0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
15 tayangan2 halaman
Teori keunggulan komparatif menyatakan bahwa negara akan fokus pada produk yang memiliki biaya produksi relatif lebih rendah dibanding negara lain dan membeli produk lain dari negara tersebut, meskipun tidak memiliki keunggulan absolut. Faktor yang mempengaruhi keunggulan komparatif antara lain ketersediaan faktor produksi, ekonomis skala, dan kemajuan teknologi. Teori ini diajukan Ricardo untuk menjel
Teori keunggulan komparatif menyatakan bahwa negara akan fokus pada produk yang memiliki biaya produksi relatif lebih rendah dibanding negara lain dan membeli produk lain dari negara tersebut, meskipun tidak memiliki keunggulan absolut. Faktor yang mempengaruhi keunggulan komparatif antara lain ketersediaan faktor produksi, ekonomis skala, dan kemajuan teknologi. Teori ini diajukan Ricardo untuk menjel
Teori keunggulan komparatif menyatakan bahwa negara akan fokus pada produk yang memiliki biaya produksi relatif lebih rendah dibanding negara lain dan membeli produk lain dari negara tersebut, meskipun tidak memiliki keunggulan absolut. Faktor yang mempengaruhi keunggulan komparatif antara lain ketersediaan faktor produksi, ekonomis skala, dan kemajuan teknologi. Teori ini diajukan Ricardo untuk menjel
Keunggulan komparatif (comparative advantage) adalah salah satu teori dalam perdagangan internasional yang menyatakan bahwa barang yang memiliki nilai kegunaan pasti juga memiliki nilai penukaran. Keunggulan komparatif merupakan keunggulan yang muncul karena menghasilkan barang dan jasa dengan biaya peluang yang lebih rendah. Konsep ini penting dalam menjelaskan perdagangan internasional dan spesialisasi dalam produksi serta menjawab pertanyaan mengapa negara berdagang satu sama lain bahkan ketika mereka tidak memiliki keunggulan absolut. Sebuah negara harus fokus pada produk yang memiliki keunggulan komparatif dan membeli produk lainnya dari negara lain. Hal ini menjadi konsep kunci untuk menjelaskan spesialisasi dalam ekspor barang. Atas dasar ini, dikembangkan sejumlah pendekatan penelitian oleh B. Balassa, T. Vollrath, K. Laursen, J. Proudman, S. Redding dan diakhiri dengan A. Hoen dan J. Penekanannya ditempatkan pada studi tentang keunggulan komparatif suatu negara mengenai komoditas tertentu (atau kelompok komoditas) terhadap negara lain (atau kelompok negara). Keunggulan komparatif memanifestasikan dirinya secara beragam baik sebagai variasi maupun sebagai fluktuasi (Hadzhiev, 2014) Menurut Boediono (1991), Suatu negara hanya akan mengekspor barang yang mempunyai keunggulan komperatif tinggi, dan mengimpor barang yang mempunyai komperatif yang rendah. Adanya keunggulan komperatif bisa menimbulkan manfaat perdagangan (gains from trade) dalam dua belah pihak dan selanjutnya akan mendorong timbulnya perdagangan antar negara. Keunggulan komperatif merupakan faktor fundamental yang menentukan pola perdagangan internasional. Dapat dikatakan apabila suatu negara memiliki keunggulan komparatif dalam produksi barang-barang tertentu, maka negara tersebut cenderung untuk mengekspor barang-barang tersebut. Namun demikian ada faktor- faktor yang menentukan atau mempengaruhi keunggulan komparatif suatu negara. Menurut Simatupang (1991), ada tiga faktor utama yang mempengaruhi yaitu : 1. Tersedianya sarana produksi atau faktor produksi dalam macam atau jumlah yang berbeda antara negara satu dengan yang lain (sering disebut sebagai perbedaan dalam faktor endowment). 2. Adanya kenyataan bahwa dalam cabang-cabang produksi tertentu orang bisa memproduksi secara lebih efisien (lebih murah) apabila skala produksi semakin besar (economies of scala). 3. Adanya perbedaan dalam corak dan laju kemajuan teknologi (technological progress).
David Ricardo memunculkan teori keunggulan komparatif dan berpendapat dalam
bukunya Principles of Political Economy and Taxation (1817) bahwa basis produksi dan perdagangan seharusnya bukan pada keunggulan absolut melainkan pada keunggulan komparatif. Dengan kata lain, biaya peluang adalah pertimbangan untuk keputusan produksi, bukan biaya per unit absolut. Masing-masing negara mencurahkan sumber daya yang langka untuk memproduksi barang yang memberikan keunggulan komparatif dan tidak seharusnya mengalokasikan sumber daya pada barang yang tidak unggul secara komparatif, meski memiliki biaya absolut yang rendah. Untuk barang yang tidak unggul secara komparatif, mereka dapat membelinya di pasar internasional. Ketika semua negara melakukannya, manfaat perdagangan bebas akan maksimal, begitu juga dengan alokasi sumber daya. Beberapa asumsi penting dalam teori keunggulan komparatif Ricardo:
1. Produksi hanya melibatkan dua jenis barang dan dua negara
2. Tidak ada biaya transportasi, yang mana dapat mengeliminasi efek dari biaya peluang dan mempengaruhi harga jual 3. Pasar beroperasi pada persaingan sempurna di kedua negara 4. Faktor produksi hanya terdiri dari tenaga kerja 5. Tenaga kerja adalah mobile di pasar domestik tapi immobile antar negara Teori dari keunggulan komperatif model Ricardo mendapat kritik pada asumsinya, yakni diantaranya. Pertama, produksi dan perdagangan tidak hanya melibatkan dua barang dan dua negara. Asumsi dua barang dalam konsep Ricardo jauh dari kenyataan karena ekspor impor melibatkan banyak negara dan barang. Kedua, perdagangan antar negara melibatkan biaya transportasi. Sehingga, mengasumsikannya tidak ada adalah mustahil. Biaya transportasi mempengaruhi harga jual dan mungkin menghilangkan keunggulan dari perbedaan biaya peluang. Ketiga, tenaga kerja bukanlah satu-satunya faktor produksi. Modal, sumber daya alam dan kewirausahaan berperan penting dalam produksi. Modal, seperti mesin misalnya, memungkinkan produksi lebih cepat daripada menggunakan tangan. Keempat, tenaga kerja tidak selalu mobile. Pekerja membutuhkan waktu untuk menemukan pekerjaan baru ketika beralih ke industri yang berbeda. Di era globalisasi sekarang ini, tenaga kerja juga dapat dengan mudah berpindah antar negara demi mengejar kesempatan yang lebih baik. Ketika sebuah negara berspesialisasi, pekerja cenderung immobile. Kelima, model mengecualikan efek teknologi. Kemajuan teknologi mempengaruhi perbedaan produktivitas tenaga kerja. Itu juga mempengaruhi perbedaan kualitas barang modal di sebuah negara, yang mana tidak diperhitungkan dalam model.