Disusun oleh :
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN MANAJEMEN
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
Ketika melihat realitas politik perdagangan internasional, pada
tahun 2008 terjadi krisis keunagan global yang mengakibatkan
perlambatan ekonomi global. Banyak negara telah meningkatkan
hambatan tarif dan non tarif pada perdagangan internasional dalam upaya
untuk melindungi produsen dalam negeri dan mempertahankan pekerjaan.
Memang benar bahwa tindakan tersebut dapat dipahami dari perspektif
politik dan bahkan dibenarkan dari pendekatan kesejahteraan. Namun,
dalam teori perdagangan seperti yang akan dibahas dalam makalah ini
dapat dikatakan bahwa mereka merugikan diri sendiri. Karena pada
akhirnya, melindungi produsen yang tidak efisien dapat meningkatkan
harga barang dan jasa serta menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang
lebih rendah.
Meskipun banyak negara yang berkomitmen untuk perdagangan
bebas, mereka cenderung ikut campur tangan dalam perdagangan
internasional demi melindungi kepentingan politik kelompok tertentu atau
kepentingan produsen utama dalam negeri. Maka dari itu dalam makalah
ini akan dibahas mengenai “Ekonomi Politik Perdagangan Internasional”
dengan harapan dapat membuka mata dengan memberikan wawasan lebih
luas terkait hal - hal yang berkaitan dengan judul pembahasan.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Instrumen Kebijakan Perdagangan
Kebijakan perdagangan menggunakan tujuh instrumen utama yaitu : tarif,
subsidi, kuota impor, pembatasan ekspor sukarela, persyaratan konten
utama, kebijakan administratif dan antidumping.
1. Tarif (tariff) adalah pajak yang dikenakan atas impor atau ekspor.
Tarif terbagi dalam dua kategori yaitu tarif spesifik (specific tariff)
dibebankan sebagain biaya tetap untuk setiap unit dari barang yang
diimpor (misal, $5 per barel minyak) dan tarif Ad valorem (ad
valorem tariff) dipungut berdasarkan pada proporsi dari nilai barang
yang diimpor. Hal terpenting untuk memahami tentang tarif impor
adalah siapa yang menderita dan siapa yang diuntungkan. Pemerintah
diuntungkan karena tarif meningkatkan pendapatan pemerintah.
Produsen dalam negeri untung karena tarif memberikan mereka
proteksi terhadap pesaing asing dengan meningkatkan biaya impor
barang asing. Konsumen dirugikan karena mereka harus membayar
lebih besar untuk impor tertentu. Dua kesimpulan dari analisis
ekonomi pengaruh tarif impor yaitu :
- Tarif jelas proprodusen dan antikonsumen.
Ketika mereka melindungi produsen dari pesaing asing,
pembatasan pasokan juga meningkatkan harga domestik.
- Tarif impor mengurangi efisiensi keseluruhan perekonomian
dunia.
Dikarenakan proteksi tarif mendorong perusahaan dalam negeri
untuk memproduksi barang di rumah yang dalam teori bisa
diproduksi lebih efisien di luar negeri.
Tarif terkadang dikenakan pada ekspor produk dari negara. Tarif
ekspor kurang umum daripada tarif impor. Tarif ekspor memiliki
tujuan untuk meningkatkan pendapatan bagi pemerintah dan untuk
mengurangi ekspor dari sektor, sering karena alasan politik.
F. Studi Kasus
Berikut merupakan potongan artikel ilmiah yang membahas studi kasus
berkaitan dengan politik perdagangan internasional. (Lestari, I. 2015)
Penyelesaian :
Indonesia meminta Badan Penyelesaian Sengketa (Dispute Settlement
Body/DSB) Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) membentuk Panel.
Setelah melalui proses-proses pemeriksaan, DSB WTO mengabulkan dan
menyetujui gugatan Indonesia terhadap pelanggaran terhadap penentuan
agreement on antidumping WTO dalam mengenakan tindakan
antidumping terhadap produk kertas Indonesia. Panel DSB menilai Korea
telah melakukan kesalahan dalam upaya membuktikan adanya praktek
dumping produk kertas dari Indonesia dan Korea telah melakukan
kesalahan dalam menentukan bahwa industri domestik Korea mengalami
kerugian akibat praktek dumping dari produk kertas Indonesia.