EKONOMI MANAJERIAL
OLEH KELOMPOK 8 :
UNIVERSITAS UDAYANA
2019/2020
PEMBAHASAN
1. METODE OPTIMISASI
Arti dari persamaan tersebut yaitu “penerimaan total (TR) merupakan fungsi dari jumlah
produk yang terjual”. Nilai dari variable dependen (TR) ditentukan oleh variable
independen (jumlah produk yang terjual) . Suatu hubungan fungsional yang lebih khusus
diberikan oleh persamaan :
TR = P x Q
TR = Rp 150,00 x Q
a) Model Tabel dan Grafik
Selain model persamaan, model tabel dan grafik seringkali digunakan untuk menyajikan
hubungan – hubungan ekonomi.
1 Rp150,00
2 Rp300,00
3 Rp450,00
4 Rp600,00
5 Rp750,00
6 Rp900,00
Analisis optimisasi dapat dilakukan lebih efisien dan tepat, dengan kalkulus diferensiasi
yang didasarkan pada konsep turunan. Teknik analisis kalkulus diferensial bisa
digunakan untuk menemukan nilai maksimum dan minimum dari suatu fungsi tujuan
secara efisien.
Perhatikan fungsi Y = F(X). Dengan menggunakan (delta) sebagai tanda perubahan, kita
bisa menunjukkan perubahan nilai variable independen (X) dengan notasi ΔX dan
perubahan variable dependen (Y) dengan notasi ΔY.
Marginal Y = ΔY/ ΔX
Notasi tersebut dibaca : ‘turunan Y pada X sama dengan limit dari ΔY/ ΔX, jika X mendekati
nol”
Dan ditunjukkan sebagai slope dari garis yang menghubungkan kedua titik tersebut. Sama juga
halnya, slope rata-rata dari kurva tersebut bisa dihitung sepanjang interval-interval X yang
semakin mengecil dan ditunjukkan oleh garis-garis penghubung lainnya, seperti yang
menghubungkan titik B dan C dengan D. Pada limitnya, jika X mendekati nol, maka
perbandingan ΔY/ ΔX sama dengan slope dari sebuah garis yang bersinggungan dengan
kurvatersebut pada titik D.
Jika suatu fungsi berada pada keadaan maksimum atau minimum, maka slopenya atau nilai
marginalnya pasti nol. Maksimisasi atau minimisasi dari suatu fungsi terjadi jika turunannya
sama dengan nol. Perhatikan fungsi laba berikut ini:
Tingkat output yang memaksimumkan laba bisa diperoleh dengan menghitung nilai dari
fungsi tersebut pada tingkat output tertentu, Laba maksimum tersebut bisa juga diperoleh
dengan mendapatkan turunan dari fungsi laba tersebut, kemudian menentukan nilai Q
yang membuat turunan tersebut sama dengan nol.
400 – 4Q =0
4Q = 400
Q = 100 Unit
Oleh karena itu, jika Q = 100, maka laba marginal sama dengan nol, dan laba total adalah
maksimum.
2. MAKSIMASI LABA DENGAN PENDEKATAN PENERIMAAN TOTAL DAN
BIAYA TOTAL
Laba total (π) adalah selisih antara penerimaan total dan biaya total. Jadi :
π = TR – TC
(figur 2-4)
Pada bagian atas dari Figur.2-4 menunjukkan bahwa pada Q = 0, TR = 0, tetapi TC = $20.
Sehingga, π = 0 - $20 = -$20 (titik G” pada fungsi π pada gambar bagian bawah). Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kerugian $20pada saat output nol. Pada Q = 1, TR =
$90 dan TC = $140. Oleh karena itu = $90 - $140 = -$50 (kerugian tersebut ditunjukkan oleh
titik H” pada gambar bagian bawaah). Pada Q = 2, TR = TC = $160. Oleh karena itu, π = 0 (titik
B” pada bagian bawah), dan perusahaan mengalami titik impas . hal yang sama juga berlaku
pada Q = 4 di mana TR = TC = $240 dan π = 0 (titik D” pada gambar bagian bawah). Antara Q =
2 dan Q = 4, TR melebihi TC, dan perusahaan memperoleh laba. Laba total terbesar adalah pada
saat Q = 3, di mana selisih positif antara TR dan TC terbesar. Pada saat Q = 3, π = $30 (ttik C”
pada gambar bagian bawah).
Menurut analisis marginal, selama kemiringan kurva TR atau MR melebihi kemiringan kurva TC
atau MR akan bermanfaat bagi perusahaan untuk memperluas output dan penjualan. Perusahaan
akan memperoleh penerimaan total lebih banyak daripada biaya totalnya, sehingga laba total
akan meningkat. Pada Fugur.2-4, hal ini terdapat di antara Q = 1 dan Q = 3. Sebaliknya Q = 3
dan Q = 4, kemiringan kurva TR atau MR lebih kecil dari kemiringan kurva TC dan MC, maka
perusahaan akan memperoleh tambahan penerimaan total lebih kecil daripada biaya totalnya, dan
laba total akan berkurang. Pada Q = 3, kemiringan kurva TR atau MR sama dengan kemiringan
kurva TC atau MC, sehingga kurva TR dan TC sejajar dan jarak vertical antara kedua kurva
tersebut (π) terbesar. Pada Q = 3, MR = MC (titik C* pada gambar bagian atas Figur.2-4) dan π
maksimal (titik C’ pada gambar bagian bawah). Sehingga, menurut analisis marginal (marginal
analysis), selama manfaat marginal dari suatu aktivitas (sampai memperluas output atau
penjualan) melebihi biaya marginalnya, maka akan bermanfaat bagi organisasi (perusahaan)
untuk meningkatkan aktivitas (memperluas output). Dua hal tambahan harus diperhatikan dalam
Figur.2-4. Pertama adalah kemiringan kurva TR atau MR sama dengan kemiringan kurva TC
atau MC (pada titik H*). Pada saat Q = 1, kerugian terbesar, yaitu $50, lihat titik H” dan kurva π
pada gambar bagian bawah Figur.2-4).
3. OPTIMISASI MULTIVARIAT
Optimisasi multivariat merupakan proses menentukan titik maksimum atau minimum suatu
fungsi yang mempunyai lebih dari dua variabel. Dalam menentukan titik maksimum atau
minimum suatu fungsi yang mempunyai lebih dari dua variabel dilakukan dengan menggunakan
konsep turunan parsial untuk memaksimumkan fungsi banyak variabel.
Turunan Parsial.
Sebagian besar hubungan ekonomi berkaitan dengan lebih dari dua variabel.
Sebagai contoh, penerimaan total dapat saja merupakan fungsi dari atau tergantung pada
baik output maupun iklan, biaya total boleh terjadi tergantung pada pengeluaran baik
untuk tenaga kerja maupun modal, dan laba total tergantung pada penjualan komoditas X
dan Y. Turunan parsial dari variabel terikat atau variabel di sisi sebelah kiri tanda sama
dengan setiap variabel bebas atau variabel di sebelah kanan tanda sama dengan diperoleh
dengan aturan diferensiasi yang sama yang telah disajikan sebelumnya, kecuali bahwa
semua variabel bebas selain variabel yang kita cari turunan parsialnya dianggap tetap.
Sebagai contoh, misalkan bahwa fungsi laba total (π) suatu perusahaan tergantung
kepada penjualan komoditas X dan Y sebagai berikut :
= 80 – 4X – Y
Dengan cara yang sama, untuk mengisolasi dampak perubahan Y terhadap π,
harus menganggap X tetap dan memperoleh
= -X – 6Y + 100
Memaksimumkan Fungsi dengan Banyak Variabel
Untuk memaksimumkan atau meminimumkan suatu fungsi dengan banyak
variabel, harus membuat setiap turunan parsial sama dengan nol dan memecahkan
beberapa persamaan tersebut secara bersamaan untuk memperoleh nilai optimum dari
variabel bebas atau variabel di sisi disebelah kanan. Sebagai contoh, untuk
memaksimumkan fungsi laba total dari
π = 80X – 2X2 – XY – 3Y2 + 100Y (2-4)
harus menetapkan ∂π/∂X dan ∂π/∂Y (diperoleh sebelumnya) sama dengan nol dan
mencari nilai X dan Y.
= 80 – 4X – Y = 0
= -X – 6Y + 100 = 0
Kalikan persamaan pertama diatas dengan -6, atur kembali persamaan keduan, dan
kemudian jumlahkan kedua persamaan tersebut
-480 + 24X + 6Y = 0
100 – X – 6Y = 0
-380 + 23X =0
Sehingga, X = 380/23 = 16,52
Substitusikan X = 16,52 ke dalam persamaan pertama dari turunan parsial yang
ditetapkan sama dengan nol, dan cari nilai Y
80 – 4 (16,25) – Y = 0
Maka, Y = 80 – 66,08 = 13,92
Jadi, perusahaan memaksimumkan π pada saat menjual 16,52 unit komoditas X
dan 13,92 untuk komoditas Y. Substitusikan nilai-nilai ini ke dalam fungsi π, kita
memperoleh laba total maksimum perusahaan sebesar
π = 80(16,52) – 2(16,52)2 – (16,52)(13,92) – 3(13,92)2 + 100(13,92)
= 1.356,52
Optimisasi Terkendala
Manajer menghadapi berbagai kendala dalam keputusan optimisasi. Adanya
kendala-kendala tersebut mengurangi kebebasan tindakan perusahaan dan biasanya
menghalangi pencapaian optimisasi tanpa kendala. Aplikasi Kasus 2-3 membahas tujuan-
tujuan ganda yang dicapai perusahaan-perusahaan global dengan berbagai kendala yang
dihadapinya. Masalah optimisasi terkendala dapat dipecahkan dengan substitusi atau
dengan metode Langrange. Kedua metode ini akan dipelajari secara berurutan.
Supaya diperhatikan bahwa persamaan (2-9) sama dengan kendala yang ada pada fungsi
keuntungan perusahaan mula-mula (persamaan 2-4). Selain itu, fungsi Langrange (fungsi
2-6) secara spesifik dibuat sedemikian rupa sehingga bila turunan parsial L terhadap λ
(pengali Langrange) dibuat samadengan nol, tidak hanya kendala dari masalah saja yang
dipenuhi tetapi fungsi langrange (Lπ) kembali menjadi fungsi laba Laba (π) tanpa kendala
mula-mula, sehingga solusi optimum untuk kedua fungsi adalah sama.
Untuk menemukan fungsi X,Y dan λ yang memaksimumkan Lπ dan π, kita
pecahkan persamaan 2-7, 2-8, dan 2-9 secara bersamaan. Untuk melakukan hal ini,
kurangi persamaan 2-8 dari 2-7 dan memperoleh
-20 – 3X + 5Y = 0
Mengalikan persamaan 2-9 dengan 3 menambahkannya kepada persamaan 2-10, kita
memperoleh
3X + 3Y – 36 = 0
-3X + 5Y – 20 = 0
- 8Y – 56 = 0
Oleh karena itu, Y = 7 dan X = 5 sehingga π = 868 (seperti pada subbab
sebelumnya). Akhirnya, dengan mensbstitusikan nilai X = 5 dan Y = 7 ke persamaan 2-
8 , kita memperoleh nilai λ, yaitu
-5 – 42 + 100 = -λ
Maka , λ = -53
Nilai dari λ mempunyai interpretasi ekonomi yang penting. Ini adalah dampak marginal
pada solusi fungsi tujuan yang berhubungan dengan perububahan 1 unit dari kendala.
Dalam masalah diatas, hal ini berarti bahw penurunan kendala kapasitas output dari 12
menjadi 11 atau naik ke 13 unit akan, berurut-urut, mengurangi atau menambahkan laba
total perusahana (π) sebesar kurang lebih 53
Dominick Salvatore. (2005). “Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global”. Edisi 5, Buku
1. Jalan Raya Lenteng Agung No. 101 Jagakarsa, Jakarta Selatan 12610.