Anda di halaman 1dari 8

Joint Product dan Joint Cost

Pengertian :

Dalam literatur Cost Accounting, istilah Joint Cost mempunyai 2 pengertian yaitu :
1. Common Cost, yaitu biaya overhead dari seluruh pabrik yang dalam rangka perhitungan
harga pokok dialokasikan ke departemen-departemen yang ada (biaya bergabung).
2. Joint Cost, yaitu biaya produksi bersama yang dikeluarkan dalam proses produksi dan
menghasilkan berbagai macam product.

Joint Production Process

Yaitu proses produksi yang menggunakan bahan/input yang sama dan menghasilkan berbagai
macam produk yang secara teknis tidak mungkin dihindari, misalnya suatu pabrik minyak
disamping menghasilkan minyak juga menghasilkan ampas (produk sampingan), dan
sebagainya.
Hasil daripada joint production process adalah “Joint Product”, yang terbagi 2 yaitu :

 Main Product (Produk Utama)


 By Product (Produk Sampingan)
Main product dan by product baru dapat diidentifikasi pada saat titik pemisahan (Split off
Point/SOP). Cara membedakan suatu produk sebagai main product atau by product adalah :
1. Jika nilai/sumbangan secara ekonomis yang relatif besar terhadap hasil penjualan maka
produk tersebut disebut “Main Product” dan jika yang terjadi sebaliknya disebut By
product.
2. Jika produk tersebut mempunyai akibat yang penting dalam pengambilan keputusan
untuk memproduksi maka produk tersebut adalah “Main Product” dan sebaliknya.
Catatan : Faktor waktu, tempat dan situasi dapat mengubah peranan main product atau by
product.

Biaya produksi yang dikeluarkan sampai dengan titik SOP disebut dengan Joint Cost, sedangkan
biaya yang dikeluarkan setelah titik SOP disebut dengan “Specific Cost/SC” atau “Separable
Cost/Processing Cost”.

Yang dimaksud dengan Total Cost adalah Joint Cost + Specific Cost.
Cost per Unit: Total Product Cost/Unit Produksi.

Apa permasalahan dalam pembahasan Joint Cost?


Bagaimana cara mengalokasikan joint cost tersebut kepada masing-masing joint product secara
individual?
Secara teoritis masalah ini tidak mungkin dipecahkan/tidak mungkin mengalokasikan biaya-
biaya tersebut kepada masing-masing produk , ini dikarenakan joint cost tidak mempunyai
hubungan kausal/sebab akibat dengan joint product secara individual.
Ada 4 Metode Mengalokasikan Joint Cost, yaitu :

(a) Physical Units Allocation Method


(b) Relative Sales Value at Split Off Point Method
(c) Net Realizable Value at Split Off Point Method
(d) The Constant Gross Profit Percentage Allocation Method

Physical Units Allocation Method


(Metode Perbandingan Kuantitas/Fisik)
Atau physical measure method atau units of output method, yang mana joint cost dialokasikan
berdasarkan proporsi relatifnya pada titik pisah dengan menggunakan ukuran phisik yang umum
seperti kg, liter, unit dan sebagainya.Metode ini menghasilkan joint cost per unit yang sama
untuk setiap hasil daripada joint product.
RELATIVE SALES VALUE AT SPLIT OFF POINT
Yaitu alokasi joint cost didasarkan pada harga jual pada saat titik SOP, dengan demikian biaya
Joint Cost dialokasikan secara proporsional dengan kemampuan relatif untuk menghasilkan
pendapatan yang dapat diidentifikasi ke produk individual.
NET REALIZABLE AT SPLIT OFF POINT
(Metode Taksiran nilai bersih yang dapat direalisasi pada saat titik SOP).
Metode ini mengalokasikan joint cost berdasarkan taksiran nilai relatif yang dapat direalisasi
atau ramalan nilai penjualan akhir dalam usaha normal dikurangi dengan ramalan biaya
produksi (processing cost) dan biaya pemasarannya.
THE CONSTANT GROSS PROFIT PERCENTAGE ALLOCATION METHOD
Metode ini mengalokasikan joint cost berdasarkan gross profit ratio yang sama dan berlaku
untuk masing-masing produk.
Metode ini menggunakan konsep: Sales – COGS = Gross Profit, sedangkan unsur COGS
merupakan total product cost yaitu Joint Cost ditambah dengan Processing Cost.

Pengalokasian Joint Cost kepada masing-masing joint product sangatlah penting dan perlu,
karena perusahaan membutuhkannya untuk menetapkan besarnya harga pokok produksi dari
produk-produk yang telah dihasilkan tersebut. Oleh sebab itu dalam praktek kita sering jumpai
metode pengalokasian yang bersifat artifisial/semu artinya metode yang asing dengan lainnya
hasilnya berbeda.
Harga Pokok produksi diperlukan untuk :
· Menetapkan harga jual (dalam Income Statement)
· Menetapkan besarnya persediaan barang jadi (dalam Balance Sheet).

Biaya Bersama
Harga Pokok Bersama dan Produk Sampingan

Pengertian :

Biaya bersama/biaya bergabung (common cost) dapat diartikan sebagai biaya overhead
bersama (joint overhead cost) yang harus dialokasikan ke berbagai departemen baik dalam
perusahaan yang operasinya berdasarkan pesanan (job order) maupun yang operasinya bersifat
kontinyu.

Biaya produk bersama (joint product cost), yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan sejak saat mula-
mula bahan baku diolah sampai dengan saat di mana berbagai macam produk dapat dipisahkan
identitasnya. Biaya bersama ini terdiri dari biaya bahan baku , biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik.

1. Joint Cost (Biaya Produk Bersama) ialah : Biaya sejak awal proses, meliputi biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik,yang dikeluarkan untuk
mengelola beberapa jenis produk
2. Joint Product (Produk Bersama) ialah : Dua atau lebih jenis produk yang diproduksi
secara bersama-sama dalam satu rangkaian proses produksi dan masing-masing produk
mempunyai harga jual yang relatif sama.
3. By Product (Produk Sampingan) ialah : Produk yang diproduksi bersama-sama dengan
produk lain, tetapi mempunyai harga jual yang relatif rendah dari produk lainnya. Dengan
demikian dasar pembedaan antara produk utama dengan produk sampingan adalah harga
jual
4. Co-Product (Ko-Produk) ialah : Dua atau lebih jenis produk yang diproses pada waktu
yang sama, tetapi baik proses maupun bahan bakunya berbeda.

Produk Sampingan :

Untuk pencatatan produk sampingan terdapat 2 (dua) Metode sebagai berikut:

1. Metode yang hanya melakukan pencatatan terhadap hasil penjualan produk sampingan,
tanpa menghitung harga pokok produk sampingan tersebut (metode tanpa harga
pokok/Non Cost Methode).
2. Metode yang membebankan biaya-biaya produksi ke produk utama dan produk
sampingan (metode harga pokok/Cost Method). Dalam metode ini biaya-biaya produksi
dialokasikan baik ke produk utama maupun produk sampingan.

Metode Tanpa Harga Pokok


Dalam metode ini terdapat beberapa cara perlakuan terhadap hasil penjualan produk sampingan :
 Hasil penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai pendapatan lain-lain.
 Hasil penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai tambahan terhadap hasil penjualan
produk utama. Dengan demikian dalam cara ini pendapatan usaha bertambah.
 Penjualan produk sampingan diperlakukan mengurangi harga pokok penjualan
 Hasil penjulan produk sampingan dikurangkan ke total biaya produksi (metode nilai
pasar/reversal cost method). Dalam metode ini, yang dikurangkan ke total biaya produksi bukan
harga jual seperti metode sebelumnya, tetapi taksiran/nilai jual produk sampingan.
Produk Bersama
Masalah akuntansi dalam produk bersama ialah masalah pembebanan biaya produksi ke masing-
masing produk yang dihasilkan. Dalam hal ini terdapat beberapa metode untuk mengalokasikan
biaya bersama ke masing-masing produk, sebagai berikut :

1 Metode satuan pisik


2 Metode rata-rata biaya per satuan
3 Metode nilai juial relatif

Contoh : 1
PT Niar selama tahun 20XX mengeluarkan biaya-biaya produksi sebesar Rp 6.000.000,00.
Dengan biaya produksi tersebut selama tahun 20XX, dihasilkan produk bersama, sebagai
berikut:

Jenis
No Jumlah Produk Harga Jual Satuan Pemakaian
Produk
BahanBaku
1 A 3.000 Rp 1.250,00 2.400 Kg
2 B 2.000 Rp 1.200,00 1.200 Kg
3 C 1.500 Rp 700,00 800 Kg
4 D 3.500 Rp 800,00 3.600 Kg

Diminta : Hitungkah Harga Pokok Produksi untuk tiap-tiap jenis produk, seperti metode tersebut
di atas !

Contoh : 2
PT Yuniar selama tahun 20XX mengeluarkan biaya-biaya produksi sebesar Rp 6.000.000,00.
Dengan biaya produksi tersebut selama tahun 20XX, dihasilkan data produksi dan data
akuntansi, sebagai berikut :
1. Produk utama 4.000 unit, harga jual Rp 2.250,00 per unit, hanya terjual 3.800 unit
2. Produk sampingan 800 unit, harga jual Rp 550,00 per unit, terjual habis.
3. Biaya Penjualan Rp 1.250.000,00
4. Biaya Umum & Administrasi Rp 750.000,00
Diminta :
1. Hasil penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai pendapatan lain-lain.
2. Hasil penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai penambah hasil penjualan
produk utama.
3. Hasil penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai pengurang Harga Pokok
Penjualan.
4. Hasil penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai pengurang total biaya produksi.
5. Nilai jual produk sampingan mengurangi total biaya produksi: Dalam hal ini produk
sampingan nilai jualnya ditaksir Rp 640.000,00 dengan laba kotor ditaksir 10%, biaya
penjualan 5% sedangkan biaya pengolahan produk sampingan setelah titik pisah ditaksir
sebesar Rp 60.000,00.
Cost Accounting-Joint Cost Productions
Produk Gabungan (joint product) dihasilkan secara simultan melalui suatu proses atau
serentetan proses umum, dimana setiap produk yang dihasilkan dari proses tsb memiliki lebih
dari sekedar nilai nominal.
Titik pisah batas (split off) didefinisikan sbg titik dimana produk2 tsb dapat dipisahkan sbg
unit2 individual. Sebelum titik tersebut, produk-produk tadi masih dalam satu kesatuan
homogen.
Metode Alokasi Biaya Produksi Bersama ke Produk Gabungan
Biaya produk gabungan (terjadi sebelum titik pisah-batas), dapat di alokasikan ke produk
gabungan menggunakan salah satu metode berikut:
1. Metode harga pasar, berdasarkan harga pasar relatif dari produk individual.
2. Metode biaya rata-rata per unit.
3. Metode rata-rata tertimbang, berdasarkan pada faktor pembobotan yang telah ditentukan
sebelumnya.
4. Metode unit kuantitatif,berdasarkan pada ukuran fisik unit seperti berat, ukuran linear,
atau volume.
1.) Metode Harga Pasar
Pendukung metode harga pasar sering kali berpendapat bahwa harga pasar dari produk apa pun
sampai batas tertentu merupakan manifestasi dari biaya yang dikeluarkan untuk
memproduksinya.

Produk gabungan yang Dapat Dijual pada Titik Pisah-batas.


Metode harga pasar mengalokasikan biaya gabungan berdasarkan harga pasar relatif dari produk
gabungan. Metode ini menggunakan total harga pasar dari setiap produk, yaitu jumlah unit yang
di produksi dikalikan dengan harga jual per unit.
Untuk mengilustrasikan hal ini, asumsikan produk gabungan A, B, C, dan D diproduksi dengan
biaya gabungan sebesar $120.000. kuantitas yang diproduksi adalah:
A 200.000 unit
B 15.000 unit
C 10.000 unit
D 15.000 unit
Produk A dijual seharga $0,25; B, seharga $3; C, seharga $3.5; dan D, seharga $5
Harga ini merupakan harga pasar dari produk tersebut pada titik pisah batas. Dengan kata lain,
produk tsb dapat dijual pada titik tersebut.

Alokasi biaya gabungan dihitung sebagai berikut:


Produ Unit Harga Pasar Total Harga Rasio Nilai Pembagian
k Produksi per Unit pada Pasar Produk Biaya
Titik Pisah- terhadap Total Produksi
Batas Harga Pasar* Gabungan**
A 20.000 $0.25 $ 5.000 3.125% 3.750
B 15.000 3.00 45.0000 28.125% 33.750
C 10.000 3.50 35.000 21..875% 26.250
D 15.000 5.00 75.000 46.875% 56.250
Total 60.000 160.000 100% 120.000

*5.000/160.000x100% (produk A)
**3.125%x120.000 (produk A)

Produk Gabungan yang Tidak Dapat Dijual pada Titik Pisah-Batas.

Produk yang tidak dapat dijual di titik pisah batas, dan oleh karena itu tidak memiliki harga
pasar, memerlukan pemrosesan tambahan sebelum dapat dijual. Dalam kasus semacam itu, dasar
untuk mengalokasikan biaya gabungan adalah HARGA HIPOTESIS pada titik pisah batas.
Untuk mengilustrasikan alokasi ini, asumsi berikut ini ditambahkan ke contoh sebelumnya.

Produk Harga Pasar Per Biaya Pemrosesan Lebih


Unit Lanjut (Setelah Titik Pisah-
Batas)
A $0.50 $ 2.000
B 5.00 10.000
C 4.50 10.000
D 8.00 28.000

Untuk memperoleh dasar alokasi, biaya pemrosesan lebih lanjut dikurangkan dari harga
pasar final untuk mendapatkan harga hipotesis. Beban pemasaran dan beban administratif
yang dapat ditelusuri langsung ke produk tertentu, serta estimasi untuk laba juga harus dikurangi
jika jumlahnya berbeda secara proporsional untuk produk gabungan yang berbeda. Tabel berikut
ini mengindikasikan langkah-langkah yang harus diambil:

Produ Harg Unit Harga Biaya Harga Pembagian Total Persentase


k a Produks Pasar Pemrosesa Pasar Biaya Biaya Total Biaya
Pasar i Final n (Stlh Hipotesis Produksi Produks Produksi**
Final Titik * Gabungan* i *
Per Pisah- *
Unit Batas)
A $0.50 20.000 $ 2.000 8.000 4.800 6.800 68.0
B 5.00 15.000 10.000 10.000 65.000 39.000 49.000 65.3
C 4.50 10.000 75.000 10.000 35.000 21.000 31.000 68.8
D 8.00 15.000 45.000 28.000 92.000 55.200 83.200 69.3
120.00
0
Total 250.00 50.000 200.000 120.000 170.000 68.0
0

*Harga pasar hipotesis = Harga pasar final – Biaya Pemrosesan (setelah titik pisah-batas)
**pembagian b.produksi gbgn = (hrg pasar hipotesis/jmlh hrg pasar hipotesis) x total biaya
produksi gabungan.
Atau
Persentase untuk mengalokasikan biaya produksi gabungan:
Total biaya produksi gabungan/Total harga pasar hipotesis=120.000/200.000=60%xharga pasar
hipotesis=alokasi biaya gabungan
***Persentase biaya produksi dihitung dengan membagi total biaya produksi dg harga pasar
final

2.) Metode Biaya Rata-Rata Per Unit


Metode biaya rata-rata per unit berusaha untuk mengalokasikan biaya gabungan ke produk
gabungan sedemikian rupa sehingga setiap produk menerima alokasi biaya gabungan per unit
dalam jumlah yang sama, yang disebut sebagai biaya rata-rata per unit. Biaya rata-rata per unit
diperoleh dengan cara membagi total biaya produksi gabungan dengan total jumlah unit yang
diproduksi. Dengan menggunakan angka-angka dari contoh untuk harga pasar, metode biaya
rata-rata per unit dapat dikelompokkan sbg berikut:
Biaya rata2 per unit = (Total b.produksi gabungan/total jml unit produksi)
= 120.000/60.000
= $2 per unit

Produk Unit Produksi Pembagian Biaya


Produksi Gabungan
A 20.000 40.000
B 15.000 30.000
C 10.000 20.000
D 15.000 30.000
60.000 120.000

3.) Metode Rata-Rata Tertimbang


Dalam beberapa kasus, metode rata-rata per unit tidak memberikan jawaban yang memuaskan
atas masalah alokasi biaya gabungan, karena unit-unit indivudual dari berbagai produk gabungan
berbeda secara signifikan. Dalam kasus semacam itu, faktor pembobotan yang telah ditentukan
sebelumnya dapat diberikan ke setiap unit.
Untuk tujuan ilustrasi, asumsikan faktor pembobotan yang dibebankan ke keempat produk di
contoh sebelumnya adalah sebagai berikut:
Produk A-3 point
Produk B-12 point
Produk C-13.5 point
Produk D-15 point

Menggunakan data dari contoh sebelumnya, alokasi biaya gabungan diilustrasikan sbg berikut:
Pembagian
Rata2 Biaya per
Produk Unit Produksi x Poin B. Produksi
Tertimbang Unit*
Gbgn
A 20.000 3 60.000 $0.20 12.000
B 15.000 12 180.000 0,20 36.000
C 10.000 13.5 135.000 0.20 27.000
D 15.000 15 225.000 0.20 45.000
60.000 600.000 120.000

*total biaya gabungan/total rata2 tertimbang = 120.000/600.000 = 0.2 per unit

Anda mungkin juga menyukai