PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori perdagangan internasional adalah teori yang menjelaskan arah dan komposisi
perdagangan antar negara serta bagaimana efeknya terhadap perekonomian suatu negara.
Disamping itu, teori perdagangan internasional juga dapat menunjukkan adanya keuntungan
yang timbul dari adanya keuntungan perdagangan (gain from trade). Teori yang menjelaskan
tentang perdagangan internasional pada dasarnya dibagi atas tiga kelompok besar, yaitu:
teori praklasik merkantilis, Teori Klasik, dan teori modern.
Negara-negara yang melakukan perdagangan internasional antara lain disebabkan
dua alasan berikut. Pertama, negara-negara yang berdagang karena berbeda satu sama lain
(berbeda dalam kepemilikan sumber daya, baik dalam jenis maupun kualitasnya), setiap
negara dapat memperoleh keuntungan dari perbedaan mereka melalui pengaturan dimana
setiap pihak melakukan sesuatu dengan relatif lebih baik. Kedua, negara-negara berdagang
satu sama lain dengan tujuan mencapai skala ekonomi (economies of scale) dalam
produksinya. Maksudnya, Jika setiap negara hanya menghasilkan sejumlah barang tertentu
maka mereka dapat menghasilkan barang-barang tersebut dengan skala yang lebih besar dan
karenanya lebih efisien dibandingkan mereka menghasilkan segala jenis barang.
Secara lengkap perkembangan teori perdagangan internasional adalah sebagai berikut :
1.
2.
Teori klasik
3.
a)
b)
c)
Teori Modern
a)
b)
Kesamaan harga faktor produksi (factor price equalizati-on) oleh Paul Samuelson
c)
Dari penjelasan tersebut maka kami akan mengkaji lebih dalam perkembangan teori
perdagangan internasional yang penulis buat dalam format makalah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, kami merangkum beberapa rumusan masalah yang
diangkat antara lain :
1)
2)
3)
4)
C. Pembatasan Masalah
Agar tidak terjadi kesalah pahaman maka pembahasan masalah, kami membatasi dan
menetapkan objeknya yaitu hanya mengenai tentang perkembangan teori perdagangan
internasional teori merkantilis klasik.
D. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah yang mengenai tentang perkembangan teori perdagangan internasional
memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui pandangan aliran merkantilisme tentang perdagangan international.
2) Untuk mengetahui keunggulan mutlak Adam Smith (Absolud Advantage/Absolud
Cost).
3) Untuk mengetahui keunggulan komparatif JS Mill dan David Ricardo (Comparative
Cost).
4) Untuk mengetahui keunggulan kompetitif secara umum (Model daya saing
international ME Porter dan Model 9 Faktor Dong Sung Cho).
E. Manfaat Penulisan
1) Memberikan wawasan kepada mahasiswa mengenai perkembangan teori internasional
2) Memberikan referensi tambahan bagi mahasiswa selain literature yang dipakai dalam
mengajar.
3) Memberikan pengkajian yang lebih signifikan mengenai teori perdagangan
internasional.
BAB II
PEMBAHASAN
2
persaingan, perdagangan bebas dan spesialisasi di dalam negeri, maka hal yang sama juga
dikehendaki dalam hubungan antar bangsa. Karena hal itu ia mengusulkan bahwa sebaiknya
semua negara lebih baik berspesialisasi dalam komoditi-komoditi di mana ia mempunyai
keunggulan yang absolut dan mengimpor saja komoditi-komoditi lainnya.
Apa yang dimaksud dengan keunggulan yang absolut? Maksudnya begini, jika negara
A dapat memproduksi kentang untuk 8 unit per tenaga kerja sedangkan negara B untuk
komoditi yang sama hanya dapat memproduksi 4 unit per tenaga kerja, sedangkan untuk
komoditi lain misalnya gandum, negara A hanya dapat memproduksi 6 unit per tenaga kerja
sedangkan untuk negara B dapat memproduksi 12 unit per tenaga kerja, maka dapat
disimpulkan bahwa negara A mempunyai keunggulan absolut dalam produksi kentang
dibandingkan dengan negara B, sedangkan negara B dapat dikatakan mempunyai keunggulan
absolut dalam produksi gandum dibandingkan negara A. Perdagangan internasional yang
saling menguntungkan antara kedua negara tersebut jika negara A mengekspor kentang dan
mengimpor gandum dari negara B, dan sebaliknya negara B mengekspor gandum dan
mengimpor kentang dari negara A.
Adam Smith berpendapat bahwa sumber tunggal pendapatan adalah produksi hasil
tenaga kerja serta sumber daya ekonomi. Dalam hal ini Adam Smith sependapat dengan
doktrin merkantilis yang menyatakan bahwa kekayaan suatu negara dicapai dari surplus
ekspor. Kekayaan akan bertambah sesuai dengan skill, serta efisiensi dengan tenaga kerja
yang digunakan dan sesuai dengan persentase penduduk yang melakukan pekerjaan tersebut.
Menurut Smith suatu negara akan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut bisa
menghasilkan barang dengan biaya yang secara mutlak lebih murah dari pada negara lain,
yaitu karena memiliki keunggulan mutlak dalam produksi barang tersebut. Adapun
keunggulan mutlak menurut Adam Smith merupakan kemampuan suatu negara untuk
menghasilkan suatu barang dan jasa per unit dengan menggunakan sumber daya yang lebih
sedikit dibanding kemampuan negara-negara lain.
Teori Absolute Advantage lebih mendasarkan pada besaran/variabel riil bukan
moneter sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan
internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada variabel riil
seperti misalnya nilai suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan
untuk menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi
nilai barang tersebut (Labor Theory of value).
Teori Absolute Advantage Adam Smith yang sederhana menggunakan teori nilai
tenaga kerja. Teori nilai kerja ini bersifat sangat sederhana sebab menggunakan anggapan
bahwa tenaga kerja itu sifatnya homogeny serta merupakan satu-satunya faktor produksi.
Dalam kenyataannya tenaga kerja itu tidak homogen, faktor produksi tidak hanya satu dan
mobilitas tenaga kerja tidak bebas, dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut: Misalnya
hanya ada dua negara, Amerika dan Inggris memiliki faktor produksi tenaga kerja yang
homogen menghasilkan dua barang yakni gandum dan pakaian. Untuk menghasilkan 1 unit
gandum dan pakaian Amerika membutuhkan 8 unit tenaga kerja dan 4 unit tenaga kerja. Di
Inggris setiap unit gandum dan pakaian masing-masing membutuhkan tenaga kerja sebanyak
10 unit dan 2 unit.
Tabel 2.1 Banyaknya Tenaga Kerja yang Diperlukan untuk Menghasilkan per Unit
Produksi Amerika Inggris
Produksi
Amerika
Inggris
Gandum
10
Pakaian
produksi
gandum dan
Inggris
lain. Sebaliknya, di lain pihak negara lain tertinggal dalam memproduksi barang. Dari
uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa jika kondisi suatu negara lebih produktif atas dua
jenis barang, maka negara tersebut tidak dapat mengadakan hubungan pertukaran atau
perdagangan.
b. Apakah negara tersebut juga dapat mengadakan perdagangan internasional?
Pada konsep keunggulan komparatif (perbedaan biaya yang dapat dibandingkan) yang
digunakan sebagai dasar dalam perdagangan internasional adalah banyaknya tenaga kerja
yang digunakan untuk memproduksi suatu barang. Jadi, motif melakukan perdagangan
bukan sekadar mutlak lebih produktif (lebih menguntungkan) dalam menghasilkan sejenis
barang, tetapi menurut David Ricardo sekalipun suatu negara itu tertinggal dalam segala
rupa, ia tetap dapat ikut serta dalam perdagangan internasional, asalkan Negara tersebut
menghasilkan barang dengan biaya yang lebih murah (tenaga kerja) dibanding dengan
lainnya.
Jadi, keuntungan komparatif terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap kedua
macam produk yang dihasilkan, dengan biaya tenaga kerja yang lebih murah jika dibandingkan dengan biaya tenaga kerja di negara lain.
Teori J.S.Mill menyatakan bahwa suatu negara akan menghasilkan dan kemudian
mengekspor suatu barang yang memiliki comparative advantage terbesar dan mengimpor
barang yang dimiliki comparative disadvantage (suatu barang yang dapat dihasilkan dengan
lebih murah dan mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri memakan ongkos yang
besar). Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh banyaknya tenaga
kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut. Contoh: Produksi 10 orang dalam
1 minggu
Produksi
Amerika
Inggris
Gandum
6 bakul
2 bakul
Pakaian
10 yard
6 yard
Inggris atau 5/3 : 1. Di sini Amerika memiliki comparative advantage pada produksi gandum
yakni 3 : 1 lebih besar dari 5/3 : 1.
Untuk Inggris, dalam produksi gandum 2 bakul dibanding 6 bakul dariAmerika atau
1/3 : 1. Dalam produksi pakaian 6 yard dari Amerika Serikat atau = 3/5: 1. Comparative
advantage ada pada produksi pakaian yakni 3/5 : 1 lebih besar dari 1/3 : 1. Oleh karena itu
perdagangan akan timbul antara Amerika dengan Inggris, dengan spesialisasi gandum untuk
Amerika dan menukarkan sebagian gandumnya dengan pakaian dari Inggris. Dasar nilai
pertukaran (term of trade) ditentukan dengan batas-batas nilai tukar masing-masing barang di
dalam negeri.
Kelebihan untuk teori comparative advantage ini adalah dapat menerangkan berapa
nilai tukar dan berapa keuntungan karena pertukaran di mana kedua hal ini tidak dapat
diterangkan oleh teori absolute advantage. David Ricardo (1772-1823) seorang tokoh aliran
klasik menyatakan bahwa nilai penukaran ada jikalau barang tersebut memiliki nilai
kegunaan. Dengan demikian sesuatu barang dapat ditukarkan bilamana barang tersebut dapat
digunakan. Seseorang akan membuat sesuatu barang, karena barang itu memiliki nilai guna
yang dibutuhkan oleh orang. Selanjutnya David Ricardo juga membuat perbedaan antara
barang yang dapat dibuat dan atau diperbanyak sesuai dengan kemauan orang, di lain pihak
ada barang yang sifatnya terbatas ataupun barang monopoli (misalnya lukisan dari pelukis
ternama, barang kuno, hasil buah anggur yang hanya tumbuh di lereng gunung tertentu dan
sebagainya). Dalam hal ini untuk barang yang sifatnya terbatas tersebut nilainya sangat
subyektif dan relatif sesuai dengan kerelaan membayar dari para calon pembeli. Sedangkan
untuk barang yang dapat ditambah produksinya sesuai dengan keinginan maka nilai
penukarannya berdasarkan atas pengorbanan yang diperlukan. David Ricardo
mengemukakan bahwa berbagai kesulitan yang timbul dari ajaran nilai kerja:
Perlu diperhatikan adanya kualitas kerja, ada kualitas kerja terdidik dan tidakterdidik,
kualitas kerja keahlian dan lain sebagainya. Aliran yang klasik dalam hal ini tidak
memperhitungkan jam kerja yang dipergunakan untuk pembuatan barang, tetapi jumlah jam
kerja yang biasa dan semestinya diperlukan untuk memproduksi barang. Dari situ maka
Carey kemudian mengganti ajaran nilai kerja dengan .teori biaya reproduksi
Kesulitan yang terdapat dalam nilai kerja itu bahwa selain kerja masih banyak lagi
jasa produktif yang ikut membantu pembuatan barang itu, harus dihindarkan. Selanjutnya
David Ricardo menyatakan bahwa perbandingan antara kerja dan modal yang dipergunakan
dalam produksi boleh dikatakan tetap besarnya dan hanya sedikit sekali perubahan.
Atas dasar nilai kerja, dibedakan di samping .harga alami. (natural price) ada pula
.harga pasaran. (market price). Menurut aliran klasik (Adam Smith) .harga alami. akan terjadi
bilamana masing-masing warga masyarakat memperoleh kebebasan pilihannya untuk
8
Menurut teori cost comparative advantage (labor efficiency), suatu Negara akan memperoleh
manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor
barang di mana Negara tersebut dapat berproduksi relative lebih efisien serta mengimpor
barang di mana negara tersebut berproduksi relative kurang/tidak efisien. Berdasarkan
contoh hipotesis di bawah ini maka dapat dikatakan bahwa teoricomparative advantage dari
David Ricardo adalah cost comparative advantage.
Data Hipotesis Cost Comparative
Produksi
1 kg gula
1 m kain
Indonesia
3 hari kerja
4 hari kerja
9
China
6 hari kerja
5 hari kerja
Suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan
spesialisasi produksi dan mengekspor barang di mana negara tersebut dapat berproduksi
relatif lebih produktif serta mengimpor barang di mana negara tersebut berproduksi relatif
kurang/tidak produktif. Walaupun Indonesia memiliki keunggulan absolut dibandingkan Cina
untuk kedua produk, sebetulnya perdagangan internasional akan tetap dapat terjadi dan
menguntungkan keduanya melalui spesialisasi di masing-masing negara yang memiliki labor
productivity. Kelemahan teori klasik Comparative Advantage tidak dapat menjelaskan
mengapa terdapat perbedaan fungsi produksi antara dua negara. Sedangkan kelebihannya
adalah perdagangan internasional antara dua negara tetap dapat terjadi walaupun hanya satu
negara yang memiliki keunggulan absolut asalkan masing-masing dari Negara tersebut
memiliki perbedaan dalam Cost Comparative Advantage atau Production Comparative
Advantage. Teori ini mencoba melihat kuntungan atau kerugian dalam perbandingan relatif.
Teori ini berlandaskan pada asumsi:
Labor Theory of Value, yaitu bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah
tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang tersebut, di mana nilai barang
yang ditukar seimbang dengan jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk
memproduksinya.
tepat. Menurut Porter, suatu negara memperoleh keunggulan daya saing jika perusahaan
(yang ada di negara tersebut) kompetitif. Daya saing suatu negara ditentukan oleh
kemampuan industri melakukan inovasi dan meningkatkan kemampuannya. Porter
menawarkan Diamond Model sebagai tool of analysis sekaligus kerangka dalam membangun
resep memperkuat daya saing.
Dalam perjalanan waktu, diamond model-nya Porter tak urung menuai kritik dari
berbagai kalangan. Pada kenyataannya, ada beberapa aspek yang tidak termasuk dalam
persamaan Porter ini, salah satunya adalah bahwa model diamond dibangun dari studi kasus
di sepuluh negara maju, sehingga tidak terlalu tepat jika digunakan untuk menganalisis
negara negara sedang membangun. Selain itu, meningkatnya kompleksitas akibat
globalisasi, serta perubahan sistem perekonomian mengikuti perubahan rezim politik,
menjadikan model diamond Porter hanya layak sebagai pioner dan acuan pertama dalam
kancah studi membangun daya saing negara.
Model 9 faktor Dong Sung Cho (Daya Saing Internasional)
Dung Cho menjelaskan bahwa model Berlian Porter kurang bisa menerangkan beberapa
industry yang ada di Korea Selatan. Dung Cho menjelaskan bahwa kita membutukan model
yang bisa menjelaskan pada kita semua, bukan berapa sumberdaya yang dimiliki sebuah
Negara tetapi siapa yang bisa menciptakan sumberdaya dan kapan seharusnya setiap
sumberdaya itu diciptakan.
11
Semua faktor tersebut diatas saling kait mengkait secara simultan utk menentukan
ketajaman tingkat kompetisi suatu negara dan tumbuh secara alamiah tergantung pd keadaan
negara (negara terbelakang,kembang,maju).
BAB III
PENUTUP
12
A. Kesimpulan
Merkantilisme pada prinsipnya merupakan suatu paham yang menganggap bahwa
penimbunan uang, atau logam mulia yang akan ditempa menjadi uang emas ataupun
perak haruslah dijadikan tujuan utama kebijakan nasional.
Adam Smith mengajukan teori perdagangan internasional yang dikenal dengan teori
keunggulan absolut. Ia berpendapat bahwa jika suatu negara menghendaki adanya
persaingan, perdagangan bebas dan spesialisasi di dalam negeri, maka hal yang sama
juga dikehendaki dalam hubungan antar bangsa.
JS.Mill beranggapan bahwa suatu negara akan mengkhususkan diri pada ekspor
barang tertentu bila negara tersebut memiliki keunggulan komparatif terbesar, dan akan
mengkhususkan diri pada impor barang bila negara tersebut memiliki kerugian
komparatif (comparative disadvantage). Sedangkan dasar pemikiran David Ricardo
adalah perdagangan antara dua negara akan terjadi bila masing-masing negara memiliki
biaya relatif yang terkecil untuk jenis barang yang berbeda.
Dung Cho menjelaskan bahwa model Berlian Porter kurang bisa menerangkan
beberapa industry yang ada di Korea Selatan. Dung Cho menjelaskan bahwa kita
membutukan model yang bisa menjelaskan pada kita semua, bukan berapa sumberdaya
yang dimiliki sebuah Negara tetapi siapa yang bisa menciptakan sumberdaya dan kapan
seharusnya setiap sumberdaya itu diciptakan.
B. SARAN
Sebaiknya teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli diterapkan sebagai fundamen
agar ekonomi Indonesia bias membaik. Pengelolaan dan tata cara serta penerapannya
harus di aplikasikan kedalam system prekonomian Indonesia sehingga teori-teori ini
tidak menjadi sekedar teori, akan tetapi dapat dipahami dan diterapkan secara maksimal
mengingat ekonomi RI masih lemah.
DAFTAR PUSTAKA
http://antan2dd03.blogspot.co.id/2010/03/1-teori-perdaganganinternasional.html
13
http://belajarekonomiinternasional.blogspot.co.id/2011/02/teoriperdagangan-internasional.html
http://ssbelajar.blogspot.co.id/2012/03/teori-perdaganganinternasional.html
http://pubon.blogspot.co.id/2013/03/pandangan-merkantilismemengenai.html
http://indaharitonangfakultaspertanianunpad.blogspot.co.id/2013/06/teori-daya-saingkeunggulan-komperatif.html
14