith menjelaskan soal kekuatan dan keunggulan
mutlak yang dimiliki oleh suatu negara dalam hal produksi. Teori ini menjelaskan kondisi
suatu negara yang bisa memproduksi barang dan jasa jauh lebih banyak dibandingkan dengan
negara lainnya dengan efisien, yaitu biaya rendah, tapi keuntungannya lebih besar. Teori
absolut advantage (Keunggulan Mutlak) ini didasarkan pada beberapa asumsi pokok antara
lain: Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja saja. Kualitas barang yang
diproduksi kedua negara sama. Pertukaran dilakukan secara barter atau tanpa uang. Biaya
transpor ditiadakan. Keunggulan absolut merupakan kemampuan suatu negara untuk
memproduksi suatu barang lebih murah daripada negara lain.

Keunggulan Absolut (Absolut Advantage) terjadi apabila suatu negara dapat


memproduksi suatu barang dengan harga yang jauh lebih murah dan/atau dengan kualitas
yamg lebih tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara manapun. Keunggulan absolut
sejati jarang sekali terjadi, contoh yang mendekati keunggulan Absolut misalnya Minyak dari
Arab Saudi, Kopi dari Brazil dan timah dari Kanada. Keunggulan absolut ini juga sangat
relatif pada kenyataannya. Misalnya para ahli mengatakan bahwa perkebunan anggur di
Perancis menghasilkan minuman anggur (wine) terbaik di dunia. Dalam perkembangannya
California dapat menghasilkan anggur yang juga sangat baik, sama enaknya dan memiliki
berbagai jenis dan juga dijual dengan harga yang lebih rendah. Suatu negara layak dianggap
memiliki keunggulan mutlak ketika bisa menghasilkan sesuatu yang tidak bisa diproduksi di
negara lain. Misalnya di Jepang yang selama ini mampu memproduksi kendaraan-kendaraan
ternama yang tersebar di seluruh dunia, seperti Honda, Yamaha, Suzuki, dan lain
sebagainya. Awalnya, hanya Jepang saja yang memiliki keunggulan mutlak dalam hal
produksi kendaraan, tetapi makin lama negara lain juga mulai memproduksi kendaraan,
meskipun tidak semasif merek Jepang. Dalam hal ini, Jepang memiliki keunggulan mutlak
dalam produksi mobil-mobil bermerek tersebut karena di negara lain tidak dapat
menghasilkannya.
Dari tabel di atas diketahui bahwa Indonesia mampu memproduksi beras lebih baik daripada
China. Dapat dikatakan Indonesia memiliki keunggulan absolut pada beras. Akan tetapi
China lebih unggul dalam hal produksi barang-barang elektronik sehingga memiliki
keunggulan absolut pada barang-barang elektronik. Maka dari itu Indonesia sebaiknya
melakukan spesialisasi pada produksi beras, sementara China melakukan spesialisasi pada
barang-barang elektronik sehingga ketika kedua negara melakukan perdagangan
internasional, keduanya akan sama-sama memperoleh keuntungan.
Adam Smith mengemukakan idenya tentang pembagian kerja internasional yang
membawa  pengaruh besar bagi perluasan pasar barang-barang negara tersebut serta
akibatnya berupa spesialisasi internasional yang dapat memberikan hasil berupa manfaat
perdagangan yang timbul dari dalam atau berupa kenaikan produksi serta konsumsi barang-
barang dan jasa-jasa. Menurut Adam Smith bahwa dengan melakukan spesialisasi
internasional, maka masing-masing negara akan berusaha untuk menekan produksinya pada
barang-barang tertentu yang sesuai dengan keuntungan yang dimiliki baik keuntungan
alamiah maupun keuntungan yang diperkembangkan. Yang dimaksud dengan keuntungan
alamiah adalah: Keuntungan yang diperoleh karena suatu negara memiliki sumberdaya alam
yang tidak dimiliki oleh negara lain baik kualitas maupun kuantitas. Sedangkan yang
dimaksud dengan keuntungan yang di perkembangkan adalah: Keuntungan yang diperoleh
karena suatu negara telah mampu mengembangkan kemampuan dan ketrampilan dalam
menghasilkan produk-produk yang diperdagangkan belum dimiliki oleh negara lain
(Soelistyo, 1991:28).
Pada teori keunggulan mutlak ini, Smith mengemukakan mengenai manfaat dari
perdagangan internasional melalui keunggulan dalam pembagian kerja. Teori ini kemudian
dikembangkan berdasarkan doktrin pembagian kerja yang ada. Smith juga menyatakan
bahwa kemakmuran dari sebuah negara tidak bisa ditentukan dari banyaknya logam yang
dimiliki. Akan tetapi, kemakmuran sebuah negara dapat dilihat dari besarnya pendapatan
nasional yang ada dalam bentuk GDP atau Gross Domestic Product. Serta sumbangan
perdagangan luar negeri yang dapat memengaruhi pembentukan GDP. Agar GDP serta
perdagangan luar negeri sebuah negara bisa meningkat, maka penting bagi pemerintah untuk
mengurangi campur tangannya yang dapat membuat terciptanya perdagangan bebas. Dalam
karyanya itu, Smith juga membahas mengenai kemakmuran suatu negara. Ia menjelaskan
bahwa kemakmuran negara bisa ditentukan lewat besarnya pendapatan nasional atau Gross
Domestic Product (GDP) dan juga dari perdagangan internasional.
Smith menilai bahwa kemakmuran bukan ditentukan berasalkan dari banyaknya
sumber daya alam seperti logam yang dimiliki oleh suatu negara. GDP dan perdagangan
internasional di suatu negara dapat meningkat ketika pemerintah menghindari perdagangan
bebas yang bisa memicu persaingan perdagangan yang ketat. Dengan adanya perdagangan
bebas tersebut, maka dapat memicu persaingan perdagangan yang ada lebih ketat. Jongkers
Tampubolon dalam karyanya berjudul ‘Perdagangan dan Bisnis Internasional’, menjelaskan
mengenai teori keunggulan mutlak. Yaitu perdagangan antarnegara yang berlangsung atas
dasar keunggulan mutlak. Menurutnya, jika suatu negara secara lebih efisien melakukan
produksi sebuah komoditas dibandingkan dengan negara lain, namun kurang efisien dalam
hal memproduksi komoditas lainnya. Maka kedua negara yang ada tersebut dapat
memperoleh keuntungan melalui cara yang mereka miliki masing-masing. Yakni dengan
melakukan spesialisasi pada proses produksi komoditas yang memiliki keunggulan mutlak.
Selanjutnya, kedua negara tersebut dapat menukar dengan komoditas lain yang memiliki
kerugian absolut.

Ada beberapa asumsi pokok dari teori keunggulan mutlak, yaitu: 

 Faktor produksi hanya terkait dengan tenaga kerja. 


 Kualitas barang yang dihasilkan memiliki nilai yang sama.
 Pertukaran barang tanpa melibatkan keuangan. 
 Tidak adanya biaya pengiriman barang dalam pertukaran barang. 

2.2 Konsep Teori Mutlak

Teori keunggulan mutlak pada perjalanannya terus berkembang dan pada akhirnya menjadi
dasar pemikiran dalam perdagangan dan perekonomian internasional. Dimana ide pokok dari
teori ini adalah pembagian kerja, spesialisasi produk, dan efisiensi produk. 

a. Pembagian Kerja
Pembagian kerja berkaitan dengan proses produksi produk dari suatu negara, seperti
biaya yang dikeluarkan. Ketika pembagian kerja dilakukan dengan baik, maka biaya
operasional bisa berkurang dalam suatu proses produksi. Nantinya, jika biaya
produksi yang ada di dalam suatu jauh lebih murah dibanding negara lainnya, maka
negara tersebut dapat disebut sebagai negara yang memiliki keunggulan mutlak.
b. Spesialisasi Produk
Spesialisasi produk juga dapat membuat suatu negara memiliki keunggulan mutlak
dan juga memiliki tambahan keuntungan produksi dalam negeri. Spesialisasi produk
ini dilakukan ketika suatu negara dapat memproduksi barang sesuai dengan sumber
daya yang dimiliki. Dengan produksi barang sesuai dengan sumber dayanya, maka
kemungkinan besar biayanya akan lebih murah, sehingga memungkinkan untuk
diekspor. Selain itu, negara tersebut juga hanya mengimpor produk yang ketika
diproduksi di dalam negeri justru lebih mahal.
c. Efisiensi Produk
Efisiensi produk adalah faktor keunggulan mutlak dimana suatu negara mampu
memproduksi barang yang sama dengan negara lain, tetapi mereka mampu menekan
biaya menjadi lebih murah. Konsep pada perdagangan internasional juga menjadi
penting dalam pembahasan kali ini. Seperti halnya peraturan serta ketentuan dalam
perdagangan internasional, jenis dan sistem pembayaran, serta berbagai hal lainnya.

2.3 Hubungan Teori Keunggulan Mutlak dengan Perdagangan Internasional


Seperti yan g telah dijelaskan sebelumnya bahwa keunggulan mutlak sangat
berkaitan dengan produksi dalam negeri suatu negara. Ketika suatu negara mampu
memproduksi barang yang tidak bisa diproduksi atau mampu menekan biaya produksi lebih
murah dibanding negara lain, maka negara tersebut memiliki keunggulan mutlak. Negara
yang memiliki keunggulan mutlak itu juga dapat memproduksi barang secara efisien karena
mereka memaksimalkan sumber daya yang ada. Menurut Smith, tenaga kerja yang ada lebih
baik dispesialisasikan pada satu produksi komoditas unggul jika dibandingkan dengan alokasi
pada produksi komoditas yang kurang unggul.
Sederhananya, sebuah negara dapat meningkatkan kapasitas produksi dari barang
unggulan saja. Sebagai penggantinya, barang yang tidak memiliki keunggulan tersebut dapat
diimpor dari negara lain yang dapat membuat terbukanya jalur perdagangan Internasional.
Dengan sumber daya yang dimaksimalkan, suatu negara akan lebih fokus memproduksi
barang unggulan saja, Sedangkan barang-barang yang tidak unggul didapatkan dengan impor
dari negara lain. Ketika aktivitas impor itu dilakukan, maka perdagangan internasional juga
akan mulai terbuka. Sementara itu, barang-barang yang mampu diproduksi di dalam negeri
itu nantinya bisa diekspor ke negara lain. Ketika berhasil mengekspor barang negeri yang
cenderung memiliki biaya lebih mudah, maka negara tersebut akan mendapatkan keuntungan
yang lebih. Dengan demikian, GDP dari negara tersebut pun juga akan meningkat.

2.4 Perbedaan Teori Keunggulan Mutlak dan Komparatif

Setidaknya ada dua teori besar yang terkait dengan perdagangan internasional.
Pertama adalah teori keunggulan mutlak yang dijelaskan di atas, serta teori keunggulan
komparatif. Keunggulan teori absolut adalah keuntungan yang diperoleh suatu negara, dari
hasil melakukan spesialisasi. Keunggulan absolut dalam produksi barang terjadi, karena biaya
yang diperlukan untuk menghasilkannya secara mutlak lebih murah dari negara lain. Adam
Smith berpendapat bahwa agar output dunia dapat optimal, maka masing-masing negara
harus memproduksi barang dan jasa di mana negara tersebut memiliki keunggulan absolut.
Adanya pembagian tenaga kerja internasional (international division of labor), akan mampu
mendorong tingkat produksi dunia.

Kedua teori tersebut tentunya memiliki perbedaan meskipun pada dasarnya memang terkait
dengan perdagangan internasional. Perbedaan itu terletak pada:
Teori Keunggulan Mutlak Teori Keunggulan Komparatif

Dikemukakan oleh Adam Smith. Dikemukakan oleh David Ricardo.

Suatu negara disebut unggul ketika mampu Suatu negara disebut unggul jika mampu
memproduksi barang yang tidak bisa diproduksi memproduksi barang dengan biaya yang lebih
negara lain. murah. 

Negara mampu mengekspor barang yang


Negara hanya mengekspor barang yang diproduksi
diproduksi di luar negeri dengan biaya yang lebih
di dalam negeri.
murah. 

Terkait dengan biaya yang dikeluarkan oleh suatu


Terkait dengan produktivitas suatu negara. 
negara dalam memproduksi barang.

Menentukan pengalokasian sumber daya, volume Menentukan arah perdagangan dan produksi
dan pola perdagangan. internasional.

Tidak ada timbal balik. Ada hubungan timbal balik.

2.5 Mekanisme dari Teori Keunggulan Mutlak


Pada teori keunggulan mutlak atau absolut ini, sebuah negara pada umumnya
mengungguli negara lain secara mutlak dalam hal memproduksi produk atau akomodasi yang
dapat terjadi jika berhasil untuk menghasilkan barang dengan biaya produksi yang jauh lebih
murah. Keunggulan mutlak ini juga bisa didapatkan sebuah negara jika dapat menukarkan
produknya dengan negara lain yang jika diproduksi oleh negara tersebut hanya dapat
memberikan laba sedikit dan memerlukan biaya produksi yang lebih mahal.
Sebuah negara juga dapat disebut mempunyai keunggulan mutlak dibandingkan
negara lain jika negara tersebut dapat memproduksi sebuah produk berupa barang serta jasa
dan juga akomodasi yang tidak bisa diproduksi oleh negara pesaing lainnya. Seperti contoh
yang dapat kita lihat adalah negara Indonesia yang dapat memproduksi keris, namun tidak
bisa memproduksi satelit pemancar. Sedangkan, negara Jepang mampu memproduksi satelit
pemancar dan tidak dapat memproduksi sebuah keris. Dengan begitu, perdagangan
internasional akan terjadi di antara kedua negara tersebut jika Indonesia serta Jepang mau dan
bersedia untuk menukarkan satelit pemancar yang dimiliki oleh negara Jepang dengan keris
yang dimiliki oleh negara Indonesia.
Teori keunggulan mutlak atau absolut ini juga memiliki beberapa asumsi pokok, sebagai
berikut.
 Asumsi pertama, faktor produksi yang digunakan hanya berupa tenaga kerja saja.
 Asumsi kedua, kualitas barang yang dibuat atau diproduksi oleh kedua negara
memiliki nilai yang sama.
 Asumsi yang ketiga, pertukaran dilakukan dengan proses barter atau tanpa adanya
penggunaan uang.
 Asumsi yang keempat, biaya transport pada pertukaran yang dilakukan ditiadakan.

2.6 Keunggulan dan Kelemahan Teori Absolut


Adam Smith menjelaskan bahwa suatu negara akan bertambah kekayaan jika sejalan
dengan peningkatan keterampilan dan efisiensi keterlibatan para tenaga kerja dan penduduk
di negara tersebut dalam proses produksi. Teori ini menjelaskan bahwa suatu negara
dikatakan memiliki keunggulan mutlak jika mampu memproduksi suatu barang dengan biaya
yang lebih rendah dibanding negara lain. Barang hasil produksinya secara mutlak mempunyai
keunggulan. Kelebihan produksi yang tidak di konsumsi di dalam negri kemudian diekspor
ke negara lain. Dan menjelaskan bahwa efisiensi penggunaan faktor produksi tenaga kerja
enjadi sangat menentukan keunggulan atau daya saing dari negara bersangkutan.
Keunggulan absolut bisa diartikan sebagai keunggulan yang dimiliki suatu Negara
karena memiliki keistimewaan. Contohnya suatu negara memiliki kekayaan alam dan
keahlian penduduk sehingga dapat memproduksi barang tertentu dengan biaya lebih murah
disbanding negara lain terhadap produk yang sama. Adam Smith mengemukakan dua ide
utama dalam teorinya terkait dengan perdagangan internasional sebagai berikut.

Spesialisasi internasional dan efisiensi produksi


Dalam perdagangan internasional akan selalu ada pihak yang bertindak sebagai
eksportir dan importir. Suatu negara akan mengimpor barang dari negara lain apabila barang
tersebut diproduksi di dalam negeri justru tidak akan efisien atau kurang menguntungkan.
Sebab itulah, suatu negara dapat melakukan spesialisasi pada produksi barang yang
menguntungkan, sehingga dapat diperoleh keunggulan absolut.

Adanya pembagian kerja internasional (division of labour)


Pembagian kerja internasional yang dimaksudkan di sini adalah perpindahan ruang
industri pabrikan. Artinya, proses produksi suatu barang tidak terbatas di suatu negara saja.
Dengan adanya pembagian kerja internasional, suatu negara dapat melakukan proses
produksi barang dengan biaya yang lebih murah dari negara lain. Efisiensi biaya produksi
yang dicapai melalui pembagian kerja internasional dinilai mampu mendorong perolehan
keunggulan absolut di saat negara melakukan perdagangan internasional.

Kelemahan teori keunggulan absolut


1. Teori keunggulan absolut tidak menjelaskan dengan mekanisme apa dunia memperoleh
keuntungan dan output dan bagaimana dibagikan di antara para penduduk masing-masig
negara.
2. Dalam model teori keunggulan absolut tidak menjelaskan bagaimana jikalau negara yang
satu sudah mengadakan spesialisasi sedangkan yang lain masih memproduksikan kedua
produk.
3. Labor productivity berbeda-beda.
4. Adam Smith tak terpikirkan adanya negara negara yang sama sekali tidak memiliki
keunggulan absolut.
2.7 Contoh Teori Absolut

Teori keunggulan mutlak ini dapat dianalogikan dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya
ketika si A mampu membuat minuman rasa coklat dengan modal Rp20.000 dan
menghasilkan 10 gelas minuman coklat.  Sementara itu, Si B juga mampu memproduksi
minuman rasa kopi dengan modal yang sama, tetapi hanya mampu menghasilkan 5 gelas
minuman rasa kopi. Kemudian Si A dan Si B saling bertukar minuman yang mereka buat
masing-masing satu gelas. Dengan demikian, Si A akan mendapatkan keuntungan dua kali
lipat karena barang yang dibuat Si A memiliki modal lebih rendah dibanding minuman kopi
yang dibuat oleh Si B.

Contoh lainnya yaitu berikut adalah data produksi seorang pekerja dari negara Vietnam dan
Indonesia dalam setahun:
Beras: Vietnam menghasilkan 2000 kg, sementara Indonesia menghasilkan 1500 kg.
Tekstil: Vietnam menghasilkan 1000 m, sementara Indonesia menghasilkan 3000 m.
Dari data di atas terlihat bahwa, seorang pekerja di Vietnam dapat menghasilkan beras lebih
banyak daripada pekerja di Indonesia. Seorang pekerja di Indonesia, dapat menghasilkan
tekstil lebih banyak daripada pekerja di Vietnam. Sehingga, Vietnam secara mutlak lebih
efisien dalam produksi beras. Sedangkan, Indonesia secara mutlak lebih efisien dalam
menghasilkan produksi tekstil.
Jadi, kesimpulanya Vietnam akan mengekspor beras ke Indonesia dan mengimpor tekstil dari
Indonesia. Sementara, Indonesia akan mengekspor tekstil ke Vietnam dan mengimpor beras
dari Vietnam.
BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan
Keunggulan absolut merupakan kemampuan suatu negara untuk memproduksi suatu
barang lebih murah dari pada negara lain. Teori keunggulan mutlak pada perjalanannya terus
berkembang dan pada akhirnya menjadi dasar pemikiran dalam perdagangan dan
perekonomian internasional. Dimana ide pokok dari teori ini adalah pembagian kerja,
spesialisasi produk, dan efisiensi produk. Hubungan antara teori keunggulan mutlak dengan
perdagangan internasional adalah sebuah negara dapat melaksanakan perdagangan
internasional hanya jika negara tersebut memiliki keunggulan mutlak dalam salah satu barang
produksi mereka setelah dilakukan spesialisasi.
Perbedaan teori keunggulan mutlak dengan teori keunggulan komparatif yaitu
keunggulan mutlak ialah suatu negara disebut unggul ketika mampu memproduksi barang
yang tidak bisa diproduksi negara lain, Negara hanya mengekspor barang yang diproduksi di
dalam negeri, Terkait dengan produktivitas suatu negara, Menentukan pengalokasian sumber
daya, volume dan pola perdagangan dan Tidak ada timbal balik sedangkan keunggulan
komparatif : Suatu negara disebut unggul jika mampu memproduksi barang dengan biaya
yang lebih murah, Negara mampu mengekspor barang yang diproduksi di luar negeri dengan
biaya yang lebih murah, Terkait dengan biaya yang dikeluarkan oleh suatu negara dalam
memproduksi barang, Menentukan arah perdagangan dan produksi internasional, Ada
hubungan timbal balik.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.sampoernauniversity.ac.id/id/teori-keunggulan-mutlak/
https://www.academia.edu/9773814/
KEUNGGULAN_MUTLAK_EKO_INTERNATIONAL
https://www.scribd.com/upload-document?archive_doc=452141559

Anda mungkin juga menyukai