Anda di halaman 1dari 4

Chapter 5: Ethics in International Business

By: Sasqia Azizah Maulani

 Etika  prinsip-prinsip yang diterima tentang benar atau salah yang mengatur perilaku seseorang,

anggota profesi, atau tindakan organisasi

 Etika Bisnis  asas-asas yang diterima mengenai perilaku yang benar atau salah dalam berbisnis.

 Strategi etis  strategi, atau tindakan, yang tidak melanggar asas-asas yang diterima pda etika bisnis.

 Ethical Issues in International Business:

A. Employment Practices  ketika kondisi kerja di “host nation” lebih rendah daripada di negara asal

multinasional, perusahaan harus menerapkan diantara pilihan dibawah ini:

- Home country standard – mengikuti standar negara asal pekerja

- Host country standard – mengikuti standar negara tuan rumah tempat dia bekerja

- Between host and home country (ya ngikutin etika antara host sm home country, ngertilah ya)

B. Human Rights  Di negara maju, hak asasi manusia seperti kebebasan berserikat, kebebasan

berbicara, kebebasan berkumpul, dan kebebasan bergerak, sangat dijunjung tinggi. Namun, di

negara lain seperti negara berkembang, hak-hak ini mungkin aja gak berlaku bahkan tidak ada.

C. Enviromental Pollutions  Masalah etika muncul ketika peraturan lingkungan di host country jauh

lebih rendah daripada yang ada di negara asal.

Masalah lingkungan menjadi penting karena beberapa bagian dari lingkungan adalah barang

publik yang tidak dimiliki siapa pun, tetapi siapa pun dapat merampas. Hal ini terjadi ketika

sumber daya yang dimiliki bersama oleh semua, tetapi tidak dimiliki oleh siapapun dan dapat

mengakibatkan degradasi lingkungan

D. Corruption  Korupsi dalam bentuk pasar gelap, penyelundupan, dan kasus suap kepada birokrat

pemerintah dapat "mempercepat" persetujuan untuk investasi bisnis yang dapat meningkatkan

kesejahteraan. Tapi, ekonom lainnya berpendapat bahwa korupsi mengurangi pengembalian

investasi bisnis dan mengarah ke pertumbuhan ekonomi rendah.

E. Moral Obligations

- Social Responsibility  para pebisnis harus mempertimbangkan konsekuensi sosial dari

tindakan ekonomi saat membuat keputusan bisnis, dan harus menyadari bahwa sesuatu yg

dilakuin itu punya konsekuensi sosial ekonomi dan sosial yang baik.

- Noblesse Oblige  perilaku terhormat yang merupakan tanggung jawab perusahaan agar

menjadi perusahaan yang sukses


 Ethical Dilemmas  situasi di mana tidak ada alternatif yang tersedia yang dapat diterima secara etis.

 Penyebab terjadinya perilaku tidak etis

A. Personal Ethics  Prinsip-prinsip yang berlaku umum tentang sesuatu yang benar atau salah yang

mengatur perilaku individu dan mempengaruhi etika bisnis. Biasanya, ekspatriat menghadapi tekanan

mengenai personal ethics ini karena mereka jauh dari budaya asli mereka dan mereka secara psikologis

dan geografis jauh dari negara asalnya.

B. Decision-making processes  Orang mungkin berperilaku tidak etis karena mereka bergantung pada

analisis ekonomi ketika membuat keputusan tanpa mempertimbangkan factor apakah keputusan yang

diambil beretika atau tidak.

 Para manajer dapat menggunakan 4 langkah untuk mengatasi masalah dalam pengambilan

keputusan:

1. Manajer mengidentifikasi keputusan stakeholders

o Internal stakeholders  orang-orang yang bekerja atau yang memiliki bisnis seperti karyawan,

dewan direksi, dan pemegang saham.

o Eksternal stakeholders  individu atau kelompok yang memiliki beberapa klaim pada

perusahaan seperti pelanggan, pemasok, dan serikat pekerja

2. Para manajer menentukan apakah suatu keputusan yang diusulkan akan melanggar hak-hak dasar

dari setiap stakeholders

3. Manajer menetapkan niat moral

4. Perusahaan mengaudit keputusannya, meninjaunya untuk memastikan bahwa mereka konsisten

dengan prinsip-prinsip etika.

C. Organization cultures  nilai dan norma yang terdapat pada suatu organisasi. Pada perusahaan

dengan budaya organisasi yang tidak menekankan budaya bisnis, dapat terjadi unethical behavior.

D. Unrealistic performance expectations  Ketika perusahaan induk menetapkan goals yang tidak

realistis, manager bisa saja berlaku tidak etis. (kayak berlaku curang atau berlaku ga halal tp yg

penting goalsnya tercapai gitu).

E. Leadership  intinya kalo kelakuan si leader ga etis, itu bakal ngaruh ke perilaku bawahan2nya jadi ga

etis juga.

F. Societal Culture  Jadi, budaya masyarakat itu berpengaruh sama perilaku individu bahkan

organisasi. Contohnya kayak misalkan di Indonesia tuh budayanya udah terkenal turun temurun

korupsi nah hal ini itu bisa mempengaruhi sebuah perusahaan buat berlaku ga etis (korupsi trus trusan

karena uda budayanya begitu).


 Philosophical Approaches in Ethics

A. Straw Men, ada beberapa pendekatan:

- The friedman doctrine  Satu-satunya CSR adalah untuk meningkatkan keuntungan, selama

perusahaan tetap dalam aturan hukum.

- Cultural relativism  etika ditentukan secara kultural dan perusahaan harus mengadopsi etika

budaya di tempat mereka beroperasi. Jadi kalo misalkan kalian lg di Nepal yang berperilaku lah

sesuai sama budaya di Nepal.

- Righteous Moralist  standar etika negara asal multinasional harus diikuti di negara-negara

asing.

- Naïve immoralist  jika seorang manajer perusahaa multinasional melihat bahwa perusahaan-

perusahaan dari negara lain tidak mengikuti norma etika di host country, maka si manajer juga ga

ngikutin norma di host country tsb.

B. Utilitarian and Kantian ethics

- Utilitarian  Suatu teori yang menyatakan bahwa suatu tindakan yang patut adalah yang

memaksimalkan penggunaan (utility), biasanya didefinisikan sebagai memaksimalkan

kebahagiaan dan mengurangi penderitaan. Yang baik adalah yang berguna, berfaedah, dan

menguntungkan.

- Kantian  setiap kita mengambil keputusan, kita harus membayangkan kita adalah pihak yang

dirugikan. 

C. Right Theories  manusia punya hak dan keistimewaan mendasar yang melampaui batas-batas dan

budaya nasional. Deklarasi Universal HAM, menetapkan prinsip-prinsip dasar yang harus selalu

ditaati terlepas dari budaya di mana seseorang melakukan bisnis. Deklarasi tsb didorong oleh

gagasan bahwa beberapa HAM melampaui batas dan budaya nasional

D. Justice Theories  berfokus pada pencapaian distribusi barang dan jasa ekonomi yang adil.

- Distribusi yang adil adalah distribusi yang dianggap adil dan setara.

- Satu teori keadilan yang sangat penting diusulkan oleh John Rawls yang menyatakan bahwa

semua barang dan jasa ekonomi harus didistribusikan secara merata kecuali ketika distribusi

yang tidak merata akan bekerja untuk keuntungan semua orang.

- Menurut Rawls, ketidakberpihakan disebabkan oleh Veil of Ignorance, yaitu kondisi dimana

semua pihak tidak punya pengetahuan tentang posisi sosial dan doktrin tertentu (tidak tahu

tentang ras, etnis, seks dan kekuatan alamiah lainnya, termasuk talenta, intelegensia). Kondisi ini

terjadi ketika:
o Setiap orang diizinkan memiliki jumlah maksimum kebebasan dasar yang kompatibel dengan

kebebasan yang sama untuk orang lain.

o Begitu kebebasan dasar yang sama terjamin, ketidaksetaraan dalam barang-barang dasar

barang sosial harus dibolehkan hanya jika mereka menguntungkan semua orang.

 Untuk memastikan masalah etika dipertimbangkan dalam keputusan bisnis, perusahaan harus:

- Memperkerjakan dan mempromosikan orang-orang dengan etika pribadi yang baik

- Membangun budaya organisasi yang menempatkan nilai tinggi pada perilaku etis.

- Memastikan bahwa pemimpin dalam bisnis tidak hanya memerintahkan pegawainya untuk

berperilaku etis namun si pemimpin harus berperilaku etis juga secara konsisten.

- Menggunakan system reward bagi yang berperilaku etis dan punishment bagi yg berperilaku

tidak etis.

- Menempatkan proses pengambilan keputusan di tempat yang mengharuskan orang untuk

mempertimbangkan dimensi etika keputusan bisnis

- Mengembangkan keberanian moral pada karyawan

Anda mungkin juga menyukai