Anda di halaman 1dari 13

Hukum keunggulan

komparatif
Disusun oleh :
Khoirul azman (B.133.21.0024)
Difa firma ningrum (B.133.21.0029)
Sejarah
Teori keunggulan komparatif dikembangkan oleh David Ricardo. Dimana teori tersebut diciptakan atas dasar kelemahan
yang terdapat di dalam teori keunggulan absolut atau mutlak.

Di dalam teori ini, Ia mengkritik teori keunggulan absolut yang mana menurutnya proses perdagangan hanya bisa
dilakukan oleh sejumlah negara yang bisa memproduksi produk terkait untuk mencapai keuntungan. David menganggap
bahwa teori tersebut seolah hanya bisa dipakai atau diterapkan oleh suatu negara yang bisa melakukan spesialisasi produksi
barang atau jasa

Menurut David, untuk suatu negara yang tidak mempunyai keunggulan absolut, maka masih bisa terlibat di dalam
perdagangan internasional dan menghasilkan keuntungan apabila bisa melakukan spesialisasi barang atau jasa yang
mempunyai biaya yang lebih sedikit dibandingkan dengan negara lainnya.
Pengertian
Jika suatu negara kurang efisien daripada negara lain dalam produksi
kedua komoditas, masih ada landasan untuk perdagangan yang saling
menguntungkan.
Pengecualian hukum keunggualan komeperatif yaitu : jika kelemahan
absolut yang dimiliki satu negara dengan negara lain sama di kedua
komoditas maka tidak ada perdagangan yang saling menguntungkan.
Contoh :
Komoditas Amerika serikat inggris
Gandum (gantang/jam) 6 1
Kain (meter/jam) 4 2

Inggris memiliki kelemahan absolut dalam produksi gandum dan kain, setengah produktif dalam produksi
kain, enam kali kurang produktif dalam produksi gandum dibandingkan dengan AS. AS memiliki
keunggulan absolut di dalam keduanya baik gandum maupun kain, gandum (6:1) sedangkan kain (4:2).
Menurut hukum keunggulan komparatif kedua negara dapat memperoleh manfaat perdagangan jika AS
mengkhususkan produksi gandum dan mengekspor Sebagian ke inggris untuk mendapatkan kain.
Sedangkan inggris mengkhususkan diri pada produksi dan ekspor kain untuk mendapatkan gandum dari
AS.
David ricardo mendasarkan hukum keunggulan komperatif pada sejumlah
asumsi sederhana yaitu:

1. Hanya dua negara dan dua komoditas saja.


2. Perdagangan bebas
3. Mobilitas tenaga kerja yang sempurna
4. Biaya produksi konstan
5. Biaya transportasi tidak ada
6. Tidak ada perubahan teknis
7. Teori nilai tenaga kerja
Keunggualan komparatif dengan uang
Jika suatu negara memiliki kelemahan absolut dalam kedua produksi (gandum,kain) di
bandingkan dengan negara lain, masih ada landasan perdagangan yang saling
menguntungkan, hal ini karena perbedaan upah diantara dua negara tersebut.
Contohnya : jika harga gandum lebih rendah di AS, Para pedagang akan membelinya di sana
dan menjualnya di Inggris, begitupun sebaliknya jika harga kain lebih rendah di Inggris, para
pedagang akan membelinya dan menjualnya ke AS.
Keunggulan komparatif dan teori buruh terhadap nilai
Berdasarkan teori nilai tenaga kerja, nilai atau harga suatu komoditas tergantung secara eksklusif
pada jumlah tenaga kerja yang akan masuk ke produksi komoditas. Ini berarti :
1) Bahwa tenaga kerja adalah satu-satunya faktor produksi
2) Tenaga kerja adalah homogen ( misalnya, hanya satu jenis )
Dari asumsi ini tidak satupun benar, kita tidak bisa mendasarkan teori keunggulan komparatif
pada nilai tenaga kerja . karena tenaga kerja bukan satu-satunya faktor produksi , juga tidak
digunakan dalam proprosi yang tetap dan selalu sama dalam produksi semua komoditas . sebagai
contoh lebih banyak modal perpekerja diperlukan untuk menghasilkan beberapa produk seprti
baja dibandingkan untuk menghasilkan produk seperti tekstil, selin itu tenaga kerja jelas tidak
homogen, tetapi sangat bervariasi dalam pelatihan, produktivitas, dan upah.
Teori biaya oportunitis

Teori ini menjelaskan biaya komoditas adalah jumlah komoditas kedua yang harus diberikan untuk
dapat menggunakan sumber daya yang cukup untuk memproduksi satu unit tambahan komoditas
pertama. Misalnya :
Jika tanpa adanya perdagangan Amerika serikat harus mengeluarkan dua pertiga dari unit kain untuk
untuk dapat menggunakan sumber daya yang hanya cukup untuk memproduksi satu unit tambahan
gandum dalam negri.
Batas kemungkinan produksi dalam biaya yang konstan

Biaya oportunitis dapat di gambarkan dengan kurva batas kemungkinan produksi, atau kurva
transformasi. Garis batas kemungkinan produksi adalah kurva yang menunjukkan alternatif
kombinasi dari 2 komoditas yang dapat dihasilkan suatu negara dengan memanfaatkan sumber
daya dan teknologi yang ada.
Kemiringan garis yang menurun, atau kemiringan negatif, menunjukkan bahwa semakin
banyak negara menghasilkan gandum, negara tersebut harus melepaskan beberapa produksi
kain.batas produksi yang merupakan garis lurus kemungkinan mencerminkan biaya oportunitas
yang konstan.
Pengujian empriris model Ricardian

Tes empiris ini dilakukan oleh MacDougall pada 1951 dan 1952 menggunakan
produktivitas tenaga kerja dan data ekspor untuk 25 industri di AS dan inggris.
Pengujian empriris model Ricardian

Hasilnya : sumbu vertical mengukur rasio output perpekerja AS untuk output per pekerja inggris.
Semakin tinggi rasio ini semakin besar produktivitas relatif tenaga kerja AS, sumbu horizontal
mengukur rasio ekspor. Semakin tinggi rasio vertical semakin besar ekspor yang dilakukan.
Titik-titik dalam gambar menunjukkan hubungan positif yang jelas antara produktivitas tenaga kerja
dengan ekspor.
Seluruh studi empiris tampaknya mendukung teori Ricardian tentang keunggulan komparatif. Artinya
pola perdagangan sebenarnya didasarkan pada produktivitas tenaga kerja yang berada dalam industri
di kedua negara. Biaya produksi, pertimbangan permintaan, hubungan politik, dan berbagai
penghalang aliran perdagangan internasional tidak memutuskan hubungan antara produktivitas
tenaga kerja relatif dengan nilai ekspor.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai