Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGANTAR EKONOMI MIKRO

BIAYA PRODUKSI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

NAMA : 1. DINDA ARISTA KHOLIFATURRAHMAH (192347SM)


2. UMMI SUKMA DEWI (192348SM)
3. DIANA ISMI OKTAVIA (192421SM)
4. M. ZIDAN SUPANDI (192350SM)
‘ 5. RAFLY RIVANSYAH (192349SM)

KELAS : S-1 MANAJEMEN B

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AMM MATARAM
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT., berkat rahmat dan karunia-Nya penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
Rasulullah SAW., kepada keluarganya, sahabatnya sampai kepada kita selaku umatnya.
Amiin.
Biaya produksi merupakan biaya dari semua pengeluaran yang dilakukan oleh
perusahaan untuk mendapatkan faktor-faktor produksi dan bahan baku yang akan digunakan
untuk menghasilkan suatu produk.Berdasarkan jangka waktunya, produksi dibedakan
menjadi jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek perusahaan selama proses
produksinya dapat menambah salah satu faktor produksi sedangkan faktor-faktor produksi
lainnya dianggap konstan. Ini artinya sebagian faktor produksi tidak dapat ditambah.
Sedangkan dalam jangka panjang, perusahaan dapat merubah atau menambah semua faktor
produksi yang digunakannya.
Dalam proses produksi suatu barang, faktor yang paling menentukan adalah jumlah
biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi barang sebanyak-banyaknya dengan
biaya sehemat-hematnya. Banyak cara yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk menyiasati
hal tersebut.

Mataram, 19 Maret 2020

Penyusun
Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR…………….....................................................................………… ii
DAFTAR ISI........................................................................................................………… iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................………… 1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................………… 1
C. Tujuan........................................................................................................………....1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Biaya Produksi........................................................................………… 2
B. Pengelompokan Biaya...............................................................................………… 5
C. Jenis – Jenis Biaya Produksi......................................................................………… 11
D. Skala Ekonomis dan tidak Ekomis............................................................………… 14
E. Contoh Kasus.............................................................................................………… 14

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan................................................................................................………… 15
B. Saran..........................................................................................................………… 15

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................………… 16

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya ilmu teknologi, ilmu pengetahuan, dan
bertambahnya penduduk, memaksa kebutuhan hidup terus meningkat. Pada saat
ini kebutuhan hidup tidak bisa diambil langsung dari alam, akan tetapi harus diolah
dahulu dengan cepat, efesien, dan harga terjangkau. Keadaan ini dimanfaatkan dengan
baik oleh sebagian orang untuk memperoleh keuntungan. Akan tetapi,  permintaan pasar
berubah-ubah sehinggasering menyulitkan perusahaan untuk melakukan kegiatan
produksinya, produk apa yang akan di produksi? Namun dalam melakukan proses
produksi suatu barang, perusahaan seharusnya memperhatikan beberapa hal sebelum
melakukan produksi, salah satunya kekuatan finansial yang mereka miliki, seperti biaya
produksi. Untuk mencapai hal tersebut, tentu pemahaman akan biaya produksi sangat
diperlukan, karena biaya produksi merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan
ketika perusahaan hendak menghasilkan suatu produk. Pemahaman tentang biaya
produksi sangat penting bagi suatu perusahaan, karena dengan itu perusahaan dapat
memperhitungkan biaya-biaya apa saja yang memang diperlukan untuk menghasilkan
suatu barang. Biaya produksi adalah beban yang harus ditanggung oleh produsen dalam
bentuk uang untuk menghasilkan suatu barang atau jasa. Menetapkan biaya produksi
berdasarkan pengertian tersebut memerlukan kecermatan karena terkadang ada hal
yang sulit diidentifikasikan.
B. Rumsan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan biaya produksi?
2. Apa saja yang termasuk kelompok biaya?
3. Apa saja jenis jenis biaya produksi ?
4. Penjelasan skala ekonomi dan skala tidak ekonomi ?
C. Tujuan Penulisan
1. Agar mengetahui definisi biaya produksi.
2. Agar mengetahui yang termasuk kelompok biaya.
3. Agar mengetahui jenis jenis biaya produksi
4. Agar mengatahui definisi skala ekonomi dan skala tidak ekonomi.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BIAYA PRODUKSI


Biaya adalah semua pengeluaran yang dapat diukur dengan uang, baik yang
telah, sedang maupun yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk. Biaya
produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh
faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan
barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut.  Untuk menghasilkan barang
atau jasa diperlukan faktor-faktor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, modal, dan
keahlian pengusaha. Semua faktor-faktor produksi yang dipakai merupakan pengorbanan
dari proses produksi dan juga berfungsi sebagai ukuran untuk menentukan harga pokok
barang. Input yang digunakan untuk memproduksi output tersebut sering disebut biaya
oportunis.  Biaya oportunis sendiri merupakan biaya suatu faktor produksi yang memiliki
nilai maksimum yang menghasilkan output dalam suatu penggunaan alternatif.Biaya
produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
1. Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi
2. Bahan-bahan pembantu atau penolong
3. Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
4. Penyusutan peralatan produksi.
5. Uang modal, sewa
6. Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik,
biaya keamanan dan asuransi.
7. Biaya pemasaran seperti biaya iklan.
8. Pajak.
Biaya produksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu biaya eksplisit dan biaya
implisit.Biaya Eksplisit ialah biaya yang nyata-nyata dikeluarkan dalam memperoleh faktor
produksi (nilai dan semua input yang dibeli untuk produksi). Pembayarannya berupa uang
untuk mendapatkan faktor-faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan
perusahaan. Contoh: biaya tenaga kerja, sewa gedung, dll.
Biaya implisit disebut juga imputed cost (ongkos tersembunyi), ialah taksiran biaya
atas faktor produksi yang dimiliki sendiri oleh perusahaan dan ikut digunakan dalam proses
produksi yang dimiliki oleh perusahaan. Contoh: Penggunaan gedung milik perusahaan
sendiri.

5
B. PENGELOMPOKAN BIAYA
1. Menurut keterlibatan biaya dalam produk, biaya produksi dapat di kelompokkan
menjadi
a. Biaya Bahan Langsung
 Biaya bahan langsung = biaya yang timbul dari pemakaian semua bahan-bahan
yang menjadi bagian dari produk jadi. Contohnya telor dan terigu dalam
pembuatan kue.
 Biaya buruh langsung = biaya yang dikeluarkan untuk pekerja yang ikut
terlibat dalam kegiatan proses produksi.. contoh upah untuk operator mesin.
 Biaya overhead pabrik = seluruh biaya produksi selain biaya bahan langsung
dan biaya buruh pabrik.
b. Biaya bahan tak langsung

 Biaya bahan tak Langsung =  biaya dari semua bahan-bahan yang tidak
menjadi bagian dari suatu produk, tetapi diperlukan dalam pengolahan bahan
menjadi barang. Contoh : pengelasan dalam pembuatan mobil.
 Biaya buruh tak langsung = biaya yang dikeluarkan untuk pekerja yang ada
dipabrik atau diluar pabrik, tetapi tidak langsung dalam proses pembuatan
suatu produk. Contoh : gaji untuk pekerja perawatan mesin.
c.   Biaya komersial = biaya tak langsung yang tidak terjadi di pabrik. Biaya ini terdiri
dari :
 Biaya Penjualan = pengeluaran yang dilakukan dalam rangkaian kegiatan
penjualan suatu produksi. Seperti biaya promosi dan iklan.
 Biaya admintrasi =  pengeluaran yang dilakukan untuk mendukung kegiatan-
kegiatan pabrik.
 Biaya keuangan = biaya yang berhubungan dengan perolehan dana untuk
oprasi perusahaan misalnya bunga

2. Berdasarkan jangka waktunya, biaya produksi di bedakan menjadi 2 yaitu :


1. Jangka Waktu Pendek
Dalam jangka pendek perusahan adalah jangka waktu di mana sebagian faktor
produksi tidak dapat di tambah jumlahnya. Teori – teori biaya produksi dalam
jangka pendek, Yakni:

6
a. Biaya Total (Total Cost / TC) 
Keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan yang terdiri
dari biaya Variabel dan Biaya Tetap.  
TC= TVC + TFC
b. Biaya Variabel Total (Total Variabel Cost / TVC) 
Keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam faktor produksi
dan bersifat Variabel atau dapat berubah – ubah sesuai dengan hasil produksi
yang akan dihasilkan. Semakin banyak produk yang dhasilkan, maka semakin
besar pula biaya yang harus dikeluarkan. Contoh : Biaya bahan baku , upah
tenaga kerja, bahan bakar,dll.
TVC= TC – TFC
c. Biaya Tetap (Total Fixed Cost / TFC) 
Biaya yang tidak berubah mengikuti tingkat produksi. Artinya biaya ini
besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah Output yang dihasilkan. Contoh:
biaya abonemen Telepon, Biaya Pemeliharaan Bangunan, biaya penyusutan,
dll.
TFC = TC – TVC
d. Biaya Total Rata-rata (Average Total Cost / ATC) 
BiayaTotal (TC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi
dengan jumlah Produksi tertentu oleh perusahaan tersebut (Q).
ATC = TC/TQ
atau
ATC = AVC + AFC
Q = jumlah Output yang dihasilkan
e. Biaya Variabel rata-rata (Average Variabel Cost / AVC) 
Biaya Variabel Total (TVC) untuk memproduksi sejumlah barang
tertentu dibagi dengan jumlah produksi tertentu(Q).

AVC= TVC/Q
Atau
AVC = ATC – AFC
f. Biaya Tetap Rata –rata (Average Fixed Cost / AFC)
Biaya tetap (TFC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi
dengan jumlah produksi tertentu (Q).

7
AFC=TFC/Q
Atau
AFC=ATC – AVC
g. Biaya Marginal (Marginal Cost / MC) 
Kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah satu
satuan output.
2. Jangka Waktu Panjang
Jangka waktu panjang merupakan segala faktor produksi yang masih dapat
berubah – ubah. Teori – teori biaya jangka panjang yakni diantaranya
1. Biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan seluruh output dan bersifat
Variabel
2. Biaya total sama dengan perubahan biaya Variabel
LTC = ∆LVC
Dengan
LTC= Biaya total jangka panjang (Long Run Total Cost)
∆LVC= Perubahan Biaya Variabel jangka panjang.
3. Biaya Marjinal Jangka Panjang 
Tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak 1 unit.
Perubahan biaya total sama dengan perubahan biaya variable. Maka,
LMC = ∆LTC/∆Q
dengan
LMC = Biaya marjinal jangka panjang
∆LTC = Perubahan Biaya Total jangka Panjang
∆Q = Perubahan Output
4. Biaya Rata– rata 
Biaya rata-rata adalah biaya total dibagi jumlah output.

LRAC = LTC/Q
dengan
LRAC = Biaya rata-rata jangka panjang
Q = Jumlah Output
C. JENIS-JENIS BIAYA PRODUKSI

Penggolongan jenis-jenis biaya produksi dapat dikelompokkan menjadi sebagai


berikut.

8
1. Biaya tetap/fixed cost (FC), adalah biaya yang dalam periode waktu tertentu
jumlahnya tetap, tidak bergantung pada jumlah produk yang dihasilkan.
Contohnya, penyusutan peralatan, sewa gedung atau penyusutan gedung, pajak
perusahaan, dan biaya administrasi.
2. Biaya variabel/variable cost (VC), yaitu biaya yang jumlahnya berubah-ubah
sesuai dengan jumlah produk yang dihasilkan. Dalam hal ini, semakin banyak
jumlah produk yang dihasilkan, semakin besar pula jumlah biaya variabelnya.
Contohnya, biaya bahan baku dan upah tenaga kerja yang dibayar berdasarkan
jumlah produk yang dihasilkannya.
3. Biaya total/total cost (TC) adalah jumlah seluruh biaya tetap dan biaya variabel
yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan sejumlah produk dalam
suatu periode tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut biaya total dapat
dirumuskan sebagai berikut.

TC = FC + VC

TC = biaya total (total cost)

FC = biaya tetap (fixed cost)

VC = biaya variabel (variable cost)

Persamaan tersebut jika digambarkan kedalam kurva akan tampak seperti Kurva 1.
berikut.

Kurva 1. Biaya Total (Total Cost), Biaya Variabel (Variable Cost), dan Biaya Tetap (Fixed
Cost)

4.Biaya rata- rata / average cost (AC) adalah biaya produksi perunit produk yang
dihasilkan. Besarnya AC dapat dihitung dengan membagi TC dengan Q. Dimana
TC adalah biaya total dan Q adalah kuantitas abrang dan jasa

9
5. Biaya marjinal/marginal cost (MC) adalah biaya tambahan yang diperlukan untuk
tambahan satu unit produk yang dihasilkan. Munculnya MC karena adanya
perluasan produksi yang dilakukan perusahaan dalam rangka menambah jumlah
produk yang dihasil kannya. MC dapat dihitung dengan cara membagi tambahan
TC (ΔTC) dengan tambahan Q (ΔQ).

Persamaan AC dan MC dapat dilihat dalam Kurva 2. berikut.

Kurva 2 biaya marjinal dan biaya rata-rata

Untuk memperjelas perhitungan biaya rata-rata, biaya total dan biaya marjinal dapat
terlihat pada Tabel 1. berikut.

Tabel 1. Perhitungan Biaya Total, Biaya Rata-Rata, dan Biaya Marjinal

Q TC AC MC

10 60 6 –

20 80 4 2

30 95 3,16 1,50

40 105 2,63 1

50 117 2,34 1,20

60 132 2,20 1,50

70 152 2,17 2

10
80 177 2,21 2,50

Berdasarkan Tabel 1. tersebut, AC menunjukkan penurunan (perhatikan ketika Q dari 60


menjadi 70). Akan tetapi setelah Q = 70, AC juga menunjukkan kenaikan. Untuk MC, mula-
mula (sampai dengan Q = 40) menunjukkan penurunan. Akan tetapi setelah Q = 40, MC
sudah mulai naik, sementara AC masih menurun. Ketika Q = 80, ternyata MC sudah berada
diatas AC.

D. SKALA EKONOMIS DAN SKALA TIDAK EKONOMIS

Dalam periode produksi jangka panjang ada kecenderungan bahwa pada


tingkat permulaan dengan semakin diperluasnya skala usaha akan meningkatkan efisiensi
usaha, tetapi mulai titik tertentu perluasan usaha yang lebih lanjut akan berakibat
semakin menurunnya efisiensi usaha secara keseluruhan. Skala usaha di mana tingkat
efisiensi perusahaan mencapai nilai tertinggi disebut dengan skala usaha yang optimal
(optimum scale of plant).Skala usaha yang optimal secara grafis terlihat pada saat kurva
biaya total per satu unit output jangka panjang (LRAC) mencapai nilai minimum. Jumlah
output di mana LRAC mencapai nilai minimum disebut tingkat output optimal (optimum
rate of output).

1. Skala Ekonomis

Skala kegiatan produksi jangka panjang dikatakan bersifat mencapai skala ekonomis
apabila pertambahan produksi menyebabkan biaya produksi rata-rata menjadi semakin
rendah. Produksi yang semakin tinggi menyebabkan perusahaan menambah kapasitas
produksi, dan pertambahan kapasitas ini menyebabkan kegiatan produksi bertambah
efisien. Pada kurva LRAC keadaan ini ditunjukkan oleh bagian kurva yang semakin
menurun apabila produksi bertambah. Beberapa faktor penting yang menimbulkan
skala ekonomi adalah :

a. Spesialisasi Faktor – Faktor Produksi

b. Pengurangan Harga Bahan Mentah dan Kebutuhan Produksi Lain

c. Memungkinkan Produk Sampingan (by – Products) Diproduksi

11
d. Mendorong Perkembangan Usaha Lain

e. Penggunaan intensif personil dengan keahlian tinggi yang lebih banyak dan
penggunaan modal yang lebih banyak (misalnya dengan jadwal shift)

2. Skala Tidak Ekonomis

Skala tidak ekonomis terjadi ketika ukuran perusahaan berlebihan.  Perusahaan


memang bisa meningkatkan ukurannya untuk memperoleh keuntungan dari skala
ekonomis, tetapi keuntungan menghilang ketika perusahaan mencapai ukuran
tertentu.  Skala tidak ekonomi termasuk jangka panjang dan secara jelas harus
dibedakan dari pendapatan yang semakin berkurang yang timbul dalam jangka
pendek.  Seringkali diperdebatkan bahwa skala tidak ekonomi adalah jarang
-sesungguhnya jika–diamati dalam industri karena perusahaan akan kembali
memotong ukuran mereka. Beberapa kemungkinan penyebab skala tidak ekonomis
adalah :

a. Kesukaran pengendalian dan pengawasan 

b. Pembuatan keputusan yang lamban sehubungan dengan kelebihan ukuran


administrasi

c. Kekurangan motivasi karyawan.

Perubahan dalam permintaan memiliki dampak yang berbeda jika terjadi pada
jangka waktu yang berbeda pula. Pada jangka pendek, peningkatan permintaan
meningkatkan harga dan membawa keuntungan, sementara turunnya permintaan
akan menurunkan harga dan membawa kerugian. Tetapi, jika perusahaan dapat
masuk atau keluar pasar dengan mudah, maka dalam jangka panjang jumlah
perusahaan akan selalu berubah hingga tercapai keseimbangan utama ada
keuntungan di pasar tersebut.

E. CONTOH KASUS 

Misalkan, bisnis yang dimaksud adalah bisnis manufaktur dengan produksi


dan menjual barang furniture. Berikut adalah contoh perhitungan biaya
produksi:Perusahaan Salama Baba menjual barang-barang furniture. Dalam waktu
satu bulan, perusahaan ini memproduksi sekitar 2.000 unit meja. Rincianya
biayanya sebagai berikut:

12
1. Rp. 12.000.000 untuk kayu
2. Rp. 4.000.000 untuk upah tukang kayu
3. Rp. 1.000.000 untuk upah satpam yang menjaga selama proses produksi
4. Rp. 1.000.000 untuk biaya sewa pabrik dan utilitas lainya

Total biaya produksi adalah Rp. 18.000.000

Dari total biaya produksi tersebut, dapat diketahui biaya produksi untuk satu unit
meja tersebut adalah Rp. 18.000.000 : 2.000 unit = Rp. 9.000.Anda juga dapat
menentukan harga pokok per unit meja yang akan dijual, missal dari Rp. 9.000
sebagai harga pokok produksi, kemudian dijual seharga Rp. 15.000 atau sesuai
keinginan Anda.Mengetahui biaya produksi secara detail, manajer atau pemilik
bisnis dapat mengambil keputusan dengan tepat, terutama dalam menentukan harga
jual serta dapat meminimalisir risiko dari proses produksi.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk
memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk
menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut.  Untuk
menghasilkan barang atau jasa diperlukan faktor-faktor produksi seperti bahan baku,
tenaga kerja, modal, dan keahlian pengusaha. Semua faktor-faktor produksi yang dipakai
berfungsi sebagai ukuran untuk menentukan harga pokok barang.
Semakin besar modal yang digunakan maka kemungkinan semakin besar pula jumlah
produksi barang yang dikeluarkan. Akan tetapi, apabila modal yang besar tidak

13
digunakan dengan efisiensi yang bagus maka yang akan terjadi adalah ketidakstabilan
jumlah produksi perusahaan sehingga menyebabkan kerugian.

B. Saran
Agar dapat melakukan perhitungan harga pokok produksi yang tepat, perusahaan
harus mengadakan pengelompokkan atau pengkhlasifikasian biaya, agar biaya-biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan dapat di bebankan dengan tepat sehingga perusahaan dapat
menentukan harga jual produknya secara wajar, dalam arti tidak terlalu rendah maupun
tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan produk sejenis yang dihasilkan perusahaan
lain sehingga produk yang di hasilkan perusahaan dapat bersaing dipasar.

DAFTAR PUSTAKA

Joesron, T.,S., Fathorrazi, M., 2012,”Teori Ekonomi Mikro”, Graha Ilmu, Edisi Pertama,
Cetakan Pertama, Yogyakarta,

Sukirno, S, 2011, “Mikroekonomi Teori Pengantar”, PT Raja Grafindo Persada, Edisi Ketiga,
Cetatakan Ke 26, Jakarta.

Ahman, H., E., Rohmana, Y., 2007,”Ilmu Ekonomi Dalam PIPS”, Edisi Kedua, Cetakan
Pertama, Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta.

Imternet http://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-mikro/teori-biaya-produksi/

14
15

Anda mungkin juga menyukai