Anda di halaman 1dari 6

Bab 6

Ekonomi Politik Perdagangan Internasional

By Reztrovska Alscszystra

Instrumen Kebijakan Perdagangan

1. Tarif
Tarif adalah pajak yang dikenakan atas impor (ekspor).
Jenis tarif:
a. Tarif Spesifik: dibebankan sebagai biaya tetap untuk setiap unit dari barang yang
diimpor.
b. Tarif Ad valorem: dipungut berdasarkan pada proporsi nilai dari barang yang
diimpor.

Tarif dikenakan untuk melindungi produsen dalam negeri dan pendapatan pemerintah

Kebijakan tarif merupakan kebijakan yang pro produsen dan anti konsumen.

Kebijakan tarif juga mengurangi efisiensi keseluruhan perekonomian dunia.

Terdapat juga tarif ekspor yang tujuannya adalah:

a. Meningkatkan pendapatan pemerintah


b. Mengurangi ekspor dari sektor tertentu.
2. Subsidi
Subsidi adalah pembayaran pemerintah untuk produsen dalam negeri.
Bentuk: hibah tunai, pinjaman bunga rendah, keringanan pajak, dan penyertaan modal
pemerintah di perusahaan.
Subsidi membantu untuk:
a. Bersaing dengan impor asing
b. Memperoleh pasar ekspor

Tujuan subsidi: membantu perusahaan bertahan dari iklim ekonomi yang sulit.

3. Kuota Impor
Kuota impor merupakan pembatasan langsung pada jumlah beberapa barang yang
dapat diimpor ke suatu negara.
Kuota dan tarif biasa dikombinasi menjadi kuota tingkat tarif (tariff rate quota).
Tarif tingkat kuota adalah tingkat tarif yang lebih rendah diterapkan pada barang
impor yang masih berada di kuota yang ditentukan, jika barang impornya melebihi
kuota maka akan diterapkan tarif yang lebih tinggi.
Kuota impor menguntungkan produsen dalam negeri, namun tidak menguntungkan
konsumen.
4. Pembatasan Ekspor Sukarela (Voluntary Export Restraint-VER)
VER merupakan salah satu bentuk kuota perdagangan yang diberlakukan oleh negara
pengekspor yang biasanya atas permintaan pemerintah negara pengimpor.
VER menguntungkan produsen dalam negeri, namun tidak menguntungkan
konsumen.
5. Persyaratan Konten Lokal (Local Content Requirement)
Persyaratan konten lokal merupakan persyaratan bahwa beberapa bagian tertentu dari
sebuah produk dapat diproduksi di dalam negeri.
Kebijakan ini memberikan perlindungan bagi produsen bagian domestik, namun
menimbulkan harga yang tinggi yang tidak menguntungkan konsumen.
6. Kebijakan Administrasi
Kebijakan perdagangan administrasi adalah aturan birokrasi yang dirancang untuk
membuat impor menjadi lebih sulit masuk ke suatu negara.
Kebijakan ini membantu produsen namun merugikan konsumen.
7. Kebijakan Anti Dumping
Dumping merupakan menjual barang di pasar luar negeri di bawah biaya produksi
mereka atau menjual barang di pasar luar negeri di bawah nilau pasar mereka yang
“wajar”.
Hal ini akan mematikan usaha dalam negeri yang memiliki harga lebih tinggi.
Kebijakan anti dumping merupakan kebijakan yang dirancang untuk menghukum
perusahaan asing yang terlibat dari praktik dumping.
Tujuan: untuk melindungi produsen dalam negeri.

Argumen Politis untuk Intervensi

1. Melindungi Pekerjaan dan Industri


Intervensi pemerintah adalah untuk melindungi lapangan pekerjaan dan industri dari
persaingan asing yang tidak adil.
2. Keamanan Nasional
Industri yang terkait dengan pertahanan (seperti kedirgantaraan, elektronik canggih,
semikonduktor, dll.) sering mendapat perhatian.
3. Pembalasan (Retaliation)
Pemerintah menggunakan intervensi untuk membantu membuka pasar luar negeri dan
memaksa mitra dagang untuk “bermain dengan aturan permainan.”
4. Melindungi Konsumen
Pemerintah berusaha untuk melindungi konsumen dari produk yang tidak aman.
5. Mendukung Tujuan Kebijakan Luar Negeri
Pemerintah menggunakan kebijakan perdagangan untuk mendukung kebijakan luar
negeri.
6. Melindungi HAM
Melindungi dan memajukan HAM di negara lain merupakan dasar penting dari
kebijakan luar negeri bagi banyak negara.
7. Melindungi Lingkungan

Argumen Ekonomi untuk Intervensi

1. Argumen Industri yang Baru Tumbuh (Infant Industry Argument)


Argumen ini menunjukkan bahwa intervensi dari pemerintah adalah untuk
mendukung sementara industri baru sampai mereka tumbuh cukup kuat menghadapi
kompetisi internasional.
Ekonom mengkritisi argumen ini karena:
a. Proteksi produsen tidak baik, kecuali membantu industri lebih efisien.
b. Argumen industri baru bergantung pada asumsi bahwa perusahaan tidak mampu
membantu investasi jangka panjang yang efisien dengan meminjam uang dari
dalam negeri atau pasar modal internasional.
2. Kebijakan Perdagangan Strategis (Strategic Trade Policy)
Argumen ini memiliki dua komponen:
a. Dengan tindakan yang tepat, pemerintah dapat meningkatkan pendapatan nasional
jika dapat memastikan bahwa perusahaan mendapatkan keuntungan first mover
dalam suatu industri adalah perusahaan domestik.
b. Pemerintah membuat intervensi untuk membantu perusahaan dalam negeri
mengatasi hambatan masuk yang dibuat oleh perusahaan asing yang memperoleh
keuntungan first mover.
Revisi Kasus untuk Perdagangan Bebas

1. Pembalasan dan Perang Perdagangan


Paul Krugman berpendapat bahwa kebijakan perdagangan strategis yang bertujuan
untuk mendudukkan perusahaan domestik dalam posisi dominan dalam industri
global adalah kebijakan “mengemis pada tetangga” yang meningkatkan pendapatan
negara dengan mengorbankan negara lain. Sebuah negara yang melakukan kebijakan
tersebut dapat menimbulkan pembalasan dan perang dagang.
2. Kebijakan Dalam Negeri
Pemerintah tidak selalu bertindak untuk kepentingan negara ketika mengintervensi
kebijakan dalam perekonomian, kelompok kepentingan politik sering memengaruhi
mereka.

Perkembangan Sistem Perdagangan Dunia

1. Dari Abad 18 hingga Depresi 1930


Britania Raya sebagai pencetus perdagangan bebas dengan mencabut UU Jagung
yang memberikan tarif tinggi pada impor jagung.
Pada saat depresi tahun 1930 AS menerapkan UU Smoot Hawley yang menyebabkan
sebuah hambatan tarif yang tinggi untuk produk asing.
2. Periode 1947-1979
GATT didirikan tahun 1947 sebagai perjanjian multilateral yang mempunyai tujuan
untuk meliberalisasi perdagangan dengan menghilangkan tarif, subsidi, kuota impor,
dan sejenisnya.
3. Periode 1980-1993
Pada periode ini terjadi tren proteksionisme karena beberapa alasan:
a. Keberhasilan ekonomi Jepang memunculkan ketegangan sistem perdagangan
dunia.
b. Sistem perdagangan dunia mulai melemah dengan adanya defisit perdagangan
pada negara dengan ekonomi terbesar di dunia, Amerika Serikat.
c. Banyak negara yang menemukan cara untuk memainkan peraturan GATT
4. Putaran Uruguay dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO)
Untuk mengantisipasi meningkatnya tekanan proteksionisme, pada 1986 anggota
GATT memulai putaran kedelapan untuk mengurangi tarif yaitu Putaran Uruguay.
Putaran Uruguay dicapai kesepakatan pada 15 Desember 1993 dan mulai berlaku 1
Juli 1995 yang berisi:
a. Tarif untuk barang industri dikurangi lebih dari sepertiga, dan tarif untuk barang
manufaktur dihapus lebih dari 40 persen
b. Tingkat tarif rata-rata yang dikenakan negara maju pada barang manufaktur harus
dikurangi menjadi kurang dari 4 persen nilai.
c. Subsidi pertanian harus dikurangi.
d. Aturan GATT perdagangan wajar dan akses pasar harus diperluas hingga
mencakup berbagai layanan.
e. Aturan GATT juga diperluas untuk memberikan peningkatan proteksi untuk
paten, hak cipta, dan merek dagang.
f. Hambatan pada perdagangan tekstil harus dikurangi/
g. WTO harus dibentuk untuk mengimplementasikan perjanjian GATT
5. Jasa dan Kekayaan Intelektual
Perluasan GATT pada wilayah jasa dan kekayaan intelektual membuat perusahaan
teknologi tinggi untuk melakukan bisnis di negara berkembang.
6. Organisasi Perdagangan Dunia
WTO didirikan sebagai organisasi payung yang menaungi GATT.
WTO telah mengambil alih tanggung jawab untuk menengahi perselisihan
perdagangan dan memantau kebijakan perdagangan negara anggota.
7. Masa Depan WTO
Masih terdapat agenda WTO yaitu:
a. Kebijakan anti dumping.
b. Proteksionisme dalam bidang pertanian.
c. Pelindungan atas kekayaan intelektual.
d. Tingkat tarif tinggi pada barang dan jasa non pertanian di banyak negara.

Hambatan Perdagangan dan Strategi Perusahaan

1. Hambatan tarif meningkatkan biaya ekspor produk ke suatu negara.


2. Kuota membatasi kemampuan perusahaan untuk melayani negara dari lokasi di
luar negara itu.
3. Menyesuaikan dengan aturan konten lokal, perusahaan mungkin harus
menempatkan kegiatan produksi pada pasar tertentu daripada sebaliknya.
4. Ancaman anti dumping membatasi kemampuan perusahaan untuk
menggunakan harga yang agresif untuk meraih pangsa pasar di suatu negara.
Strategi perusahaan yang dapat digunakan untuk mengatasi hambatan tersebut
adalah melakukan produksi di negara yang dituju.

Implikasi Kebijakan

1. Kebijakan intervensi memiliki kelemahan:


a. Intervensi merugikan diri sendiri karena cenderung melindungi inefisiensi.
b. Intervensi memancing pembalasan dan perang dagang.
c. Intervensi tidak mungkin dijalankan dengan baik.
2. Bisnis mungkin memiliki lebih banyak keuntungan dari upaya pemerintah
untuk membuka proteksi pasar pada impor dan penanaman modal asing
langsung daripada upaya pemerintah untuk mendukung industri dalam negeri
tertentu secara konsisten dengan rekomendasi kebijakan perdagangan strategis.

Anda mungkin juga menyukai