Nama Kelompok:
-Aisyah Hasnaa S.(2)
-Anggita Az-Zahra(4)
-Aulya Renata(6)
-Erny Andhika L.(11)
-Salwa Ayudea Wahyu N.H(28)
1.Pengertian Kebijakan
Perdagangan Internasional
A.Tarif
Tarif adalah pajak yang dikenakan atas impor. Tarif dibagi menjadi dua, yaitu tarif spesifik dan
tarif ad valorem. Pada tarif spesifik ini, pajak dibebankan sebagai biaya tetap untuk setiap unit
barang yang diimpor. Tarif ad valorem adalah pajak yang dikenakan berdasarkan pada besarnya
nilai barang yang impor.
Dikenakannya tarif pada impor bertujuan untuk melindungi produsen dalam negeri dari
persaingan asing, caranya dengan menaikkan harga barang impor. Kebijakan tarif ini juga
menjadi sumber pendapatan bagi pemerintah, karena pajak yang dikenakan atas barang impor
akan menjadi pendapatan bagi pemerintah.
B.Subsidi
Kamu tentu sering mendengar istilah subsidi bukan? Tahukah kamu yang dimaksud subsidi itu!
Subsidi adalah pembayaran yang diberikan pemerintah untuk para produsen dalam negeri.
Subsidi memiliki beberapa macam bentuk, seperti hibah tunai, pinjaman berbunga rendah,
keringanan pajak, dan investasi pemerintah di perusahaan-perusahaan dalam negeri. Dengan
adanya subsidi menyebabkan biaya produksi menjadi turun, sehingga barang-barang produksi
dalam negeri dapat bersaing dengan barang-barang impor. Selain itu, subsidi juga
menyebabkan barang-barang produksi dalam negeri mendapatkan pasar ekspor.
C.Kuota Impor
Kuota impor adalah pembatasan terhadap jumlah maksimum kuantitas impor suatu barang
dalam suatu periode tertentu. Bagi perusahaan dalam negeri, kebijakan ini sangat
menguntungkan, karena perusahaan dalam negeri tidak akan menghadapi persaingan dari luar.
Kuota impor dapat dikombinasikan dengan tarif. Kombinasi ini dikenal dengan kuota tingkat tarif.
Dalam kuota tingkat tarif, tingkat tarif yang lebih rendah akan dikenakan untuk barang impor
dalam kuota. Untuk barang impor yang melebihi kuota dikenakan tarif yang lebih besar.
Misalnya, India dapat mengimpor beras ke Jepang dengan batas kuota sebesar 1 juta ton dan
tarif ad valorem sebesar 10%, dan apabila mengimpor beras lebih banyak daripada jumlah kuota
yang diterapkan akan dikenakan tarif 80% dari kelebihan tersebut. Apabila India mengimpor
beras sebanyak 2 juta ton,maka 1 juta ton beras akan dikenakan tarif sebesar 10% dan 1 juta
berikutnya akan dikenakan tarif 80%.
jumlah barang yang diekspor oleh negara pengekspor. Pembatasan ini biasanya dilakukan atas
permintaan darinegara pengimpor.
Persyaratan konten lokal adalah persyaratan bahwa beberapa komponen dari produk yang
diimpor harus dapat diproduksi di dalam negeri. Kebijakan ini telah banyak dilakukan oleh
negara-negara berkembang dengan tujuan untuk memindahkan pusat manufaktur mereka dari
perakitan sederhana yang seluruh komponennya diproduksi oleh negara lain ke produksi lokal
dari beberapa bagian komponen.
F.Kebijakan Administrasi
G.Kebijakan Antidumping
Dumping adalah menjual barang di pasar luar negeri dengan harga dibawah biaya produksi atau
di bawah harga wajar. Harga wajar adalah biaya produksi ditambah dengan keuntungan.
Dumping terjadi karena adanya kelebihan jumlah produksi yang dihasilkan di dalam negeri
pengekspor. Dengan demikian, dumping dapat menyebabkan perusahaan di dalam negeri
pengimpor kalah bersaing. Untuk mengatasinya, dibuatlah kebijakan antidumping. Hal ini
bertujuan untuk melindungi perusahaan-perusahaan dalam negeri dari persaingan usaha yang
tidak adil.
Dalam buku Bisnis Internasional: Perspektif Asia Buku 1 (Hill, dkk., 2014), menyebutkan dua
tujuan diberlakukannya kebijakan perdagangan internasional, yaitu tujuan politik dan tujuan
ekonomi.
A.Tujuan Politik
Kebijakan perdagangan dalam hal ini berfungsi untuk melindungi industri tertentu yang penting
bagi keamanan nasional. Industri-industri yang penting bagi keamanan nasional, contohnya
kedirgantaraan, elektronik canggih, dan lain sebagainya. Walaupun tidak lazim, tetapi pendapat
ini masih digunakan. Contohnya, Amerika Serikat melindungi industri semi konduktor dari
kompetensi asing. Amerika Serikat berpendapat bahwa semikonduktor adalah komponen
penting bagi produk pertahanan yang akan berbahaya apabila menggunakan produk dari negara
asing.
4) Melindungi Konsumen
Kebijakan perdagangan internasional bertujuan untuk melindungi konsumen dari produk-produk
yang memberikan efek buruk pada konsumen dalam negeri. Contohnya, pelarangan impor
daging sapi dari suatu negara yang terjangkit penyakit sapi gila.
Kebijakan perdagangan internasional mendukung kebijakan luar negeri suatu negara. Dengan
adanya kebijakan perdagangan internasional, pemerintah suatu negara dapat memberikan
syarat perdagangan kepada negara yang akan membangun hubungan perdagangan. Selain itu,
dengan adanya kebijakan perdagangan internasional dapat digunakan untuk menekan atau
memberi sanksi kepada negara-negara yang melanggar hukum atau norma-norma perdagangan
internasional.
Kebijakan perdagangan internasional bertujuan untuk melindungi dan memajukan hak asasi
manusia di negara-negara lain. Contohnya, pemberian status Most Favored Nation (MFN) oleh
Amerika Serikat kepada Tiongkok. Dengan status ini, memungkinkan Tiongkok untuk
mengekspor barang-barangnya ke Amerika Serikat dengan persyaratan yang tidak
menguntungkan. Hal ini disebabkan karena adanya indikasi bahwa Tiongkok telah melakukan
pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Status MFN akan dicabut setelah Tiongkok
mengubah kebijakan internal tentang hak asasi manusia di negaranya.
B. Tujuan Ekonomi
Tujuan ini banyak dilakukan oleh negara berkembang yang banyak mendirikan perusahaan-
perusahaan untuk mendorong perkembangan jenis- jenis industri tertentu. Industri baru pada
umumnya belum mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, sehingga susah bersaing dengan
barang-barang hasil produksi industri luar negeri. Dengan adanya kebijakan perdagangan
internasional, diharapkan industri dalam negeri dapat bekembang dengan baik, sehingga
mampu bersaing dengan beberapa industri-industri luar negeri.