Kelas : C8
1. Teori Klasik : absolute advantage (Adam Smith) ,comparative advantage (David Ricardo)
=Teori Keunggulan Absolut – Adam Smith
Dalam keunggulan absolut yang digagasnya, Adam Smith mengemukakan arti pentingnya sistem
ekonomi liberal, yakni bebas dari keterlibatan dan campur tangan pemerintah. Menurutnya,
pengelolaan perekonomian negara dapat dilakukan dengan cara melaksanakan persaingan bebas tanpa
adanya intervensi pemerintah. Dengan catatan adanya pembagian kerja dan pengalokasian sumber daya
secara efisien. Smith memandang kemakmuran rakyat di suatu negara dapat dicapai melalui produksi
dan perdagangan. Untuk menghasilkan kekayaan yang universal, maka produksi dan perdagangan harus
dilakukan secara maksimal.Sebab itulah, Smith menganjurkan agar pemerintah di setiap negara
memberikan kebebasan ekonomi kepada rakyat untuk melakukan perdagangan bebas baik dalam
lingkup domestik maupun internasional. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi dapat dicapai melalui
pertumbuhan penduduk dan total output yang dihasilkan.Total output menggambarkan tingkat produksi
barang dan jasa yang dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya alam, tenaga kerja, dan persediaan
barang. Untuk memaksimalkan pertumbuhan output, maka segala sumber daya alam yang ada harus
dikelola secara efektif dan efisien oleh tenaga kerja dengan barang modal. Dengan pertumbuhan output
yang maksimal akan mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal pula.Dalam teorinya, Adam
Smith mengungkapkan bahwa keuntungan absolut dapat diperoleh suatu negara apabila berhasil
membuat biaya produksi barang lebih murah dibandingkan dengan negara lain. Logika yang
dikembangkan, jika biaya produksi antar-negara sama, maka tidak ada alasan untuk melakukan
perdagangan internasional. Atas dasar itulah, Smith mengemukakan dua ide utama dalam teorinya
terkait dengan perdagangan internasional sebagai berikut.
Dalam perdagangan internasional akan selalu ada pihak yang bertindak sebagai eksportir dan importir.
Suatu negara akan mengimpor barang dari negara lain apabila barang tersebut diproduksi di dalam
negeri justru tidak akan efisien atau kurang menguntungkan. Sebab itulah, suatu negara dapat
melakukan spesialisasi pada produksi barang yang menguntungkan, sehingga dapat diperoleh
keunggulan absolut.
Pembagian kerja internasional yang dimaksudkan di sini adalah perpindahan ruang industri pabrikan.
Artinya, proses produksi suatu barang tidak terbatas di suatu negara saja. Dengan adanya pembagian
kerja internasional, suatu negara dapat melakukan proses produksi barang dengan biaya yang lebih
murah dari negara lain. Efisiensi biaya produksi yang dicapai melalui pembagian kerja internasional
dinilai mampu mendorong perolehan keunggulan absolut di saat negara melakukan perdagangan
internasional.
Teori keunggulan komparatif David Ricardo lahir dari adanya kelemahan yang ditemukan pada teori
keunggulan absolutnya Adam Smith. Ricardo mengkritisi teori keunggulan absolut, di mana perdagangan
internasional hanya mungkin dilakukan oleh negara-negara yang mampu melakukan proses produksi
untuk mencapai keuntungan absolut saja. Teori dari Adam Smith tersebut seolah hanya berlaku bagi
negara-negara yang mampu melakukan spesialisasi produksi barang. Lantas, bagaimana dengan negara-
negara yang mengalami kerugian absolut, dalam arti tidak mampu melakukan spesialisasi produksi
barang? Apakah negara-negara tersebut tidak bisa atau tidak memiliki kesempatan sama sekali untuk
melakukan perdagangan internasional? Atas dasar kelemahan-kelemahan itulah, David Ricardo
mengemukakan gagasan baru dalam lingkup perdagangan internasional berupa teori keunggulan
komparatif. Menurut Ricardo, negara yang tidak memiliki keunggulan absolut bisa ikut terlibat dalam
perdagangan internasional yang menguntungkan apabila mampu melakukan spesialisasi produksi
barang yang memiliki biaya relatif lebih rendah dibandingkan negara lain. Sebab, negara yang berhasil
memproduksi barang dengan harga relatif lebih murah memiliki keunggulan komparatif:
-Teori keunggulan komparatif ini bisa diterapkan dengan menggunakan asumsi sebagai berikut.
-Objek barang atau komoditi yang diperdagangkan hanya ada dua jenis saja.
-Skala produksi bersifat content return to scale, yang artinya harga relatif barang-barang komoditas
tersebut sama pada berbagai kondisi produksi.
Berlaku teori nilai tenaga kerja (labor theory of value) yang menyatakan harga barang sama dengan atau
dapat dihitung dari jumlah jam kerja tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi barang
tersebut.
Dari berbagai asumsi tersebut, keunggulan komparatif terjadi apabila suatu negara mampu melakukan
proses produksi barang dengan biaya tenaga kerja yang lebih murah dibandingkan dengan biaya tenaga
kerja di negara lain.
Disisi lain paradoks leontief ini juga memiliki kelebihan yakni jika suatu negara memiliki tenaga kerja
seperti contoh tenaga kerja terdidik yang melimpah maka ekspornya akan naik. Sebaliknya jika suatu
negara memiliki jumlah tenaga kerja sedikit maka jumlah ekspornya akan lebih sedikit pula.