Anda di halaman 1dari 2

Nama: alga nata kusuma dwi mandayu

Kelas :c8
1. Politik dumping merupakan kebijakan yang dilakukan dengan cara menjual produk dalam
negeri di luar negeri dengan harga yang lebih murah daripada di dalam negeri. Tujuannya adalah
menguasai pasar di luar negeri serta menghasilkan produk lama yang mungkin kurang maju.
Pada dasarnya, politik dumping dinilai tidak adil sebab merusak pasaran dan merugikan
produsen pesaing yang ada di negara pengimpor. Kebijakan ini adalah bentuk kebijakan
diskriminasi harga demi mengamankan produk suatu negara di luar negeri.
Jenis-jenis politik dumping:
1. Sporadic dumping
Dumping ini bersifat sporadis, yaitu dumping dilakukan dalam jangka waktu yang pendek.
Tujuan dari sporadic dumping adalah mencegah penumpukan barang di pasar dalam negeri
akibat kelebihan produksi di pabrik.
2. Persistent dumping
Ini merupakan praktik dumping yang dilakukan secara terus-menerus dan menetap. Ini disebut
juga sebagai diskriminasi harga internasional.Dumping jenis ini bisa berjalan dalam waktu yang
lama karena ada perbedaan pasar antara negara importir dan eksportir.
3. Predatory dumping
Politik dumping yang satu ini tujuannya untuk melumpuhkan para pesaingnya. Setelah pesaing
jatuh, pelaku dumping akan menaikkan harga produknya sesuai keinginan. Dengan begitu, pasar
bisa dimonopoli dan pesain bisa dibatasi dalam jangka panjang meski sebelumnya mendapatkan
kerugian.
Beberapa contoh politik dumping
· Penjualan ponsel merek Xiaomi yang harganya lebih murah di Indonesia daripada harga
jual Xiaomi di China—negara asalnya.
· Penjualan karpet oleh China di Indonesia yang harganya lebih rendah daripada harga
produk Indonesia.
· Penjualan sutra oleh China di India dengan harga murah, padahal India merupakan
penghasil sutra.
· Dominasi terigu asal Turki di Indonesia pada 2009 karena harga terigu dari Turki lebih
murah dari terigu dalam negeri.
· Penjualan ban oleh China di Amerika Serikat (AS) dengan harga yang lebih murah
daripada harga pasar di AS.
· Penjualan produk motor, mobil, dan alat elektronik oleh Jepang dengan harga yang tinggi
di dalam negeri, tetapi sangat murah di luar negeri.
2. Kartel adalah sekelompok produsen pasar independen yang bekerja sama satu sama lain untuk
meningkatkan keuntungan dan mendominasi pasar. Kartel biasanya merupakan asosiasi dalam
bidang bisnis yang sama, dan merupakan aliansi para pesaing. Sebagian besar negara
menganggap kartel sebagai perilaku anti persaingan, karena perilaku kartel mencakup penetapan
harga hingga penurunan output.
Contoh nya:
-Kartel Penetapan Layanan Tarif Short Message Service (SMS).
-Kartel Garam.
-Kartel minyak goreng curah.
-Kartel Obat Hipertensi jenis amplodipine besylate
-Kartel penetapan harga tiket dalam Fuel Surcharge.
-Kartel Penetapan Layanan Tarif Short Message Service (SMS).

Anda mungkin juga menyukai