Anda di halaman 1dari 30

AKUNTANSI BIAYA

Penentuan Harga Pokok atas Produk Bersama


dan Produk Sampingan
(Joint Product and By Product)

Siti Maesaroh, S.E., M.Ak.


Tujuan Pembelajaran
Adapun tujuan dari pembelajaran Biaya Produk
Bersama dan Produk Sampingan adalah untuk:
1. Pengertian dan Karakteristik Produk Bersama
dan Produk Sampingan
2. Metode Alokasi Biaya Gabungan untuk Produk
Bersama dan Produk Sampingan
Pendahuluan
Perusahaan manufaktur perlu mengetahui harga pokok dari produk yang
diproduksi untuk berbagai alasan dan keperluan, antara lain sbb:
1. Untuk melaporkan nilai persediaan barang jadi dalam laporan posisi
keuangan.
2. Sebagai dasar dalam penentuan harga jual produk.
3. Sebagai alat pengendalian biaya & mengetahui tentang efisiensi dari
kegiatan produksinya.

Masalah penentuan harga pokok dalam perusahaan manufakur yang


menghasilkan dua produk atau lebih secara simultan dalam suatu proses
produksi merupakan hal yang cukup rumit. Hal yang terpenting dalam
penentuan harga pokok untuk produk yang dihasilkan melalui proses
gabungan adalah bagaimana biaya produksi yang terdiri dari BB, BTKL
dan BOP dapat dialokasikan kepada produk-produk yang dihasilkan
pada waktu /titik pisah. Dalam serangkaian proses yang sama biasanya
dapat dihasilkan dua kelompok produk, yakni produk bersama (joint
product) dan produk sampingan ( by product)
Definisi Produk Bersama dan Produk
Sampingan
Dari suatu proses produksi yang dilaksanakan dalam perusahaan tertentu
dapat dihasilkan beberapa jenis produk dalam waktu bersamaan

Joint Product

Main
Product
Titik
Pisah

Joint Production
Process By Product
Definisi Produk Bersama dan Produk Sampingan

1. Produk Bersama (Joint Product) :


Dua produk atau lebih yang dihasilkan secara simultan/bersama-sama
dalam satu rangkaian proses produksi, dimana masing-masing produk
mempunyai nilai penjualan yang relatif besar atau berarti.
2. Produk Utama (Main or Major Product) :
Produk yang nilai penjualannya tinggi.
3. Produk Sampingan (By Product) :
Produk yang diproduksi bersama-sama dengan produk lain tetapi
mempunyai nilai penjualan yang relatif kecil bila dibandingkan dengan
produk utaman.
4. Titik Pisah (Spilt Of Point) :
Suatu titik atau waktu, dimana masing-masing produk bersama dan
produk sampingan dapat diidentifikasi secara jelas.
Karakteristik Produk Bersama dan Produk Sampingan

Produk bersama memiliki beberapa karakteristik:


1. Produk-produk utama yang ingin dihasilkan sesuai dengan tujuan produksi,
melalui suatu serangkaian proses dan dilakukan secara simultan.
2. Nilai penjualan relatif besar bila dibandingakan dengan produk-produk sampingan
yang dihasilkan.
3. Dihasilkan dalam jumlah yang besar.
4. Seringkali memerlukan pengolahan lebih lanjut.
5. Sebuah produk tidak dapat dihasilkan tanpa memproduksi produk yang lain.

Produk sampingan memiliki karakteristik:


1. Dihasilkan bersamaan dengan produk utama dalam serangkaian proses. Proses
produksi tidak ditukan menghasilkan produk ini.
2. Nilai penjualannya relatif kecil bila dibandingkan dengan produk utama.
3. Dihasilkan dalam jumlah yang lebih sedikit.
4. Kadang memerlukan pengelohan lebih lanjut.
5. Produk ini tidak dapat dihasilkan tanpa memproduksi produk utama.
Hubungan antara biaya bersama dan titik pisah

.
Akuntansi untuk Produk Bersama

 Perusahaan yang menghasilkan produk bersama umumnya


menghadapi masalah pemasaran berbagai macam produknya karena
masing-masing produk mempunyai masalah pemasaran dan harga
jual yang berbeda-beda. Oleh karena itu, perlu diketahui seteliti
mungkin bagian dari seluruh biaya produksi yang dibebankan kepada
masing-masing produk bersama sehingga masalah pokok akuntansi
biaya bersama adalah penentuan proporsi total biaya produksi
yang harus dibebankan kepada berbagai macam produk
bersama.
 Metode alokasi biaya bersama:
1. Metode nilai pasar
2. Metode unit fisik
3. Metode rata-rata tertimbang.
1. Metode Nilai Pasar

 Metode yang paling banyak digunakan oleh perusahaan


karena harga jual atau nilai jual produk merupakan perwujudan dari
biaya-biaya yang dikeluarkan dalam mengolah produk tersebut.
Didasarkan atas asumsi bahwa masing-masing produk yang
dihasilkan dalam proses produksi bersama memiliki nilai jual atau
nilai pasar yang berbeda yang disebabkan oleh adanya perbedaan
tingkat konsumsi atau pemakaian biaya yang berbeda.
 Oleh karena itu produk yang mengonsumsi biaya yang lebih tinggi
memiliki nilai jual yang lebih tinggi, begitupun sebaliknya untuk
produk yang mengkonsumsi biaya yang lebih rendah memiliki nilai
jual yang lebih rendah. Metode ini merupakan cara pengalokasian
yang bersifat logis dan rasional.
 Metode nilai pasa dibagi kembali menjadi dua metode, yaitu:
1. Nilai pasar produk bersama diketahui pada titik pisah.
2. Nilai pasar produk bersama tidak diketahi pada titik pisah.
Ilustrasi Metode Nilai Pasar
Nilai pasar produk bersama diketahui pada titik pisah
Ilustrasi Metode Nilai Pasar
Nilai pasar produk bersama tidak diketahi pada titik pisah
2. Metode Unit Fisik/Metode Biaya per Unit Rata-Rata

Metode unit fisik / metode biaya per unit rata-rata


mengalokasikan biaya bersama ke produk-produk
utama dengan menggunakan ukuran unit atau fisik
sebagai basis alokasi. Ukuran fisik dapat dinyatakan
dalam satuan berat, volume, dan ukuran lainnya.

Metode ini menghendaki bahwa produk bersama


apabila memiliki unit pengukur yang berlainan, maka
dapat digunakan suatu angka penyebut yang umum
(common denominator) untuk mengkonversi produk
bersama tersebut dalam bentuk satuan pengukur yang
sama.
Ilustrasi Metode Unit Fisik/Metode Biaya per Unit Rata-Rata
3. Metode biaya per unit rata-rata tertimbang

 Didasarkan atas asumsi bahwa masing-masing produk yang dihasilkan


dalam proses produksi bersama memiliki faktor penimbang/bobot yang
berbeda antara lain disebabkan oleh:
a. Tingkat kesulitan pembuatan produk.
b. Waktu yang dikonsumsi.
c. Keahlian tenaga kerja.
d. Kualitas produk yang dihasilkan.
e. Faktor penimbang lain yang relevan.
 Atas dasar asumsi diatas, penentuan alokasi biaya bersama kepada
masing-masing produk didasarkan pada perkalian antara jumlah unit
produk dan angka penimbang dan hasil kalinya digunakan sebagai
dasar untuk melakukan alokasi.
Ilustrasi Metode biaya per unit rata-rata tertimbang
Akuntansi Produk Sampingan

Kelompok 1 Kelompok 2
1. Produk sampingan sebagai 1. Biaya bersama dialokasikan
bagian yang tidak penting. ke produk sampingan.
2. Tidak ada biaya bersama
yang dialokasikan.
3. Pendapatan menambah
pendapatan produk utama
atau mengurangi biaya
produk bersama.
Akuntansi Produk Sampingan
Kelompok 1

Metode 1
 Pendapatan dari penjualan produk sampingan disajikan di
laporan laba/rugi sebagai:
a. Tambahan pendapatan
b. Pendapatan lain-lain
c. Pengurang terhadap beban pokok penjualan dari
produk utama
d. Pengurang terhadap jumlah biaya produksi dari
produk utama
Ilustrasi

Sebagai ilustrasi untuk keempat bentuk penyajian dari


penjualan produk sampingan metode 1 digunakan data sbb:
Ilustrasi

Laporan Laba/Rugi menggunakan Metode 1 untuk butir a dan butir b:


Menambah Penjualan Pendapatan Lain-lain
(a) (b)
Pendapatan:
Penjualan produk utama Rp 66.000.000 Rp 66.000.000
Penjualan produk sampingan Rp 6.000.000
Jumlah pendapatan Rp 72.000.000 Rp 66.000.000

Beban pokok penjualan:


Persediaan awal Rp 10.000.000 Rp 10.000.000
Biaya produksi Rp 60.000.000 Rp 60.000.000
Biaya dari barang yang tersedia untuk dijual Rp 70.000.000 Rp 70.000.000
Persediaan akhir Rp 15.000.000 Rp 15.000.000
Beban pokok penjualan Rp 55.000.000 Rp 55.000.000
Laba bruto Rp 17.000.000 Rp 11.000.000
Beban pemasaran dan administrasi Rp 7.200.000 Rp 7.200.000
Laba operasi Rp 9.800.000 Rp 3.800.000
Pendapatan lain-lain:
Penjualan produk sampingan Rp 6.000.000
Laba sebelum pajak penghasilan Rp 9.800.000 Rp 9.800.000
Ilustrasi

Laporan Laba/Rugi menggunakan Metode 1 untuk butir c:


Pengurang Beban Pokok
Penjualan Produk Utama
(c)
Pendapatan:
Penjualan produk utama Rp 66.000.000

Beban pokok penjualan:


Persediaan awal Rp 10.000.000
Biaya produksi Rp 60.000.000
Biaya dari barang yang tersedia untuk dijual Rp 70.000.000
Persediaan akhir Rp 15.000.000
Beban pokok penjualan Rp 55.000.000
Pendapatan dari penjualan produk sampingan Rp 6.000.000
Beban pokok penjualan neto Rp 49.000.000
Laba bruto Rp 17.000.000
Beban pemasaran dan administrasi Rp 7.200.000
Laba sebelum pajak penghasilan Rp 9.800.000
Ilustrasi

Laporan Laba/Rugi menggunakan Metode 1 untuk butir d:

Pengurang Biaya Produksi


(d)
Pendapatan:
Penjualan produk utama Rp 66.000.000

Beban pokok penjualan:


Persediaan awal Rp 9.000.000
Biaya produksi Rp 60.000.000
Penjualan Produk Sampingan Rp 6.000.000
Biaya produksi neto Rp 54.000.000
Biaya dari barang yang tersedia untuk dijual Rp 63.000.000
Persediaan akhir Rp 13.500.000
Beban pokok penjualan Rp 49.500.000
Laba bruto Rp 16.500.000
Beban pemasaran dan administrasi Rp 7.200.000
Laba sebelum pajak penghasilan Rp 9.300.000
Akuntansi Produk Sampingan
Kelompok 1

Metode 2
 Penyajian dari penjualan produk sampingan dalam
laporan laba/rugi sama seperti metode 1 , tetapi
disajikan setelah dikurangi beban pemasaran dan
administrasi serta biaya-biaya pengolahan tambahan yang
dikeluarkan oleh produk sampingan.
Akuntansi Produk Sampingan
Kelompok 2

 Pada kelompok 2 sebagian biaya bersama dialokasikan ke produk


sampingan. Terdapat dua metode dalam kelompok 2 ini:
1. Metode nilai ganti (the replacement cost method)
Metode ini digunakan apabila produk sampingan merupakan suatu bagian
yang penting dari hasil proses produksi, artinya produk tersebut dapat
digunakan dalam pabrik sebagai bahan baku langsung atau bahan baku
tidak langsung dan tidak untuk dijual. Produk sampingan dinilai dengan
nilai ganti/replacement cost
2. Metode nilai pasar (the market value or reversal cost method)
Pada dasarnya metode ini sama dengan metode 1 butir (d), yaitu nilai
produk sampingan disajikan sebagai pengurang dari jumlah biaya produksi
dalam laporan laba/rugi, namun dalam metode ini menggunakan nilai
penjualan yang merupakan nilai taksiran.
Analisis biaya bersama untuk pengambilan keputusan manajemen dan
analisis kemampuan menghasilkan laba

 Proses produksi produk bersama sebagian besar dipengaruhi oleh


karakteristik teknologi pemrosesan dan ketersediaan produk tersebut di
pasar.
 Penetapan kombinasi produk yang sesuai dengan permintaan konsumen
akan menghasilkan keuntungan terbesar bagi perusahaan.
 Untuk kepentingan perencanaan laba, umumnya manajemen perusahaan
menggunakan margin kontribusi masing-masing produk sebagai salah satu
ukurannya.
 Dengan menggunakan ukuran margin kontribusi, memungkinkan
manajemen perusahaan memprediksi jumlah unit masing-masing produk
yang akan diproduksi dan diharapkan dapat menambah laba perusahaan.
Diskusi
1. Jelaskan pengertian produk bersama dan produk
sampingan!
2. Sebutkan beberapa karakteristik dari produk bersama
dan produk sampingan!
3. Apakah yang dimaksud dengan biaya bersama dan
titik pisah? Jelaskan kedua konsep tersebut dengan
menggunakan sebuah diagram yang memperlihatkan
hubungan diantara keduanya!
4. Bagaimana cara penyajian untuk pendapatan dan
penjualan produk sampingan dalam laporan
laba/rugi?
5. Sebutkan dan jelaskan metode-metode yang dapat
digunakan untuk mengalokasikan biaya bersama ke
berbagai produk utama!
Diskusi Kasus 1
PT Kusuma Mulia membeli bahan baku yang kemudian diproses untuk menghasilkan tiga
produk utama yaitu: A, B dan C. Pada Juni 2020, perusahaan membeli 10.000 galon
bahan baku senilai Rp 260.000.000. Biaya konversi yang dikeluarkan untuk memproduksi
ketiga produk tersebut adalah Rp 80.000.000. Berikut ini adalah informasi penjualan dan
produksi Juni 2020:

Produk Jumalah Produksi Harga pada titik Biaya Pengolahan Harga jual
(Galon) pisah Lebih lanjut Akhir

A 2.000 Rp 55.000 0

B 3.000 Rp 40.000 0

C 5.000 Rp 30.000 Rp 6.000 Rp 65.000

Produk A dan B langsung dapat dijual pada titik pisah. Produk C dapat dijual pada titik
pisah atau diproses lebih lanjut baru kemudian dijual.
Diminta:
Alokasikan biaya bersama ketiga produk utama dengan menggunakan metode unit
fisik, metode nilai pasar saat titik pisah dan metode nilai pasar setelah proses lebih
lanjut!
Diskusi Kasus 2
PT Berjaya Raya memproduksi tiga produk utama yaitu produk E, F dan G dalam sebuah
proses produksi bersama. Biaya bersama yang dikeluarkan pada bulan Juli 2020 sebesar
Rp 480.000.000. Nilai pasar ketiga produk telah diketahui pada saat titik pisah. Berikut
adalah informasi untuk ketiga produk tersebut pada bulan Juli 2020:

Produk Jumalah Produksi Harga jual


(Unit) Per Unit

E 40.000 Rp 28.000

F 32.000 Rp 32000

G 48.000 Rp 22.000

Diminta:
Alokasikan biaya bersama ketiga produk utama dengan menggunakan :
1. Metode nilai pasar
2. Metode unit fisik
Diskusi Kasus 3
PT Berlian Utama menghasilkan empat jenis produk dalam suatu proses
gabungan dengan biaya produksi bersama sebesar Rp 120.000.000. Data
yang berhubungan dengan produk-produk tersebut sbb:

Produk Jumalah Produksi Harga jual Bobot


(Unit) Per Unit
A 4.000 Rp 4.000 8
B 16.000 Rp 1.000 2
C 12.000 Rp 2000 6
D 8.000 Rp 3.000 4

Diminta:
Alokasikan biaya bersama ketiga produk utama dengan menggunakan :
1. Metode biaya per unit rata-rata
2. Metode biaya per unit rata-rata tertimbang
Diskusi Kasus 4
PT Abadi Semesta memiliki informasi sebagai berikut:

Biaya produksi (13.000 unit) Rp 104.000.000


Penjualan produk utama (10.000unit) Rp 128.000.000
Penjualan produk sampingan Rp 4.800.000
Beban pemasaran dan administrasi Rp 8.800.000
Persediaan akhir (3.000 unit) Rp 24.000.000
Tidak ada biaya produksi yang dialokasikan kepada produk sampingan.

Diminta:
Sajikan pendapatan penjualan produk sampingan dalam laporan laba/rugi
berdasarkan :
1. Tambahan pada pendapatan utama
2. Pendapatan lain-lain
3. Pengurangan terhadap beban pokok penjualan produk utama
4. Pengurang terhadap jumlah biaya produksi produk utama
Ketika gagal
Tidak perlu mencari-cari
Kesalahan orang lain.
Cukup dipelajari,
Agar tidak perlu
Mengulangi kesalahan
Yang sama lagi.

“MR”

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai