Oleh :
Kelompok 4
Ni Kadek Cahya Dwi Utami (1315644007)
A.A Indah Indraswari (1315644063)
Putu Desy Ariyani (1315644079)
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BALI
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat
rahmatnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah akuntansi biaya yang diberikan oleh dosen
kami NI Luh Nym Ayu Suda Susilawati, SE.,MM. mengenai masalah Metode Harga Pokok
Pesanan
Semoga makalah yang kami buat ini bermanfaat bagi khalayak umum, dan khususnya
bagi mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah akuntansi biaya ini, semoga bermanfaat di
masa depan.
Penyusun,
Kelompok IV
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Harga Pokok Pesanan.............................................................................3
2.2 Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan............................................................3
2.3 Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi Per Pesanan...........................................5
2.4 Prosedur Akuntansi Biaya Harga Pokok Pesanan.....................................................9
2.5 Kartu Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Sheet)................................................20
2.6 Metode Harga Pokok Pesanan..................................................................................20
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
untuk memproduksi pesanan tersebut dalam mendapatkan laba yang diinginkan oleh
perusahaan dapat optimal, karena harga jual yang dibebankan kepada pemesan ditentukan
oleh besarnya biaya produksi yang dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian dari metode harga pokok pesanan ?
1.2.2 Bagaimana karakteristik metode harga pokok pesanan ?
1.2.3 Apa manfaat informasi harga pokok produksi per pesanan ?
1.2.4 Bagaimana prosedur akuntansi biaya harga pokok pesanan ?
1.2.5 Bagaimana Kartu Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Sheet) ?
1.2.6 Bagaimana metode harga pokok pesanan ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4
1.3.5
1.3.6
BAB II
PEMBAHASAN
untuk
per
satuan.
Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan
harga pokok produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk
pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan. Pada
pengumpulan harga pokok pesanan dimana biaya yang dikumpulkan untuk setiap
pesanan/kontrak/jasa secara terpisah dan setiap pesanan dapat dipisahkan identitasnya. Atau
dalam pengertian yang lain, penentuan harga pokok pesanan adalah suatu sistem akuntansi yang
menelusuri biaya pada unit individual atau pekerjaan, kontrak atau tumpukan produk yang
spesifik.
2.2 Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan
Pengumpulan biaya produksi dalam suatu perusahaan dipengaruhi oleh
karakteristik kegiatan produksi perusahaan tersebut. Oleh karena itu, sebelum dibahas
metode harga pokok pesanan, perlu diuraikan terlebih dahulu karakteristik kegiatan usaha
perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan yang berpengaruh terhadap metode
pengumpulan biaya produksi.
4. Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi pesanan tertentu
berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya overhead pabrik
diperhitungkan ke dalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan di muka.
5. Harga pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi dengan cara
membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah
unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.
Rpxx
xx
Rpxx
xx
Rpxx
Dari formula tersebut terlihat bahwa informasi taksiran biaya produksi yang akan
dikeluarkan untuk memproduksi pesanan yang diinginkan oleh pemesan dipakai sebagai
salah satu dasar untuk menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan. Untuk
menaksir biaya produksi yang akan dikeluarkan dalam memproduksi pesanan tertentu perlu
dihitung unsur-unsur biaya berikut ini :
Taksiran biaya bahan baku
Rpxx
xx
xx
Rpxx
Rpxx
xx
xx
Rpxx
Biaya nonproduksi :
Taksiran biaya administrasi & umum
Taksiran biaya pemasaran
Rpxx
xx
xx
Rpxx
Rpxx
xx
xx
Rpxx
Rpxx
Rpxx
xx
xx
(xx)
Rpxx
5. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan
dalam neraca
Pada saat manajemen dituntut untuk membuat pertanggungjawaban keuangan
periodik, manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan laporan rugi-
laba. Di dalam neraca, manajemen harus menyajikan harga pokok persediaan produk jadi dan
harga pokok produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses. Untuk tujua tersebut,
manajemen perlu menyelenggarakan catatan biaya produksi tiap pesanan. Berdasarkan
catatan biaya produksi tiap pesanan tersebut manajemen dapat menentukan biaya produksi
yang melekat pada pesanan yang telah selesai diproduksi, namun pada tanggal neraca belum
diserahkan kepada pemesan. Disamping itu, berdasarkan catatan tersebut, manajemen dapat
pula menentukan biaya produksi yang melekat pada pesanan yang pada tanggal neraca masih
dalam proses pengerjaan. Biaya yang melekat pada pesanan yang telah selesai diproduksi
namun pada tanggal neraca belum diserahkan kepada pemesan disajikan dalam neraca
sebagai harga pokok persediaan produk jadi. Biaya yang melekat pada pesanan yang belum
selesai pada tanggal neraca disajikan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk
dalam proses.
2.4 Prosedur Akuntansi Biaya Harga Pokok Pesanan
1. Akuntansi Biaya Bahan dan Suplies
Rpxx
Rpxx
Persediaan suplies
Rpxx
Hutang dagang
Rpxx
Rpxx
Rpxx
PDP BOP
Rpxx
BOP dibebankan
(Pembebanan BOP ke produk)
b. Pengumpulan BOP sesungguhnya
BOP Sesungguhnya
Rpxx
Persediaan Bahan Penolong
Rpxx
Rpxx
Rpxx
BOP Sesungguhnya
Rpxx
Rp xx
BOP sesungguhnya
Rpxx
Akm. Penyusutan mesin
Rpxx
Akm. Penyusutan bangunan
Rpxx
Akm. Penyusutan Peralatan
Rpxx
Amortisasi Hak Paten
Rpxx
(Biaya penyusutan dan amortisasi aktiva tetap pabrik)
BOP sesungguhnya
Persediaan suku cadang
Rpxx
Rpxx
Kas/Hutang biaya
Rpxx
(Biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik)
BOP sesungguhnya
Kas/Hutang biaya
(Biaya listrik dan air untuk pabrik)
Rpxx
Rpxx
BOP sesungguhnya
Rpxx
Persekot asuransi
Rpxx
(Biaya asuransi pabrik)
c. Akuntansi Perhitungan dan Perlakuan Selisih BOP
- Akuntansi Perhitungan Selisih BOP :
BOP dibebankan
Selisih BOP (under applied)
Rpxx
BOP sesungguhnya
Rpxx
(Menutup BOP dibebankan ke BOP sesungguhnya)
BOP sesungguhnya lebih besar dari BOP dibebankan
selisih
tidak
BOP dibebankan
BOP sesungguhnya
Rpxx
Selisih BOP (over applied)
Rpxx
(Menutup BOP dibebankan ke BOP sesungguhnya)
BOP sesungguhnya lebih kecil dari BOP dibebankan selisih meguntungkan atau
favorable.
Persediaan PDP
Rpxx
PDP Biaya bahan baku
PDP Biaya tenaga kerja langsung
PDP BOP
(Pencatatan produk dalam proses akhir periode)
5. Akuntansi Penjualan atau Penyerahan Produk Kepada Pemesan
Piutang dagang/kas
Rpxx
Penjualan
(mencatat penjualan)
Rpxx
Rpxx
Rpxx
Rpxx
xxx
BOP sesungguhnya
xxx
Hasil penjualan diperlakukan sebagai pengurang BBB pada pesanan yang bahannya
tersisa dengan jurnal:
Kas
xxx
PDP-BBB
xxx
PDP-BBB
xxx
Kas
xxx
Bila sisa bahan tidak bisa ditelusuri asal sisa bahan tersebut, biaya pemusnahannya akan
dibebankan pada BOP sesungguhnya, dengan jurnal:
BOP sesungguhnya
xxx
Kas
xxx
B. Produk Rusak
a. Produk Rusak tidak laku dijual
Jika tidak laku dijual maka akan timbul masalah karena adanya HP yang melekat pada
produk
Timbul Akibat sulitnya pengerjaan
Contoh:
PT.XXX menerima pesanan 50 unit barang yang diperkirakan harga pokok per unitnya
adalah Rp1.000.000. Karena sulitnya pengerjaan perusahaan akan membuat 60 unit,
dimana 10 unit merupakan produk yang rusak dan tidak laku dijual. Dengan demikian
harga pokok per unitnya tidak Rp1.000.000 melainkan Rp1.200.000 dengan rincian sbb:
HPP produk selesai 50@Rp1.000.000 = Rp50.000.000
HPP produk rusak 10@Rp1.000.000 = Rp10.000.000
HPP produk selesai 50@Rp1.200.000 = Rp60.000.000
Timbul akibat kegiatan normal
Bila produk timbul akibat kegiatan normal, HPP rusak akan dibebankan sebagai BOP
sesungguhnya.
Contoh:
Dari soal diatas misalnya komposisi BBB, BTKL, BOP adalah 5:3:2 maka pencatatan
jurnalnya adalah sbb:
BOP sesungguhnya
Rp10.000.000
PDP-BBB
Rp5.000.000
PDP-BTKL
Rp3.000.000
PDP-BOP
Rp2.000.000
Rp10.000.000
PDP-BBB
Rp5.000.000
PDP-BTKL
Rp3.000.000
PDP-BOP
Rp2.000.000
Rp2.000.000
PDP-BBB
Rp1.000.000
PDP-BTKL
Rp600.000
PDP-BOP
Rp400.000
dan hasil
penjualannya
diperlakukan
sebagai
pengurang
BOP
sesungguhnya. Sehingga:
Harga Pokok Produk Rusak Rp10.000.000
Hasil Penjualan Produk rusak (Rp2.000.000)
BOP sesungguhnya
Rp8.000.000
Pencatatan jurnalnya:
Kas
Rp2.000.000
BOP sesungguhnya
Rp8.000.000
PDP-BBB
Rp5.000.000
PDP-BTKL
Rp3.000.000
PDP-BOP
Rp2.000.000
Rp10.000.000
(Rp2.000.000)
Rp8.000.000
Kas
Rp2.000.000
Rp8.000.000
PDP-BBB
Rp5.000.000
PDP-BTKL
Rp3.000.000
PDP-BOP
Rp2.000.000
C. Produk Cacat
Produk cacat adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu yang telah ditentukan, tetapi
secara ekonomis masih bisa diperbaiki. Artinya biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki
lebih rendah dibandingkan dengan harga jualnya.
Permasalahan pada produk cacat adalah menyangkut biaya tambahan untuk memperbaiki
produk cacat tersebut. Perlakuan pada produk cacat juga tergantung dari penyebab cacatnya
produk tersebut.
Contoh:
PT. ABC menerima pesanan sebanyak 750 unit dengan harga pokok per unitnya Rp200.000
yang terdiri dari bahan baku Rp90.000, biaya tenaga kerja Rp60.000 dan BOP Rp50.000.
Perusahaan memproduksi 750 unit, tetapi dalam proses produksinya ada cacat sebanyak 50
unit. Untuk memperbaiki cacat tersebut, dikeluarkan biaya per unitnya sbb:
Bahan Baku
Rp45.000
Rp30.000
Rp25.000
Produk cacat yang diakibatkan sulitnya pengerjaan akan menimbulkan biaya tambahan dan
biaya tambahan tersebut diperlakukan sebagai penambah biaya produksi.
Jurnalnya yang diperlukan adalah:
PDP-BBB
Rp2.250.000
PDP-BTKL
Rp1.500.000
PDP-BOP
Rp1.250.000
Rp2.250.000
Rp1.500.000
Rp1.250.000
Rp5.000.000
Rp2.250.000
Rp1.500.000
Rp1.250.000
Karena kesalahan
Bila produk cacat timbul karena kesalahan proses, maka tambahan biaya diperlakukan
sebagai kerugian dan dimasukkan ke dalam rekening rugi produk cacat, jurnalnya adalah
sbb:
Rugi produk cacat
Persediaan Bahan Baku
Rp5.000.000
Rp2.250.000
Rp1.500.000
Rp1.250.000
Transaksi yang terjadi sehubungan dengan pesanan job nomor 58 tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Pembelian bahan-bahan yang dilakukan:
- 20 keping kayu mahoni
@ Rp500.000,00
- 100 liter politur
@ Rp5.000,00
- 15 peti lem
@ Rp20.000,00
- 5 peti paku
@ Rp40.000,00
b. Permintaan bahan-bahan untuk memproduksi job nomor 58 :
- 5 keping kayu mahoni
- 10 liter politur
- 1 peti lem
- 1 peti paku
c. Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan untuk mengerjakan pesanan:
- Tenaga kerja langsung
Rp3.500.000,00
- Tenaga kerja tidak langsung
Rp1.000.000,00
d. Biaya overhead pabrik sesungguhnya selain yang terjadi di atas adalah sebesar
Rp2.000.000,00.
e. Biaya overhead pabrik dibebankan atas dasar tarif yaitu 75% dari biaya tenaga kerja
langsung.
f. Pesanan tersebut dapat diselesaikan dan diserahkan kepada pemesannya sedangkan
pembayarannya diterima 20 hari kemudian.
Diminta :
1. Jurnal-jurnal yang diperlukan.
2. Kartu biaya atas pesanan tersebut.
Jawab :
Jurnal jurnal yang diperlukan
a. Mencatat pembelian bahan bahan
Persediaan bahan
11.000.000
Utang dagang
b. Mencatat pemakaian bahan baku dan bahan pembantu
PDP bahan baku (job 58)
2.500.000
BOP sesungguhnya
110.000
Persediaan bahan
c. Mencatat biaya tenaga kerja
1. Pencatatan biaya tenaga kerja yang terutang oleh perusahaan
Biaya gaji & upah
4.500.000
Utang gaji & upah
2. Pencatatan distribusi biaya tenaga kerja
PDP BTKL (job 58)
3.500.000
BOP sesungguhnya
1.000.000
Biaya gaji & upah
11.000.000
2.610.000
4.500.000
4.500.000
485.000
Selisih BOP
h. Mencatat produk jadi (job 58)
Persediaan produk jadi
PDP bahan baku (job 58)
PDP BTKL (job 58)
PDP BOP (job 58)
i. Mencatat penjualan (job 58)
Piutang dagang
Penjualan
j. Mencatat harga pokok penjualan
Harga Pokok Penjualan
Persediaan produk jadi
Kartu Biaya Atas Pesanan
3.110.000
485.000
8.625.000
2.500.000
3.500.000
2.625.000
12.000.000
12.000.000
8.625.000
8.625.000
Contoh Kasus 2 :
Perusahaan mebel ANTIK mempunyai 2 departemen produksi A dan departemen
produksi B. Pada bulan Januari 2015 mendapat pesanan sebagai berikut:
- Dari UNY 200 buah kursi kuliah @ Rp60.000,00.
- Dari UGM 50 buah meja kerja @ Rp70.000,00.
Catatan:
Pesanan tersebut diberi kode masing-masing K-1 dan M-3. Pesanan K-1 dan M-3 dapat
diselesaikan, namun baru K-1 yang diserahkan.
Transaksi yang terjadi untuk memenuhi pesanan K-1 dan M-3 adalah sebagai berikut:
Pemakaian bahan baku :
Pesanan
Dept. A
Dept. B
Jumlah
K-1
Rp4.000.000,00
Rp1.000.000,00
Rp5.000.000,00
M-3
Rp1.500.000,00
Rp250.000,00
Rp1.750.000,00
Rp5.500.000,00
Rp1.250.000,00
Rp6.750.000,00
Dept. A
Dept. B
Jumlah
K-1
Rp1.600.000,00
Rp800.000,00
Rp2.400.000,00
M-3
Rp500.000,00
Rp200.000,00
Rp700.000,00
Rp2.100.000,00
Rp1.000.000,00
Rp3.100.000,00
BOP-Dibebankan
BOPSesungguhnya
Rp2.700.000,00
Rp950.000,00
Dari data tersebut diminta untuk membuat jurnal-jurnal yang diperlukan dan job order cost sheet
masing-masing pesanan.
Jawab :
Jurnal Jurnal yang diperlukan :
a. Mencatat pemakaian bahan baku
PDP Bahan Baku dept.A
5.500.000
PDP Bahan Baku dept.B
1.250.000
Persediaan bahan baku
b. Mencatat pembebanan gaji dan upah ke masing-masing pesanan
PDP BTKL dept.A
2.100.000
PDP BTKL dept.B
1.000.000
Biaya Gaji & Upah
c. Mencatat BOP yang dibebankan
PDP BOP dept.A
2.750.000
PDP BOP dept. B
800.000
BOP dibebankan dept.A
BOP dibebankan dept. B
6.750.000
3.100.000
2.750.000
800.000
Catatan:
Hal yang sama dapat dibuat untuk job order cost sheet atas pesanan dari UGM
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Metode harga pokok pesanan adalah suatu metode pengumpulan biaya produksi
untuk menentukan harga pokok produk pada perusahaan yang menghasilkan produk atas dasar
pesanan. Metode pengumpulan biaya produksi dengan metode harga pokok pesanan yang
digunakan dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan memiliki karakteristik yaitu
perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pemesan dan setiap
jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya secara individual, biaya produksi harus
digolongkan berdasarkan hubungannya dengan produk, biaya produksi langsung terdiri dari
biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung
disebut dengan istilah biaya overhead pabrik, biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai
harga pokok produksi pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan
biaya overhead pabrik diperhitungkan ke dalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang
ditentukan di muka, harga pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi.
Manfaat metode harga pokok pesanan yaitu menentukan harga jual yang akan dibebankan
kepada pemesan, mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan, memantau realisasi
biaya produksi, menghitung laba atau rugi tiap pesanan, menentukan harga pokok persediaan
produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca. Kartu harga pokok
merupakan catatan yang penting dalam metode harga pokok pesanan. Kartu harga pokok ini
berfungsi sebagai rekening pembantu, yang digunakan untuk mengumpulkan biaya produksi tiap
pesanan produk
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/bycmd/metode-hargapokokpesananfullcosting
Mulyadi, Drs. Msc Ak., : Akuntansi Biaya Penentuan Harga Pokok dan Pengendalian
Biaya, Edisi 3, BPFE, Yogyakarta.
Supriyono R.A., Drs. S.U.Akuntan: Akuntansi Biaya Pengumpulan Biaya dan Penentuan
Harga Pokok Buku 1, BPFE, Yogyakarta.
Suastiningsih, Dra. M.Si, Zulkifi, S.E., MM.:AKUNTANSI BIAYA dilengkapi dengan Isu
Isu Kontemporer, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.