Anda di halaman 1dari 12

DEPARTEMEN JASA DAN ALOKASI BIAYA

BERSAMA (2)

UNTUK MEMENUHI TUGAS


MATA KULIAH : AKUNTANSI BIAYA 2

DISUSUN OLEH :
FARIYANTI (1706010221)
IKA FEBRIYANTI (

SEMESTER 5B

MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM SYEKH YUSUF TANGERANG
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
membahas Departemen Jasa dan Alokasi Biaya bagian 2.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal. Terlepas dari semua itu, saya
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik
dari ibu agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaaat.

Tangerang, 26 September 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Alokasi biaya merupakan salah satu hal penting dalam menangani perusahaan.
Bagaimana biaya-biaya yang terjadi di dialokasikan ke objek biaya, seperti produk,
kelompok pelanggan, aktivitas, dan divisi. Dalam alokasi biaya akan mengalokasikan
biaya-biaya yang terjadi di departemen jasa (supporting department ) ke departemen
produksi dan akhirnya dialokasikan ke produk atau jasa yang dihasilkan. Proses alokasi
biaya ini memerlukan pemilihan dasar alokasi biaya (cost driver ) yang tepat.
Departemen produksi menciptakan produk atau jasa yang diproduksi dan dijual
oleh perusahaan dalam bisnis. Departemen pendukung melayani departemen produksi
tetapi tidak dengan sendirinya menciptakan produk yang dapat dijual, karena
departemen pendukung ada untuk mendukung berbagai departemen produksi, biaya
departemen pendukung merupakan biaya umum bagi semua departemen produksi dan
harus dialokasikan pada departemen produksi untuk memenuhi sejumlah tujuan
penting. Biaya bersama ini dikumpulkan dengan metode harga pokok proses atau
metode harga pokok pesanan , tergantung dari sifat produksinya. Alokasi biaya bersama
kepada produk bersama kepada produk bersama ini terutama ditujukan untuk penentuan
laba dan penentuan harga pokok persediaan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Mengetahui apa itu alokasi biaya bersama?
2. Mengetahui metode apa saja dan cara menghitungnya pada alokasi biaya bersama?
3. Menentukan apakah akan menjual barang sekarang atau diproses lebih lanjut?
4. Mengetahui apa pengelolaan produk sampingan?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu alokasi biaya bersama.
2. Untuk mengetahui metode apa saja dan cara menghitungnya pada alokasi biaya
bersama.
3. Untuk menentukan apakah akan menjual barang sekarang atau diproses lebih lanjut.
4. Untuk mengetahui apa pengelolaan produk sampingan.

D. MANFAAT
Adapun manfaat dalam pembuatan ini adalah dapat digunakan sebagai bahan
referensi dalam mencari materi penelitian ataupun sebagai bahan ajar dalam bidang
pendidikan.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Produk bersama adalah beberapa produk yang diproduksi secara bersamaan
dengan menggunakan bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik dan akan
menghasilkan jenis-jenis produk bersama dalam perbandingan-perbandingan tertentu.
Produk sampingan adalah produk yang dihasilkan dari proses produk bersama tetapi
produk ini nilainya relatif lebih rendah dibanding produk utama.
Biaya bersama ialah biaya overhead bersama yang harus dialokasikan ke
berbagai departemen, baik dalam perusahaan yang kegiatan produksinya berdasarkan
pesanan maupun massal. Biaya produk bersama adalah biaya yang dikeluarkan sejak
saat mula-mula bahan baku diolah sampai dengan saat berbagai macam produk dapat
dipisahkan identitasnya.
Biaya bersama (join cost) merupakan biaya yang digunakan dalam proses
produksi yang menghasilkan beberapa output yang berbeda. Biaya bersama digunakan
untuk mengolah secara bersama biaya tersebut meliputi biaya bahan, tenaga kerja, dan
biaya overhead untuk menghasilkan suatu produk.
Manfaat menghitung alokasi biaya dalam produk bersama :
■ Mempermudah perhitungan harga pokok dan penentuan nilai persediaan untuk tujuan
laporan keuangan.
■ Dapat menetukan biaya departemen atau divisi untuk tujuan pengukuran kinerja
karyawan eksekutif.
■ Dapat mengatur tarif yang digunakan untuk menetukan harga produk barang yang bau
di produksi.
■ Mengetahui seluruh biaya produksi yang dibebankan ke masing-masing produk
bersama.
Pengertian pertama biaya bersama tersebut disebut biaya bergabung. Biaya
bergabung adalah biaya-biaya untuk memproduksi dua/lebih produk yang terpisah
dengan fasilitas sama pada saat yang bersamaan. Biaya bergabung tidak meliputi biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Sedangkan pengertian kedua disebut biaya
bersama.
Biaya bergabung dan biaya bersama dapat dibedakan ditinjau dari sudut
alokasinya. Dasar yang dipakai untuk mengalokasikan biaya bergabung harus
menggambarkan aliran biaya tersebut dalam proses produksi / kepada produk. Dalam
alokasi biaya bersama, dasar yang dipakai untuk alokasi tidak menggambarkan aliran
biaya bersama tersebut ke dalam produk.
Biaya bersama dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi berbagai
macam produk yang dapat berupa :
 Produk bersama (joint product) : dua produk atau lebih yang diproduksi secara
serentak dengan serangkaian proses atau dengan proses gabungan.
 Produk sampingan (by-product) : satu produk atau lebih yang nilai jualnya
relatif rendah,yang diproduksi bersama dengan produk lain yang nilai jualnya
tinggi.
 Produk sekutu (co-product) : dua produk atau lebih yang diproduksi pada waktu
yang bersamaan, tetapi tidak dari kegiatan pengolahanyang sama atau tidak
berasal dari bahan baku yang sama.

B. Karakteristik Produk Utama dan Produk Sampingan


Karakteristik produk utama :
a) Produk utama yang dihasilkan dengan sengaja sesuai dengan tujuan produksi,
melalui suatu proses atau serangkaian proses dan dilakukan secara simultan.
b) Nilai penjualan adalah relatif lebih besar bila dibandingkan dengan produk-produk
sampingan yang dihasilkan, dan relatif sama diantara produk-produk umum.
c) Biasanya dihasilkan dalam jumlah unit atau kuantitas yang besar.
d) Seringkali memerlukan pengolahan lebih lanjut dan pembungkusan.
e) Salah satu produk tidak dapat dihasilkan tanpa memproduksi yang lain.

Karakteristik produk sampingan :


a) Dihasilkan bersama dengan produk utama dalam suatu proses atau serangkaian
proses tanpa dimaksudkan untuk membuat produk ini.
b) Nilai penjualan adalah relatif lebih kecil atau tidak berarti, bila dibandingkan
dengan produk-produk utama.
c) Dihasilkan dalam jumlah unit atau kuantitas yang lebih sedikit.
d) Kadang-kadang memerlukan pengolahan lebih lanjut dan pembungkusan.
e) Produk ini tidak dapat dihasilkan tanpa memproduksi produk-produk utama.

C. Metode Alokasi Biaya Bersama


Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengalokasikan biaya
bersama kepada tiap-tiap produk bersama, antara lain :
1. Metode Nilai Jual Relatif
Metode ini adalah metode yang mengasumsikan setiap produk yang dihasilkan
secara bersama mempunyai nilai jual atau nilai pasar yang berbeda, nilai pasar yang
berbeda tersebut disebabkan karena tingkat pemakaian biaya yang berbeda pada
masing-masing produk bersama.
Dalam metode ini jika salah satu produk terjual dengan harga tinggi maka itu
dikarenakan biaya produksi yang dikeluarkan juga lebih tinggi dibandingkan produk
lain. Terdapat 2 metode dalam metode niali pasar/nilai jual relatif, yaitu :
a. Metode Nilai Pasar Saat Split-Off Point
Metode ini digunakan ketika produk bersama telah selesai diproduksi dan
produk yang diproduksi dapat diidentifikasi atau dipisahkan dalam masing-masing
produk serta harga jual sudah diketahui pada saat itu. Maka biaya bersama dapat
dialokasikan masing-masing produk sesuai dengan perbandingan nilai jualnya terhadap
nilai jual keseluruhan produk bersama. Rumus pembebanan
jumlah nilai jual masing-masing produk
X biaya bersama
jumlah nilai jual keseluruhan produk

Contoh soal 1 :
PT. Abadi memproduksi 3 macam produk yaitu alfa, beta, gamma. Biaya
bersama yang dikeluarkan selama satu periode adalah sebesar Rp 20.000.000,00.
Jumlah produksi dan harga jual masing-masing produk tertera pada table berikut:
Produk Jumlah Unit Harga Unit

Alfa 5.000 Rp 1000

Beta 10.000 Rp 800

Gamma 7.000 Rp 1300

Jawab :

Produk Jumlah Harga Nilai Jual Rasio (4) = Alokasi HPP/unit


Unit (1) Unit (2) (3) = (1 X 2) (3 : jumlah) biaya (5) = (6) = (5 : 1)
(4 x (join
cost)

Alfa 5.000 Rp 1000 5.000.000 22,62% 4.524.000 904,8

Beta 10.000 Rp 800 8.000.000 36,20% 7.240.000 724

Gamma 7.000 Rp 1300 9.100.000 41,18% 8.236.000 1.176,5

Jumlah 22.100.000 100% 20.000.000

Jadi harga pokok produksi masing-masing produk dapat diketahui seperti pada (6).
b. Metode nilai jual hipotesis
Metode ini digunakan apabila suatu produk tidak bisa dijual pada titik pisah
batas (batas yang seharusnya produk tersebut selesai), maka harga jual tidak dapat
diketahui pada saat titik pisah tersebut, karena produk tersebut masih perlu pengolahan
tambahan untuk memprosesnya lagi. Dasar yang dapat digunakan dalam
mengalokasikan biaya bersama model ini adalah harga pasar hipotesis. Harga pasar
hipotesis adalah nilai jual suatu produk setelah diproses lebih lanjut dikurangi dengan
biaya yang dikeluarkan untuk memproses lanjutan setelah pemisahan. Rumus:

Jumlah nilai masing” produk


setelah titik pisah
X Biaya bersama
Jumlah nilai hipotesis seluruh
produk setelah titik pisah

Contoh soal 2 :
Dengan menggunakan data perusahaan PT. Abadi pada contoh soal 1 . Diketahui
biaya proses lanjutan masing-masing produk sebagai berikut :

Keterangan Jumlah unit Harga unit Biaya proses lanjutan

Alfa 5.000 Rp 1000 Rp 400


Beta 10.000 Rp 800 Rp 300

Gamma 7.000 Rp 1300 Rp 500

Jawaban :

Prod Harga Biaya Nilai Jumlah Nilai jual Rasio (6) = Alokasi (7) HPP/kg
uk unit tambah jual produk (5) = nilai jual : = (6 : JC) (8) =
Bers (1) an (2) hipotesi (4) (3x4) jumlah (7:1)
ama s (3) = nilai jual)
(1-2)
Alfa Rp Rp 400 600 5.000 3.000.000 22,06% 4.412.000 882,4
1000

Beta Rp Rp 300 500 10.000 5.000.000 36,76% 7.352.000 735,2


800

Gam Rp Rp 500 800 7.000 5.600.000 41,18% 20.000.000 1.176,6


ma 1300

Jadi, harga pokok produksi masing-masing produk daoat diketahui seperti pada (7).
2. Metode Rata-Rata Biaya Persatuan
Metode ini adalah metode yang membebankan produk bersamanya berdasarkan jumlah
biaya bersama dibagi jumlah keseluruhan produk dikalikan jumlah unit masing-masing produk.
Pengalokasian tersebut dibagi secara proposional dari seluruh biaya bersama atau dari besarnya
unit yang diproduksi, produk diasumsikan bersifat homogen, artinya masing-masing produk
memerlukan biaya yang relatif sama. Rumus :

Pembebanan = Biaya per unit X jumlah unit masing-masing produk

Biaya per unit = jumlah biaya bersama


Jumlah unit keseluruhan produk
Contoh soal :
PT. Singgalang Jaya memproduksi tiga produk secara bersama yaitu produk A, B, C.
biaya bersama yang dikeluarkan untuk menghasilkan keempat produk tersebut adalah Rp
120.000.000. Data lain yang berhubungan dengan produk bersama adalah : Berapa harga pokok
produksi masing-masing produk per unit!

Keterangan Produk A Produk B Produk C


Unit produksi 15.000 35.000 10.000
Harga jual setelah Rp 3.500 Rp 4.000 Rp 2.500
poses lanjutan
Biaya proses lanjutan Rp 12.000.000 Rp 16.000.000 Rp 7.000.000
a. Alokasi joint cost masing-masing produk.
Biaya per unit = Rp 120.000.000 = Rp 2.000
60.000 unit
A = Rp 2.000 x 15.000 = Rp 30.000.000
B = Rp 2.000 x 35.000 = Rp 70.000.000
C = Rp 2.000 x 10.000 = Rp 20.000.000
Rp 120.0000.000
b. Biaya produksi masing-masing produk.
Biaya produksi = alokasi joint produk + biaya proses lanjutan
A = Rp 30.000.000 + Rp 12.000.000 = Rp 42.000.000
B = Rp 70.000.000 + Rp 16.000.000 = Rp 86.000.000
C = Rp 20.000.000 + Rp 7.000.000 = Rp 27.000.000
c. Harga pokok produksi
A = Rp 42.000.000 / 15.000 unit = Rp 2.800
B = Rp 86.000.000 / 35.000 unit = Rp 2457,14
C = Rp 27.000.000 / 10.000 unit = Rp 2.700

3. Metode Rata-Rata Tertimbang


Metode ini muncul karena dari beberapa metode lain tidak memperhatikan bobot.
Sebagai presentasi dari ukuran besarnya unit, kesulitan pembuatan, waktu yang dibutuhkan dan
sebagainya sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya bersama. Maka dalam metode ini
memperhatikan produk bersama berdasarkan boobot sebagai presentasi dapat dari ukuran
besarnya unit, kesullitan pembuatan, waktu yag dibutuhkan dan sebagainya sebagai dasar untuk
mengalokasikan biaya bersama. Rumus :

Jumlah penimbang rata-rata setiap produk


X Biaya bersama
Jumlah penimbang rata-rata seluruh
produk

Contoh soal :

PT. Singgalang Jaya memproduksi tiga produk Biaya bersama yang dikeluarkan
sebuah perusahaan untuk memproduksi produk bersama adalah sebesar Rp
8.500.000,00. Jumlah produk yang dihasilkan dan angka penimbangnya adalah sebagai
berikut :
Produk Jmh produk Angka Penimbang
A 6000 1
B 5000 2
C 4000 3
15000
Jawaban :
JUMLAH
ANGKA YG DI ALOKASI
JUMLAH PRODUKSI *
PRODUK YG ANGKA ANGKA BIAYA
PRODUK DIPRODUKSI PENIMBANG PENIMBANG BERSAMA
1 2 3 4
(3 : 28.000 x
(1 x 2 ) 8.500.000)
A 6.000 1 6.000 1.821.429
B 5.000 2 10.000 3.035.714
C 4.000 3 12.000 3.642.857
15.000 28.000 8.500.000

4. Metode unit kuantitatif / satuan fisik


Metode unit fisik adalah suatu metode dalam pembebenan biaya bersama kepada
produk di dasarkan atas unit secara fisik atau output dari suatu produk diungkapkan dalam
satuan missal berupa volume, bobot, atau ukuran karakteristik lainnya. Rumus :

Jumlah unit masing-masing produk


X Biaya bersama
Jumlah unit keseluruhan produk

Contoh :
Berikut adalah data produk yang di hasilkan dari satu ton batu bara yang menghaiskan
biaya sebesar Rp 1.000.000 berapa harga pokok produk per pon
Produk Kuantitas (pon) (1) Persentase (%) (2) = Alokasi biaya
(1:jumlah 1) bersama (3) = (2 x
Rp 1.000.000)
Kokas 1.200 60% Rp 600.000
Ter Batu bara 300 15% Rp 150.000
Gas 500 25% Rp 250.000
Jumlah 2.000 100% Rp 1.000.000

Harga pokok produk per pon

produk Kuantitas (pon) (1) Alokasi biaya HPP per pon (3) =
bersama (2) (2:1)
Kokas 1.200 Rp 600.000 Rp 500
Ter Batu bara 300 Rp 150.000 Rp 500
Gas 500 Rp 250.000 Rp 500

D. Menentukan Apakah Akan Menjual Barang Sekarang Atau Diproses Lebih


Lanjut
Banyak prusahaan memiliki kesempatan untuk menjual produk yang baru di proses
sebagian pada berbagai tahapan produksi. Pihak manajemen harus menentukan apakah
lebih menguntukan untuk menjual output pada pertengahan produsi atau
memprosesnya lebih lanjut. Dalam pengambikan keputusan untuk menjual atau
memproses lebih lanjut, data yanf relevan untuk dipertimbangkan adalah
(1) Pendapatan tambahan yang di terima setelah memperoses lebih lanjut,
(2) Biaya tambahan yang di butuhkan untuk memprses lebih lanjut.
Hanya biaya dan laba yang relevan pada pengambilan keputusan yang terpengaruh
oleh hal ini total biaya bersama yang mncul sebelum terjadinya pisah tidak terpengaruh
oleh keputusan untuk memproses lebih lanjut setelah titik pisah batas.
Kita dapat merangkum proses pengambilan keputusan untuk menjual atau
memproses lebih lanjut sebagai berikut :
 Menjual pada titik pisah batas jika nilai penjualan pada titik pisah batas
lebih dari penjualan setelah pemrosesan, dikurangi biaya pemrosesan
tambahan
 Di proses lebih lanjut jika nilai penjualan pada titik pisah batas kurang
dari penjualan setelah pemerosesaan, dikurangi biaya pemrosesan
tambahan.

E. Menentukan Pengelolaan Produk Sampingan


Produk sampingan (by-product) merupakan output dari proses produksi
bersama yang jumlahnya sedikit serta memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan
dengan produk utama. Sebagai contoh, bubuk batu bara, yang apabila di campur air
maka dapat menghasilkan bahan bakar dengan kualitas rendah, itu merupan produk
sampingan dari tambang batu bara.
Akutansi untuk menghitung produk sampingan berusaha untuk merefleksikan
hubungan ekonomis antar produk sampingan dan produk utama menggunakan
pencacatan minimal untuk penilaian persediaan. Dua metode umum yang digunakan
dalam akutansi untuk produk sampingan adalah :
 Metode 1 : nilai realisasi bersih atas penjualan produk sampingan diambil dari
biaya bersama, pengalokasian biaya bersama secara efektif pada produk sampingan
sama dengan nilai penjualan produk sampingan. Biaya bersama yang tersisa
selanjutnya di alokasikan ke produk utama.
 Metode 2 : Pendapatan dari penjualan produk sampingan di perlakukan sebagai
pendapatan lain-lain. Semua biaya bersama dialokasikan ke produk utama.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Biaya produk bersama adalah biaya yang dikelurakan sejak saat mula-mula
bahan baku diolah sampai dengan saat berb agai macam produk dapat dipisahkan
identitasnya sedangkan produk sampingan adalah satu produk atau lebih yang nilai
jualnya relattif lebih rendah, yang di produksi bersama dengan produk yang lain yang
nilai jualnya lebih tinggi. Jadi perbedaan produk bersama dengan produk sampingan
didasarkan pada nilai jual relatifnya

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Maka dari itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalh dalam kesimpulan
diatas.
DAFTAR PUSTAKA

Lanen, William N. 2017. Dasar-Dasar Akuntansi Biaya. I.G. N. Rayi Bhimantara W.,
Jatiningrum, penerjemah. Jakarta (ID):Salemba Empat.

Sujarweni, V. Wiratna. 2015. Akuntansi Biaya Teori dan Penerapannya. Yogyakarta :


Pustaka Baru Press.

Mulyadi.2010.Akuntansi biaya.Yogyakarta:Ykpn
Risa Ristanti.2016. Makalah Harga Pokok Produk Bersama. Surakarta (ID). STIE
AAS.

Anda mungkin juga menyukai