Biaya Bersama (Biaya Overhead Bersama) atau biaya bergabung (Common Cost):
adalah biaya overhead bersama yang harus dialikasikan ke berbagai departemen
baik dalam perusahaan yang kegiatan produksinya berdasarkan pesanan maupun
secara massa.
Biaya Produk Bersama (joint Product Cost) atau Biaya Bersama (joint cost)
Adalah biaya yang dikeluarkan sejak awal bahan baku diolah sampai dengan
berbagai macam produk dapat dipisahkan identitasnya.
Biaya bersama yang dikeluarkan untuk mengolah Bahan Baku menjadi berbagai macam
produk berupa: 1. Produk Bersama (Joint product)
2. Produk Sampingan (by-product)
3. Produk Sekutu (co-product)
1.Produk Bersama (Joint product) adalah beberapa produk yang dihasilkan dari suatu
rangkaian proses produksi secara serentak dengan menggunakan BBB, BTK dan
BOP yang sama yang tidak dapat dilacak atau dipisahkan pada setiap produk dan
mempunyai nilai jual atau kuantitas produk relative sama (Abd Halim)
2. Produk Sampingan (by-product) adalah produk yang nilai jualnya lebih rendah yang
diproduksi bersama produk lain yang nilai jualnya lebih tinggi.
3. Produk Sekutu (co-product) adalh dua produk atau lebih yang diproduksi pada waktu
yang bersamaan tetapi tidak dari kegiatan pengolahan yang sama atau tidak
berasal dari BB yang sama. (Sawmill/penggergajian kayu)
Karakteristik Produk Bersama (Joint product), Produk Sampingan (by-product) dan
Produk Sekutu (co-product)
1. Ptoduk bersama dan produk sekutu merupakan produk tujuan utama kegiatan
produksi
2. Harga jual produk bersama dan produk sekutu relatif tinggi dibanding produk
sampingan
3. Dalam mengolah produk bersama tertentu, produsen tidak d
Ciri Produk Bersama:
1. Mempunyai hubungan fisik yang erat, jika ada tambahan kuantitas untuk unit
produksi yang lain, maka kuantitas produk yang lain akan bertambah secara
proporsional.
2. Nilai produk sama
3. Ada titik pisah/split off masing-masing jenis produk yang dihasilkan dari BBB, BTK
dan BOP yang telah dinikmati bersama-sama.
4. Setelah Split off produk berdiri sendiri mungkin langsung dijual atau diproses lebih
lanjut untuk mendapatkan produk yang lebih menguntungkan
PENDAHULUAN
Pada banyak perusahaan manufaktur, suatu proses produksi dihasilkan lebih dari
satu jenis produk. Di perusahaan industri minyak bumi misalnya, proses
penyulingan minyak mentah dapat menghasilkan bensin,minyak tanah, oli dan lain
lain. Di perusahaan yang memproduksi (potong) daging hewan dapat
menghasilkan daging, kulit, dan sebagainya.
Bila dalam suatu proses poduksi dihasilkan lebih dari satu produksi seperti contoh
diatas maka produk tersebut disebut produk bersama dan atau produk sampingan.
Produk yang dihasilkan akan dinamakan produk bersama atau produk sampingan
akan tergantung pada nilai relatif dari produk tersebut.
Persoalan yang timbul adalah akibat dari proses produksi yang sama dihasillkan
lebih dari satu jenis produk adalah biaya yang dikeluarkan / dikorbankan adalah
untuk semua produk tersebut, disebut biaya bersama (join cost) yang telah
dikeluarkan untuk memproduksi produk produk yang bersangkutan.
Alokasi dari biaya bersama penting untuk penetuan harga pokok produksi masing
masing produk dan penentuan nilai persediaan produk jadi. Oleh sebab itu,
dikemukakan masalah perlakuan produk bersama, produk sampingan yag lebih
terfokus pada alokasi biaya bersama yang terjadi.
1.
Produk bersama memiliki hubungan fisik yang sangat erat satu sama lain
dalam proses produksinya. Bila ada tambahan kuantitas untuk menambah
unit produk yang lain maka kuantitas produk yang lain akan bertambah
secara proporsional.
2.
Tidak ada satu produk pun dari produk bersama yang secara signifikan
nilainya lebih tinggi dari produk yang lain.
3.
Dalam proses produk bersama dikenal istilah "Titik Pisah" yakni saat
terpisahnya (split-off) masing masing jenis produk yang dihasilkan dari
bahan baku, tenaga kerja dan overhead yang telah dinikmati oleh produk
secara bersama sama.
4.
2.
Produk
Y
64.000
Total
= 960.000
X
60.000
Produk
Y
64.000
Z
40.000
Rp.9,00
Rp.8,00
Rp.8,00
Keterangan
Jumlah unit diproduksi
Produk
X
Y
Z
Unit
60.000
64.000
40.000
Harga jual
Rp.9
Rp.8
Rp.8
Biaya tambahan
Rp.20.000
Rp.40.000
Rp.10.000
Dari contoh terdahulu (contoh 1), yaitu dari 3 produk yang dimiliki sebagai
berikut :
X= 60.000 unit
Y= 64.000 unit
Z= 40.000 unit
= 164.000 unit
Total biaya bersama (Joint Cost) = Rp. 528.000
Diminta :
Alokasi biaya bersama tersebut !!!
Jawab :
Alokasi biaya bersama :
Produk X= 60.000/164.000 x Rp. 528.000 = Rp. 193.171
Produk Y= 64.000/164.000 x Rp. 528.000 = Rp.206.049
Produk Z= 40.000/164.000 x Rp. 528.000 = Rp.128.780
Harga pokok perunit :
Produk X = ( 193.171/60.000) x Rp. 1,00 = Rp. 3,2195
Produk Y = (206.049/64.000) x Rp. 1,00 = Rp. 3,2195
http://foindonesia.blogspot.com/2010/02/produk-bersama-dan-produk-sampingan.html
eksternal atau pihak luar perusahaan, serta informasinya mencakup perusahaan secara
keseluruhan.
Akuntansi manajemen (management accounting): bidang khusus akuntansi yang terutama
berkaitan dengan pelaporan keuangan untuk penggunaan pemakai internal atau pihak
dalam perusahaan, dalam hal ini adalah manajemen dari semua jenjang dalam organisasi
perusahaan.
Perencanaan (planning): suatu usaha untuk merumuskan tujuan-tujuan dan menyusun
program operasi yang lengkap untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, termasuk proses
penentuan strategi untuk jangka panjang dan jangka pendek.
Pengendalian (control): suatu usaha untuk melakukan perbandingan secara kontinyu
antara pelaksanaan dengan perencanaan yang ditetapkan untuk mencapai tujuan-tujuan
yang telah dirumuskan.
Bagan organisasi perusahaan: suatu bagan yang menggambarkan dan menerangkan arus
wewenang dan tanggung jawab yang ditetapkan atas jabatan-jabatan dari manajemen
kunci dalam suatu perusahaan.
Bagan organisasi fungsi akuntansi: suatu bagan organisasi yang menggambarkan dan
menerangkan arus wewenang dalam divisi akuntansi yang dipimpin oleh kontroler.
Fungsi lini: fungsi-fungsi dalam organisasi yang berkaitan dengan masalah-masalah
pengambilan keputusan, bimbingan atau pengarahan, dan supervisi.
Fungsi staf: fungsi-fungsi penunjang dalam organisasi yang berkaitan dengan pemberian
nasihat dan supervisi kepada anggota-anggota dari fungsi lini.
Penentuan biaya atau harga pokok berdasarkan aktivitas (activity based costing): suatu
sistem informasi biaya yang menyelenggarakan dan mengolah data berdasarkan aktivitasaktivitas perusahaan dan produk-produk.
Pemicu biaya (cost drivers): faktor-faktor yang dapat menyebabkan perubahan dalam
biaya dari suatu aktivitas dan digunakan sebagai basis untuk mengalokasikan biaya-biaya
dari aktivitas tersebut kepada produk-produk.
Biaya (cost): pengeluaran-pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk memperoleh barang
dan jasa yang mempunyai manfaat untuk masa yang akan datang, yaitu melebihi satu
periode akuntansi. Biasanya jumlah ini disajikan dalam neraca sebagai elemen-elemen
aset.
Beban (expense): biasanya terdiri atas beban yang berasal dari biaya (cost) yang telah
habis masa manfaatnya, beban yang timbul dari penurunan aset atau kenaikan dalam
kewajiban sehubungan dengan penyerahan barang dan jasa, serta pengeluaranpengeluaran yang hanya memberi manfaat untuk tahun buku berjalan.
Kerugian (loss): biaya (cost) dari barang atau jasa yang pada saat diperoleh tidak
memberikan atau mempunyai manfaat sama sekali karena kondisi-kondisi tertentu.
Biaya produksi (manufacturing cost): biaya yang terjadi sehubungan dengan kegiatan
manufaktur atau memproduksi suatu barang terdiri atas bahan langsung, tenaga kerja
langsung, dan overhead pabrik.
Biaya utama (prime cost): biaya-biaya yang secara langsung berhubungan dengan
produksi, yaitu jumlah biaya bahan langsung dan tenaga kerja langsung.
Biaya konversi (conversion cost): biaya-biaya yang terjadi dalam membantu mengolah
bahan langsung menjadi produk yang selesai atau barang jadi, yaitu merupakan
penggabungan atau penjumlahan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
Biaya bahan langsung (direct material cost): seluruh biaya perolehan dari bahan baku
(raw material) yang secara integral telah membentuk barang jadi (finished goods), seperti
kayu dalam membuat meja dan kursi.
Biaya tenaga kerja langsung (direct tabor cost): jumlah biaya upah dari tenaga kerja yang
secara langsung ikut dalam proses produksi, seperti upah operator mesin pabrik.
Biaya overhead pabrik (factory overhead cost): semua biaya untuk memproduksi suatu
produk selain dari bahan langsung dan tenaga kerja langsung, yaitu bahan tidak langsung,
tenaga kerja tidak langsung, dan semua biaya tidak langsung lainnya.
Biaya variabel (variabel cost): biaya-biaya yang dalam total berubah secara proporsional
dengan perubahan tingkat kegiatan atau volume.
Biaya tetap (fixed cost): biaya-biaya yang dalam total tidak berubah dengan adanya
perubahan tingkat kegiatan atau volume.
Biaya semi variabel (semi variabel cost): biaya-biaya yang mempunyai atau mengandung
unsur tetap dan unsur variabel.
Departemen produksi (production department): unit organisasi dari suatu perusahaan
manufaktur yang mempunyai fungsi melakukan proses produksi secara langsung baik
dengan tangan maupun mesin.
Departemen pendukung (service department): unit organisasi yang secara tidak langsung
ikut membantu proses produksi untuk menghasilkan suatu produk.
Beban departemen langsung (direct department charge): biaya-biaya yang terjadi atau
berasal dari suatu departemen baik departemen produksi maupun departemen pendukung.
Beban departemen tidak langsung (indirect department charge): biaya-biaya yang terjadi
di mana manfaatnya diterima secara bersama oleh beberapa departemen, sehingga biaya
tersebut harus dialokasikan kepada masing-masing departemen tersebut dengan
menggunakan suatu basis alokasi tertentu.
Biaya produk (product cost): biaya-biaya yang berhubungan dengan menghasilkan suatu
produk, yaitu bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.
Biaya periode (period cost): biaya-biaya yang berhubungan dengan periode waktu atau
periode akuntansi, tetapi tidak berhubungan dengan produk.
Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure): biaya peiiode yang member! atau
mempunyai manfaat hanya untuk periode akuntansi yang berjalan.
Pengeluaran modal (capital expenditure): biaya periode yang dapat memberi manfaat
untuk beberapa periode akuntansi.
Metode harga pokok pesanan (job order coasting): sistem akuntansi biaya perpetual yang
mencatat dan mengumpulkan biaya berdasarkan pekerjaan.
Kartu harga pokok (job order cost sheet): suatu formulir untuk mengikhtisarkan biayabiaya yang dibebankan pada masing-masing pekerjaan (job) yang terdiri atas bahan
langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.
Bon permintaan bahan (materials requestion): suatu formulir yang digunakan bagian
produksi untuk meminta bahan dari gudang baik bahan langsung (bahan baku) maupun
bahan tidak langsung.
Kartu waktu (time cards): kartu untuk menyediakan data atau catatan mengenai waktu
datang dan waktu pulang atau jumlah jam kerja harian dari setiap karyawan dengan cara
memasukkan kartu tersebut ke dalam mesin pencatat waktu (time clock).
Kupon waktu (labor time ticket): kupon yang menyediakan data dan catatan mengenai
jumlah jam yang digunakan oleh seorang karyawan atas suatu pekerjaan. Kupon ini
merupakan sumber untuk mendistribusikan biaya tenaga kerja kepada pekerjaanpekerjaan dan biasanya kupon ini disiapkan secara harian.
Barang rusak (spoiled goods): barang-barang yang tidak memenuhi standar produksi dan
tidak memerlukan proses lebih lanjut untuk memperbaikinya.
Kerusakan normal (normal spoilage): kerusakan yang tidak dapat dihindari dalam suatu
proses produksi yang berjalan secara efisien.
Kerusakan abnormal (abnormal spoilage): kerusakan yang dianggap melebihi keadaan
yang normal untuk suatu proses produksi dan disebabkan oleh suatu kejadian yang tidak
diharapkan, dan sebetulnya dapat dihindarkan.
Barang cacat (defective goods): barang-barang yang tidak memenuhi standar produksi
dan harus diproses lebih lanjut agar memenuhi standar mutu yang ditentukan untuk
kemudian dapat dijual.
Barang sisa (scrap): barang yang berasal dari pengolahan bahan, persediaan barang yang
kuno, pembesituaan aset tetap, alat-alat atau suku cadang yang cacat atau pecah, dan dari
proyek-proyek percobaan. Barang ini masih mempunyai nilai dan dapat dijual atau
dimasukkan kembali ke dalam proses produksi untuk tujuan yang berbeda.
Barang sampah (waste): barang ini terjadi sama seperti barang sisa tetapi tidak
mempunyai manfaat lagi dan dengan demikian tidak mempunyai nilai jual.
Akun rekening koran (R/K) kantor pusat: akun yang diselenggarakan di pabrik untuk
mencatatat transaksi yang berhubungan dengan kantor pusat. Akun ini juga menunjukkan
kekayaan kantor pusat pabrik.
Akun rekening koran (R/K) pabrik: akun yang diselenggarakan di kantor pusat untuk
mencatat transaksi yang berhubungan dengan pabrik. Akun ini merupakan akun
tandingan dari akun R/K kantor pusat pabrik dan menunjukkan investasi atau penyertaan
dari kantor pusat di pabrik.
Metode harga pokok proses (process costing): adalah salah satu dari metode akumulasi
biaya yang menghimpun biaya berdasarkan departemen-departemen dalam menentukan
harga pokok per unit. Biasanya metode ini digunakan dalam kondisi produksi yang
bersifat masal dan dilaksanakan secara berkesinambungan.
Arus produk: suatu beiituk aliran dari produk-produk dan biayanya dalam satu proses,
yaitu mulai dari pemasukan bahan baku awal proses sampai keluar berupa bahan jadi.
Arus produk berurutan (sequential product flow): suatu bentuk arus produk di mana unitunit produk mengalir melalui tahap-tahap produksi atau departemen-departemen dalam
cara berurutan.
Arus produk paralel: suatu bentuk arus produk di mana bahan baku pada mulanya
mengalir melalui beberapa departemen yang berbeda, hingga pada akhirnya bergabung
dalam proses tahap terakhir atau tahap penyelesaian untuk menjadi barang jadi.
Arus produk selektif: suatu bentuk arus produk di mana bahan yang sama mengalir dalam
beberapa tahap produksi atau urutan departemen yang berbeda, dan masing-masing
urutan departemen dalam pengolahan tersebut akan menghasilkan barang : jadi yang
berbeda.
Laporan biaya produksi (cost of production report): suatu formulir yang digunakan untuk
menyajikan jumlah biaya yang dihimpun atau dibebankan oleh suatu departemen dalam
suatu periode atau bulan, dan sekaligus menunjukkan penjelasan atau
pertanggungjawaban dari jumlah biaya tersebut. Laporan biaya produksi merupakan buku
tambahan (subsidiary ledger) dari akun buku besar barang dalam proses dalam metode
harga pokok proses, dan sumber informasi untuk pembuatan ayat-ayat jurnal dalam
bentuk ikhtisar untuk mencatat biaya produksi.
Produksi ekuivalen (equivalent production): merupakan suatu jumlah unit yang dianggap
selesai, di mana terdiri atas jumlah unit yang selesai dan jumlah unit barang dalam proses
yang ditetapkan selesai (jumlah unit barang dalam proses x tingkat penyelesaiannya).
Metode Harga Produk Rata-rata Tertimbang (average costing): adalah metode akuntansi
yang digunakan dalam menentukan harga pokok atau biaya per unit dari produk yang
selesai untuk masing-masing departemen produksi, di mana biaya per unit dihitung
dengan cara menambahkan elemen biaya dari barang dalam proses awal periode dengan
elemen biaya yang sama yang ditambahkan pada periode berjalan dan dibagi dengan
angka produksi ekuivalen.
Metode Harga Pokok FIFO (first-in first-out costing): adalah metode akuntansi yang
digunakan dalam menentukan harga pokok atau biaya per unit dari produk yang selesai
untuk masing-masing departemen produksi, di mana unit dan biaya dari persediaan
barang dalam proses pada awal periode dihitung dan dilaporkan secara terpisah dari unit
yang selesai yang berasal dari produksi periode yang sekarang. Dengan demikian, dalam
metode ini dihasilkan dua angka harga pokok atau biaya per unit dari produk yang
selesai.
Biaya bersama (joint costs): biaya-biaya yang timbul untuk menghasilkan dua jenis
produk atau lebih dalam satu proses produksi yang dilakukan secara simultan, di mana
terjadinya biaya-biaya ini terbatas sampai dengan titikpisah (spilt off point). Produkproduk ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: produk bersama (joint products) dan
produk sampingan (by product).
Metode FIFO: suatu metode penentuan harga pokok dari bahan yang dipakai untuk
produksi. Metode ini mempunyai anggapan bahwa secara fisik, maupun biayanya bahan
yang dikeluarkan untuk produksi berasal dari bahan yang pertama dibeli. Dengan
demikian persediaan dinilai dengan harga dari pembeHan terakhir. Dalam penerapannya,
metode FIFO dan metode harga pokok lainnya hanya didasarkan pada arus biayanya.
Metode LIFO: metode harga pokok ini mempunyai anggapan bahwa bahan yang terakhir
diterima adalah yang pertama dikeluarkan untuk produksi. Dengan demikian persediaan
akhir, dinilai dengan harga dari pembelian pertama atau persediaan awal.
Metode rata-rata: metode ini menetapkan harga rata-rata tertimbang yaitu dengan jalan
membagi jumlah nilai rupiah dari persediaan barang yang ada setelah ditambah dengan
nilai transaksi pembehan dengan seluruh jumlah unitnya.
Bukti permintaan bahan (material requisition): dokumen atau formulir untuk
mengotorisasi pengeluaran bahan atau perlengkapan dari gudang.
Formulir permintaan pembelian (purchase requisition): formulir yang digunakan untuk
meminta bagian pembelian melakukan pembelian atas barang-barang yang diperlukan.
Kapasitas praktis (practical capacity): suatu kapasitas atau tingkat kegiatan yang telah
mempertimbangkan adanya kendala-kendala internal, seperti kerusakan mesin,
kekurangan tenaga, dan sebagainya.
Kapasitas yang sesungguhnya diharapkan (expected actual capacity): suatu kapasitas atau
tingkat kegiatan yang sesungguhnya diharapkan pada periode-periode jangka pendek
yang berikutnya.
Kapasitas normal (normal capacity): suatu kapasitas atau tingkat kegiatan yang telah
mengakui sekaligus adanya kendala-kendala internal maupun kendala-kendala eksternal
seperti kekurangan pesanan dan Iain-lain. Kapasitas ini berdasarkan kepada permintaan
dan penaksiran produksi jangka panjang.
Tarif biaya overhead pabrik (factory overhead rate): suatu tarif yang digunakan dalam
membebankan taksiran biaya overhead pabrik ke produksi. Tarif ini diperoleh dengan
membagi biaya overhead pabrik taksiran dengan basis alokasi tertentu, seperti jumlah
tenaga kerja langsung atau jumlah jam mesin.
Biaya overhead pabrik yang dibebankan (applied factory overhead): biaya overhead
pabrik yang dibebankan ke produksi pada kapasitas atau tingkat kegiatan yang dicapai
Biaya overhead pabrik yang lebih atau kurang dibebankan (over or underapplied factory
overhead): kadang-kadang disebut juga selisih yaitu selisih lebih atau kurang yang
diperoleh dengan membandingkan antara biaya overhead pabrik yang sesungguhnya dan
biaya overhead pabrik yang dibebankan.
Selisih anggaran (spending variance): selisih antara biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya pada kapasitas yang dicapai dengan biaya overhead pabrik yang
dianggarkan (budget allowance) pada kapasitas atau tingkat kegiatan yang dicapai.
Selisih kapasitas (capacity variance): Selisih antara biaya overhead pabrik yang
dianggarkan dan biaya overhead yang dibebankan.
Departementalisasi biaya overhead pabrik (departementalization of factory overhead):
pembagian pabrik menjadi beberapa bagian atau departemen, pusat biaya atau unit yang
lebih kecil, yaitu kelompok biaya, di mana biaya overhead pabrik dibebankan.
Basis distribusi atau alokasi biaya: suatu basis yang layak untuk mendistribusikan atau
mengalokasikan biaya departemen tidak langsung atau biaya yang bersifat umum dan
biaya departemen pendukung.
Penelitian pabrik (factory survey): suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk
tujuan menetapkan basis alokasi untuk mendistribusikan atau mengalokasikan biaya tidak
langsung dan biaya departemen pendukung.
Metode alokasi langsung (direct method): metode alokasi biaya yang mendistribusikan
biaya dalam setiap departemen pendukung hanya kepada departemen produksi saja.
Metode alokasi bertahap (step method): metode alokasi biaya yang mendistribusikan
biaya departemen pendukung tidak hanya kepada departemen produksi, tetapi juga
kepada departemen pendukung lainnya yang belum melakukan pendistribusian atau
pengalokasian biaya.
Metode aljabar: metode alokasi biaya ini menggunakan teknik aljabar yang
menggambarkan adanya penggunaan jasa timbal balik antara suatu departemen
pendukung dengan departemen pendukung lainnya.
ABC (activity based costing): suatu sistem pendekatan perhitungan biaya yang dilakukan
berdasarkan aktivitas-aktivitas yang ada di perusahaan.
Objek biaya (cost object): sesuatu yang menjadi dasar pengukuran biaya.
Value chain: urutan dalam tahapan kegiatan usaha (mulai dari riset dan pengembangan
hingga layanan purna jual) untuk selalu memberikan nilai tambah bagi produk dan jasa
yang dihasilkan dengan tujuan meningkatkan kepuasan konsumen.
Value re-engineering, proses evaluasi seluruh aspek dari value chain secara sistematis
dengan tujuan menurunkan biaya namun dengan kualitas yang baik dan memuaskan
keinginan konsumen.
Pengelompokan biaya (costpool): proses pengelompokan biaya-biaya yang sama.
Dasar pengalokasian (cost allocation based): suatu dasar yang dipilih untuk pembebanan
biaya.
Level unit (output unit level): sumber daya yang digunakan untuk aktivitas yang akan
meningkat pada setiap unit produksi/jasa yang dihasilkan.
Level kelompok unit tertentu (batch level): sumber daya yang digunakan untuk aktivitas
yang akan terkait dengan sekelompok unit produk/jasa yang dihasilkan.
Level produk/jasa tertentu (product/service sustaining level): sumber daya yang
digunakan untuk aktivitas menghasilkan suatu produk dan jasa.
Level fasilitas tertentu (facility sustaining level): sumber daya yang digunakan untuk
aktivitas yang tidak dapat dihubungkan secara langsung dengan produk/jasa yang
dihasilkan tetapi untuk mendukung organisasi secara keseluruhan.
Referansi:
Dunia Ahmad F. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi 2. Salemba Empat. Jakarta.
Horngren Charles T. 2005. Akuntansi Biaya Penekanan Manajerial. Edisi Kesebelas. PT.
Indeks. Jakarta.
Mulyadi. 2010. Akuntansi Biaya. Edisi 5. YKPN. Yogyakarta.
http://populerkan.blogspot.com/2011/02/daftar-istilah-dalam-akuntansi-biaya.html
produk individu hingga tercapainya split-off point. Split-off point adalah titik
waktu produksi dimana produk bersama menjadi teridentifikasi secara
individual. Biaya terpisah (separable cost) adalah setiap biaya yang melebihi
split-off point. Biaya bersama (joint cost) adalah biaya-biaya produksi yang
digunakan untuk membuat produk bersama hingga tercapainya split-off point.
Ilustrasi Biaya Bersama Diasumsikan Dow Chemical Company memproduksi
dua jenis produk kimia, X dan Y, yang merupakan hasil dari suatu proses bersama
(joint process). Biaya pemrosesan bersama adalah sebesar $ 100.000. Kedua
produk dijual kepada industri kimia untuk digunakan sebagai unsur pembuat
bahan bakar minyak (bensin). Ilustrasi Biaya Bersama 1 juta liter X dengan harga
jual/liter $.09 = $90,000 jual/liter Biaya joint pro- pro- cess: $100,000 cess:
500,000 liter Y dengan harga Jual/liter $.06 = $30,000 Jual/liter Total nilai
penjualan pada level Split-off point Split- split-off adalah $120,000 split- Ilustrasi
Menjual atau Memproses Lebih Lanjut Diasumsikan 500.000 liter Y dapat
diproses lebih lanjut dan dijual kepada industri plastik sebagai produk YA.
Tambahan biaya produksi adalah $0,08 per liter untuk proses pembuatan dan
distribusi, sehingga total biayanya sebesar $40.000,- Harga jual berasih produk
YA adalah seharga $16 per liter, sehingga total penjualannya sebesar $80.000,Chapter-6: Relevant Information and Decision Making: Production Decisions 3
4. Dijual secara split-off Diproses lebih lanjut Perbedaan sebagai produk Y dan
dijual sebagai produk YA Revenue $30.000,- $80.000,- $50.000,- Biaya
terpisah jika melebihi titik split- off @ $0,08 - 40.000,- 40.000,- Efek pendapatan
$30.000,- $40.000,- $10.000,- Tujuan Pembelajaran-4: Mengidentifikasi irrelevant
information dalam inventory yang tidak terpakai/ terbuang dan keputusan
penggantian peralatan. Irrelevansi Biaya Masa Lalu Dua contoh biaya masa lalu
yang dapat dipertimbangkan, untuk melihat alasan mengapa keduanya tidak
relevan dengan keputusan adalah: 1. Biaya persediaan yang usang 2. Nilai buku
peralatan yang sudah tua/obsolete. Contoh Irrelevance Persediaan yang Usang
Diasumsikan General Dynamics memiliki 100 suku cadang pesawat usang dalam
persediaannya. Biaya pembuatan semula seluruhnya adalah sebesar $100.000, General Dynamics dapat....: 1. mendaur ulang suku cadang dengan biaya
$30.000,- dan menjualnya seharga $50.000,- atau 2. menjual rongsokan dengan
harga $5.000,- Mana yang sebaiknya dilakukan? Contoh Irrelevansi Persediaan
yang Usang Daur ulang Rongsokan Perbedaan Perkiraan revenue $ 50,000 $
5,000 $45,000 Perkiraan biaya 30,000 0 30,000 Kelebihan revenue dibanding
biayanya $ 20,000 $ 5,000 $15,000 Akumulasi biaya persediaan historis* 100,000
100,000 0 Kerugian bersih $(80,000) $ (95,000) $15,000 *Irrelevan karena tidak
terpengaruh oleh keputusan. Chapter-6: Relevant Information and Decision
Making: Production Decisions 4
5. Irrelevansi Nilai Buku Peralatan Usang Nilai buku peralatan bukanlah merupakan
pertimbangan yang relevan dalam memutuskan apakah peralatan tersebut harus
diganti. Mengapa? Karena itu adalah bagian dari masa lalu, bukan biaya yang
akan terjadi pada masa yang akan datang. Penyusutan adalah alokasi periodik
dari biaya peralatan. Nilai buku peralatan (atau nilai buku bersih) adalah biaya
perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Contoh Penghitungan Nilai
Buku Diasumsikan harga mesin $10.000,- dengan umur ekonomis 10 tahun, dan
depreasiasinya sebesar $1.000,- per tahun. Berapa nilai buku pada akhir tahun
ke-6? Biaya perolehan $10.000,- Akumulasi penyusutan (6 x $1.000,-) 6.000,Nilai buku $ 4.000,- Mempertahankan atau Mengganti Mesin Lama? Old
Replacement Machine Machine Biaya perolehan $10,000 $8,000 Umur ekonomis
(tahun) 10 4 Umur saat ini 6 0 Sisa umur ekonomis (tahun) 4 4 Akumulasi
penyusutan $ 6,000 0 Nilai buku $ 4,000 N/A Nilai disposal (tunai) saat ini $
2,500 N/A Nilai disposal dalam 4 tahun 0 0 Biaya operasi tunai tahunan $ 5,000
$3,000 Apa yang dimaksud dengan sunk cost? Sunk cost adalah biaya yang
sudah terjadi dan --oleh karena itu-- tidak relevan untuk proses pengambilan
keputusan. Chapter-6: Relevant Information and Decision Making: Production
Decisions 5
6. Relevansi Data Peralatan Dalam memutuskan apakah mengganti atau
mempertahankan peralatan yang telah ada saat ini, kita harus mempertimbangkan
relevansi dari 4 hal yang dihadapi: 1. Nilai buku peralatan lama. 2. Nilai disposal
peralatan lama. 3. Untung atau rugi dalam hal disposal 4. Biaya peralatan baru.
Nilai Buku Peralatan Lama Nilai buku peralatan lama tidak relevan karena
merupakan biaya masa lalu (historis). Oleh karena itu, penyusutan peralatan
lama dikategorikan sebagai irrelevan. Nilai Disposal Peralatan Lama Nilai
disposal peralatan lama pada dasarnya relevan karena merupakan arus kas masuk
yang umumnya berbeda diantara berbagai alternatif. Untung dan Rugi dalam hal
Disposal Merupakan perbedaan/selisih antara nilai buku dan nilai disposal.
Sehingga hal ini merupakan kombinasi yang kurang berarti antara irrelevan items
(nilai buku) dan relevan items (nilai dispoasl). Hal terbaik adalah
mempertimbangkannya secara terpisah. Biaya Peralatan Baru Biaya peralatan
baru adalah relevan karena merupakan arus kas keluar di masa depan yang akan
berbeda-beda tergantung alternatif yang dipilih. Oleh sebab itu, penyusutan
peralatan baru merupakan informasi yang relevan. Analisis Komparatif atas Dua
Pilihan Four Years Together Keep Replace Difference Cash operating costs
$20,000 $12,000 $ 8,000 Old equipment (book value) depreciation, or 4,000
lump-sum write-off 4,000 Disposal value (2,500) 2,500 New machine
acquisition cost 8,000 (8,000) Total costs $24,000 $21,500 $ 2,500 Chapter-6:
Relevant Information and Decision Making: Production Decisions 6
7. Tujuan Pembelajaran-5: Menjelaskan bagaimana biaya per unit menjadi kurang
tepat. Hati-hati dengan biaya per unit (unit costs) Terdapat dua cara yang
biasanya mengarah pada hal yang salah ketika menggunakan biaya per unit (unit
costs) dalam pengambilan keputusan: 1. Mengikutkan biaya yang tidak relevan
(irrelevant costs). 2. Perbandingan biaya per unit (unit costs) tidak dihitung
berdasarkan basis volume yang sama. Contoh Keputusan Berbasis Volume
Diasumsikan mesin baru seharga $100.000 dengan umur ekonomis 5 tahun, dapat
memproduksi 100.000 unit per tahun dengan biaya variabel $1 per unit,
dibandingkan dengan mesin lama dengan biaya variabel sebesar $1,50. Apakah
akuisisi mesin baru merupakan hal yang menguntungkan/bermanfaat? Example of
Volume Basis Decision Old New Machine Machine Units 100,000 100,000
Variable cost per unit $1.50 $1.00 Variable costs $150,000 $100,000 Straight-line
depreciation 0 20,000 Total relevant costs $150,000 $120,000 Unit relevant costs
$1.50 $1.20 Kelihatannya mesin baru akan mengurangi biaya sebesar $0,30 per
unit. Tetapi, jika perkiraan volume hanya 30.000 unit per tahun, biaya per unit
akan lebih rendah apabila menggunakan mesin lama. Chapter-6: Relevant
Information and Decision Making: Production Decisions 7
8. Example of Volume Basis Decision Old New Machine Machine Units 30,000
30,000 Variable cost per unit $1.50 $1.00 Variable costs $45,000 $30,000
Straight-line depreciation 0 20,000 Total relevant costs $45,000 $50,000 Unit
relevant costs $1.50 $1.6667 Tujuan Pembelajaran-6: Membahas bagaimana
pengukuran kinerja dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. Pengukuran
Kinerja Dapat Berpengaruh Terhadap Pengambilan Keputusan Untuk
memotivasi manajer agar membuat pilihan yang tepat, metode yang digunakan
untuk mengevaluasi kinerja harus konsisten dengan model keputusan. Contoh
Pengaruh Terhadap Pengambilan Keputusan Perhatikan tentang keputusan
penggantian mesin (yang telah dibahas pada sesi sebelumnya), dimana mengganti
mesin dengan yang baru akan lebih menguntungkan sebesar $2.500,dibandingkan apabila mempertahankan masin lama. Karena kinerja lebih sering
diukur berdasarkan pendapatan akuntansi, perhatikan pendapatan akuntansi pada
tahun pertama setelah penggantian mesin, kemudian bandingkan dengan tahun ke2, 3, dan 4. Example of Affect on Decision Making Year 1 Years 2, 3, and 4 Keep
Replace Keep Replace Cash operating costs $5,000 $3,000 $5,000 $3,000
Depreciation 1,000 2,000 1,000 2,000 Loss on disposal ($4,000 $2,500) 0
$1,500 0 0 Total charges against revenue $6,000 $6,500 $6,000 $5,000 Chapter-6:
Relevant Information and Decision Making: Production Decisions 8
9. Jika mesin lebih cenderung dipertahankan dari pada diganti, biaya tahun
pertama akan lebih rendah sebesar $500 ($6.500 - $6.000), dan pendapatan tahun
pertama akan lebih tinggi sebesar $500. Tujuan Pembelajaran-7: Membuat
laporan laba rugi (income statement) dengan format penyerapan dan kontribusi,
dan mengidentifikasi mana yang lebih baik untuk pengambilan keputusan.
Pendekatan Penyerapan (Absorption Approach) Pendekatan penyerapan
(absorption) adalah pendekatan penghitungan biaya yang mempertimbangkan
semua biaya overhead pabrik (baik variabel maupun tetap) menjadi biaya produk
(atau persediaan). Biaya overhead pabrik dianggap sebagai pengeluaran dalam
bentuk harga pokok penjualan manufaktur hanya apabila transaksi penjualan
terjadi. Pendekatan Kontribusi (Contribution Approach) Berbeda dengan
pendekatan di atas, pendekatan kontribusi digunakan oleh banyak perusahaan
untuk pelaporan internal (akuntansi manajemen). Pendekatan ini menekankan
perbedaan antara biaya variabel dan biaya tetap. Pendekatan kontribusi tidak
diperbolehkan untuk laporan keuangan kepada pihak eksternal. Comparing
Contribution and Absorption Approaches Manufacturing Non-manufacturing
costs costs A. Variable B. Variable Variable manufacturing nonmanufacturing
costs costs costs C. Fixed D. Fixed Fixed manufacturing nonmanufacturing costs
costs costs Akhir dari Chapter 6 Chapter-6: Relevant Information and Decision
Making: Production Decisions 9
http://www.slideshare.net/shantyDewi/horngren-chapter06
2010
Manajemen,
Akuntansi
Keuangan
dan
Financial Accounting
Cost Accounting
Cost Management
Menggambarkan
aktivitas
manajer
dalam
perencanaan
dan
pengendalian biaya jangka pendek maupun jangka panjang, sehingga
dapat meningkatkan nilai bagi konsumen serta menurunkan biaya
produk/jasa.
Competence
Confidentiality
Integrity
Objectivity
TVC
VCU
Gb B.
FCU
TFC
Gb D. Fixed
Cost Driver
Adalah sebuah variable, seperti level aktivitas atau volume produksi, yang
akan mempengaruhi biaya pada rentang waktu tertentu. Dengan kata lain,
ada hubungan sebab akibat antara perubahan pada level aktivitas dan
perubahan pada level total cost. Sebagai contoh, jika jumlah biaya makan
yang Anda keluarkan tergantung pada jumlah potong pizza yang anda makan
maka jumlah potong pizza menjadi cost driver dalam biaya makan Anda.
Cost driver pada variable cost adalah level aktivitas atau volume produksi
yang perubahannya secara proporsional merubah total biaya variabel.
Sementara pada fixed cost, dalam jangka pendek tidak memiliki cost driver
namun bisa memiliki cost driver dalam jangka panjang.
Relevant Range
Adalah rentang dari level aktivitas/volume produksi normal, dimana ada
hubungan yang spesifik antara level aktivitas/volume produksi dengan biaya.
Contohnya: fixed cost dikatakan tetap hanya jika berhubungan dengan
(rentang) range tertentu (yang biasanya lebih luas) dari total aktivitas atau
volume (dimana perusahaan diharapkan beroperasi) dan untuk jangka waktu
tertentu (biasanya periode anggaran tertentu).
Gambar Fixed cost behavior
Rp120jt
TFC
Rp 80 Jt
Rp 10 Jt
Relevant range
Th 200x
Asumsi dasar dari relevant range juga bisa digunakan untuk variable cost.
Yaitu jika diluar relevant range, variable cost seperti direct material bisa tidak
berubah secara proporsional dengan perubahan pada volume produksi.
Contohnya: diatas jumlah volume tertentu, biaya direct material bisa semakin
murah karena adanya diskon pembelian.
Inventoriable cost adalah seluruh biaya produk yang diakui sebagai
aset pada saat terjadi, baru kemudian menjadi cost of goods sold
setelah produk tersebut terjual.
Period cost adalah seluruh biaya yang ada di Laporan Rugi Laba
kecuali cost of goods sold. (biaya yang ada langsung dibebankan
sebagai expense di Laporan Rugi Laba)
Prime cost adalah semua biaya manufaktur langsung (DM + DL).
Manufacturing Cost = biaya produksi atau biaya pabrik
o = Prime Cost + FOH
o = DM +DL + FOH
Commercial Exp. = marketing + administrasi
Total Operating Cost = Manufacturing Cost + Commercial Exp.
Conversion Cost = biaya untuk merubah material menjadi output.
= DL + FOH
Schedule of COGM
DM :
Beg
xx
(+) Purchasexx
Av. For use xx
(-) End
(xx)
DL
xx
Indirect Manuf. Cost :
Indirect labor
xx
Indirect material
xx
Sewa peralatan
xx
Depresiasi
xx
xx
Manufacturing cost current period
(+) WIP-beg
xx
(-) WIP-end
(xx)
COGM
COGS Statement
F/G-beg
xx
(+) COGM
xx
cost of goods av. for sale xx
(-) F/G-end
(xx)
COGS
xx
Income Statement
Revenue
xx
(-) COGS
(xx)
Gross profit
xx
(-) Operating exp.
(xx)
Operating Income
xx
xx
xx
xx
2) Process-costing system
Biasanya
digunakan
apabila
produk
seragam/sama dan dalam jumlah massal.
yang
dihasilkan
2.
Main
Product
Raw Material
Proses
By
Product
SPLITOFF
POINT
mendeteksi
produk.
Internal failure cost, biaya yang timbul akibat produk yang rusak
sebelum produk tersebut sampai ke konsumen. Contohnya biaya
spoilage, rework, scrap, breakdown maintenance, dll
External failure cost, biaya yang timbul akibat produk yang rusak
setelah produk tersebut sampai ke konsumen. Contohnya biaya
warranty, customer support, liability claim, dll.
Tehnik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi & menganalisa
permasalahan kualitas :
o Control charts
o Pareto diagrams
o Cause-and-effect diagrams
Theory of Constraints (TOC), merupakan metode unt memaksimalkan
operating income saat menghadapi bottleneck dan non-bottleneck
operations.
Bottleneck terjadi saat operasi, pada saat pekerjaan yang dilakukan
mendekati atau melebihi kapasitas yang dapat dilakukan.
Responsibility
berhubungan
tanggungjawab atas kekuatan yang dimiliki.
dengan
otoritas,
yaitu
Klasifikasi Biaya :
Product
Volume produksi
Departemen manufaktur, proses, cost centers
Periode akuntansi
Decision, action atau evaluasi.
Prime Cost = DM + DL
Adm expense adl beban yang terjadi dlm rangka directing dan
controlling perush.
Adalah biaya yaang akan berubah jika total produksi juga berubah.
Fixed cost
Semi Variable cost
Adalah biaya yang terdiri dari variable cost dan fixed cost. Contoh biaya
listrik.
indirect
COST ACCUMULATION
1)
Job order costing
2)
Process costing
3)
Backflush costing
Job Order Costing
Metode costing dimana biaya diakumulasi berdasarkan setiap job (customer
order).
Job order cost sheet / cost sheet detail mengenai job tertentu.
Dalam job costing :
DM, DL dan FOH diakui berdasarkan setiap order
Semua penggunaan DM, DL, FOH Applied ditampung dulu di akun
WIP,
WIP
xxx
F/ xxx
G
kemudian dikredit ke F/G
F/G
xxx
WI xxx
P
kemudian ketika dijual,
COGS xxx
F/ xxx
G
FOH control > FOH applied = underapplied, (+) COGS
FOH control < FOH applied = overapplied, (-) COGS
Overapplied
Underapplied
FOH C
xxx
COGS
xxx
CO xxx
FOH C xxx
GS
Process Costing
Metode
Production flow :
1) Sequential PF,
Berurutan
Dept 1
Dept 2
Dept 3
F/G
Man cost Man cost Man cost
cost
center
2)
3)
Parallel PF
Dept 1
Dept 2
Dept 3
Dept 4
Selective PF
Dept 1
F/G
Dept 5
Dept 2
F/G
Dept 3 (packaging)
Dept 2
2.
3.
Equivalent units, jumlah sumber daya (seperti material, labor, FOH) yang
dibutuhkan unt menyelesaikan satu unit produk sesuai dgn
cost element yang diperhitungkan.
Average method, caranya : jumlah total
%penyelesaian dalam material, labor, FOH.
yang
ditransfer
(+)
FIFO method
Transfered out-nya ada :
+/ biaya inventory cost to complete this period
started & completed this period
WIP
Klo di average method, transfered out (yang total ga ada beg & started
& completed)
Biaya kualitas, biaya unt mjaga kualitas & unt biaya yang tjadi di kualitas
yang buruk/kurang baik.
a)
b)
c)
Acc for scrap (brg sisa), scrap mempunyai nilai shg ketika dijual bisa
dicatat sbg:
Scrap sales bag dr I/S
COGS
FOH Control
WIP klo bisa di-trace ke individual job
2.
Klo ditanggung oleh perush maka sales revenue & profit lebih
kecil
3. Accounting for rework, biaya untuk mperbaiki brg yang rusak.
a) Klo konsumen, dibebankan ke job shg sales price job-nya
meningkat.
b) Klo internal, masuk ke FOH control tapi COGS gak naik karena ke
FOH control. Sales price gak berubah.
Process costing
Spoilage seperti loss in process masuk/ dibebankan sbg FOH control
Masuk sbg phit dlm equivalent units (sesuai dgn proporsi).
2)
MATERIALS
Economic Order Quantity (EOQ) adalah jumlah inventory yang dipesan pd
satu waktu yang meminimalkan inventory
cost.
Jika beli tidak sering & dalam jumlah besar, mk carrying cost (cc) akan .
Jika beli dalam jumlah kecil tetapi sering, mk order cost (co) akan .
EOQ digunakan unt menyeimbangkan antara cc dan co.
Time to Order
Order point : saat pemesanan (pd qty tertentu)
Lead time : interval antara tanggal order dgn saat inventory tsedia unt
produksi.
Safety stock : jumlah yang paling aman dimiliki oleh perush supaya tidak
terjadi stockout cost.
Order point : pemakaian normal selama lead time (+) safety stock.
JUST IN TIME & BACKFLUSHING
Just in time
Adalah filosofi yang menekankan pada pengurangan biaya dengan cara
meliminasi inventory. Inventory harus datang pd saat diperlukan, tidak boleh
sebelum/sesudah ataupun terlalu cepat/terlambat.
Tujuan :
Unt mhilangkan storage & carrying cost
Important part dari TQM
Mangurangi WIP & raw materials
Backflushing
Adalah pendekatan yang lebih sederhana, menyederhanakan akuntansi untuk
flow biaya manufaktur. Digunakan tidak seperti WIP, tapi melakukan koreksi
pada akhir periode.
Klo pake backflush costing, costing ditentukan pada saat produksi selesai.
Beban direct labor dan FOH Control langsung dimasukkan ke COGS.
FOH
OH rate base/OH allocation base adalah faktor yang dijadikan pembagi dalam
OH rate.
Tujuan pemilihan base adalah supaya aplikasi FOH merupakan proporsi yang
sesuai dlm pemakaian SD tidak langsung dalam produk/job.
Base yang umum digunakan :
a) DM cost base
b) Direct labor cost base base ini gak cocok klo depresiasi mesin besar.
c) DLH base
d) Machine hour base
http://xa.yimg.com/kq/groups/21513521/1539957207/name/Akuntansi+Biaya.DOC
BAB 2
KLASIFIKASI, KONSEP &
TERMINOLOGI BIAYA
POKOK BAHASAN
Konsep Biaya
Klasifikasi Biaya dalam Perusahaan Pabrikasi
Klasifikasi Biaya dalam Perusahaan Dagang
Klasifikasi Biaya dalam Perusahaan Jasa
Konsep Biaya
Biaya dlm Akuntansi Keuangan :
Suatu pengorbanan yang dilakukan untuk mendapatkan
barang atau jasa.
Dalam Akuntansi Manajemen
Biaya (Cost) adalah kas atau setara kas yang dikorbankan
(dibayarkan) untuk barang atau jasa yang diharapkan
memberikan manfaat (pendapatan) pada saat ini atau di
masa mendatang bagi organisasi.
Biaya yang akan memberikan manfaat (benefit) hanya pada
periode berjalan (current periode) biasanya dicatat sebagai
beban.
Biaya Produk
Biaya penyerahan
Jasa.
Biaya Periode
Beban pemasaran
Perusahaan dagang
Perusahaan pabriKasi.
Beban pemasaran
Beban administratif
PT Cahaya Abadai
Laporan Laba Rugi
31 Desember 2006
Rp. 18.000.000
Rp. 8.500.000
Rp. 1.200.000
Rp. 900.000
Rp. 500.000
Rp. 350.000
Rp. 750.000
Jumlah Biaya
Laba Operasi