Anda di halaman 1dari 16

PEREKONOMIAN INDONESIA

KONSUMSI MASYARAKAT DAN INVESTASI

DOSEN PENGAMPU: IBU NETI TORANO, S.E., M.M

Oleh
Nama : IRAWATI
NPM : 143015C19127
Program Studi : Manajemen

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) MAH-EISA


MANOKWARI
2021

1
PENGELUARAN KONSUMSI MASYARAKAT

Pengeluaran konsumsi masyarakat merupakan pembelanjaan yang


dilakukan oleh rumah tangga terhadap barang-barang akhir dan jasa-jasa dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan seperti makanan, pakaian, dan barang-barang
kebutuhan lainnya serta berbagai jenis pelayanan.
Pengeluaran konsumsi masyarakat merupakan salah satu variabel
makroekonomi. Pengeluaran konsumsi seseorang adalah bagian dari
pendapatannya yang di belanjakan. Apabila pengeluaran–pengeluaran konsumsi
semua orang dalam suatu negara dijumlahkan maka hasilnya adalah pengeluaran
konsumsi masyarakat negara yang bersangkutan. Konsumsi seseorang berbanding
lurus dengan pendapatannya. Secara agregat makro pengeluaran konsumsi
masyarakat berbanding lurus dengan pendapatan nasional. Semakin besar
pendapatan nasional, semakin besar pula konsumsinya.

A. Perilaku Kosnsumsi Masyarakat

Menurut Swasta dan Handoko, perilaku konsumsi merupakan tindakan


yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan
produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli
tindakan ini. Gilarso mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumsi adalah: (1) faktor individual, (2) faktor ekonomi, (3) faktor
sosial, (4) factor kebudayaan.1
Tujuan perilaku konsumsi adalah memperoleh kepuasan setinggi-tingginya
dan mencapai tingkat kemakmu ran dalam arti terpenuhinya berbagai macam
kebutuhan. Keputusan pembelian untuk konsumsi cukup beragam, sehingga
mengakibatkan jenis-jenis konsumsi juga mempunyai banyak ragam. Banyak
faktor yang mempengaruhi perilaku konsumsi seseorang baik yang berasal dari
dalam dirinya mupun dari luar dirinya atau lingkungannya. Faktor tersebut
bersifat obyektif maupun subyektif.
Menurut Suparmoko, selain pendapatan, konsumsi ditentukan oleh faktor-
faktor yang lain, yaitu: (1) selera, (2) faktor sosial ekonomi, (3) kekayaan, (4)
keuntungan atau kerugian kapitalis, (5) tingkat harga, (6) tingkat bunga.
Menurut Walgito, pembentukan perilaku sebagai hasil belajar dilakukan
dengan tiga cara melalui: (1) pembiasaan (conditioning), (2) pengertian (insight),
serta (3) model (model). Perilaku konsumsi masyarakat juga merupakan hasil
belajar, baik melalui pembiasaan, pengertian, dan modeling di rumah, kampus,
maupun di tengah masyarakat.

B. Pola Konsumsi Masyarakat

Pola konsumsi berasal dari kata pola dan konsumsi. Pola yaitu bentuk atau
struktur sedangakan konsumsi merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh
seorang individu atau kelompok untuk pemakaian barang dan jasa hasil produksi
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan.Oleh sebab itu arti dari pola
1
http://ekonomi.upy.ac.id/files/FAKTOR-FAKTOR%20YANG%20MEMPENGARUHI%20PERILAKU%
20KONSUMSI%20MAHASISWA%20FAKULTAS%20EKONOMI%20%20%20(ENDANG%20TRI
%20WAHYUNI).pdf. Diakses 4-6-2021.

2
konsumsi ialah bentuk atau struktur pengeluaran oleh seorang individu maupun
kelompok dalam rangka sebagai pemakaian barang dan jasa hasil produksi untuk
pemenuhan kebutuhan. Dalam kegiatan konsumsi pola pengeluaran konsumsi.
Pola konsumsi merupakan susunan jenis dan jumlah makanan yang
dikonsumsi oleh seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu. Pendapat
lain menyatakan pola konsumsi adalah berbagai informasi yang memberikan
gambaran mengenai macam dan jumlah bahan yang dimakan tiap hari oleh satu
orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok.2

C. Dimensi Ketimpangan Pengeluaran Konsumsi

Melalui perbandingan perilaku dan pola konsumsi masyarakat, maka ada


kesenjangan antara masyarakat perdesaan dan masyarakat perkotaan. Pengeluaran
konsumsi masyarakat dapat pula difungsikan untuk mendeteksi ketimpangan
kemakmuran antar lapisan masyarakat, sebab sebagaimana diketahui kesenjangan
kemakmuran dapat diukur dengan pendekatan pendapatan maupun pendekatan
pengeluaran.
Dengan mengelompokkan distribusi pengeluaran masyarakat ke dalam
persepuluhan (decile) maka diketahui ketimpangan pengeluaran penduduk.
Selanjutnya, bisa pula dihitung indeks atau rasio gini masyarakat yang
bersangkutan secara keseluruhan sebagai satu totalitas.
Pola konsumsi masyarakat berbeda antar lapisan pengeluaran. Terdapat
kecenderungan umum bahwa semakin rendah kelas pengeluaran masyarakat
semakin dominan alokasi belanjanya untuk pangan. Di sisi yang lain, jika tinggi
kelas pengeluarannya maka tinggi/besar pula proporsi belanjanya untuk konsumsi
bukan makanan. Jenis makanan yang dikonsumsi juga berbeda. Semakin rendah
kelas pengeluaran, cenderung semakin dominan jenis padi-padian umbi-umbian
yang dikonsumsi.
Dalam kelompok pengeluaran untuk non-makanan, terjadi gejala
sebaliknya. Semakin tinggi pengeluarannya semakin besar proporsinya secara
umum, dan secara spesifik untuk berbagai Janis pengeluaran non-makanan
tertentu.

D. Tabungan Masyarakat

Tabungan masyarakat adalah bagian dari pendapatan yang diterima


masyarakat yang tidak digunakan untuk konsumsi atau dengan kata lain tabungan
masyarakat merupakan selisih antara pendapatan dan konsumsi masyarakat.3
Tabungan adalah bagian dari pendapatan dapat dibelanjakan (disposable
income) yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi. Ini merupakan tabungan
masyarakat. Tabungan pemerintah adalah selisih positif antara penerimaan dalam
negeri dan pengeluaran rutin. Kedua macam tabungan ini membentuk tabungan
nasional, merupakan sumber dana investasi.
Walaupun semua sisa pendapatan yang tidak dikonsumsi adalah tabungan,
namun tidak seluruhnya merupakan tabungan sebagaimana yang dikonsepsikan
dalam makro ekonomi. Hanya bagian yang dititipkan pada lembaga perbankan
2
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/1290/3/BAB%20II.pdf. Diakses 4-6-2021.
3
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jbie/article/viewFile/20099/19705. Diakses 4-6-2021.

3
sajalah yang dapat dinyatakan sebagai tabungan, karena secara makro dapat
disalurkan sebagai dana investasi. Sisa pendapatan tidak dikonsumsi yang
disimpan sendiri (istilah umumnya celengan) tidak tergolong sebagai tabungan.

E. Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan

Fungsi konsumsi dan tabungan sangat berkaitan dengan penghasilan


seseorang. Konsumsi dapat diartikan sebagai kegiatan penggunaan barang dan
jasa dalam rumah tangga. Tujuan utamanya adalah memenuhi kebutuhan sehari-
hari dari penghasilan yang didapatkan.4
Sama persis seperti konsumsi, tabungan berasal dari penghasilan.
Perbedaannya, konsumsi adalah penghasilan yang dikeluarkan dan tabungan
adalah penghasilan yang disimpan. Dari sini dapat dipahami bahwa fungsi
konsumsi dan tabungan perlu dimengerti untuk pengelolaan keuangan yang benar.
Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi fungsi konsumsi dan tabungan.
Meliputi ekonomi, kekayaan, penghasilan, suku bunga, kemampuan hemat, dan
dana pensiun.
Menurut Mubyarto, pertambahan pendapatan akan membuat pertambahan
konsumsi dan tabungan. Fungsi konsumsi dan tabungan bisa dituliskan dalam
rumus tertentu.
Fungsi konsumsi adalah hubungan jumlah konsumsi dan penghasilan,
sedangkan Fungsi tabungan adalah hubungan jumlah tabungan dengan
penghasilan.
Maka fungsi konsumsi dan tabungan dapat dituliskan dengan rumus:

Y=C+S

Keterangannya:
Y disebut sebagai pendapatan.
C disebut sebagai konsumsi.
S disebut sebagai tabungan.

4
https://hot.liputan6.com/read/4471294/fungsi-konsumsi-dan-tabungan-simak-contoh-soal-dan-
pembahasannya. Diakses 4-6-2014.

4
INVESTASI

A. Pengertian Investasi

Investasi adalah upaya penanaman modal untuk mendapatkan keuntungan


di kemudian hari. Modal bisa berupa uang atau sumber daya yang lain. Dengan
berinvestasi, orang berharap bisa mendapatkan manfaat di masa mendatang.5
Pengertian lain, Investasi adalah membeli aset dengan harapan
memperoleh keuntungan (return) dari peningkatan nilai aset seiring waktu. Tetapi
terdapat resiko dari investasi, yaitu kemungkinan penurunan nilai aset.6
Berdasrkan definisi ini, Anda bisa melihat bahwa karakteristik investasi
adalah:
1. Menyisihkan uang dari konsumsi untuk membeli aset
2. Tujuannya adalah mendapatkan return dari apresiasi nilai aset
3. Selalu ada resiko investasi bisa rugi, nilai aset merosot.
4. Investasi adalah proses yang butuh waktu, bukan hal instan.

B. Jenis Investasi

Berdasarkan jangka waktunya, maka investasi digolongkan menjadi dua


yaitu: investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang.

1. Investasi Jangka Pendek

Investasi jangka pendek memungkinkan Anda sebagai investor


mendapatkan keuntungan dalam kurun waktu satu tahun hingga tiga tahun.
Dengan begitu, Anda bisa memperoleh keuntungan dengan lebih cepat.
Meskipun begitu, investasi jangka pendek memberikan return yang lebih
kecil.

Contoh Invesstasi jangka pendek:7

a. Deposito bank

Deposito adalah penyimpanan uang di bank, penarikan hanya bisa


dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Deposito biasanya ditawarkan
dalam bebagai jangka waktu jatuh tempo seperti selama 1, 3, 6, atau 12
bulan.

5
https://www.modalrakyat.id/blog/pengertian-investasi-jenis-dan-manfaatnya. Diakses 4-6-
2021.
6
https://duwitmu.com/investasi/pengertian-investasi-definisi-jenis/. Diakses 4-6-2021.
7
https://www.idxchannel.com/economics/mau-tahu-contoh-investasi-jangka-pendek-ini-
penjelasannya. Diakses 4-6-2021.

5
Nilai investasi yang diperoleh yaitu dari nilai bunga per bulan.
Bunga yang biasa diberikan bank pada nasabah deposito mencapai 4-6%
per tahunnya.
Namun, perlu diingat nasabah tidak dapat menarik uang sebelum
waktu yang telah disepakati, jika nekad ingin menarik uang sebelum
waktu yang ditentukan maka nasabah akan dikenai denda.

b. Forex Trading

Investasi Forex Trading bermain dengan perdagangan mata uang


asing. Investor harus selalu up to date dengan nilai mata uang asing, jika
mata uang yang dimiliki mengalami kenaikan di sinilah waktunya investor
menjual mata uang asing mereka dan mendapatkan keuntungan.
Pergerakan mata uang yang bergerak cepat membuat forex trading
menjadi salah satu jenis investasi jangka pendek.
Forex trading memang menggiurkan namun risiko yang dihadapi
oleh pemainnya cukup tinggi, maka dari itu biasanya pemainnya adalah
mereka yang sudah berpengalaman.

c. Saham

Investasi saham berarti membeli kepemilikan suatu perusahaan.


Saat performa dan keuntungan perusahaan yang dimiliki sahamnya
meningkat, investor akan mendapatkan pembagian laba berdasarkan
banyaknya saham yang dimiliki.
Namun, jika perusahaan yang dimiliki sahamnya mengalami
kerugian, pemilik saham juga akan mengalami kerugian juga. Maka dari
itu, sebelum masuk ke ranah ini, investor harus memiliki pengetahuan dan
pemahaman tentang saham dan jeli menganalisa pasar.

2. Investasi Jangka Panjang

Investasi jangka panjang membutuhkan waktu yang lebih lama agar


Anda bisa menikmati hasilnya. Anda bisa mendapatkan keuntungan dalam
waktu tiga tahun, lima tahun, atau belasan hingga puluhan waktu yang akan
datang. Meskipun lebih lama, investasi jangka panjang memberikan return
yang lebih tinggi.

Contoh investasi jangka panjang8:

a. Investasi Saham

Investasi saham menjadi salah satu jenis investasi jangka panjang


dengan potensi keuntungan yang paling besar, jika bisa memilih saham
yang tepat sejak awal. Di dalam investasi saham, investor menanamkan
sejumlah modal ke dalam perusahaan. Proses investasi ini biasanya akan
8
https://moneyduck.com/id/articles/928-pengertian-dan-contoh-investasi-jangka-panjang-
menguntungkan/. Diakses 4-6-2021.

6
diawali dengan penerbitan saham oleh perusahaan yang membutuhkan
dana segar, lalu investor melakukan investasi pada perusahaan tersebut
dan menerima bukti kepemilikan saham.
Dalam investasi saham ini investor akan mendapatkan penghasilan
melalui 2 sumber yang berbeda, yakni: pembagian deviden (keuntungan)
yang dilakukan oleh perusahaan kepada para pemilik saham, dan juga
capital gain atau selisih antara harga jual dan harga beli yang didapatkan
dari saham tersebut (jika kelak saham dijual). Di dalam prakteknya,
deviden ini bisa saja diberikan dalam bentuk uang tunai langsung ke
rekening investor ataupun dalam bentuk saham yang pada akhirnya akan
menambah jumlah saham investor di perusahaan tersebut.

b. Investasi Obligasi

Obligasi merupakan surat hutang yang diterbitkan oleh perusahaan,


baik itu perusahaan milik pemerintah maupun perusahaan milik swasta.
Saat investor berinvestasi dalam obligasi, maka akan menerima surat
hutang ini sebagai bukti peminjaman dana kepada pihak perusahaan.
Investasi yang dilakukan akan menghasilkan sejumlah bunga
obligasi, di mana bunga ini bisa saja dibayarkan secara rutin secara berkala
atau bahkan sekaligus di saat perusahaan melakukan pelunasan terhadap
investasi obligasi yang dilakukan. Dalam investasi obligasi, investor akan
mendapatkan keuntungan dari pembayaran bunga dan juga selisih harga
beli dan jual ketika obligasi tersebut jatuh tempo nanti.

c. Investasi Properti

Investasi dalam bentuk properti menjadi salah satu yang paling


populer dan banyak dijadikan sebagai pilihan. Investasi yang satu ini
membutuhkan dana yang cukup besar, apalagi jika investor berniat untuk
berinvestasi di kawasan strategis dengan harga yang cukup tinggi.
Namun jumlah modal ini tentu akan sebanding dengan potensi
keuntungan yang bisa investor dapatkan dari investasi properti itu sendiri.
Ada banyak jenis investasi properti yang bisa investor jadikan
pertimbangan, seperti: rumah kost, apartemen, ruko, penginapan, lokasi
bisnis, rumah kontrakan, dan yang lainnya. Potensi keuntungan yang bisa
Investor dapatkan dari investasi properti ini juga cukup beragam, antara
lain: selisih antara harga beli dan harga jual, uang sewa, hasil bisnis (jika
dijadikan lokasi bisnis), dan yang lainnya.

d. Investasi Reksadana

Reksadana akan menjadi pilihan investasi yang tepat bagi investor


yang tidak memiliki banyak waktu untuk mengelola sendiri investasinya.
Investasi reksadana dikelola oleh seorang manager investasi yang
profesional dan sudah ahli di bidangnya. Di dalam prakteknya, investasi
ini akan dialokasikan ke dalam beberapa instrumen investasi yang
berbeda, sehingga diversifikasi diterapkan dengan baik. Hal ini penting,

7
untuk mengatasi resiko kegagalan yang selalu mungkin terjadi di dalam
aktifitas investasi itu sendiri. Investor akan mendapatkan sejumlah
keuntungan dari investasi yang dilakukan, setelah dikurangi dengan biaya
pengelolaan untuk jasa manager investasi yang digunakan.

e. Investasi Emas

Emas merupakan jenis investasi jangka panjang yang paling


banyak diminati, sebab harganya terbilang stabil dan cenderung
mengalami peningkatan. Selain itu, investasi yang satu ini juga bisa
dilakukan dengan modal yang kecil. Belakangan ini investasi emas bahkan
sudah bisa dimulai dari modal yang sangat kecil dalam bentuk tabungan
emas.
Ada banyak jenis investasi emas yang bisa dijadikan sebagai
pilihan, antara lain: tabungan emas, emas batangan, emas perhiasan, dan
yang lainnya. Keuntungan yang bisa Anda dapatkan dari investasi ini
berasal dari selisih antara harga beli dan harga jualnya.

C. Manfaat Investasi

Manfaat melakukan investasi, yaitu:9

1. Meraih Kebebasan Finansial (Financial Freedom)

Financial freedom atau kebebasan finansial adalah kondisi passive


income yang dapat memenuhi kebutuhan dan gaya hidup Anda. Passive
income atau pendapatan pasif ini bisa Anda dapatkan dari return investasi.
Anda tidak perlu bekerja atau mengejar karier untuk bisa hidup dengan
nyaman.
Jika memiliki investasi dengan return yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan, tidak perlu bergantung lagi pada pekerjaan untuk memperoleh
pendapatan.

2. Meningkatkan Kekayaan dan Nilai Aset

Manfaat dan juga tujuan dari investasi selanjutnya adalah


meningkatkan kekayaan dan nilai aset yang dimiliki. Suku bunga yang
ditawarkan oleh investasi bisa menambah kekayaan yang dimiliki saat ini. Jika
melakukan investasi jangka panjang. Anda bisa merasakan efek compounding.
Efek compounding atau bunga bergulung adalah kemampuan aset
investasi menghasilkan keuntungan berkelanjutan. Istilah ini juga dikenal
sebagai bunga berbunga. Efek ini bisa meningkatkan nilai aset dalam investasi
yang sedang dilakukan.

9
https://www.modalrakyat.id/blog/pengertian-investasi-jenis-dan-manfaatnya. Diakses 4-6-
2021.

8
3. Melindungi Kondisi Finansial dari Inflasi

Selain dua manfaat di atas, manfaat investasi lainnya adalah


melindungi diri dari inflasi. Apa itu inflasi, penyebab, dan apa pengaruhnya
terhadap kondisi finansial Anda telah dibahas dalam artikel ini.
Berdasarkan sejarah, inflasi rata-rata Indonesia mencapai 8,2% per
tahun. Jika hanya menabung di bank, uang yang disimpan lama-lama akan
habis karena bank hanya bisa memberikan return sebesar 0,5% hingga 1,5%
per tahun. Jumlah ini tentu lebih sedikit daripada nilai inflasi.
Oleh karena itu, perlu untuk berinvestasi dan melawan inflasi. Ini agar
aset yang dimiliki tidak tergerus inflasi.

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi

Beberapa faktor yang mempengaruhi investasi, yaitu:10

1. Tingkat Pengembalian yang Diharapkan

Kondisi atau keadaan eksternal dan internal sebuah perusahaan


amat mempengaruhi faktor ini. Kondisi internal merupakan suatu tingkat
efisiensi pada sebuah proses produksi & distribusi, kualitas sumber daya
yang ada, maupun kualitas teknologi yang dipakai.
Sedangkan kondisi eksternal ialah sebuah perkiraan tingkat suatu
produksi, perkembangan ekonomi domestik maupun internasional &
kebijakan dari pemerintah.

2. Tingkat Bunga

Faktor penting yang menentukan sejumlah biaya investasi ialah


tingkat bunga pinjaman. Jika bunga pinjaman semakin tinggi maka biaya
investasinya juga semakin mahal.

3. Iklim Usaha yang Kondusif

Suatu kebijakan dari pemerintah pusat maupun daerah setempat


yang mendukung iklim investasi mampu membuat minat investor tertarik.
Contohnya adalah suatu daerah yang memberikan kemudahan untuk
memberikan izin usaha, perbaikan suatu infrastruktur dan lain sebagainya.

4. Peluang Pasar

Sebuah keputusan investasi harus memiliki peluang pasar, jika


tidak maka tidak akan ada keuntungan. Jika semakin besar peluang pasar

10
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2015/03/pengertian-investasi-menurut-para-ahli-
lengkap.html. Diakses 4-6-2021.

9
bagi hasil produksi maka semakin besar keuntungan bagi investasi
tersebut.
5. Ketersediaan Faktor-Faktor Produksi

Jika berbicara mengenai produksi, maka tidak lepas dari faktor


produksi yang digunakan. Segala macam bentuk ketersediaan faktor yang
berpengaruh dalam peningkatan produksi banyak dan mudah didapat
membuat banyak minat untuk berinvestasi.

6. Terjaminnya Keamanan dan Stabilitas Politik

Suatu daerah harus aman dan tentram jika ingin para investor
menginvestasikan uangnya pada tempat tersebut, karena jika suatu tempat
atau daerah sering terjadi keributan atau rusuh itu akan mengurangi minat
investor. Para pelaku investasi tidak akan mau mengambil resiko yang
tinggi yang dapat menimbulkan kerugian padanya jika tempat investasi
tersebut tidak mempunyai stabilitas politik yang baik.

E. Tujuan Investasi

Tujuan investasi yang paling utama adalah memperoleh keuntungan


dan mampu meningkatkan kekayaan seseorang. Investasi adalah bentuk
penanaman modal atau uang, bisa dikatakan cara mengembangkan modal atau
uang lebih cepat.
Selain itu tujuan investasi adalah digunakan perusahaan untuk
pertumbuhan kekayaan (acceration of wealth) melalui distribusi hasil investasi
(seperti bunga, royalti, dividen dan uang sewa), untuk apresiasi nilai investasi,
dan ada hubungan perdagangan.
Jadi dapat disimpulkan, bahwa secara umum tujuan invetasi adalah:11
a. Untuk menghasilkan pendapatan. Dengan adanya investasi, maka akan
mendapatkan pendapatan yang tetap dalam setiap periode yang dapat
berupa bunga, royalti, deviden, atau uang sewa dan lain sebagainya.
b. Membuat dana khusus untuk keperluan lain. Dengan hasil dari investasi
kita juga dapat membentuk suatu dana khusus, misalnya dana untuk suatu
kepentingan ekspansi, kepentingan sosial.
c. Mengontrol atau mengendalikan suatu perusahaan lain. Dengan
melakukan investasi pada suatu perusahaan, kita ikut terlibat dalam
pengambilan keputusan dengan melalui pemilikan sebagian ekuitas suatu
perusahaan tersebut.
d. Menjamin tersedianya sebuah bahan baku dan untuk mendapatkan pasar
untuk produk yang dihasilkan.
e. Mengurangi persaingan antar perusahaan-perusahaan yang sejenis.
f. Menjaga hubungan antar perusahaan.

11
https://hot.liputan6.com/read/4542882/tujuan-investasi-pengertian-dan-jenis-jenisnya.
Diakses 4-6-2021.

10
F. Bentuk-Bentuk Investasi

Berikut merupakan beberapa bentuk investasi yang umum bagi masyarakat


Indonesia:12

1. Investasi Tanah dan Properti

Investasi tanah atau properti menjadi populer bisa jadi diakibatkan


karena timbulnya kelangkaan. Persediaan tanah yang tersedia tidak akan
bertambah (kecuali dilakukan proses perluasan tanah oleh pemerintah)
sedangkan populasi penduduk terus meningkat. Ini berarti permintaan akan
tanah dan properti akan lebih tinggi dari persediaannya sehingga
mengakibatkan harganya semakin tinggi. Kelemahan jenis investasi ini adalah
sifatnya yang cenderung tidak likuid dan modalnya yang mahal.

2. Investasi Pendidikan

Kesadaran akan pentingnya edukasi bagi anak menimbulkan


banyaknya upaya dari orang tua demi menjamin pendidikan terbaik. Banyak
orang tua yang mulai menjalankan investasi pendidikan bahkan jauh sejak
awal sang anak mulai bersekolah dengan harapan tercapainya biaya
pendidikan yang dibutuhkan pada saatnya nanti.

3. Investasi Saham

Jenis investasi ini dapat dilakukan secara langsung dengan melakukan


trading saham atau dapat melalui Manajer Investasi (MI) sebagai pengelola
dana.

4.  Investasi Mata Uang Asing/Emas


Mekanisme investasinya Anda membeli mata uang asing misalnya
dolar atau membeli emas saat harganya turun lalu kemudian menjualnya saat
harganya naik.Cara lainnya adalah dengan deposito mata uang asing, namun
cara ini jarang direkomendasikan karena keuntungannya kecil sekali.

G. Faktor yang Mempengaruhi Laju Investasi

Laju investasi yang ditanam di suatu negara, dipengaruhi oleh beberapa


faktor, yaitu:13

1. Pengaruh Nilai Tukar 

Secara teoritis dampak perubahan tingkat / nilai tukar dengan investasi


bersifat uncertainty (tidak pasti). Dalam jangka pendek, penurunan tingkat
12
https://www.hpfinancials.co.id/seputar-investasi/bentuk-bentuk-investasi. Diakses 4-6-2021.
13
https://www.kspmestocunsrat.com/2020/10/faktor-yang-mempengaruhi-laju-investasi.html.
Diakses 4-6-2021.

11
kurs ini akan menyebabkan nilai riil aset masyarakat yang disebabkan
kenaikan tingkat harga-harga secara umum dan selanjutnya akan menurunkan
permintaan domestik masyarakat. 
Untuk sisi penawaran, pengaruh aspek pengalihan pengeluaran
(expenditure switching) akan perubahan tingkat kurs pada investasi relatif
tidak menentu. Penurunan nilai tukar mata uang domestik akan menaikkan
produk-produk impor yang diukur dengan mata uang domestik.

2. Pengaruh Tingkat Suku Bunga

Tingkat bunga mempunyai pengaruh yang signifikan pada dorongan


untuk berinvestasi. Pada kegiatan produksi, pengolahan barang-barang modal
atau bahan baku produksi memerlukan modal (input) lain untuk menghasilkan
output / barang final.

3. Pengaruh Tingkat Inflasi

Tingkat inflasi berpengaruh negatif pada tingkat investasi hal ini


disebabkan karena tingkat inflasi yang tinggi akan meningkatkan resiko
proyek-proyek investasi dan dalam jangka panjang inflasi yang tinggi dapat
mengurangi rata-rata masa jatuh pinjam modal serta menimbulkan distrosi
informasi tentang harga-harga relatif.

4. Pengaruh Infrastruktur

Pembangunan kembali infrastruktur tampaknya menjadi satu alternatif


pilihan yang dapat diambil oleh pemerintah dalam rangka menanggulangi
krisis. Pembangunan infrastruktur akan menyerap banyak tenaga kerja yang
selanjutnya akan berpengaruh pada meningkatnya gairah ekonomi masyarakat.
Dengan infrastruktur yang memadai, efisiensi yang dicapai oleh dunia usaha
akan makin besar dan investasi yang didapat semakin meningkat.

H. Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Investasi

Berikut ini faktor Penentu Investasi, yaitu:14

1. Suku Bunga Pinjaman

Tingkat suku bunga pinjaman yang rendah, kompetitif dan stabil akan
menarik minat investor untuk melakukan eskpansi atau pembukaan usaha baru
karena terjadi pengurangan beban bunga. Dalam hal ini, BI rate dijadikan
sebagai suku bunga acuan bagi penetapan suku bunga simpanan dan pinjaman.

14
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-2136888/ini-dia-6-faktor-penentu-investasi-
di-indonesia/2. Diakses 4-6-2021.

12
2. Tingkat Pendapatan

Tingginya tingkat pendapatan per kapita mencerminkan tingginya


kemampuan atau daya beli masyarakat. Pertumbuhan pendapatan masyarakat
memberikan daya tarik yang cukup besar bagi para investor karena
menunjukkan tingginya daya beli masyarakat.

3. Pertumbuhan dan ukuran kelas menengah

Salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap keputusan


investasi adalah ukuran pasar domestik direpresentasikan oleh jumlah
kelompok kelas menengah.
Kelompok kelas menengah yang terus tumbuh menjanjikan pasar yang
cukup besar sehingga menarik minat para investor untuk melakukan ekspansi
atau membuka usaha baru.

4. Tingkat Inflasi Yang Rendah Dan Stabil

Inflasi yang tinggi dan fluktuatif mengambarkan ketidakstabilan dan


kegagalan pengendalian kebijakan makro ekonomi. Tingkat inflasi yang tinggi
dan fluktuatif membuat investor dihadapkan pada situasi ketidakpastian usaha
yang memicu peningkatan resiko proyek dalam investasi.
Keberhasilan pemerintah dalam mengendalikan tingkat inflasi
meningkatkan minat investor untuk menanamkan modalnya.

5. Regulasi Pemerintah

Iklim investasi yang kondusif memerlukan peran serta pemerintah,


tidak hanya melalui pengendalian indikator ekonomi makro namun juga
melalui peraturan perundangan berupa insentif fiskal dan non fiskal.
Pemerintah memberikan insentif fiskal berupa fasilitas pajak
penghasilan badan yang meliputi: (1) Tambahan pengurangan penghasilan
neto sebesar 30% dari jumlah Penanaman Modal; (2) penyusutan dan
amortisasi yang dipercepat; (3) Pengurangan tarif Pajak Penghasilan atas
penghasilan dividen yang dibayarkan kepada subjek pajak luar negeri; (4)
Perpanjangan masa kompensasi kerugian.

6. Tax Holiday

Pemerintah juga memberikan insentif berupa tax holiday bagi industri


pionir untuk mendorong aliran investasi pada sektor-sektor prioritas. Insentif.
Tujuannya meningkatkan kuantitas investasi, namun juga kualitas
investasi dalam bentuk mengarahkan investasi pada sektor-sektor prioritas
yang dipandang strategis bagi penguatan struktur industri nasional.
Insentif non fiskal dilakukan dalam bentuk pemberian kemudahan
pelayanan investasi, khususnya dalam hal penyederhanaan birokrasi layanan
perijinan, pengurangan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan perijinan
investasi, serta informasi peluang usaha. Pembentukan one stop services

13
pelayanan investasi hingga ke tingkat daerah dimaksudkan dapat membantu
investor dalam memotong biaya dan waktu yang dibutuhkan dalam melakukan
investasi.

I. Resiko Investasi

Risiko investasi adalah tingkat potensi kerugian yang timbul karena


perolehan hasil investasi yang diharapkan tidak sesuai dengan harapan. Yang
harus disadari oleh para investor adalah bahwa selain menjanjikan potensi
keuntungan, investasi juga menyimpan kemungkinan risiko atau kerugian. Dalam
investasi, terdapat hubungan yang kuat antara keuntungan (return) dengan risiko
(risk). Semakin tinggi potensi keuntungan, semakin tinggi pula tingkat risikonya,
dan begitu juga sebaliknya.15

Adapun macam-macam resiko investasi yaitu:

1. Risiko Suku Bunga (Interest Rate Risk)

Risiko suku bunga adalah kemungkinan menurunnya nilai instrumen


hutang berbunga tetap sebagai akibat dari kenaikan suku bunga. Setiap kali
investor membeli surat berharga yang menawarkan pengembalian dengan tingkat
bunga tetap, mereka akan sangat rentan terhadap risiko suku bunga. Hal ini
berlaku untuk obligasi dan juga untuk saham preferen.

2. Risiko Bisnis (Business Risk)

Risiko Bisnis adalah ukuran dari risiko yang terkait dengan surat berharga
tertentu. Hal ini juga dikenal sebagai risiko tak sistematis dan mengacu pada
risiko yang terkait dengan penerbit surat berharga tertentu. Secara umum, semua
bisnis di industri yang sama memiliki jenis risiko bisnis yang sama. Lebih
sepesifik lagi, dalam hal ini risiko bisnis mengacu pada kemungkinan bahwa
penerbit saham atau obligasi mengalami kebangkrutan atau tidak dapat membayar
bunga atau pokok dalam kasus obligasi. Satu cara umum untuk menghindari risiko
ini adalah dengan melakukan diversifikasi—yaitu dengan membeli reksadana
yang memegang surat berharga dari banyak perusahaan yang berbeda.

3. Risiko Kredit (Credit Risk)

Hal ini mengacu pada kemungkinan bahwa penerbit obligasi tertentu tidak
akan dapat melakukan pembayaran bunga yang diharapkan dan/atau pelunasan
pokok. Biasanya, semakin tinggi risiko kredit, semakin tinggi tingkat bunga
obligasi.

4. Risiko Taxability (Taxability Risk)


Hal ini berlaku untuk penawaran obligasi daerah dan mengacu pada risiko
bahwa surat berharga yang diterbitkan dengan status bebas pajak berpotensi
kehilangan status itu sebelum jatuh tempo. Karena obligasi daerah memiliki
15
https://catatanmini.com/mengenal-risiko-investasi-bagian-pertama/. Diakses 4-6-2021.

14
tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan obligasi yang sepenuhnya kena
pajak, pemegang obligasi akan mendapatkan hasil yang lebih rendah daripada
yang direncanakan setelah pengurangan pajak.

5. Risiko Penarikan (Call Risk)

Risiko penarikan khusus untuk obligasi dan mengacu pada kemungkinan


bahwa obligasi akan ditarik sebelum jatuh tempo. Risiko penarikan paling umum
terjadi ketika suku bunga jatuh dan perusahaan yang mencoba untuk
menyelamatkan uangnya biasanya akan menebus obligasi dengan kupon yang
lebih tinggi dan menggantinya di pasar obligasi dengan suku bunga yang lebih
rendah. Dalam lingkungan suku bunga yang menurun, investor biasanya dipaksa
untuk mengambil lebih banyak risiko guna menggantikan aliran pendapatan yang
sama.

6. Risiko Inflasi (Inflationary Risk)

Juga disebut risiko daya beli, risiko inflasi adalah kemungkinan bahwa
nilai aset atau pendapatan akan tergerus ketika inflasi menyusutkan nilai mata
uang suatu negara. Dengan kata lain, risiko ini adalah bahwa inflasi di masa depan
akan menyebabkan daya beli arus kas dari investasi menurun. Cara terbaik untuk
melawan jenis risiko ini adalah melalui investasi yang cukup besar, seperti saham
atau obligasi konversi, yang memiliki komponen pertumbuhan yang kebal
terhadap inflasi dalam jangka panjang.

7. Risiko Likuiditas (Liquidity Risk)

Risiko likuiditas mengacu pada kemungkinan bahwa investor mungkin


tidak dapat membeli atau menjual investasi ketika diinginkan atau dalam jumlah
yang cukup karena peluang terbatas. Sebuah contoh yang baik dari risiko
likuiditas adalah penjualan real estat. Dalam kebanyakan kasus, akan sulit untuk
menjual properti sewaktu-waktu dibutuhkan, tidak seperti halnya saham dan surat
berharga.

8. Risiko Pasar (Market Risk)

Risiko pasar, juga disebut risiko sistematis, adalah risiko yang akan
mempengaruhi semua surat berharga dengan cara yang sama. Dengan kata lain,
hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh
diversifikasi. Ini adalah poin penting untuk dipertimbangkan saat Anda
mempertimbangkan reksadana, yang menarik sebagian besar karena reksadana
adalah cara cepat untuk diversifikasi.

9. Risiko Reinvestasi (Reinvestment Risk)

Dalam lingkungan suku bunga menurun, pemegang obligasi yang akan


mengalami tenggat atau penarikan akan menghadapi masalah yang sulit untuk
berinvestasi di obligasi dengan tingkat suku bunga yang sama atau lebih besar dari

15
obligasi yang ditebus. Akibatnya, mereka seringkali terpaksa untuk membeli surat
berharga yang tidak memberikan tingkat pendapatan yang sama, kecuali jika
mereka mengambil lebih banyak kredit atau risiko pasar dan membeli obligasi
dengan peringkat kredit yang lebih rendah. Situasi ini dikenal sebagai risiko
reinvestasi yaitu risiko bahwa jatuhnya suku bunga akan menyebabkan penurunan
arus kas dari investasi ketika pembayaran pokok dan bunga diinvestasikan
kembali pada tingkat yang lebih rendah.

10. Risiko Sosial/Politik/Legislatif (Social/Political/Legislative Risk)

Risiko yang terkait dengan kemungkinan nasionalisasi, tindakan


pemerintah yang tidak menguntungkan atau perubahan sosial yang mengakibatkan
hilangnya nilai disebut risiko sosial atau politik. Karena Kongres AS memiliki
kekuatan untuk mengubah undang-undang yang mempengaruhi surat berharga (di
Amerika Serikat), setiap keputusan yang menghasilkan konsekuensi yang
merugikan juga dikenal sebagai risiko legislatif.

11. Risiko Mata Uang/Nilai Tukar (Currency/Exchange Rate Risk)

Risiko mata uang/nilai tukar adalah bentuk risiko yang timbul dari
perubahan harga satu mata uang terhadap yang lain. Fluktuasi konstan dalam mata
uang asing dapat menambahkan risiko pada nilai keamanan.

16

Anda mungkin juga menyukai