Kelompok 3:
Hasil Tugas:
Untuk menentukan barang apa yang akan diproduksi, kita perlu melihat variabel harga dan kita
harus mengetahui harga-harga relatif dari masing-masing barang, yaitu harga dari suatu barang yang
dinyatakan dalam satuan nilai barang lain. Dalam sebuah perekonomian yang kompetitf, besar atau
kecilnya penawaran ditentukan oleh upaya individu dalam memaksimalkan penghasilannya. Dalam
perekonomian yang diserderhanakan, dimana faktor produksi tenaga kerja merupakan satu-
satunya faktor produksi, penawaran harga suatu barang akan ditentukan oleh perpindahan tenaga
kerja ke sektor yang memberikan tingkat upah lebih tinggi.
C. Penentuan Harga Relatif Setelah Adanya Perdagangan Internasional
Harga atas barang-barang yang diperdagangkan secara internasional, seperti halnya harga atas
barang-barang lainhya, selalu ditentukan oleh kekuatan-kekuatan penawaran dan permintaan.
Namun, dalam membahas keunggulan komparatif, kita harus menerapkan analisis penawaran dan
permintaan secara hati-hati. Salah satu cara yang bermanfaat untuk memadukan kedua pasar
dengan tidakhanya menitikberatkan pada jumlah suatu barang yang ditawarkan dan yang diminta,
akan tetapi juga pada penawaran dan permintaan relatif. Contohnya pada keju dan anggur, jumlah
keju yang ditawarkan satu yang diminta dibagi jumlah anggur yang ditawarkan atau yang diminta.
D. Keuntungan Perdagangan
Dua Negara berpotensi untuk memperoleh keuntungan perdagangan (gains from trade).
Perdagangan yang saling menguntungkan ini dapat ditunjukkan dengan dua cara. Adapun cara
pertama guna menunjukkan bahwa spesialisasi dan perdagangan akan saling menguntungkan pihak-
pihak yang terlibat adalah dengan membayangkan perdagangan sebagai sebuah metode produksi
yang bersifat tidak langsung.
Sedangkan cara yang lain untuk melihat kenyataan bahwa perdagangan itu membuahkan
keuntungan timbal balik kepada semua pihak yang terlibat dengan memahami bagaimana hubungan
perdagangan mempunyai itu berdampak terhadap pilihan-pilihan dalam kegiatan konsumsi di setiap
masing-masing Negara. Tanpa adanya hubungan perdagangan, pilihan-pilihan konsumsi di setiap
Negara akan persis sama dengan kemungkinan-kemungkinan produksinya. Namun dengan
terjadinya perdagangan, setiap perekonomian dapat mengkonsumsi berbagai seperti keju dan
anggur yang berbeda dengan kombinasi produksinya.
1. Labor Theory of Value,yaitu bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang
dipergunakan untuk menghasilkan barang tersebut, dimana nilai barang yang ditukar seimbang
dengan jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk memproduksinya.
3. Tidak diperhitungkannya biaya dari pengangkutan dan lain-lain dalam hal pemasaran.
4. Produksi dijalankan dengan biaya tetap, hal ini berarti skala produksi tidak berpengaruh.
5. Faktor produksi sama sekali tidak mobile antar negara. Oleh karena itu, suatu negara akan
melakukan spesialisasi dalam produksi barang-barang dan mengekspornya bilamana negara tersebut
mempunyai keuntungan dan akan mengimpor barang-barang yang dibutuhkan jika mempunyai
kerugian dalam memproduksi.
David ricardo berpendapat bahwa setiap negara akan memperoleh keuntungan jika masing-
masing melakukan spesialisasi pada produksi dan ekspor yang dapat diproduksinya pada biaya yang
relatif lebih murah, dan mengimpor apa yang dapat diprosukdinya pada biaya yang relatif lebih
mahal. ini menjelaskan bahwa mengapa suatu negara yang memiliki sumber daya sangat lengkap,
negara tersebut memilih mengimpor atau mengekspor daripadamemproduksi untuk digunakan
sendiri.Untuk mempertegas teorinya, David ricardo memberlakukan beberapa asumsi :
4. skala produksi bersifat constant return to scale artinya harga relatif barang-barangtersebut adalah
sama pada berbagai kondisi produksi.
5. Berlaku labor theory of value (teori nilai tenaga kerja) yang menyatakan bahwa nilai atau harga
dari suatu barang (komoditi) dapat dihitung dari jumlah waktu (jam kerja) tenaga kerja yang dipakai
dalam memproduksi barang tersebut.
1. Perbedaan fungsi faktor produksi (tenaga kerja) menimbulkan terjadinya perbedaan produktivitas
ataupun perbedaan efisiensi. Akibatnya, terjadi perbedaan harga barang sejenis diantara dua
negara.
2. Jika fungsi faktor produksi (tenaga kerja) atau produktivitas dan efisiensi di dua negara sama,
maka tentu tidak akan terjadi perdagangan internasional karena harga barang sejenis akan menjadi
sama di dua negara.
3. Tidak dapat dijelaskan mengapa terjadi perbedaan harga untuk barang atau produk sejenis
walaupun fungsi faktor produksi (produktivitas dan efisiensi) di kedua negara sama.
4. Adanya perbedaan jumlah faktor produksi yang dimiliki oleh masing-masing negara.
Dapat diketahui bahwa dengan adanya keunggulan komparatif, keuntungan yang diperoleh
suatu daerah atau negara karena mengadakanspesialisasi dalam menghasilkan barang-barang yang
mempunyai nilai relatif yang lebih rendah dibanding dengan daerah maupum negara lain akan
meningkat. Suatu bangsa dapat meningkatkan standar kehidupan dan pendapatannya jika negara
tersebut melakukan spesialisasi produksi barang atau jasa yang memiliki produktivitas dan efisiensi
tinggi. Karena dengan melakukan spesialisasi berarti meningkatkan kualitas produk yang
dispesialisasikan tersebut. Keunggulan tersebut dapat berupa keunggulan-keunggulan yang dimiliki
oleh suatu negara antara lain seperti sumber daya manusia, fasilitas, sumber daya alam maupun
kekayaan lainnya yang dimanfaatkan untuk mencapai tujuan bersama.
Upah relatif kedua negara mempengaruhi produktivitas relatif, bahwa rasio upah berada
dalam kisaran yang memberi masing-masing negara keunggulan biaya dalam salah satu dari dua
barang tersebut. Dalam dunia nyata, tingkat upah nasional mencerminkan perbedaan dalam
produktivitas. Contohnya dari persentase dari level A.S. yang produktivitasnya adalah PDB per
pekerja yang diukur dalam dolar A.S. Dasar itu harus menunjukkan produktivitas dalam produksi
barang yang diperdagangkan dan tingkat upah diukur dengan upah di bidang manufaktur.
Jika upah tepat sebanding dengan produktivitas, semua poin dalam grafik ini akan berada di
sepanjang garis 45 derajat yang ditunjukkan. Pada kenyataannya, kecocokannya tidak buruk. Secara
khusus, tingkat upah yang rendah di Cina dan India mencerminkan produktivitas yang rendah.
Perkiraan rendah dari keseluruhan produktivitas Cina mungkin tampak mengejutkan, mengingat
semua cerita yang orang dengar tentang orang Amerika yang menemukan diri mereka bersaing
dengan ekspor Cina. Pekerja Tiongkok yang memproduksi ekspor tersebut tampaknya tidak memiliki
produktivitas yang sangat rendah, tetapi ingat apa yang dikatakan teori keunggulan komparatif,
Negara-negara yang mengekspor barang-barang di mana mereka memiliki produktivitas yang relatif
tinggi. Jadi hanya diharapkan bahwa produktivitas relatif China secara keseluruhan jauh di bawah
tingkat industri ekspornya.
Gambar berikut ini memberi tahu bahwa pandangan para ekonom ortodoks, bahwa tingkat
upah nasional mencerminkan produktivitas nasional, pada kenyataannya, dibuktikan oleh data pada
suatu titik waktu dan benar bahwa di masa lalu peningkatan produktivitas relatif menyebabkan
peningkatan gaji.
Contohnya, kasus di Korea Selatan, pada tahun ada 2015, produktivitas tenaga kerja Korea
Selatan sekitar setengah dari tingkat produktivitas kerja di Amerika Serikat dan begitu pula tingkat
upahnya. Tetapi tidak selalu seperti itu, di masa lalu Korea Selatan adalah ekonomi yang
produktivitasnya rendah dengan upah rendah, pada tahun 1975, upah Korea Selatan hanya 5 persen
dari Amerika Serikat. Tetapi ketika produktivitas Korea Selatan meningkat, upahpun ikut meningkat.
Contoh ini merupakan bukti yang sangat mendukung pandangan yang berdasarkan model ekonomi,
bahwa peningkatan produktivitas mempengaruhi dalam kenaikan upah.
REFERENSI
Krugman, Paul R., Obstfeld, Maurice, dan Melitz, Marc J. 2018. International Economics:
Theory and Policy. 11th Edition. United States: Pearson Education.
Ramadhan, Fahmi. 2012. Ekonomi Internasional: Produtivitas Tenaga Kerja dan Keunggulan
Komparatif: Model Ricardo. Diakses pada 24 September 2019. Diambil dari:
www.blogspot.com.