Anda di halaman 1dari 17

TUGAS KELOMPOK

EKONOMI MANAJERIAL

“ANALISIS OPTIMISASI EKONOMI”

OLEH KELOMPOK 8 :

Putu Ananda Mahardika Putra (1807521135)

Ida Bagus Wiwekananda (1807521140)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2019/2020
PEMBAHASAN

1. METODE OPTIMISASI

Hubungan – hubungan ekonomi seringkali disajikan dalam bentuk persamaan,


tabel, atau grafik. Sebuah tabel atau grafik mungkin memadai untuk melukiskan suatu
hubungan yang sederhana, tetapi jika hubungannya kompleks, maka model persamaan
mungkin diperlukan. Mungkin cara yang paling mudah untuk mempelajari hubungan
ekonomi dan memahami optimasi ekonomi adalah dengan menelaah beberapa bentuk
hubungan fungsional yang berperan penting dalam model dasar penilaian.Hubungan
antara jumlah produk yang terjual (Q) dengan penerimaan toal (TR), dengan
menggunakan notasi fungsional kita bisa menunjukkan hubungan tersebut sebagai berikut
:
TR = f(Q)

Arti dari persamaan tersebut yaitu “penerimaan total (TR) merupakan fungsi dari jumlah
produk yang terjual”. Nilai dari variable dependen (TR) ditentukan oleh variable
independen (jumlah produk yang terjual) . Suatu hubungan fungsional yang lebih khusus
diberikan oleh persamaan :

TR = P x Q

P menunjukkan harga tiap unit yang terjual.


Penerimaan total (TR) selalu sama dengan harga (P) dikalikan dengan jumlah unit yang
terjual. Misalkan, harga adalah konstan pada Rp 150,00 tanpa memperhatikan jumlah unit
yang terjual, maka hubungan antara jumlah unit yang terjual dan penerimaan total (TR)
tersebut secara tepat ditunjukkan oleh fungsi :

TR = Rp 150,00 x Q
a) Model Tabel dan Grafik
Selain model persamaan, model tabel dan grafik seringkali digunakan untuk menyajikan
hubungan – hubungan ekonomi.

Hubungan Antara TR dengan


Jumlah Unit yang terjual (Q)
TR = Rp150,00 x Q

Jumlah Unit Total Revenue


Yang Terjual (TR)

1 Rp150,00

2 Rp300,00

3 Rp450,00

4 Rp600,00

5 Rp750,00

6 Rp900,00

Grafik Hubungan Antara TR dengan Q


b) KALKULUS DIFERENSIAL

Analisis optimisasi dapat dilakukan lebih efisien dan tepat, dengan kalkulus diferensiasi
yang didasarkan pada konsep turunan. Teknik analisis kalkulus diferensial bisa
digunakan untuk menemukan nilai maksimum dan minimum dari suatu fungsi tujuan
secara efisien.

Perhatikan fungsi Y = F(X). Dengan menggunakan (delta) sebagai tanda perubahan, kita
bisa menunjukkan perubahan nilai variable independen (X) dengan notasi ΔX dan
perubahan variable dependen (Y) dengan notasi ΔY.

Perbandingan ΔY/ ΔX menunjukkan suatu spesifikasi umum dari konsep marginal :

Marginal Y = ΔY/ ΔX

Perubahan Y yaitu ΔY dibagi dengan perubahan X yaitu ΔX menunjukkan perubahan


variable dependen yang disebabkan oleh perubahan satu unit nilai X

Perubahan ΔY/ΔX Sepanjang Sebuah Kurva


Grafik diatas, merupakan grafik dari sebuah fungsi yang menghubungkan Y dengan X. Untuk
nilai-nilai X yang dekat dengan titik asal, perubahan X yang relatif kecil akan menyebabkan
perubahan Y yang cukup besar. Secara konseptual, suatu turunan merupakan suatu spesifikasi
yang tepat dari hubungan marginal secara umum, ΔY/ ΔX. Untuk mendapatkan nilai dari rasio
ΔY/ ΔX untuk suatu perubahan variable independen yang sangat kecil. Notasi matematis untuk
sebuah turunan adalah :

Notasi tersebut dibaca : ‘turunan Y pada X sama dengan limit dari ΔY/ ΔX, jika X mendekati
nol”

Penggambaran Turunan Sebagai Slope Dari Sebuah Kurva


Slope rata-rata dari kurva tersebut antara titik A dan D dihitung dengan cara berikut :

Dan ditunjukkan sebagai slope dari garis yang menghubungkan kedua titik tersebut. Sama juga
halnya, slope rata-rata dari kurva tersebut bisa dihitung sepanjang interval-interval X yang
semakin mengecil dan ditunjukkan oleh garis-garis penghubung lainnya, seperti yang
menghubungkan titik B dan C dengan D. Pada limitnya, jika X mendekati nol, maka
perbandingan ΔY/ ΔX sama dengan slope dari sebuah garis yang bersinggungan dengan
kurvatersebut pada titik D.

PENGGUNAAN TURUNAN UNTUK MEMAKSIMUMKAN/MEMINIMUMKAN FUNGSI

Jika suatu fungsi berada pada keadaan maksimum atau minimum, maka slopenya atau nilai
marginalnya pasti nol. Maksimisasi atau minimisasi dari suatu fungsi terjadi jika turunannya
sama dengan nol. Perhatikan fungsi laba berikut ini:

π = -10.000 + 400Q + 2Q2


Disini π = laba total dan Q adalah jumlah output

Tingkat output yang memaksimumkan laba bisa diperoleh dengan menghitung nilai dari
fungsi tersebut pada tingkat output tertentu, Laba maksimum tersebut bisa juga diperoleh
dengan mendapatkan turunan dari fungsi laba tersebut, kemudian menentukan nilai Q
yang membuat turunan tersebut sama dengan nol.

Laba Marginal (Mπ) = dπ / dQ = 400 – 4Q

Dengan menyamakan turunan tersebut sama dengan nol, maka:

400 – 4Q =0

4Q = 400

Q = 100 Unit

Oleh karena itu, jika Q = 100, maka laba marginal sama dengan nol, dan laba total adalah
maksimum.
2. MAKSIMASI LABA DENGAN PENDEKATAN PENERIMAAN TOTAL DAN
BIAYA TOTAL

Laba total (π) adalah selisih antara penerimaan total dan biaya total. Jadi :

π = TR – TC

Maksimasi Laba sebagai Contoh Optimisasi

(figur 2-4)

Pada bagian atas dari Figur.2-4 menunjukkan bahwa pada Q = 0, TR = 0, tetapi TC = $20.
Sehingga, π = 0 - $20 = -$20 (titik G” pada fungsi π pada gambar bagian bawah). Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kerugian $20pada saat output nol. Pada Q = 1, TR =
$90 dan TC = $140. Oleh karena itu = $90 - $140 = -$50 (kerugian tersebut ditunjukkan oleh
titik H” pada gambar bagian bawaah). Pada Q = 2, TR = TC = $160. Oleh karena itu, π = 0 (titik
B” pada bagian bawah), dan perusahaan mengalami titik impas . hal yang sama juga berlaku
pada Q = 4 di mana TR = TC = $240 dan π = 0 (titik D” pada gambar bagian bawah). Antara Q =
2 dan Q = 4, TR melebihi TC, dan perusahaan memperoleh laba. Laba total terbesar adalah pada
saat Q = 3, di mana selisih positif antara TR dan TC terbesar. Pada saat Q = 3, π = $30 (ttik C”
pada gambar bagian bawah).

Optimasi dengan Analisis Marginal


Pada optimasi dengan alanisis marginal, perusahaan memaksimumkan laba total pada Q = 3, di
mana selisih TR dan TC terbesar, MR = MC, dan fungsi π berada pada titik tertinggi. Menurut
analisis marginal, perusahaan memaksimumkan laba apabila pendapatan marginal sama dengan
biaya marginal. Biaya marginal (marginal cost) didefinisikan sebagai perubahan biaya total per
unit perubahan output dan ditunjukkan oleh kemiringan kurva TC. Kemiringan kurva TC pada
gambar bagian ats Figur.2-4 turun sampai ke titik B (titik belok) dan kemudian naik. Jadi kurva
MC (bagian atas Figur.2-4) turun sampai ke titik B* (pada saat Q = 2) dan kemudian naik
(seperti pada Figur.2-2). Pendapatan marginal didefinisikan sama, yaitu perubahan penerimaan
total per unit perubahan output atau penjualan dan merupakan kemiringan kurva TR. Sebagai
contoh, pada titik A kemiringan kurva TR, atau MR adalah $80 (titik H* pada kurva MR pada
gambar bagian atas Figur.2-4). Pada titik B, kemiringan kurva TR atau MR, masing-masing
adalah $40 dan $20. Pada titik E, kurva TR mencapai titik tertinggi atau mempunyai kemiringan
nol, jadi MR = 0. Melewati titik E, TR menurun dan MR negative.

Menurut analisis marginal, selama kemiringan kurva TR atau MR melebihi kemiringan kurva TC
atau MR akan bermanfaat bagi perusahaan untuk memperluas output dan penjualan. Perusahaan
akan memperoleh penerimaan total lebih banyak daripada biaya totalnya, sehingga laba total
akan meningkat. Pada Fugur.2-4, hal ini terdapat di antara Q = 1 dan Q = 3. Sebaliknya Q = 3
dan Q = 4, kemiringan kurva TR atau MR lebih kecil dari kemiringan kurva TC dan MC, maka
perusahaan akan memperoleh tambahan penerimaan total lebih kecil daripada biaya totalnya, dan
laba total akan berkurang. Pada Q = 3, kemiringan kurva TR atau MR sama dengan kemiringan
kurva TC atau MC, sehingga kurva TR dan TC sejajar dan jarak vertical antara kedua kurva
tersebut (π) terbesar. Pada Q = 3, MR = MC (titik C* pada gambar bagian atas Figur.2-4) dan π
maksimal (titik C’ pada gambar bagian bawah). Sehingga, menurut analisis marginal (marginal
analysis), selama manfaat marginal dari suatu aktivitas (sampai memperluas output atau
penjualan) melebihi biaya marginalnya, maka akan bermanfaat bagi organisasi (perusahaan)
untuk meningkatkan aktivitas (memperluas output). Dua hal tambahan harus diperhatikan dalam
Figur.2-4. Pertama adalah kemiringan kurva TR atau MR sama dengan kemiringan kurva TC
atau MC (pada titik H*). Pada saat Q = 1, kerugian terbesar, yaitu $50, lihat titik H” dan kurva π
pada gambar bagian bawah Figur.2-4).

3. OPTIMISASI MULTIVARIAT
Optimisasi multivariat merupakan proses menentukan titik maksimum atau minimum suatu
fungsi yang mempunyai lebih dari dua variabel. Dalam menentukan titik maksimum atau
minimum suatu fungsi yang mempunyai lebih dari dua variabel dilakukan dengan menggunakan
konsep turunan parsial untuk memaksimumkan fungsi banyak variabel.

 Turunan Parsial.
Sebagian besar hubungan ekonomi berkaitan dengan lebih dari dua variabel.
Sebagai contoh, penerimaan total dapat saja merupakan fungsi dari atau tergantung pada
baik output maupun iklan, biaya total boleh terjadi tergantung pada pengeluaran baik
untuk tenaga kerja maupun modal, dan laba total tergantung pada penjualan komoditas X
dan Y. Turunan parsial dari variabel terikat atau variabel di sisi sebelah kiri tanda sama
dengan setiap variabel bebas atau variabel di sebelah kanan tanda sama dengan diperoleh
dengan aturan diferensiasi yang sama yang telah disajikan sebelumnya, kecuali bahwa
semua variabel bebas selain variabel yang kita cari turunan parsialnya dianggap tetap.
Sebagai contoh, misalkan bahwa fungsi laba total (π) suatu perusahaan tergantung
kepada penjualan komoditas X dan Y sebagai berikut :

π = f(X,Y) = 80X – 2X2 – XY – 3Y2 + 100Y (2-4)


untuk mencari turunan parsial dari π terhadap X, ∂π/∂X, kita membuat Y tetap dan
memperoleh

= 80 – 4X – Y
Dengan cara yang sama, untuk mengisolasi dampak perubahan Y terhadap π,
harus menganggap X tetap dan memperoleh

= -X – 6Y + 100
Memaksimumkan Fungsi dengan Banyak Variabel
Untuk memaksimumkan atau meminimumkan suatu fungsi dengan banyak
variabel, harus membuat setiap turunan parsial sama dengan nol dan memecahkan
beberapa persamaan tersebut secara bersamaan untuk memperoleh nilai optimum dari
variabel bebas atau variabel di sisi disebelah kanan. Sebagai contoh, untuk
memaksimumkan fungsi laba total dari
π = 80X – 2X2 – XY – 3Y2 + 100Y (2-4)
harus menetapkan ∂π/∂X dan ∂π/∂Y (diperoleh sebelumnya) sama dengan nol dan
mencari nilai X dan Y.

= 80 – 4X – Y = 0

= -X – 6Y + 100 = 0
Kalikan persamaan pertama diatas dengan -6, atur kembali persamaan keduan, dan
kemudian jumlahkan kedua persamaan tersebut
-480 + 24X + 6Y = 0
100 – X – 6Y = 0
-380 + 23X =0
Sehingga, X = 380/23 = 16,52
Substitusikan X = 16,52 ke dalam persamaan pertama dari turunan parsial yang
ditetapkan sama dengan nol, dan cari nilai Y
80 – 4 (16,25) – Y = 0
Maka, Y = 80 – 66,08 = 13,92
Jadi, perusahaan memaksimumkan π pada saat menjual 16,52 unit komoditas X
dan 13,92 untuk komoditas Y. Substitusikan nilai-nilai ini ke dalam fungsi π, kita
memperoleh laba total maksimum perusahaan sebesar
π = 80(16,52) – 2(16,52)2 – (16,52)(13,92) – 3(13,92)2 + 100(13,92)
= 1.356,52

 Optimisasi Terkendala
Manajer menghadapi berbagai kendala dalam keputusan optimisasi. Adanya
kendala-kendala tersebut mengurangi kebebasan tindakan perusahaan dan biasanya
menghalangi pencapaian optimisasi tanpa kendala. Aplikasi Kasus 2-3 membahas tujuan-
tujuan ganda yang dicapai perusahaan-perusahaan global dengan berbagai kendala yang
dihadapinya. Masalah optimisasi terkendala dapat dipecahkan dengan substitusi atau
dengan metode Langrange. Kedua metode ini akan dipelajari secara berurutan.

 Optimisasi Terkendala dengan Substitusi


Masalah optimisasi terkendala dapat dipecahkan mula-mula dengan memecahkan
persamaan kendala untuk satu dari variabel keputusan, dan kemudian mensubstitusikan
nilai variabel ini ke dalam fungsi tujuan yang dicari perusahaan untuk dimaksimumkan
atau diminimumkan. Prosedur ini mengubah masalah optimisasi terkendala menjadi
masalah optimisasi tanpa kendala, yang dapat dipecahkan seperti yang telah dijelaskan
pada subbab sebelumnya. Sebagai contoh, misalkan perusahaan berusaha
memaksimumkan fungsi laba totalnya Optimisasi Terkendala dengan Substitusi yang
terdapat pada Persamaan 2-4
π = 80X – 2X2 – XY – 3Y2 + 100 Y (2-4)
tetapi menghadapi kendala bahwa output komoditas X ditambah output komoditas Y
harus sama dengan 12. Jadi,
X + Y = 12
Untuk memecahkan masalah optimisasi ini dengan substitusi, kita dapat memecahkan
fungsi kendala untuk X, mensubstitusikan nilai X ke dalam fungsi tujuan (π) yang ingin
dimaksimumkan perusahaan, dan kemudian menerapkan prosedur untuk
memaksimumkan fungsi tujuan tanpa kendala. Secara spesifik, dengan menyelesaikan
fungsi kendala X, kita peroleh
X = 12 – Y
Substitusikan persamaan kendala untuk X di atas ke dalam fungsi tujuan laba
π = 80(12-Y) – 2(12-Y)2 – (12-Y)Y – 3Y2 + 100Y
= 960 – 80Y -2(144 - 24Y + Y2) – 12Y + Y2 – 3Y2 + 100Y
= 960 – 80Y – 288 + 48Y – 2Y2 – 12Y + Y2 – 3Y2 +100Y
Untuk memaksimumkan fungsi laba (tanpa kendala) di atas, kita memperoleh turunan
pertama π terhadap Y, yang dibuat sama dengan nol, dan dipecahkan untuk memperoleh
nilai Y. Jadi,
Maka, Y = 7
Substitusikan Y = 7 ke dalam fungsi kendala, kita memperoleh X = 12 – Y = 12 – 7 = 5.
Jadi, perusahaan memaksimumkan laba total bila memproduksi 5 unit komoditas X dan 7
unit komoditas Y (bandingkan dengan X = 16,52 dan Y = 13,92 bila perusahaan tidak ada
kendala output). Dengan X = 5 dan Y = 7,
π = 80(5) – 2(5)2 – (5)(7) – 3(7)2 + 100(7)
= 868
Bila dibandingkan dengan 1.356,52 yang diperoleh terlebih dahulu dengan tidak adanya
kendala output.

 Optimisasi Terkendala dengan Metode Pengali Langrange


Bila persamaan kendala sangat rumit atau tidak dapat dipecahkan dengan
mempergunakan satu variabel keputusan sebagai fungsi eksplisit variabel yang lain,
teknik substitusi untuk memecahkan masalah optimisasi terkendala dapat menyulitkan
atau tidak mungkin. Tahap pertama dalam metode ini adalah membentuk fungsi
Langrange (Langrangian function). Fungsi ini ditunjukkan oleh fungsi tujuan awal yang
berusaha dimaksimumkan atau diminimumkan oleh perusahaan ditambah 2 (huruf Latin
lambda yang biasa digunakan untuk pengali Langrange) dikali fungsi tujuan yang dibuat
sama dengan nol. Untuk melakukan hal ini, mula-mula kita menetapkan fungsi kendala
(yaitu, diperlakukan sebagai masalah optimisasi tanpa kendala, dan pemecahannya akan
selalu sama dengan masalah optimisasi terkendala mula-mula. telah kita pecahkan dalam
subbab sebelumnya dengan substitusi dapat dipecahkan dengan metode X + Y = 12)
sama dengan nol dan memperoleh
X + Y – 12 = 0
Kemudian mengalihkan bentuk fungsi kendala dengan λ dan menambahkan dengan
fungsi keuntungan awal yang akan kita maksimumkan (yaitu, dengan π = 80X – 2X 2 –
XY – 3Y2 + X + 100) untuk membentuk fungsi Langrange (Lπ). Maka ,
Lπ = 80X – 2X2 – XY – 3Y2 + 100Y + λ(X+Y-12) ((2-6)
Fungsi Langrange di atas (Lπ) dapat diperlakukan sebagai fungsi tanpa kendala dengan
tiga variabel yang tidak diketahui : X,Y dan λ. Sekarang, solusi yang memaksimumkan L
juga memaksimumkan π.
Untuk memaksimumkan Lπ, kita membuat turunan Lπ terhadap X,Y, dan λ sama
dengan nol, dan pecahkan tiga persamaan yang membentuk untuk mencari nilai X, Y, dan
λ. Mencari turunan parsial L terhadap X, Y, λ, dan tetapkan sama dengan nol, sehingga
kita memperoleh

Supaya diperhatikan bahwa persamaan (2-9) sama dengan kendala yang ada pada fungsi
keuntungan perusahaan mula-mula (persamaan 2-4). Selain itu, fungsi Langrange (fungsi
2-6) secara spesifik dibuat sedemikian rupa sehingga bila turunan parsial L terhadap λ
(pengali Langrange) dibuat samadengan nol, tidak hanya kendala dari masalah saja yang
dipenuhi tetapi fungsi langrange (Lπ) kembali menjadi fungsi laba Laba (π) tanpa kendala
mula-mula, sehingga solusi optimum untuk kedua fungsi adalah sama.
Untuk menemukan fungsi X,Y dan λ yang memaksimumkan Lπ dan π, kita
pecahkan persamaan 2-7, 2-8, dan 2-9 secara bersamaan. Untuk melakukan hal ini,
kurangi persamaan 2-8 dari 2-7 dan memperoleh
-20 – 3X + 5Y = 0
Mengalikan persamaan 2-9 dengan 3 menambahkannya kepada persamaan 2-10, kita
memperoleh
3X + 3Y – 36 = 0
-3X + 5Y – 20 = 0
- 8Y – 56 = 0
Oleh karena itu, Y = 7 dan X = 5 sehingga π = 868 (seperti pada subbab
sebelumnya). Akhirnya, dengan mensbstitusikan nilai X = 5 dan Y = 7 ke persamaan 2-
8 , kita memperoleh nilai λ, yaitu
-5 – 42 + 100 = -λ
Maka , λ = -53
Nilai dari λ mempunyai interpretasi ekonomi yang penting. Ini adalah dampak marginal
pada solusi fungsi tujuan yang berhubungan dengan perububahan 1 unit dari kendala.
Dalam masalah diatas, hal ini berarti bahw penurunan kendala kapasitas output dari 12
menjadi 11 atau naik ke 13 unit akan, berurut-urut, mengurangi atau menambahkan laba
total perusahana (π) sebesar kurang lebih 53

 Optimisasi Tak Terkendala


 Optimisasi Dengan Kalkulus
Sebagaimana namanya, teknik ini menggunakan perhitungan-perhitungan
matematis (kalkulus). Teknik ini digunakan untuk:
a) Menentukan nilai maksimum atau minimum output produksi yang dapat menciptakan
laba maksimal. Caranya adalah menggunakan turunan atau derivasi tingkat satu dari
suatu fungsi,
b) Membedakan antara nilai maksimum dan minimum. Caranya adalah dengan
menggunakan turunan atau derivasi tingkat kedua.
DAFTAR PUSTAKA

Dominick Salvatore. (2005). “Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global”. Edisi 5, Buku

1. Jalan Raya Lenteng Agung No. 101 Jagakarsa, Jakarta Selatan 12610.

Arsyad, lincolin, 2008, “Ekonomi Manajerial-Ekonomi Mikro Terapan untuk Manajemen

Bisnis”, BPEF, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai