Anda di halaman 1dari 10

SOAL LATIHAN

AKUNTANSI MANAJEMEN

PROGRAM STUDI AKUNTANSI NON REGULER


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2017

1. KEPUTUSAN PENJUALAN KHUSUS


sebuah perusahaan es krim PT. AICE sedang beroperasi pada tingkat 80% persen dari
kapasitas produktifnya. Perusahaan tersebut memiliki kapasitas 20 juta unit box
ukuran setengah. Perusahaan hanya memproduksi es krim dengan kualitas premium.
Total biaya yang berkaitan dengan pembuatan dan penjualan 16 juta unit adalah
sebagai berikut (dalam ribuan):

Total Biaya Biaya per Unit


Biaya Variabel
Komposisi Susu 11.200,00 0,70
Gula 1.600,00 0,10
Penyedap 2.400,00 0,15
Tenaga Kerja Langsung 4.000,00 0,25
Pengemasan 3.200,00 0,20
Komisi 320,00 0,02
Distribusi 480,00 0,03
Lain-lain 800,00 0,05
Total Biaya Variabel 24.000,00 1,50

Biaya Tetap
Gaji 960,00 0,600
Penyusutan 320,00 0,020
Utilitas 80,00 0,005
Pajak 32,00 0,002
Lain-lain 160,00 0,010
Total Biaya Tetap 1.552,00 0,097

TOTAL BIAYA 25.552,00 1,597


Harga Jual Borongan 32.000,00 2,00

Suatu distributor es krim dari wilayah lain menawarkan pembelian 2 juta unit dengan
harga 1,55 per unit. Tetapi distributor akan menjual produk ini dengan merk yang
distributor buati. Distributor juga setuju untuk membayar biaya transportasi. Karena
distributor berhubungan langsung ke perusahaan, maka tidak ada komisi penjualan.
Sebagai manajer perusahaan es krim tersebut, apakah Anda akan menerima pesanan ini
atau menolaknya?

PENYELESAIAN :
Sejauh ini Penawaran harga sebesar 1,55 ini berada di bawah harga jual normal
sebesar 2,00. kenyataannya, harga tersebut bahkan berada di bawah total biaya per unit.
Walaupun demikian, menerima pesanan tersebut mungkin menguntungkan. Perusahaan
memiliki kapasitas menganggur, dan pesanan tersebut tidak akan mengganti unit-unit lain
yang sedang diproduksi untuk dijual dengan harga normal. Selain itu, banyak dari biaya
tersebut yang tidak relevan; biaya tetap akan selalu muncul tanpa memperhatikan apakah
pesanan diterima atau ditolak. Apabila pesanan tersebut diterima, manfaat sebesar 1,55
per unit akan direalisasikan. Namun, seluruh biaya variabel kecuali untuk distribusi
(0,03) dan komisi (0,02) juga akan terjadi, yang menghasilkan biaya 1,45 per unit.
Manfaat bersihnya adalah 0,10 = (1,55 - 1,45) per unit. Analisis biaya relevan dapat
diikhtisarkan sebagai berikut:
Informasi Relevan Menerima Menolak Manfaat Diferensial bila
menerima
Pendapatan 3.100.000,00 0 3.100.000,00
Biaya Relevan

Komposisi Susu (1.400.000,00) 0 (1.400.000,00)


Gula (200.000,00) 0 (200.000,00)
Penyedap (300.000,00) 0 (300.000,00)
Tenaga Kerja (500.000,00) 0 (500.000,00)
Langsung
Pengemasan (400.000,00) 0 (400.000,00)
Lain-lain (100.000,00) 0 (100.000,00)
Manfaat 200.000,00 0 200.000,00
Kita melihat bahwa untuk perusahaan ini, menerima pesanan khusus akan menaikkan
laba sebesar 200.000 = (0,10 x 2.000.000)
2. keputusan menambah atau menghapus lini produk
sebuah perusahaan PT. INTAN memproduksi gantungan kunci, gelang, jepit yang
berguna untuk oleh-oleh khas bali. Pada saat ini perusahaan telah menyusun
estimasi laporan laba rugi. Berikut untuk tahun 2017 (dalam ribuan rupiah)

Gantungan kunci Cincin Jepit rambut total


Pendapatan penjualan Rp. 1.500 Rp. 1.200 Rp. 800 Rp. 3.500
Beban variable (Rp. 600) Rp. 550 (Rp. 500) (Rp. 1.650)
Margin kontribusi Rp. 900 Rp. 650 Rp. 300 Rp. 1.850
Beban Tetap Langsung :
Gaji Rp. 450 Rp. 400 Rp. 350 Rp. 1.200
Penyusutan Rp. 200 Rp. 150 Rp. 100 Rp. 450
Total Rp. 650 Rp. 550 Rp. 450 Rp. 1.650
Margin segmen Rp. 350 Rp. 100 (Rp. 150) Rp. 600
Beban tetap umum (Rp. 150)
Laba bersih Rp. 450

Proyeksi kinerja lini jepit rambut margin segmen yang negative. Ini
mencerminkan kinerja lini jepit rambut yang buruk selama 3 tahun berturut-turut.
Direktur perusahaan tersebut berusaha memustuskan apakah harus menambah atau
menghapus lini produk tersebut?
Reaksi pertamanya yaitu berusaha menambah pendapatan penjualan jepit rambut.
Namun, kenaikan harga kemungkinan besar hanya akan menghasilkan penurunan
pendapatan penjualan. Karena tidak ada harapan untuk perbaikan dari kinerja laba inilini
tersebut yang melebihi proyeksim maka diputuskan untuk menghentikan lini kalung.
Dengan menghentikan lini kalung tersebut maka perusahaan bisa menghemat dengan
meniadakan biaya pengawasan lini sebesar Rp. 450.000. untuk mendukung keputusan
tersebut, adapun analisis tersebut (khusus segmen kalung)

Meneruskan Menghentikan Perbedaan jumlah


jika meneruskan
Pendapatan penjualan Rp. 800 Rp. 0 Rp. 800
Biaya Variable (Rp. 500) Rp. 0 (Rp. 500)
Mergin kontribusi Rp. 300 Rp. 0 Rp. 300
Gaji dan penyusutan Rp. 450 Rp. 0 Rp. 450
Total keuntungan Rp. 0
Kerugian (Relevan) Rp. 150 Rp. 0 Rp. 150

Kesimpulan :
Jadi, dengan mengambil keputusan menghapus lini kursi maka dapat , menambah
keuntungan perusahaan sebesar Rp. 150.000 pertahun.

3. Keputusan menjual atau mengolah lebih lanjut


PT Raja kopi situbondo, yaitu sebuah perusahaan besar di bidang
pertanian yang menspesialisasikan bisnisnya pada penanaman pohon kopi. Setiap
plot lahan menghasilkan kira-kira satu ton kopi dengan jenis arabica. Pohon di
setiap plot harus disemprot, dipupuk, disiram, dan dipangkas. Saat kopi siap
dipanen, pekerja disewa untuk memetiknya. Biji kopi tersebut selanjutnya dikirim
ke gudang untuk dicuci dan disortir. Perkiraan biaya dari semua aktivitas tersebut
(termasuk pemrosesan) adalah 300 per ton per tahun. Biji disortir menjadi tiga
jenis (A, B, dan C) menurut ukuran dan kerusakan. Biji kopi ukuran besar tanpa
kerusakan (lecet, terpotong, berlubang, dan seterusnya) disisihkan dalam sate
tempat dan diklasifikasikan sebagai jenis A. kopi kecil tanpa kerusakan disisihkan
dalam tempat kedua dan diklasifikasikan sebagai jenis B. Sedangkan kopi yang
tidak termasuk jenis A dan B dimasukkan dalam tempat ketiga dan
diklasifikasikan sebagai jenis C. Setiap ton kopi memproduksi 800 kg jenis A,
600 kg jenis B, dan 600 kg jenis C. biji kopi jenis A dijual ke supermarket dan
kedai kopi terkenal dengan kuantiti yang besar dengan harga 40 per kg. kopi jenis
B dikemas dalam kantong sebanyak 120 kantong dan dijual ke supermarket
dengan harga 130 per kantong. (Biaya setiap kantongan adalah 5). Kopi jenis C
diproses lebih lanjut untuk pembuatan produk seperti aromatheraphy, yang akan
dijual dalam kaleng dengan harga 75 per kaleng. Biaya pemrosesan adalah 10 per
kaleng biji kopi. Output akhirnya adalah 500 kaleng biji kopi.
Suatu jaringan supermarket besar baru-baru ini meminta agar PT Raja kopi situbondo
memasok biji kopi dalam kemasan kaleng dengan harga 90 per kaleng. PT Raja Apel
menetapkan bahwa apel jenis B cocok untuk memenuhi pesanan ini dan mengestimasi
bahwa diperlukan biaya 20 per kaleng untuk memproses biji menjadi bubuk kopi siap
minum. Outputnya adalah 500 kaleng.

Ketika memutuskan apakah akan menjual kopi jenis B pada titik split-off atau
memprosesnya lebih lanjut dan rnenjualnya dalam bentuk kopi bubuk, biaya umum
penyemprotan, pemangkasan, dan seterusnya, adalah tidak relevan. Perusahaan harus
membayar 300 per ton untuk aktivitas ini tanpa memperhatikan apakah kopi tersebut
dijual pada titik split-off atau setelah di proses lebih lanjut. Namun, pendapatan yang
diterima dari split-off kemungkinan besar berbeda dari pendapatan yang diterima apabila
kopi jenis B dijual dalam bentuk saus kopi. Karena itu, pendapatan merupakan
pertimbangan yang relevan. Demikian juga, biaya pemrosesan hanya terjadi apabila
proses lanjutan dilakukan. Karena itu, biaya pemrosesan termasuk relevan.

Karena terdapat 600 kg kopi jenis B pada titik split-off, PT Raja kopi situbondo
menjual 120 kantong dengan harga per unit bersih 125 =(130 – 5). Dengan demikian,
total pendapatan bersih pada titik split-off adalah 15.000 = (125 x 120). Apabila kopi
diproses menjadi kopi bubuk, maka total pendapatan adalah 45.000,00=(90 x 500).
Karena itu, pendapatan inkremental dari proses lebih lanjut adalah 30.000,00 =
(45.000,00 – 15.000,00). Biaya inkremental pemrosesan adalah 10.000,00 = (20 x 500).
Karena pendapatan naik sebesar 30.000,00 dan biaya hanya naik 10.000,00, maka
manfaat bersih dari pemrosesan lebih lanjut adalah 20.000,00. Dengan demikian, PT Raja
kopi situbondo harus memproses ap jenis B menjadi kopi bubuk. Analisisnya
diikhtisarkan sebagai berikut:
Menjual Memproses lebih lanjut Jumlah diferensial bila
memproses lebih lanjut

Pendapatan bersih 15.000,00 45.000,00 30.000,00


Biaya pemrosesan (0,00) (10.000,00) (10.000,00)
Keuntungan 15.000,00 35.000,00 20.000,00

4. Keputusan membuat atau membeli


Sebuah brand sepatu terkenal “TODS” yang sedang memproduksi sepatu model
loafers sebanyak 4.000 unit selama tahun 2017. Biaya per unit untuk
memproduksi produk tersebut adalah sebagai berikut :

Total biaya Biaya per unit


Sewa peralatan Rp. 75.000 Rp. 15
Penyusutan peralatan Rp. 150.000 Rp. 30
Rp Rp. 1.500.000 Rp. 300
Tenaga kerja langsung Rp. 400.000 Rp. 80
Overhead variable Rp. 50.000 Rp. 10
Overhead tetap umum Rp. 85.000 Rp. 25
Total Rp. 2.260.000 Rp 460

Penyelesaian :
Analisis biaya diferensial dapat dilihat sebagai berikut :

Membuat Membeli Diferensial biaya


Sewa peralatan Rp. 150.000 - Rp. 150.000
Bahan baku langsung Rp. 3.000.000 - Rp. 3.000.000
Overhead Variable Rp. 100.000 - Rp. 100.000
Tenaga Kerja Langsung Rp. 800.000 - Rp. 800.000
Biaya pembelian - Rp. 3.192.000 (Rp. 3.192.000)
Tenaga kerja paruh - Rp. 65.000 Rp. 65.000
waktu
Total biaya relevan Rp. 4.050.000 Rp. 3. 257.000 Rp. 793.000

Kesimpulan : analisis biaya diferensial diatas menunjukan bahwa biaya yang


dikeluarkan untuk membuat produk sendiri memerlukn biaya yang lebih besar
dari pada membelinya. untuk itu, tawaran dari pemasok tersebut harus diterima.
5. Keputusan terhadap bauran produk dengan kendala sumber daya
Misalnya suatu perusahaan gadget ternama “OPPO “ memproduksi 2 jenis
handphone premium yakni oppo A dan oppo B. kedua gadget tersebut memiliki
kontribusi masing-masing perunitnya sebesar Rp. 25 dan Rp. 20. Komponen
didalam mesin tersebut terdapat komponen-komponen yang khusus yang berguna
menambah performa gadget tersebut. Dimana perusahaan tersebut hanya memiliki
15 mesin yang menyediakan waktu 60.000 jam mesin pertahun. OPPO A
memerlukan 3 mesin sedangkan OPPO B memerlukan 2 mesin. Berapakah bauran
optimal dari gadget tersebut, jika disasumsikan tidak adanya kendala lain?

Perhitungan untuk produk OPPO A


a. karena setiap OPPO A memerlukan 3 mesin, maka 20.000 unit (didapat dari
60.000 jam/3jam mesin) dapat diproduksi setiap tahunya
b. dengan margin kontribusi kontribusi OPPO A sebesar Rp. 25 per unitnya,
maka perusahaan akan menghasilkan margin kontribusi total untuk radio A
sebesar Rp 500.000 (berasal dari 30.000 unit x Rp 20).
c. Margin kontribusi mesin sebesar Rp. 8,3 (didapat dari RP. 25:3)

Perhitungan untuk produk OPPO B


a. karena setiap unit OPPO B memerlukan 2 jam mesin, maka 30.000 unit (berasal
dari 60.000 jam mesin/2 jam mesin) dapat diproduksi per tahunya.
b. Dengan margin kontribusi OPPO B sebesar Rp. 20 per unitnya, maka perusahaan
menghasilkan margin kontribusi total untuk OPPO B sebesar Rp. 600.000 (berasal
dari 30.000 unit x Rp. 20)
c. Margin kontribusi mesinya sebesar Rp. 10 (didapat dari Rp. 20:2)

Kesimpulan: berdasarkan dari hasil perhitungan bisa disimpulkan bahwa produk yang
menghasilkan margin kontribusi tertinggi perjam mesin harus dipilih. Bauran produk
optimal adalah 30.000 unit baut B dan tidak ada untuk baut A . dengan hanya
memproduksi baut B perusahaan gadget “OPPO” memperoleh laba yang lebih tinggi
dibandingakan dengan hanya memproduksi baut A. meskipun marjin kontribusi per unit
baut A lebih besar dari marjin kontribusi per unit baut B.
6. Analisis diferensial dan keputusan penentuan harga
Sebuah usaha minyak goreng “SUNGOES” yang merupakan usaha yang
memproduksi minyak goreng, akan menetapkan harga jual produknya.
SUNGOES dapat menghasilkan 12.5000 pcs per tahun. Adapun estimasi biaya
yang akan dikeluarkan, sebagai berikut :

Per Unit Total


Biaya bahan baku Rp. 1500 Rp. 18.750.000
Tenaga kerja langsung Rp. 1100 Rp. 13.750.000
Overhead pabrik variable Rp. 850 Rp. 10.625.000
Verhead pabrik tetap Rp. 700 Rp. 8.750.000
Biaya administrasi dan Rp. 450 Rp. 5.625.000
penjualan variable
Biaya administrasi dan Rp. 300 Rp. 3.750.000
penjualan tetap
Total Rp. 4.900 Rp. 34.562.500

Penyelesaian :

Biaya bahan baku Rp. 1500


Tenaga kerja langsung Rp. 1100
Overhead pabrik variable Rp. 850
Overhead pabrik tetap Rp. 700
Total Rp. 4,150

Biaya produksi per unit Rp. 4.150 markup untuk biaya administrasi dan
penjualan, dan laba yang diinginkan sebesar 40% (0,4 x Rp. 4.150 ) jadi harga
jual per unit ialah Rp. 5.810

Kesimpulan : jadi, berdasarkan perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa,


harga jual perunit caramel chocolate adalah sebesar Rp. 5.810 per unitnya
7. Metode jumlah biaya ditambah penambah harga
PT. TEKNIKIAN adalah perusahaan yang memproduksi dan menjul mesin press
kemasan botol minuman. Seorang manajer di perusahaan tersebut menghitung –
hitung bahwa untuk menjual 100 mesin press di tahun berikutnya :
- Biaya bahan baku mesin kopi Rp. 30.000.000
- Biaya Tenaga Kerja Rp. 46.000.000
- Biaya Lain-lain seperti gaji, sewa Rp. 60.000.000
dan penyusutan
PT. TEKNIKIAN menghendaki Laba 15% dari biaya, maka harga jual yang
seharusnya ditetapkan oleh perusahaan untuk satu mensin press ialah??

Penyelesaian :

Rumus yang digunakan yaitu :


Harga Jual = Biaya Total + marjin

Total Biaya :
- Biaya bahan baku mesin press Rp. 30.000.000
- Biaya Tenaga kerja Rp. 46.000.000
- Biaya Lain-lain seperti gaji, sewa Rp. 60.000.000
dan penyusutan
TOTAL BIAYA Rp. 136.000.000

Harga jual = biaya total + margin


Harga jual = 136.000.000 + (15% X 136.000.000)
Harga jual = 136.000.000 + 20.400.000
Harga jual = Rp. 156.400.000
Harga jual per unit mesin press = Rp. 156.400.000/100 = Rp. 1. 564.000

Anda mungkin juga menyukai