ACCT6130
Cost Accounting
Week 6
Costing By Products and Joint
Products
ACCT6130-Cost Accounting
LEARNING OUTCOMES
ACCT6130-Cost Accounting
ISI MATERI
ACCT6130-Cost Accounting
utama pemisahan biji kapas dari kapas, buah apel dari biji apel, dan kulit biji coklat
merupakan contoh dari produk sampingan semacam ini.
Produk sampingan dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok menurut kondisi
dapat dipasarkannya produk tersebut pada titik pisah batas: (1) yang dijual dalam bentuk
asalnya tanpa diproses lebih lanjut, dan (2) yang membutuhkan proses lebih lanjut agar dapat
dijual.
Contoh klasik dari produk gabungan adalah industri pengemasan daging. Berbagai
jenis potongan daging dan beberapa produk sampingan dihasilkan dari satu hewan potong
dengan satu total biaya. Contoh lain dari produksi produk gabungan adalah produksi bensin.
Derivasi bensin biasanya menghasilkan produksi nafta, kerosin, dan minyak bakar terdistilasi.
Contoh lain dari produksi produk gabungan adalah produksi secara simultan dari berbagai
jenis lem dan pemrosesan kedelai menjadi minyak dan bahan pangan. Perhitungan biaya
produk gabungan juga ditemukan di industri yang harus memilah bahan baku sebelum
diproses. Produsen tembakau (kecuali dalam kasus dimana tembakau yang sudah dipilah
dibeli dari luar) dan semua perusahaan pengalengan buah dan sayuran menghadapi masalah
pemilahan. Faktanya, produsen-produsen ini menghadapi masalah ganda dari alokasi biaya
gabungan: (1) biaya bahan baku berlaku untuk semua tingkatan mutu (grades) hasil
pemilahan, dan (2) biaya proses produksi selanjutnya terjadi secara simultan untuk semua
jenis tingkatan mutu tersebut.
Biaya Gabungan
Biaya gabungan (joint cost) dapat didefinisikan sebagai biaya yang muncul dari produksi
yang simultan atas berbagai produk dalam proses yang sama. Setiap kali dua atau lebih
produk gabungan atau prosuk sampingan dihasilkan dari satu sumber daya, maka biaya
gabungan terjadi. Biaya gabungan terjadi sebelum titik pisah batas.
Biaya gabungan terjadi dalam bentuk satu jumlah total biaya yang tidak dapat dibagi
untuk semua produk yang dihasilkan, dan bukannya berasal dari penjumlahan biaya
individual masing-masing produk. Total biaya produksi dari beragam produk melibatkan
biaya gabungan maupun biaya produksi produk individual yang terpisah. Biaya produk
terpisah (separable product cost) adalah biaya yang dapat diidentifikasikan dengan produk
ACCT6130-Cost Accounting
individual, dan pada umumnya tidak memerlukan alokasi. Sementara, biaya produksi
gabungan memerlukan alokasi ke produk-produk individual.
ACCT6130-Cost Accounting
Metode untuk Menghitung Biaya Produk Sampingan
Metode yang dapat diterima untuk menghitung biaya produk sampingan terdiri atas dua
kategori. Dalam kategori pertama, biaya produksi gabungan tidak dialokasikan ke produk
sampingan.
Dalam kategori ini, ada dua matode. Pendapatan yang dihasilkan dari penjualan
produk sampingan dikreditkan ke pendapatan atau ke biaya produk utama. Metode ini
dibedakan berdasarkan perlakuannya terhadap pendapatan kotor dari produk sampingan dan
disebut sabagi metode 1. Alternatifnya, biaya produk sampingan setelah titik pisah batas
dilawankan dengan pendapatan dari produk tersebut. Variasi ini dibedakan berdasarkan
perlakuannya terhadap pendapatan bersih dari produk sampingan dan disebut sebagai metode
2.
Dalam metode 1, pendapatan kotor dari penjualan produk sampingan ditampilkan
dalam laporan laba rugi sebagai salah satu dari kategori ini:
a. Pendapatan lain-lain
b. Tambahan pendapatan penjualan
c. Pengurang harga pokok penjualan dari produk utama
d. Pengurang biaya produksi produk utama
Dalam metode 2, pendapatan bersih dari produk sampingan, (pendapatan dari
penjualan produk sampingan dikurangi dengan biaya administratif dan pemasaran untuk
memasarkan produk sampingan, kemudian dikurangi lagi dengan biaya pemrosesan lebih
lanjut setelah titik pisah-batas) ditampilkan di laporan laba rugi sebagai salah satu dari
keempat kategori untuk metode 1 sebagaimana disebutkan di atas.
Dalam kategori yang kedua untuk menghitung biaya produk sampingan, sebagaian
biaya gabungan dialokasikan ke produk sampingan tersebut. Alokasi biaya gabungan seperti
ini dapat dikatakan hampir sama dengan perlakuan terhadap produk gabungan. Nilai
persediaan didasarkan pada besarnya biaya gabungan yang dialokasikan ditambah dengan
biaya pemrosesan lebih lanjut setelah titik pisah batas. Dalam kategori ini, ada dua metode
yang digunakan. Metode 3 merupakan metode biaya penggantian (replacement cost method),
sedangkan metode 4 adalah metode nilai pasar (market value method), atau yang juga dikenal
sebagai metode pembatalan atau pembalikan biaya (reversal cost method).
ACCT6130-Cost Accounting
METODE 1 : Pengakuan Pendapatan kotor
Dengan metode pendapatan kotor (gross revenue method), biaya persediaan final dari
produk utama dihitung terlalu tinggi (overstated) karena menanggung biaya yang seharusnya
dibebankan ke produk sampingan. Keterbatasan ini dikoreksi di metode 1d, tetapi hanya
sebagian, karena yang dikurangi dari biaya produksi produk utama dalam metode ini adalah
nilai jual produk sampingan dan bukannya biaya produksinya.
Metode 1a: Pendapatan Produk Sampingan sebagai Pendapatan Lain-lain. Metode ini
diilustrasikan dalam laporan laba rugi berikut, dengan asumsi bahwa pendapatan kotor dari
penjualan produk sampingan adalah sebesar $1.500:
Penjualan (produk utama, 10.000 unit @$2) $20.000
Harga pokok penjualan:
Persediaan awal (1.000 unit @$1,50) $ 1.500
Total biaya produksi (11.000 unit @$1,50) 16,500
Tersedia untuk dijual $18.000
Persediaan akhir (2.000 unit @$1,50) 3.000
15.000
Laba kotor $ 5.000
Beban pemasaran dan administrasi 2.000
Laba operasi $ 3.000
Pendapatan lain-lain: pendapatan penjualan produk sampingan
1.500
Laba sebelum pajak $ 4.500
Metode 1b: Pendapatan Produk Sampingan sebagai Tambahan Pendapatan Penjualan.
Untuk metode ini, laporan laba rugi di atas akan menampilkan $1.500 dari pendapatan
penjualan produk sampingan sebagai tambahan penjualan atas produk utama. Akibatnya, total
pendapatan penjualan berubah menjadi sebesar $21.500. Selain itu, laba kotor serta laba
operasi akan meningkat sesuai pertambahan pendapatan tersebut. Semua angka yang lain
tidak berubah, selain bahwa tidak ada item pendapatan produk sampingan yang dicantumkan
setelah laba operasi.
ACCT6130-Cost Accounting
Metode 1c: Pendapatan Produk Sampingan sebagai Pengurang Harga Pokok Penjualan.
Dalam metode ini, $1.500 dari pendapatan penjualan produk sampingan dikurangkan dari
$15.000 harga pokok penjualan produk utama, sehingga laba kotor dan laba operasi akan
meningkat sebesar $1.500 dibandingkan dengan yang ditampilkan dalam laporan laba rugi di
atas. Laba sebelum pajaknya besarnya tetap $4.500.
Metode 1d: Pendapatan Produk Sampingan Mengurangi Biaya Produksi. Dalam metode
ini $1.500 dari pendapatan penjualan produk sampingan dikurangkan dari $16.500 total biaya
produksi, sehingga biaya produksi bersih yang ditampilkan dalam laporan laba rugi yang
diilustrasikan berikut menjadi $15.000. biaya produksi yang sudah direvisi ini mengakibatkan
rata-rata biaya per unit produk utama menjadi sebesar $1,3625. Biaya yang dibebankan ke
persediaan akhir produk utama menjadi sebesar $2.725 dan bukannya $3.000. dengan cara
yang serupa, biaya persedaan awal yang berkurang ($1,35 per unit seperti yang diilustrasikan
dalam laporan laba rugi berikut), karena pendapatan dari penjualan produk sampingan di
periode sebelumnya dikreditkan ke biaya produksi utama di periode yang sama. Sebaliknya,
dari ketiga metode yang dijelaskan sebelumnya diatas, tidak ada satupun yang memengaruhi
biaya perunit yang dilaporkan untuk produk utama. Ini merupakan perbedaan penting dalam
perhitungan biaya produk, meskipun pada umumnya dampak dari metode ini dalam nilai
dolar relatif kecil. Laporan laba rugi akan terlihat sebagai berikut:
Penjualan (produk utama, 10.000 unit @$2) $20.000
Harga pokok penjualan:
Persediaan awal (1.000 unit @$1,35) $ 1.350
Total biaya produksi (11.000 unit @$1,50) $16.500
Pendapatan dari penjualan produk sampingan 1.500
Biaya produksi bersih 15.000
Tersedia untuk dijual (12.000 unit @$1,3625 biaya rata) $16.350
Persediaan akhir (2.000 unit @$1,3625) 2.725
13.625
Laba kotor $ 6.375
Beban pemasaran dan administrasi 2.000
Laba operasi $ 4.375
ACCT6130-Cost Accounting
Untuk metode yang terakhir dijelaskan ini, tidak diperlukan ayat jurnal yang rumit.
Pendapatan yang diterima dari penjualan produk sampingan didebit ke kas atau piutang
usaha. Dalam ketiga metode sebelumnya, pendapatan dari penjualan produk sampingan yang
dikreditkan; sedangkan dalam metode yang keempat, yang dikreditkan adalah biaya produksi
dari produk utama. Hal ini biasanya dilakukan dengan cara mengkreditkan akun barang
dalam proses.
ACCT6130-Cost Accounting
Biaya produksi dari produk utama dikreditkan, dan debitnya diposting ke departemen yang
menggunakan produk sampingan tersebut. Jumlah yang diposting oleh ayat jurnal tersebut
merupakan biaya pembelian atau biaya penggantiannya.
Perhitungan biaya produk sampingan yang digunakan dalam perusahaan adalah salah
satu contoh dari harga transfer dalam perusahaan, yang didiskusikan di Bab 25. Di bab
tersebut dibahas berbagai alternatif terhadap penggunaan biaya penggantian atau harga pasar.
Misalnya harga transfer yang ditetapkan berdasarkan biasa untuk memproduksi produk
sampingan tersebut, berdasarkan harga hasil negosiasi, atau berdasarkan harga arbitrer
mungkin saja digunakan. Apa pun harga yang dipakai, biaya produksi produk utama yang
menghasilkan produk sampingan dikredit, dan debitnya diposting ke departemen yang
menggunakanproduk sampingan tersebut.
ACCT6130-Cost Accounting
Metode harga pasar (pembatalan biaya) dalam menghitung biaya produk utama dan
produk sampingan dapat diilustrasikan sebagai berikut:
ACCT6130-Cost Accounting
Metode 4 didasarkan pada gagasan bahwa biaya produk sampingan berkaitan dengan
nilai kualnya. Adalah mungkin untuk menggunakan gabungan total harga pasar dari produk
utama dan produk sampingan pada titik pisah batas sebagai dasar untuk mengalokasikan
sebagian biaya ke produk sampingan. Lawannya dikredit ke biaya produksi dari produk
utama. Dalam pendekatan ini, perlakuan terhadap produk sampingannya serupa dengan
produk gabungan, sebagaimana dijelaskan di bagian berikutnya dari bab ini. Dalam kasus apa
pun, biaya produk sampingan yang terjadi setelah titik pisah batas dibebankan ke produk
sampingan.
ACCT6130-Cost Accounting
Anggapannya adalah bahwa jika suatu produk harganya lebih mahal daripada produk lain, hal
tersebut disebabkan karena biaya yang dikeluarkan untuk memproduksinya lebih besar.
Dengan kata lain, jika bukan karena biaya, maka harga jual tidak akan ada. Tetapi
berdasarkan definisinya, usaha yang diperlukan untuk menghasilkan setiap produk gabungan
tidak dapat ditentukan. Jika dapat ditentukan, maka alokasi dapat dihitung berdasarkan
jumlah relatif dari usaha yang diperlukan untuk setiap produk gabungan. Lebih lanjut lagi,
menurut teori ekonomi, harga dalam ekonomi dengan pasar yang kompetitif ditentukan
berdasarkan kelangkaan dari barang yang diminta oleh pelanggan, bukan berdasarkan biaya
relatif untuk memproduksi barang tersebut.
Produk Gabungan yang Dapat Dijual pada Titik Pisah-Batas. Metode harga pasar
mengalokasikan biaya gabungan berdasarkan harga pasar relatif dari produk gabungan.
Metode ini menggunakan total harga pasar dari setiap produk, yaitu jumlah unit yang
diproduksi dikalikan dengan harga jual per unit. Untuk mengilustrasikan hal ini, asumsikan
produk gabungan A, B, C, dan D diproduksi dengan biaya gabungan sebesar $120.000.
Kuantitas yang diproduksi adalah: A, 20.000 unit; B, 15.000 unit; C, 10.000 unit; dan D,
$15.000 unit. Produk A dijual seharga $0,25; B, seharga $3; c, seharga $3,50; dan D, seharga
$5. Harga ini merupakan harga pasar dari produk tersebut pada titik pisah batas. Dengan kata
lain, diasumsikan bahwa produk-produk tersebut dapat dijual pada titik tersebut. Manajemen
mungkin saja memutuskan bahwa akan lebih menguntungkan jika produk tertentu diproses
lebih lanjut sebelum dijual. Namun hal tersebut tidak akan mengubah penggunaan harga jual
pada titik pisah batas sebagai dasar alokasi biaya gabungan.
Produk Gabungan yang Tidak Dapat Dijual pada Titik Pisah-Batas. Produk yang tidak
dapat dijual di titik pisah batas, dan oleh karena itu tidak memiliki harga pasar, memerlukan
pemrosesan tambahan sebelum dapat dijual. Dalam kasus semacam itu, dasar untuk
mengalokasikan biaya gabungan adalah harga pasar hipotesis pada titik pisah batas. Untuk
mengilustrasikan alokasi ini.
ACCT6130-Cost Accounting
Untuk memperoleh dasar alokasi, biaya pemrosesan lebih lanjut dikurangi dari harga
pasar final untuk mendapatkan harga pasar hipotesis. Beban pemasaran dan beban
administratif yang dapat ditelusuri langsung ke produk tertentu, serta estimasi untuk laba juga
harus dikurangi jika jumlahnya berbeda secara proporsional untuk produk gabungan yang
berbeda.
Jika produk tertentu dapat dijual di titik pisah-batas sementara yang lain tidak, maka
harga pasar pada titik pisah-batas digunakan untuk kelompok yang pertama. Untuk kelompok
yang terakhir, digunakan harga pasar hipotesis.
Laporan sering kali dibuat sedemikian rupa sehingga semua produk gabungan
memiliki profitabilitas yang sama. Untuk mencapai hal tersebut, teknik nilai jual dapat
dimodifikasi dengan menggunakan persentase laba kotor secara keseluruhan untuk
menentukan laba kotor dari setiap produk.
Jika harga jual, persentase laba kotor, atau biaya pemrosesan lebih lanjut merupakan
estimasi dan bukannya jumlah aktual, maka saldo yang berjudul “biaya gabungan” berfungsi
sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya gabungan aktual.
ACCT6130-Cost Accounting
Metode Rata-rata Tertimbang
Dalam beberapa kasus, metode biaya rata-rata per unit (avarage unit cost method) tidak
memberikan jawaban yang memuaskan atas masalah alokasi biaya gabungan, karena unit-
unit individual dari berbagai produk gabungan berbeda secara signifikan. Dalam kasus
semacam ini, faktor pembobotan yang telah ditentukan sebelumnya dapat diberikan ke setiap
unit. Faktor pembobotan didasarkan pada atribut-atribut seperti ukuran unit, tingkat
kesulitannya, waktu yang diperlukan untuk memproduksi unit tersebut, perbedaan dalam
jenis tenaga kerja yang digunakan, dan perbedaan dalam jumlah bahan baku yang digunakan.
Barang jadi dari semua jenis dikalikan dengan faktor pembobolan guna menghitung dasar
untuk mengalokasikan biaya gabungan.
ACCT6130-Cost Accounting
Analisis Biaya Produksi Bersama untuk Pengambilan Keputusan Manajerial dan
Analisi Profitabilitas
Metode alokasi biaya gabungan mengindikasikan bahwa sejumlah biaya yang akan
dibebankan ke berbagai produk yang dihasilkan pada titik pisah batas adalah sulit ditentukan
untuk tujuan apapun. Lebih lanjut lagi, penerimaan atas suatu metode alokasi untuk
membebankan biaya gabungan tidak memecahkan masalah. Gagasan yang lebih maju
mengatakan bahwa penentuan biaya individual atas produk gabungan sampai pada titik pisah
batas tidak diperlukan, karena adalah lebih penting untuk menghitung margin laba secara
keseluruhan. Tentu saja, biaya yang terjadi setelah titik pisah batas memberikan kepada
manajemen informasi yang diperlukan untuk memutuskan apakah melakukan pemrosesan
lebih lanjut.
Pertimbangan-pertimbangan Etika
Pertimbangan-pertimbangan etika mengharuskan penggunaan alokasi biaya gabungan yang
mencerminkan dengan wajar hasil finansial. Metode yang digunakan tidak boleh dengan
sengaja mendistorsi biaya persediaan atau memanipulasi laba dan aset yang dilaporkan.
Misalnya saja, alokasi biaya gabungan menjadi area etika yang sensitif ketika salah satu
produk gabungan menjadi bagian dari produk final yang diproduksi menggunakan kontrak
“biaya-plus” (kontrak yang nilainya ditentukan dari biaya plus markup tertentu). Bila alokasi
biaya gabungan ke produk tersebut bertambah, maka pendapatan juga akan bertambah karena
formula “biaya-plus,” meskipun secara aktual tidak ada tambahan biaya yang terjadi.
Pemilihan dengan sengaja atas suatu metode alokasi biaya gabungan guna memaksimalkan
biaya, dan dengan demikian juga turut memaksimalkan harga dari produk yang termasuk
dalam kontrak “biaya-plus” adalah penipuan dan tentu saja mencurangi pelanggan dari
kontak tersebut. Untuk alasan ini, dan karena pilihan akhir dari metode alokasi sifatnya
arbitrer, kontrak “biaya-plus” yang dikombinasikan dengan biaya gabungan menciptakan
peluang bagi penyalahgunaan etika. Hal ini sudah diatur dalam Standars of Ethical Conduct
for Practitioners of Management Accounting and Financial Management yang disajikan di
Bab 1.
ACCT6130-Cost Accounting
SIMPULAN
ACCT6130-Cost Accounting
DAFTAR PUSTAKA
1. William K, Carter, Jin Fa Hwang, Sheng Te Chou. (2014). Cost Accounting: An Asia
Edition. 01.Cengage Learning Asia. -. ISBN: 9789814591317.
2. Carter. (2006). Cost Accounting. 14. Cengage Learning. Ohio. ISBN: 0-759-33809-4.
ACCT6130-Cost Accounting