Anda di halaman 1dari 27

RMK

AKUNTANSI BIAYA
BIAYA OVERHEAD PABRIK
Dosen: Dr. I Nyoman Wijana Asmara Putra, S.E., M.Si., Ak.

Oleh
Kelompok 6
Ni Putu Mitha Pratiwi

(1515351002)

A.A Istri Pranyanita

(1515351005)

Zaini Danu Brata

(1515351016)

IGA Anastasia Sukma Putri

(1515351017)

Noviana Hermanus Jo

(1515351023)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI NON REGULER


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2016

PENGERTIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK


Biaya Overhead Pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung.
PENGGOLONGAN BIAYA OVERHEAD PABRIK
1. Menurut Sifatnya
a. Biaya bahan penolong
Bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian
produk jadi tetapi nilainya relatif kecil bila dibandingkan dengan harga pokok produksi tersebut.
Contoh : dalam perusahaan percetakan yaitu bahan perekat, tinta koreksi dan mesin ketik. Dalam
perusahaan kertas yaitu kaporit, bahan warna, soda, dan bahan-bahan kimia.
b. Bahan reparasi dan pemeliharaan
Biaya ini berupa biaya suku cadang, biaya bahan habis pakai dan harga perolehan jasa dari
pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan perumahan, bangunan
pabrik, mesin, kendaraan dan aktiva tetap lain yang digunakan untuk keperluan pabrik.
c. Biaya tenaga kerja tidak langsung
Tenaga kerja tidak langsug terdiri dari:
1. Karyawan yang bekerja dalam departemen pembantu, seperti departemen pembangkit
tenaga listrik, uap, bengkel dan departemen gudang.
2. Karyawan tertentu yang bekerja dalam departemen produksi, seperti kepala derpartemen
produksi, karyawan administrasi pabrik, mandor.
d. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap
Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini yaitu biaya bangunan pabrik, mesin dan
ekuipmen, perkakas laboratorium, alat kerja, dan aktiva tetap lain yang digunakan di pabrik.
e.Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu
Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya-biaya asuransi
gedung, asuransi mesin dan ekuipmen, asuransi kendaraan, asuransi kecelakaan karyawan.
f. Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai

Biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya reparasi yang diserahkan
kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik PLN, dan sebagainya.
2. Menurut Perilakunya dalam Hubungan dengan Perubahan Volume Produksi
a. Biaya overhead pabrik tetap
Biaya yang tidak berubah dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu.
b. Biaya overhead pabrik variabel
Biaya yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
c. Biaya overhead pabrik semivariabel
Biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
3. Menurut Hubungannya dengan Departemen
a.Biaya overhead pabrik langsung departemen
Biaya overhead pabrik yang terjadi dalam departemen tertentu dan manfaatnya hanya
dinikmati oleh departemen tersebut. Contoh : gaji mandor departemen produksi, biaya depresiasi
mesin dan biaya bahan penolong.
b. Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen
Biaya overhead pabrik yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen. Contoh:
biaya depresiasi, pemeliharaan dan asuransi gedung pabrik.

PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK


Dalam perusahaan yang produksinya bedasarkan pesanan, biaya overhead pabrik
dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka.
Alasan Pembebanan Biaya Overhead Pabrik kepada Produk atas dasar Tarif yang
Ditentukan Di Muka
Alasan pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di
muka adalah sebagai berikut:
1. Pembebanan biaya overhead pabrik atas dasar biaya yang sesungguhnya terjadi seringkali
mengakibatkan berubah-ubahnya harga pokok per satuan produk yang dihasilkan dari bulan yang
satu ke bulan yang lain. Sebenarnya harga pokok produksi per satuan tidak harus tetap sama dari
bulan ke bulan. Apabila biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dibebankan kepada
3

produk, maka harga pokok produksi per satuan mungkin akan berfluktuasi karena sebab berikut
ini:
2. Perubahan tingkat kegiatan produksi dari bulan ke bulan.
3. Perubahan tingkat efisiensi produksi.
4. Adanya biaya overhead pabrik yang terjadinya secara sporadik, menyebar tidak
merata selama jangka waktu setahun.
5. Biaya overhead pabrik sering terjadi secara teratur pada waktu-watu tertentu.
2.

Perusahaan yang menghitung harga pokok produksi menggunakan metode harga pokok

pesanan, manajemen memerlukan informasi harga pokok produksi per satuan pada saat pesanan
selesai dikerjakan. Padahal ada elemen biaya overhead pabrik yang baru diketahui jumlahnya
pada akhir bulan atau tahun. Sebagai contoh bila perusahaan memakai listrik dari Perusahaan
Listrik Negara, maka jumlah tagihan listriknya baru dapat diketahui setelah bulan tertentu
berakhir.
Langkah-langkah Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik
Penentuan tarif biaya overhead pabrik dilaksanakan melalui tiga tahap seperti berikut ini:
1. Menyusun Anggaran Biaya Overhead Pabrik. Dalam menyusun anggaran biaya overhead
pabrik harus diperhatikan tingkat kegiatan (kapasitas) yang akan dipakai sebagai dasar
penaksiran biaya overhead pabrik. Ada tiga macam kapasitas yang dapat dipakai sebagai dasar
pembuatan anggaran biaya overhead pabrik yaitu:
a. Kapasitas teoritis (theoretical capacity) adalah kapasitas pabrik atau suatu departemen
untuk menghasilkan produk pada kecepatan penuh tanpa berhenti selama jangka waktu
tertentu. Kapasitas praktis adalah kapasitas teoritis dikurangi dengan kerugian-kerugian
waktu yang tidak dapat dihindari karena hambatan-hambatan intern perusahaan.
b. Kapasitas normal (normal capacity) adalah kemampuan perusahaan

untuk

memproduksi dan menjual produknya dalam jangka panjang. Dalam kapasitas ini,
diperhitungkan juga kelonggaran-kelonggaran waktu akibat faktor-faktor intern
perusahaan serta diperhitungkan kecenderungan penjualan dalam jangka panjang.
c. Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan (expected actual capacity) adalah kapasitas
sesungguhnya yang diperkirakan akan dapat dicapai dalam tahun yang akan datang. Jika
anggaran biaya overhead pabrik didasarkan pada kapasitas sesungguhnya yang
diharapkan, berarti ramalan penjualan tahun yang akan datang dipakai sebagai dasar
penentuan kapasitas.
4

2. Memilih Dasar Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Kepada Produk. Ada berbagai macam
dasar yang dapat dipakai untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada produk, yaitu: (a)
satuan produk, (b) biaya bahan baku, (c) biaya tenaga kerja langsung, (d) jam tenaga kerja
langsung, (e) jam mesin.
Contoh 1:
Dalam departemen produksi terdapat 25 jenis elemen biaya overhead pabrik. Dari sekian
banyak jenis tersebut, biaya asuransi bahan baku merupakan jumlah yang relatif besar. Karena
biaya asuransi bahan baku mempunyai sifat bervariasi jumlahnya dengan harga pokok bahan
baku yang diasuransikan (sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya overhead pabrik erat
hubungannya dengan harga pokok bahan baku), maka adalah masuk akal jika biaya overhead
pabrik dibebankan kepada produk atas dasar biaya bahan baku yang dipakai masing-masing
produk. Berikut ini merupakan beberapa uraian untuk dasar pembebanan biaya overhead pabrik
kepada produk.

a. Satuan produk
Beban biaya overhead pabrik untuk setiap produk dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Taksiran biaya overhead pabrik
= Tarif biaya overhead pabrik per satuan
Taksiran jumlah satuan produk yang dihasilkan

Contoh 2:
Taksiran biaya overhead pabrik selama 1 tahun anggaran:
Taksiran jumlah produk yang akan dihasilkan

Rp2.000.000
4.000 unit

Tarif biaya overhead pabrik sebesar:


(Rp2.000.000 : 4.000) = Rp500 per unit produk
Jadi misalnya suatu pesanan sebanyak 200 uit akan dibebani biaya overhead pabrik sebesar:
Rp500 x 200 = Rp100.000.
b. Biaya bahan baku
5

Rumus perhitungan tarif biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut:


Taksiran biaya overhead pabrik
x 100%
Taksiran biaya bahan baku yang dipakai

Persentase biaya overhead


= pabrik dari biaya bahan baku
yang dipakai

Contoh 3:
Taksiran biaya overhead pabrik selama 1 tahun anggaran:
Rp2.000.000
Taksiran biaya bahan baku selama 1 tahun anggaran:
Rp4.000.000
Tarif biaya overhead pabrik sebesar:
(Rp2.000.000 : Rp4.000.000) x 100% = 50% dari biaya bahan baku yang dipakai.
Jadi misalnya suatu pesanan menggunakan bahan baku seharga Rp30.000 (dapat dilihat
pada kartu harga pokok dalam kolom Biaya Bahan Baku), maka pesanan ini akan dibebani
biaya overhead pabrik sebesar: 50% x Rp30.000 = Rp15.000.
c. Biaya tenaga kerja
Rumus tarif biaya overhead pabrik yaitu:
Taksiran biaya overhead pabrik
x 100% = Persentase biaya overhead pabrik
Taksiran biaya tenaga kerja langsung

dari biaya tenaga kerja langsung

Contoh 4:
Taksiran biaya overhead pabrik selama 1 tahun anggaran:
Taksiran biaya tenaga kerja langsung selama 1 tahun anggaran:
Tarif biaya overhead pabrik sebesar:

Rp2.000.000
Rp5.000.000

(Rp2.000.000 :Rp5.000.000) x 100% = 40% dari biaya tenaga kerja langsung yang dipakai.
Jadi misalnya suatu pesanan menggunakan biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp20.000
(dapat dilihat pada kartu harga pokok dalam kolom Biaya Tenaga Kerja Langsung), maka pesanan
ini dibebani biaya overhead pabrik sebesar: 40% x Rp20.000 = Rp8.000.
d. Jam tenaga kerja langsung
Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus:
Taksiran biaya overhead pabrik
= Tarif biaya overhead per jam tenaga kerja langsung
Taksiran jam tenaga kerja
6

Contoh 5:
Taksiran biaya overhead pabrik selama 1 tahun anggaran:
Taksiran jam tenaga kerja langsung selama 1 tahun anggaran tersebut:
Tarif biaya overhead pabrik sebesar:
(Rp2.000.000 : 2.000) = Rp1.000 per jam tenaga kerja langsung.

Rp2.000.000
2.000 jam

Jadi misalnya suatu pesanan menggunakan jam tenaga kerja langsung sebanyak 200 jam (dapat
dilihat pada kartu harga pokok dalam kolom Biaya Tenaga Kerja Langsung), maka pesanan ini
akan dibebani biaya overhead pabrik sebesar: Rp1.000 x 200 =200.000
e. Jam mesin
Apabila biaya overhead pabrik bervariasi dengan waktu penggunaan mesin (misalnya bahan
bakar atau listrik yang dipakai untuk menjalankan mesin), maka dasar yang dipakai untuk
membebankannya adalah jam mesin.
Tarif biaya overhead pabrik dapat dihitung :
Taksiran biayaoverhead pabrik
=Tarif biaya overhead pabrik per jam mesin
Taksiran jam kerja mesin
Contoh 6 :
Taksiran biaya overhead pabrik selama 1 tahun anggaran : Rp 2.000.000
Taksiran jam mesin selama tahun anggaran tersebut : Rp 10.000 jam mesin
Tarif biaya overhead pabrik sebesar :
( Rp 2.000.000 : 10.000 ) = Rp 200 per jam mesin
Jadi misalnya suatu pesanan menggunakan jam mesin sebanyak 300 jam mesin, maka
pesanan ini akan dibebani biaya overhead pabrik sebesar : 300 x Rp 200 = Rp 60.000.
Menghitung tarif biaya overhead pabrik
Setelah tingkat kapasitas yang akan dicapai dalam periode anggaran ditentukan, dan
anggaran biaya overhead pabrik telah disusun, serta dasar pembebanannya telah dipilih dan
diperkirakan, maka langkah terakhir adalah menghitung tarif biaya overhead pabrik dengan
rumus :
Biaya overhead pabrik yang dianggarkan
=Tarif biayaoverhead pabrik
Taksiran dasar pembebanan
Dalam akuntasi biaya terdapat dua pendapat mengenai elemen-elemen biaya yang
dimasukkan dalam harga pokok produksi. Pendapat pertama mengatakan bahwa semua biaya
produksi merupakan harga pokok produksi. Jadi menurut pendapat ini harga pokok produksi
7

terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik
berprilaku tetap maupun variabel, sehingga , sehingga metode penentuan harga pokok
produksinya dikenal denganfull costing method. Sedangkan pendapat kedua mengatakan bahwa
harga pokok produksi hanya terdiri dari biaya-biaya yang berprilaku variabel saja, yaitu biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel, sehingga metode
penentuan harga pokok produksinya dikenal dengan variable costing atau direct costing.

Contoh 7 :
PT Eliona Sari memproduksi produknya berdasarkan pesanan. Dalam penentuan tarif
biaya overhead pabriknya, telah disusun anggaran biaya overhead pabrik seperti gambar 7.1.
Biaya overhead pabrik dibebankan berdasarkan jam mesin. Anggaran biaya overhead pabrik
tersebut disusun pada kapasitas normal sebanyak 80.000 jam mesin. Perhitungan tarif biaya
overhead pabrik :
Gambar 7.1 Perhitungan Tarif Biaya Overhead Pabrik
PT Eliona Sari
Anggaran Biaya Overhead Pabrik untuk Tahun 20X1
Atas Dasar Kapasitas Normal 80.000 Jam Mesin
No Rekening

Jenis Biaya

Tetap/Variabel

Jumlah

5101

Biaya Bahan Penolong

Rp 1.050.000

5102

Biaya Listrik

1.500.000

5103

Biaya Bahan Bakar

1.000.000

5104

Biaya Tng Kerja Tidak Langsung

1.500.000

2.000.000

5105

Biaya Kesejahteraan Karyawan

1.500.000

5106

Biaya Reparasi & Pemeliharaan

750.000

500.000

5107

Biaya Asuransi Gedung

600.000

5107

Biaya Depresiasi

800.000

Jumlah

V
8

Rp 5.800.000

5.400.000

Total

Rp11.200.000

Perhitungan Tarif Biaya Overhead Pabrik :


Tarif Biaya Overhead Pabrik Variabel : Rp 5.800.000 : 80.000 jam mesin = Rp 72,50 per jam mesin
Tarif Biaya Overhead Pabrik Tetap : Rp 5.400.000 : 80.000 jam mesin
Tarif Biaya Overhead Pabrik Total =

= Rp 67,50 per jam mesin

Rp 140,00 per jam mesin

PEMBEBANAN BIAYA OVERHEAD PABRIK KEPADA PRODUK ATAS DASAR TARIF


Jika perusahaan menggunakan metode full costing di dalam penentuan harga pokok
produksinya, produk akan dibebani biaya overhead pabrikdengan menggunakan tarif biaya
overhead pabrik variabel dan tarif biaya overhead pabrik tetap. Jika perusahaan menggunakan
metode variablecosting di dalam penentuan harga pokok produksinya, produk akan dibebani
biaya overhead pabrik dengan menggunakan tarif biaya overhead pabrik variabel saja.
1. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik kepada Produk Dalam Metode Full Costing
Misalnya dari contoh 7, PT Eliona Sari menerima 100 macam pesanan dan menghabiskan
waktu pengerjaan sebanyak 75.000 jam mesin dalam tahun 20X1, maka biaya overhead pabrik
yang dibebankan kepada produk sebesar Rp 10.500.000 (Rp 140 x 75.000 jam mesin) dan dicatat
dengan jurnal :
Barang Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan

Rp 10.500.000
Rp 10.500.000

2. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik kepada Produk Dalam Metode Variable Costing
Misalnya dari contoh 7, PT Eliona Sari menggunakan metode variable costing, maka biaya
overhead pabrik yang dibebankan terhadap produk adalah sebesar Rp 5.437.500 (Rp 72,50 x
75.000 jam mesin) dan dicatat dengan jurnal :
Barang Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik
Rp 5.437.500
Biaya Overhead PabrikVariabel yang Dibebankan

Rp 5.437.500

PENGUMPULAN BIAYA OVERHEAD PABRIK SESUNGGUHNYA


Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dikumpulkan untuk dibandingkan
dengan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan.
9

Selisih yang terjadi antara biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk atas dasar tarif
yang ditentukan di muka dengan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi merupakan
biaya overhead pabrik yang lebih atau kurang dibebankan.
Misalnya melanjutkan contoh 7, biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi adalah
sebesar Rp 10.700.000 dengan rincian dalam gambar 7.2. Selisih biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya terjadi dengan yang dibebankan kepada produk adalah sebesar Rp 200.000 (Rp
10.700.000 Rp 10.500.000).
Gambar 7.2 Biaya Overhead Pabrik yang Sesungguhnya Terjadi
PT Eliona Sari
Biaya Overhead Pabrikyang Sesungguhnya Terjadi Tahun 20X1
Pada Kapasitas Sesungguhnya yang Dicapai
75.000 Jam Mesin
No Rekening

Jenis Biaya

Tetap/Variabel

Jumlah

5101

Biaya Bahan Penolong

Rp 1.100.000

5102

Biaya Listrik

1.450.000

5103

Biaya Bahan Bakar

750.000

5104

Biaya Tng Kerja Tidak Langsung

1.500.000

2.000.000

5105

Biaya Kesejahteraan Karyawan

1.500.000

5106

Biaya Reparasi & Pemeliharaan

500.000

500.000

5107

Biaya Asuransi Gedung

600.000

5107

Biaya Depresiasi

800.000

Jumlah

V
T

Rp 5.300.000
5.400.000

Total

Rp10.700.000
3. Pengumpulan Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dalam Metode Full Costing
Biaya Overhead Pabrik yang sesungguhnya terjadi dicatat dalam rekening kontrol biaya

overhead pabrik sesungguhnya. Rekening ini dirinci lebih lanjut dalam kartu biaya untuk jenis
biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi. Jurnal yang dibuat oleh PT Eliona Sari untuk
10

mencatat biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi sesuai data dalam gambar 7.2
adalah :
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
Rp 10.700.000
Persediaan Bahan Penolong
Rp 1.100.000
Persediaan Bahan Bakar
750.000
Gaji dan Upah
3.500.000
Persediaan Suku Cadang
500.000
Persekot Asuransi Gedung
600.000
Akumulasi Depresiasi Mesin
800.000
Kas
3.450.000
Catatan :
Biaya yang dibayar dengan kas terdiri dari :
Biaya listrik
Rp 1.450.000
Biaya kesejahteraan karyawan
1.500.000
Biaya reparasi dan pemeliharaan tetap
500.000
Rp 3.450.000
4. Pengumpulan Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dalam Metode Variable Costing
Seperti halnya dalam metode full costing, biaya overhead pabrik yang sesungguhnya
terjadi dicatat dalam rekening kontrol biaya overhead pabrik sesungguhnya. Rekening ini dirinci
lebih lanjut dalam kartu biaya untuk jenis biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi.
Karena dalam metode variable costing biaya overhead pabrik tetap sesungguhnya dibebankan
sebagai biaya dalam periode terjadinya, tidak diperhitungkan ke dalam harga pokok produksi,
maka biaya overhead pabrik sesungguhnya kemudian dipecah menjadi dua kelompok biaya :
biaya overhead pabrik variabel sesungguhnya dan biaya overhead pabrik tetap sesungguhnya.
Jurnal yang dibuat untuk mencatat biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi sesuai data
dalam gambar 7.2 adalah :
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
Rp 10.700.000
Persediaan Bahan Penolong
Rp 1.100.000
Persediaan Bahan Bakar
750.000
Gaji dan Upah
3.500.000
Persediaan Suku Cadang
500.000
Persekot Asuransi Gedung
600.000
Akumulasi Depresiasi Mesin
800.000
Kas
3.450.000
Jurnal yang dibuat untuk mencatat pemisahan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi
menurut perilakunya, sesuai data dalam gambar 7.2 adalah :
Biaya Ov. Pabrik Variabel Sesungguhnya
Rp 5.300.000
Biaya Ov. PabrikTetap Sesungguhnya
Rp 5.400.000
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya

11

Rp 10.700.000

PERHITUNGAN DAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK DENGAN


METODE FULL COSTING
Jika perusahaan menggunakan metode full costing dalam penentuan harga pokok
produksinya, pada akhir periode akuntansi dilakukan peghitungan selisih biaya overhead pabrik
yang dibebankan kepada produk sebagai berikut :
Biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk :
75.000 jam mesin x Rp 140

Rp 10.500.000

Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya

10.700.000

Selisih biaya overhead pabrik

Rp

200.000

Untuk mencatat selisih biaya overhead pabrik tersebut perlu dibuat dua jurnal sebagai berikut :
a. Jurnal untuk menutup rekening Biaya Overhead Pabrik ysng Dibebankan ke rekening Biaya
Overhead Pabrik Sesungguhnya. Bedasarkan contoh 1, jurnal penutupan tersebut dibuat sebagai
berikut :
Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
b.

Rp 10.500.000
Rp 10.500.000

Jurnal untuk mencatat selisih biaya overhead pabrik. Berdasarkan contoh 1, jurnal tersebut
dibuat sebagai berikut :
Selisih Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya

Rp 10.500.000
Rp 10.500.000

Selisih biaya overhead pabrik sebesar Rp 200.000 tersebut dapat dipecah ke dalam dua
macam selisih (variances) sebagai berikut : (1) selisih anggaran dan (2) selisih kapasitas.
Selisih Anggaran ( Budget Variance). Selisih anggaran (budget atau spending variance)
menunjukkan perbedaan antara biaya yang sesungguhnya terjadi dengan taksiran biaya yang
seharusnya dikeluarkan menurut anggaran. Selisih anggaran dihitung sebagai berikut :
Metode I :
Biaya overhead pabrik sesungguhnya

Rp 10.700.000

Biaya overhead pabrik yang dianggarkan, pada kapasitas yang dicapai


12

Biaya overhead pabrik tetap

Rp 5.400.000

Biaya overhead pabrik variable (75.000 x Rp 72,50)

5.437.500
10.837.500

Selisih anggaran

Rp 137.500 L

Metode II :
Biaya overhead pabrik sesungguhnya

Rp 10.700.000

Biaya overhead pabrik tetap menurut anggaran

5. 400.000

Biaya overhead pabrik variabel sesungguhnya

Rp 5.300.000

Biaya overhead pabrik yang dibebankan

5.437.500

Selisih anggaran

Rp 137.500 L

Ket :
L = Laba (selisih menguntungkan)
Selisih kapasitas (Idle Capacity Variance). Selisih kapasitas disebabkan karena tidak
dipakainya atau dilampauinya kapasitas yang dianggarkan. Jumlah selisih kapasitas merupakan
perbedaan antara biaya overhead pabarik tetap yang dianggarkan dengan biaya overhead pabrik
tetap yang dibebankan kepada produk. Selisih kapasitas dihitung sebagai berikut :
Metode I :
Biaya Overhead pabrik tetap yang dianggarkan

Rp 5.400.000

Biaya overhead pabrik tetap yang dibebankan kepada produk


75.000 x Rp 67,50

5.062.500
13

Selisih kapasitas

Rp 337.500 R

Metode II :
Kapasitas yang dianggarkan

80.000 jam mesin

Kapasitas sesungguhnya yang dicapai

75.000

Kapasitas yang tidak terpakai

5.000 jam mesin

Tarif biaya overhead pabrik tetap

Rp 67,50 per jam mesin

Selisih kapasitas

Rp 137.500 R

Ket :
R= Rugi ( selisih yang merugikan )
Metode III :
Biaya overhead pabrik yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya yang dicapai :
Biaya tetap

Rp 5.400.000

Biaya Variabel

5.437.500
Rp 10.837.500

Biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada


Produk 75.000 x 140

10.500.000

Selisih kapasitas

Rp

337.500 R

Terjadinya selisih tersebut disebabkan karena satu atau beberapa faktor dibawah ini. Salah
satu faktor penyebab terjadinya selisih tersebut adalah kurang tepatnya taksiran biaya overhead
pabrik yang digunakan untuk menghitung tarif. Sedangkan faktor faktor lainnya adalah :
a. Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi lebih besar atau lebih kecil bila
dibandingkan dengan biaya overhead pabrik yang dianggarkan ( yang digunakan untuk
14

menghitung tarif biaya overhead pabrik atas dasar kapasitas normal ), yang telah
disesuaikan pada tingkat kapasitas sesungguhnya . Hal ini merupakan petunjuk bahwa
perusahaan telah mengeluarkan biaya overhead pabrik terlalu banyak atau sangat hemat.
Penyebab selisih ini terutama adalah bahwa overhead pabriik variabel.
b. Kegiatan produksi lebih besar atau kurang untuk menyerap bagian biaya overhead pabrik
tetap untuk bulan tertentu. Hal ini merupakan petunjuk ketidakefisienan atau efisiensi,
adanya idle time atau overtime. Selisih ini berhubungan dengan biaya overhead pabrik
tetap.
c. Selisih biaya overhead pabrik mungkin terjadi sebgai akbiat faktor faktor musiman
seperti perbedaan jumlah hari dalam bulan dan sifat sifat musiman elemen biaya
overhead pabrik tertentu. Selisih ini disebabkan oleh biaya overhea pabrik baik yang
variabel maupun yang tetap
Perhitungan dan Analisis Selisih Biaya Overhead Pabrik dengan Metode Variable Costing
Jika perusahaan menggunakan metode variable costing dalam penentuan harga pokok
produksinya, pada akhir periode akuntansi dilakukan penghitungan biaya overhead pabrik yang
lebih atau kurang dibebankan kepada produk sebagai berikut :
Biaya overhead pabrik variabel yang dibebankan kepada produk :
75.000 jam mesin x Rp 72,50

Rp 5.437.500

Biaya overhead pabrik variabel yang sesungguhnya

5.300.000

Selisih biaya overhead pabrik variabel

Rp

137.500

Untuk mencatat selisih biaya overhead pabrik variabel tersebut perlu dibuat dua jurnal sebagai
berikut :
a. Jurnal untuk menutup rekening Overhead Pabrik yang dibebankan ke rekening Biaya Overhead
Pabrik Variabel Sesungguhnya. Berdasarkan contoh 1, jurnal penutupan tersebut dibuat sebagai
berikut :
Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan
Biaya Overhead Pabrik Variabel Sesungguhnya

15

Rp 5.437.500
Rp 5.437.500

b. Jurnal untuk mencatat selisih biaya overhead pabrik variabel. Berdasarkan contoh 1 , jurnal
tersebut dibuat sebagai berikut :
Selisih Biaya Overhead Pabrik Variabel
Biaya Overhead Pabrik Variabel susungguhnya

Rp 5.437.500
Rp 5.437.500

Selisih biaya overhead pabrik variabel Rp 137.500 dan jumlah ini disebut selisih
pengeluaran variabel (variable spending variance). Karena metode variable costing tidak
membebankan biaya overhead pabrik tetap kepada produk, maka tidak ada selisih yang dihitung
yang bersangkutan dengan kapasitas (seperti halnya dengan selisih kapsitas dalam metode full
costing).
Perlakuan Terhadap Selisih Biaya Overhead Pabrik
Setiap akhir bulan, biaya overhead pabrik yang kurang atau lebih dibebankan dipindahkan
dari rekening Biay Overhead Pabrik Sesungguhnya ke rekening Selisih Biaya Overhead Pabrik.
Rekening Selsiih Biaya Overhead Pabrik dicantumkan dalam neraca sebagai beban yang
ditangguhkan (deferred charges) atau deferred credits. Hal ini dilakukan dengan alasan bahwa
selisih biaya overhead pabrik yang terjadi dalam bulan tertentu akan diimbangi dengan selisih
biaya overhead pabrik pada bulan berikutnya. Metode perlakuan terhadap selisih biaya overhead
pabrik ini seringkali digunakan tanpa memperhatikan penyebab terjadinya selisih itu sendiri
dengan alasan sebagai berikut :
a. Manajemen tidak pernah mencoba menentukan penyebab terjadinya selisih biaya
overhead pabrik.
b. Jumlah selisih tersebut relatif keil bila dibandingkan dengan saldo rekening rekening
yang akan dibebani dengan pembagian selisih tersebut.
c. Saldo rekening rekening Barang Dlam Proses dan Persediaan Produk jadi biasanya
relatif kecil bila dibandingkan dengan Harga Pokok Penjualan.
Penyajian Selisih Biaya Overhead Pabrik dalam Laporan Rugi Laba
Hasil Penjualan
Rp xx
Harga Pokok Penjualan

Rp xx

Ditambah :
Selisih biaya obverhead pabrik

xx +
XX +

Laba bruto

16

Rp xx

Berikut ini adalah contoh kedua metode perlakuan terhadap selisih biaya overhead pabrik
tersebut.
Metode I :
Selisih Biaya Overhead Pabrik Dibagikan kepada Rekening Rekening Persediaan dan
Harga Pokok Penjualan .
Misalkan dari contoh 8 tersebut, saldo rekening rekening Persediaan dan Harga Pokok
Penjualan pada akhir tahun 19X1 sebagai berikut :
Persediaan Produk Dalam Proses

Rp 400.000

Persediaan Pokok Jadi

600.000

Harga Pokok Penjualan

7.000.000

Jumlah

Rp 8.000.000

Pembagian selisih biaya overhead pabrik kepada rekening rekening persediaan dan harga
pokok penjualan tercantum dalam Gambar 7.5.
Pembagian Selisih Biaya Overhead Pabrik ke Rekening Rekening Persediaan dan Harga Pokok
Penjualan

17

Saldo pada

Saldo pada

Tgl 31 Des 19X1


Sebelum

tgl 31 Des 19 X 1
Dasar

Setelah

Nama Rekening

Penyesuaian

Penyesuaian

Penyesuaian

Selisih Biaya Ov. Pabrik

Rp 200.000

Persediaan Produk Dalam Proses

Rp 400.000

(4/80)x Rp 200.000= Rp10.000

Rp 410.000

Persediaan Produk Jadi

600.000

(6/80)x Rp 200.000= Rp 15.000

615.000

Harga Pokok Penjualan

7.000.000

(70/80)x Rp 200.000= Rp175.000

Rp 8.000.000

7.175.000
Rp 8.200.000

Jurnal untuk membagikan selisih biaya overhead pabrik atas dasar data tersebut di atas adalah
sebagai berikut :

Persediaan Produk Dalam Proses

Rp 10.000

Persediaan Produk Jadi

15.000

Harga Pokok Penjualan

175.000

Selisih Biaya Overhead Pabrik

Rp 200.000

Metode II :
Selisih Biaya Overhead Pabrik Diperlakukan Sebagai Pengarang atau Penambah
Rekening Harga Pokok Penjualan.
Jurnal untuk membagikan selisih biaya overhead pabrik atas dasar data tersebut di atas
adalah sebagai berikut :
18

Harga Pokok Penjualan

Rp 200.000

Selisih Biaya Overhead Pabrik

ALOKASI

BIAYA

OVERHEAD

Rp 200.000

PABRIK

DEPARTEMEN

PEMBANTU

KE

DEPARTEMEN PRODUKSI
Setelah anggaran biaya overhead pabrik per departemen disusun, langkah selanjutnya
dalam penentuan tarif biaya overhead pabrik per departemen adalah mengalokasikan biaya
overhead pabrik pembantu ke departemen produksi yang menikmati jasa departemen pembantu.
Pada umunya tarif biaya overhead pabrik hanya dihitung untuk departemen-departemen produksi
saja, karena pengolahan bahan baku menjadi produk biasanya terjadi di departemen produksi.
Oleh karena biaya overhead pabrik yang akan dibebankan kepada produk tidak hanya terdiri dari
biaya yang terjadi dalam departemen-departemen produksi saja, melaikan meliputi pula biaya
overhead yang terjadi di departemen-departemen pembantu, maka dalam rangka penentuan biaya
tarif overhead pabrik per departemen, biaya overhead departemen pembantu dialokasikan ke
departemen produksi.
Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi dapat dilakukan
dengan salah satu dari dua cara berikut ini:
1. Metode alokasi langsung (direct allocation method)
2. Metode alokasi bertahap (step method)
1. Metode Alokasi Langsung
Dalam metode alokasi langsung, biaya overhead departemen pembantu dialokasikan ke tiaptiap departemen produksi yang menikmatinya. Metode alokasi langsung digunakan apabila jasa
yang dihasilkan oleh departemen pembantu hanya dinikmati oleh departemen produksi saja.
Tidak ada departemen pembantu yang memakai jasa departemen pembantu yang lain.
2. Metode Alokasi Bertahap
Metode ini digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen pembantu tidak hanya
digunakan oleh departemen produksi saja, tetapi digunakan pula oleh departemen pembantu yang
lain. Sebagai contoh, departemen pembangkit tenaga listrik memberikan jasa berupa listrik
kepada departemen bengkel, sebaliknya departemen pembangkit tenaga listrik menerima jasa
reparasi dan pemeliharaan dari departemen bengkel. Baik departemen bengkel maupun
19

departemen pembangkit tenaga listrik merupakan departemen pembantu. Oleh karena itu,
sebelum biaya overhead di dua departemen tersebut dialokasikan ke departemen produksi, perlu
diadakan alokasi biaya overhead antar departemen pembantu yang saling menikmati jasa
tersebut. Dengan demikian alokasi biaya overhead dari departemen pembantu ke departemen
produksi dilakukan secara bertahap, dengan pertama kali mengaolaksikan biaya biaya overhead
antardepartemen pembantu, baru kemudian mengalokasikan biaya overhead departemen
pembantu ke departemen produksi. Metode alokasi bertahap dibagi menjadi dua kelompok
metode:
a. Metode alokasi bertahap yang memperhitungkan transfer jasa timbale balik antar
departemen-departemen pembantu. Yang termasuk dalam kelompok metode ini
adalah:
1. Metode alokasi kontiniu
2. Metode aljabar
b. Metode alokasi bertahap yang tidak memperhitungkan transfer jasa timbal balik
antardepartemen pembantu. Metode alokasi yang termasuk dalam kelompok ini
adalah metode urutan alokasi yang diatur
Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi dengan memakai
metode alokasi langsung dapat diikuti dalam contoh berikut ini:
PT Eliona Sari mengolah produknya melalui dua departemen produksi: departemen A dan
departemen B, dan ditunjang oleh tiga departemen pembantu: departemen X, Y, Z. Anggaran
biaya overhead pabrik per departemen untuk tahun 2016 tampak dalam gambar 8.1 berikut ini:

20

Gambar 8.1 Anggaran Biaya Overhead Pabrik per Departemen Tahun 2016
PT Eliona Sari
Anggaran Biaya Overhead Pabrik per Departemen Tahun 2016
(dalam ribuan rupiah)
Departemen Produksi
Jenis Biaya Overhead
Biaya overhead langsung departemen:
Biaya bahan penolong
Biaya bahan bakar
Biaya TKTL
Biaya kesejahteraan karyawan
Biaya reparasi & pemeliharaan mesin
Jumlah biaya overhead langsung dep.
Biaya Overhead Tidak Langsung Dep.
Biaya depresiasi gedung
Biaya asuransi gedung
Jumlah biaya overhead tidak langsung
Jumlah biaya overhead pabrik

Departemen Pembantu

Jumlah

1.450
1.000
2.000
655
1.375
6.480

550
750
250
400
1.950

750
800
300
500
2.350

50
200
50
300
600

75
1.000
150
30
100
1.355

25
100
25
75
225

400
500
900
7.380

100
125
225
2.175

120
150
270
2.620

76
95
171
771

40
50
90
1.445

64
80
144
369

Biaya overhead tidak langsung departemen didistribusikan ke departemen-departemen yang


menikmati manfaatnya atas dasar perbandingan luas lantai dalam Gambar 8.2

Gambar 8.2
Dasar Distribusi Biaya Overhead Pabrik
Departemen yang menikmati

Luas lantai (m2)


21

Proporsi luas lantai

manfaat biaya
(a)
Departemen A
Departemen B
Departemen X
Departemen Y
Departemen Z
Jumlah

[(b) : 8.000] x 100%


(c)
25%
30%
19%
10%
16%
100%

(b)
2.000
2.400
1.520
800
1.280
8.000

Taksiran jasa departemen pembantu yang dipakai oleh departemen produksi dalam tahun 2016
tampak dalam Gambar 8.3
Gambar 8.3 Taksiran Pemakaian Jasa Departemen Pembantu oleh Departemen Produksi

PT Eliona Sari
Taksiran Jasa Departemen-Departemen yang Dipakai oleh Departemen Produksi
Departemen Pembantu
Departemen Pembantu X
Departemen Pembantu Y
Departemen Pembantu Z

Departemen Produksi A
75%
45%
60%

Departemen Produksi B
25%
55%
40%

Atas dasar data dalam gambar 8.1 dan 8.3 tersebut di atas kemudian dilakukan alokasi
biaya overhead pabrik dari departemen pembantu ke departemen produksi dengan metode
alokasi langsung seperti tampak dalam gambar 8.4

Gambar 8.4
Alokasi Biaya Overhead Departemen Pembantu ke Departemen Produksi dengan Menggunakan
Metode Alokasi Langsung

Keterangan

Departemen Produksi
A
22

Departemen Pembantu
X

Jumlah biaya overhead langsung dan tidak


langsung dep.
Alokasi biaya overhead dep. Z
Alokasi biaya overhead dep. Y
Alokasi biaya overhead dep. X
Jumlah

biaya

alokasi

overhead

2.175,00
221,40
650,25
578,25

2.620,00
147,60
794,75
192,75

1.449,90

1.135,10

3.624,90

3.755,10

771

1.445

369
(369)

(1.445)
(771)

dari

departemen pembantu

Jumlah biaya dep. produksi setelah


menerima alokasi biaya dari dep. pembantu

METODE ALOKASI BERTAHAP YANG MEMPERHITUNGKAN JASA TIMBAL


BALIK ANTAR DEPARTEMEN PEMBANTU
1. Metode Alokasi Kontinu
Dalam metode ini, biaya overhead pabrik departemen departemen pembantu yang saling
memberikan jasa dialokasikan secara terus menerus , sehingga jumlah biaya overhead yang
belum dialokasikan menjadi tidak berarti.
Contoh 2 :
Biaya overhead langsung dan tidak langsung departemen departemen pembantu
produksi selama tahun anggaran 19X3 diperkirakan sebagai berikut :
Departemen Produksi
Departemen A

Rp 9.000.000

Departemen B

15.000.000

Departemen Pembantu
Departemen X

Rp 3.000.000

Departemen Y

5.000.000

Proporsi Jasa Departemen Pembantu yang Dipakai Departemen Produksi

23

Jumlah biaya overhead departemen X setelahh menerima alokasi biaya dari departemen Y adalah
sebesar Rp 4.081.632 ( yaitu Rp 3.000.000 + Rp 1.060.000 + Rp 21.200 + Rp 424 + Rp 8),
sedangkan jumlah biaya overhead departemen Y setelah menerima alokasi biaya dari departemen
X adalah sebesar Rp 5.408.163 (yaitu Rp 5.000.000 + Rp 300.000 + Rp 106.000 + Rp 2.120 +
Rp 42+ Rp 1).
Alokasi Biaya Overhead Pabrik dengan Metode Alokasi Kontinu

Biaya overhead departemen X sebesar Rp 3.000.000 tersebut seharusnya dialokasikan


pula ke departemen departemen produksi , tetapi dalam perhitungan ini jumlah biaya overhead
yang dialokasikan ke departemen departemen produksi tidak ditulis. Hal ini disebabkan karena
tujuan metode alokasi adalah untuk menghitung jumlah biaya overhead departemen pembantu
setelah menerima alokasi biaya dari departemen pembantu yang lain.
24

Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi dan alokasi biaya
overhead antardepartemen pembantu sendiri dilakukan dalam Gambar 8.8 berikut ini:

2. Metode Aljabar
Dalam metode ini, jumlah biaya tiap-tiap departemen pembantu dinyatakan dalam persamaan
aljabar. Dari contoh 2 tersebut di atas, misalkan:
x = jumlah biaya departemen X setelah menerima alokasi biaya dari departemen Y.
y = jumlah biaya departemen Y setelah menerima alokasi biaya dari departemen X.
Oleh karena itu:
x = 3.000.000 + 0,20 y
y = 5.000.000 + 0,10 x

Dua persamaan tersebut dapat diselesaikan lebih lanjut sebagai berikut:


x = 3.000.000 + 0,20 y
x = 3.000.000 + 0,20 (5.000.000 + 0,10 x)
x = 3.000.000 + 1.000.000 + 0,02 x
x 0,02 x = 4.000.000
25

0,98 x

= 4.000.000
x = 4.000.000 / 0,98
= 4.081.633

y = 5.000.000 + 0,10 x
= 5.000.000 + 408.163
y = 5.408.163

Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi dan antar departemen
pembantu sendiri dilakukan dalam Gambar 8.9.

REFRENSI
Mulyadi, 2002. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Aditya Media.

26

27

Anda mungkin juga menyukai