Anda di halaman 1dari 37

EKONOMI MIKRO (EKI2016) A2 EP

(Industri Oligopoli Model Kartel, Strategi Dominan,


Ekuilibrium Nash, dan Dilema Narapidana)

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Drs. Made Kembar Sri Budhi, M.P.

Oleh :

Kelompok 8

1. Lilian Avita Sakrianti 2007511045

2. Sherin Oktaviana Hayaz 2007511162

3. I Gusti Ayu Michelle Audi Natasha Oka 2007511166

4. Belicia Esperanza Constantine Manuella Da Costa Soares 2007511210

5. Rachel Nadine Saragih 2007511239

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang dibuat dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Mikro berjudul “Industri Oligopoli” pada waktu
yang telah ditentukan.

Terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Drs. Made Kembar Sri Budhi, M.P. Selaku
dosen mata kuliah Ekonomi Mikro dan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
penulis dalam menyusun makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Oleh karena itu, penulis akan sangat menghargai kritikan dan saran untuk membangun
makalah ini lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Jakarta, 19 April 2021

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ................................................................................................................................... 2
2.1 Industri Oligopoli ........................................................................................................................ 2
2.2 Industri Oligopoli Model Kartel ................................................................................................ 12
2.3 Strategi Dominan ...................................................................................................................... 18
2.4 Ekuilibrium Nash ...................................................................................................................... 21
2.5 Dilema Narapidana.................................................................................................................... 27
BAB III ............................................................................................................................................... 32
PENUTUP........................................................................................................................................... 32
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................... 32
3. 2 Saran......................................................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................... 34

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Industri oligopoli adalah industri yang terdiri dari hanya beberapa produsen saja.
Ada kalanya industri oligopoli terdiri dari dua perusahaan saja dan itu dinamakan duopoli.
Industri oligopoli lebih rumit daripada pasar-pasar lainnya. Ini disebabkan karena tidak
terdapat keseragaman dalam sifat-sifat berbagai industri dalam oligopoli. Akan sangat
berbeda apabila dalam pasar hanya ada tiga perusahaan, dengan apabila terdapat lima belas
perusahaan. Akibat dari jumlah perusahaan yang sangat sedikit, kegiatan setiap perusahaan
adalah sangat dipengaruhi oleh kegiatan perusahaan lainnya di dalam industri yang sama.
Di dalam bertindak setiap perusahaan harus terlebih dahulu mempertimbangkan dan
menduga reaksi perusahaan lain ke atas tindakan yang akan dijalankannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Industri Oligopoli?
2. Apa itu Industri Oligopoli Model Kartel?
3. Apa itu Dominan?
4. Apa itu Ekuilibrium Nash?
5. Apa itu Dilema Narapidana?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui materi tentang Industri Oligopoli
2. Mengetahui materi tentang Oligopoli Model Kartel
3. Mengetahui materi tentang Dominan
4. Mengetahui materi tentang Ekuilibrium Nash
5. Mengetahui materi tentang Dilema Narapidana

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Industri Oligopoli


2.1.1 Sejarah Industri Oligopoli

Teori Oligopoli memiliki sejarah yang cukup panjang. Istilah oligopoli pertama kali
digunakan oleh Sir Thomas Moore dalam karyanya pada tahun 1916, yaitu “Utopia” 11.
Dalam karya tersebut dikatakan bahwa harga tidak harus berada pada tingkat kompetisi
ketika perusahaan di pasar lebih dari satu. Sedangkan teori Oligopoli pertama kali
diformalkan oleh Augustin Cournot pada tahun 1838 melalui karyanya “Researches Sur
Les Priciples Mathematiques De La Theorie Des Richesses”. 50 tahun kemudian, teori
tersebut dibantah oleh Bertrand. Meskipun menuai banyak kritik, namun hingga kini
teori Cournot tetap dianggap sebagai benchmark bagi teori-teori oligopoli lainnya.

2.1.2 Pengertian Industri Oligopoli

Industri oligopoli merupakan suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh
beberapa produsen atau penjual dalam satu wilayah area. Industri oligopoli adalah suatu
pasar dimana terdapat beberapa produsen yang menghasilkan barang-barang yang saling
bersaingan. Ini merupakan sifat utama dari industri oligopoli. Oligopoli, yaitu keadaan
dimana hanya ada beberapa (misal: antara 2 - 10) perusahaan yang menguasai pasar baik
secara independen (sendiri-sendiri) maupun secara diam-diam bekerjasama.

Perusahaan-perusahaan yang beroperasi pada industri oligopoli walaupun


menghasilkan produk yang homogen, masih dapat mempengaruhi harga yang berlaku di
pasar dan perusahaan memperhatikan berkonsentrasi pada keputusan harga dan jumlah
barang yang diproduksi atau dijual, namun juga mempertimbangkan aspek yang lain,
yaitu reaksi yang akan dilakukan oleh perusahaan pesaing terhadap setiap kebijakan
yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Contoh industri yang termasuk oligopoli adalah
industri semen di Indonesia, industri mobil di Amerika Serikat, dan sebagainya.

Pada industri model ini, keputusan harga berada di segelintir pemain, walaupun
berada di banyak pemain. Sebagai price leaders, segelintir pemain ini bisa membuat
skema sebagai berikut:

2
© Perusahaan oligopoli berkonspirasi dan berkolaborasi untuk membuat harga monopoli
dan mendapatkan keuntungan dari harga monopoli ini
© Pemain oligopoli akan berkompetisi dalam harga, sehingga harga dan keuntungan
menjadi sama dengan pasar kompetitif
© Harga dan keuntungan oligopoli akan berada antara harga di pasar monopoli dan pasar
kompetitif
© Harga dan keuntungan oligopoli tak dapat ditentukan, alias indeterminate

2.1.3 Karakteristik Industri Oligopoli

Industri jenis ini memiliki karakteristik tertentu. Ini yang membedakannya dengan
jenis industri yang lain. Berikut karakteristik industri oligopoli yang dimaksud:
1. Terdapat Beberapa Penjual (Few Sellers)
Hanya terdapat beberapa penjual yang ada di pasar. Hal ini menunjukkan bahwa
pangsa pasar masing-masing perusahaan di pasar cukup signifikan. Jumlah
perusahaan yang lebih sedikit dibanding pasar persaingan sempurna ataupun
persaingan monopolistik disebabkan oleh adanya hambatan masuk ke dalam pasar.
2. Saling Ketergantungan (Interdependence)
Pada struktur pasar persaingan sempurna maupun persaingan monopolistis,
keputusan perusahaan atas harga dan kuantitas hanya mempertimbangkan tingkat
permintaan di pasar dan biaya produksi yang dikeluarkan. Sementara di industri
oligopoli, keputusan strategis perusahaan sangat ditentukan oleh perilaku strategis
perusahaan lain yang ada di pasar.

Bentuk industri oligopoli dapat dikarakterisasikan berdasarkan:


v Sejumlah besar perusahaan-perusahaan dominan, dengan beberapa yang kecil lainnya
v Suatu produk yang distandarisasikan maupun dibedakan
v Kekuatan dari perusahaan-perusahaan dominan terhadap harga, namun ketakutan
akan pembalasan
v Hambatan-hambatan secara teknologi dan ekonomi untuk menjadi suatu perusahaan
yang dominan
v Penggunaan persaingan non harga yang ekstensif akibat ketakutan akan perang harga

3
Suatu bentuk industri oligopoli dikarakterisasikan berdasarkan kehadiran beberapa
perusahaan yang dominan. Disana mungkin terdapat sejumlah besar perusahaan-
perusahaan kecil, tetapi hanya perusahaan besar yang memiliki kekuatan untuk
membalas. Ini berakibat dalam suatu pemusatan industri tinggi dimana hanya 2 sampai
10 perusahaan dengan pangsa pasar yang besar.

Contohnya:
Industri bensin merupakan industri oligopoli di Amerika Serikat yang didominasi oleh
beberapa perusahaan raksasa seperti Exxon, Chevron dan Texaco. Akan tetapi, harap
dicatat bahwa banyak perusahaan kecil yang berada dalam pasar tersebut seperti pompa-
pompa bensin independen kecil yang hanya berjualan dalam satu kota atau hanya dalam
suatu wilayah terbatas.

Penyebab-penyebab yang paling dikenal untuk pemusatan yang tinggi dalam pasar-pasar
bentuk oligopoli adalah:

§ Skala ekonomis yang ada dalam produksi barang-barang tertentu,


§ Siklus-siklus bisnis yang menyingkirkan pesaing-pesaing lemah
§ Keuntungan dari perusahaan-perusahaan yang bergabung, dan
§ Hambatan-hambatan lainnya seperti perkembangan teknologi dan periklanan.

Laba dari perusahaan-perusahaan dalam oligopoli ditentukan persis dalam cara yang
sama dengan bentuk-bentuk pasar lainnya: dari kuantitas optimum dimana pendapatan
marjinal sama dengan biaya marjinal, harga ditentukan dari kurva permintaan serta
biaya unit terhadap rata-rata kurva total biaya.

Bagaimanapun juga, penentuan ini mungkin dipengaruhi oleh kurva permintaan yang
bengkok. Lebih lanjut lagi, dalam suatu oligopoli yang kolusif, seluruh perusahaan
bertindak seakan-akan mereka membuat satu monopoli dan keluarannya dibagi diantara
perusahaan-perusahaan.

2. 1. 4 Ciri- Ciri Industri Oligopoli dan Barang yang Dihasilkan

Ciri-ciri industri oligopoli:


o Terdapat beberapa penjual atau produsen yang menguasai pasar

4
o Barang yang diperdagangkan meruakan homogen atau sejenis
o Terdapat hambatan masuk yang cukup kuat bagi perusahaan di luar pasar untuk masuk
dalam pasar
o Satu diantara para oligopolis merupakan price leader

Adapun barang-barang yang dihasilkan oleh industri oligopoli antara lain:


o Barang standar, banyak dijumpai pada industri oligopoli yang menghasilkan bahan
mentah (misalnya aluminium) dan bahan baku (misalnya semen, bahan bangunan)
o Barang berbeda corak (differentiated product), pada umumnya dijumpai pada industri
yang menghasilkan barang akhir (misalnya rokok)

2. 1. 5 Model-Model Industri Oligopoli

Sifat dalam industri oligopoli adalah saling ketergantungan antara perusahaan satu
dengan lainnya, karena adanya ketergantungan inilah maka analisa terhadap perilaku
mereka itu menjadi sulit. Maka dari itu kita tidak bisa hanya mengandalkan teori
oligopoli saja untuk menjelaskan keadaan dalam industri oligopoli, tapi kita juga butuh
model-model lain yang umum yang dapat menjelaskan keadaan dalam industri oligopoli
secara rinci.
Duopoli adalah bentuk sederhana dari oligopoli yang berarti suatu bentuk pasar
dimana penawaran suatu jenis barang hanya dikuasai oleh 2 perusahaan. Dalam duopoli
penjual pertama harus memperhatikan reaksi penjual kedua, dan dalam duopoli penjual
juga harus menentukan berapa jumlah barang yang akan diproduksi dan juga
menentukan harga yang akan di tawarkan di pasaran. Untuk menjelaskan hal tersebut
maka duopoli membagi menjadi beberapa model yaitu sebagai berikut:
1) Model Cournot
2) Model Bertrand
3) Model Chamberlin
4) Model kurva permintaan patah (kinked demand curve)
5) Model Stackelberg

2. 1. 6 Hambatan Industri Oligopoli

5
Jumlah perusahaan dalam oligopoli sangat terbatas terutama disebabkan oleh faktor-
faktor berikut:

• Skala Ekonomi

Skala ekonomi yang terdapat dalam industri oligopoli dapat menjadi penghambat
yang sangat penting kepada perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri itu.
Apabila suatu perusahaan oligopoli dapat menikmati skala ekonomi sehingga ke
tingkat produksi yang sangat besar, ini berarti semakin banyak poduksinya semakin
rendah biaya produksi per unit. Sekiranya permintaan dalam pasar bertambah,
perusahaan yang sudah ada dalam industri akan mempunyai kesempatan yang lebih
baik untuk memenuhi permintaan tersebut, karena mereka dapat menambah jumlah
produksi pada waktu yang sama mengurangi biaya produksi per unit. Maka semakin
besar jumlah penjualan perusahaan tersebut, semakin efisien kegiatan
memproduksinya.

Ini akan menyukarkan kemasukan perusahaaan baru, karena pada mulanya luas
pasaran barangnya hanyalah sebagian, semakin efisien kegiatan memproduksinya. Ini
akan menyukarkan kemasukan perusahaaan baru, karena pada mulanya luas pasaran
barangnya hanyalah sebagian, semakin efisien kegiatan memproduksinya. Ini akan
menyukarkan kemasukan perusahaaan baru, karena pada mulanya luas pasaran
barangnya hanyalah sebagian, semakin efisien kegiatan memproduksinya. Ini akan
menyukarkan kemasukan perusahaaan baru, karena pada mulanya luas pasaran
barangnya hanyalah sebagian, semakin efisien kegiatan memproduksinya. Ini akan
menyukarkan kemasukan perusahaaan baru, karena pada mulanya luas pasaran
barangnya hanyalah sebagian kecil dari pada perusahaan yang telah ada, dan oleh
karena itu biaya produksi per unit adalah lebih tinggi daripada dalam perusahaan yang
lama.

• Perbedaan Biaya Produksi

Yang dijelaskan di atas adalah biaya produksi per unit yang berbeda sebagai
akibat dari tingkat (jumlah) produksi yang berbeda. Di samping itu biaya produksi
dapat pula berbeda pada tingkat produksi yang sama. Biasanya pada setiap tingkat
produksi, biaya produksi per unit yang harus dikeluarkan perusahaan yang baru adalah
6
lebih tinggi dari perusahaan yang lain. Ini berarti kurva AC (biaya total rata-rata)
perusahaan baru adalah lebih tinggi daripada kurva AC perusahaan lama. Oleh
karenanya perusahaaan baru tidak dapat menjual barangnya semurah seperti
perusahaan lama. Keadaan ini menghambat kemasukan perusahaan baru.

Terdapat banyak faktor yang menimbulkan kecenderungan perbedaan biaya


produksi tersebut. Yang penting adalah:

Þ Perusahaan lama dapat menurunkan biaya produksi sebagai akibat pengetahuan


yang mendalam mengenai kegiatan memproduksi yang dikumpulkan dari
pengalaman masa lalu.
Þ Para pekerjanya sudah lebih berpengalaman di dalam mengerjakan pejerjaan
mereka, dan ini menaikkan produktivitas pekerja, yang selanjutnya
memungkinkan biaya produksi.
Þ Perusahaan sudah lebih dikenal oleh bank, dan para penyedia bahan mentah dan
oleh karenanya dapat memperoleh kredit yang lebih baik dan harga bahan mentah
ynag lebih murah.
Þ Sifat-sifat produksi yang mempunyai keistimewaan yang sukar diimbangi oleh
perusahaaan baru

• Keistimewaan Hasil Produksi

Keistimewaan yang dimiliki oleh barang yang diproduksi oleh perusahaan lama
merupakan sumber lain yang dapat menghambat kemasukan perusahaan baru.
Keistimawaaan ini dapat dibedakan daalam beberapa bentuk. Yang pertama ialah
karena barang tersebut sudah sangat terkenal (product recognition), dan masyarakat
sudah menaruh kepercayaan dan penghargaan yang tinggi atas barang tersebut. Tanpa
dapat menawarkan barang lain yang jauh lebih baik dari barang yang dikenal
masyarakat ini, perusahaan baru akan mengalami kesukaran untuk bersaing dengan
baik di pasaran.

Keistimewaan yang kedua adalah apabila barang tersebut sangat rumit (product
complexity) yaitu ia terdiri dari komponen-komponen yang banyak sekali sehingga
sukar membuat dan memperbaikinya. Barang seprti itu antara lain adalah mobil,
televisi, dan sebagainya. Sifat barang yang rumit tersebut menyebabkan tidak semua
pengusaha mempunyai modal dapat masuk ke dalam pasar tersebut. Pengusaha
7
tersebut harus mengetahui cara-caranya membuat barang yang mutunya tidak kalah
dengan barang–barang yang sudah ada di pasar.

Selanjutnya keistimewaan lain yang mungkin dimiliki oleh perusahaaan dalam


industri oligopoli adalah ia memproduksikan bebagai barang yang sejenis. Kalau ia
produsen rokok, maka rokok yang diproduksi terdiri dari berbagai bentuk dan jenis
sehingga dapat menyediakan berbagai produk seperti rokok berfilter dan cerutu yang
diingini masyarakat yang cita rasanya berbeda-beda. Perusahaan sabun mandi, sabun
cuci, minuman ringan dalam botol, dan produsen mobil adalah beberapa contoh lain
dari perusahaan-perusahaan yang sering memprodusikan barang dalam bentuk dan
sifat, serta mutu yang sangat berbeda. Dengan cara ini pasarannya meliputi golongan
masyarakat yang lebih luas dan sebagai akibatnya sukarlah untuk perusahaan baru
memasuki industri oligopoli.

2. 1. 7 Kelebihan dan Kekurangan Industri Oligopoli

¨ Kelebihan industri oligopoli:


1. Memberi kebebasan memilih bagi pembeli.
Industri oligopoli ini sangat memberi kebebasan terhadap pemilihan produk,
secara umum pembeli memperkirakan akan lebih baik membeli produk yang mana
yang dibutuhkan yang mana yang mampu memenuhhi kebutuhan, jadi para
pembeli tidak akan di tawarkan dengan agresif oleh perusahaan dalam pasar ini,
namun pembelilah yang menentukan akan membeli produk dari perusahaan mana.
2. Mampu melakukan penelitian dan pengembangan produk.
Dalam industri oligopoli ini tentu penelitian–penelitian akan banyak terjadi,
contohnya penelitian tentang minat pembeli yang banyak membeli dari
perusahaan lain di banding dengan perusahaan kita, ini merupakan penelitian
untuk pengembangan produk yang perusahaan ini miliki agar dapat menarik
pembeli dari perusahaan pesaing berkat keunggulan kualitas yang dimiliki.
3. Lebih memperhatikan kepuasan konsumen karena adanya persaingan penjual.
Didalam industri oligopoli ini kepuasan konsumen atau pembeli sangat
berpengaruh karena bisa saja dengan ketidak puasannya seorang pembeli dapat
membuat pembeli lain ikut tidak puas dan beralih dengan produk lain dari
perusahaan yang lain pula. Oleh sebab itu banyak perusahaan bersikap baik dalam
8
halnya pelayanan dan memperhatikan kepuasan pembeli agar pembeli bersikap
loyal dan dapat membeli produk perusahaan ini dengan jenjang waktu yang lama.
4. Adanya penerapan teknologi baru
Didalam industri oligopoli ini penerapan teknologi terbaru sangatlah
bermanfaat, jika teknologi yang semakin berkembang tidak diikuti oleh
perusahaan bisa jadi pembeli akan membeli produk dari perusahaan lain yang
memberi penerapan teknologi terbaru. Oleh karena itu penerapan teknologi
terbaru dapat memudahkan perusahaan untuk mengembangkan produknya agar
lebih di minati.

¨ Kekurangan industri oligopoli


1. Menciptakan ketimpangan distribusi pendapatan
Dalam industri oligopoli ini sering kali terjadi ketimpangan distribusi
pendapatan,dimana perusahaan yang besar yang sudah lama berdiri dan banyak
sekali peminatnya lebih banyak mendistribusikan produk dagangnya yang
mengakibatkan hasil pendapatan yang banyak pula. Sedangkan perusahaan yang
kurang di minati pembeli otomatis akan mendistribusikan barang dangangnya
dalam jumlah yang sedikit dan memperoleh pendapatan yang kecil.
2. Harga yang stabil dan terlalu tinggi bisa mendorong timbulnya inflasi
Didalam industri oligopoli ini harga sangat bergantung, terkadang harga yang
mahal itu menggambarkan kuliatas yang bagus pun belum tentu banyak
peminatnya oleh karena itu perusahaan yang bekecimbung di dalam usaha ini
sangat jarang menaikan harga, itupun jika naik hanya sedikit dan tidak
berpengaruh terhadap minat pembeli sehingga jauh untuk terjadinya inflasi.
3. Bisa timbul pemborosan biaya produksi apabila ada kerjasama antar oligopolis
karena semangat bersaing kurang
Didalam industri oligopoli ini timbul pemborosan akiban biaya produksi
yang besar namu pemasukan tidak seimbang ini diakibatkan perusahaan yang
kurang peminat bekerjasama dengan perusahaan oligopolis lainnya yang juga
kurang peminat untuk bersaing dengan perusahaan pemimpin pasar, mengapa bisa
boros? karena biasanya dua perusahaan yang mempunyai satu produk kerjasama
akan menimbulkan sedikit penghasilan namun biaya produksi yang sama.

9
akibatnya biaya produksi dan penghasilan perusahaan tersebut goyan dan bisa
menyebabkan pemborosan.

2. 1. 8 Kurva Permintaan dan Perilaku Pelaku Industri Oligopoli Tanpa Kolusi (Non
Collusive Oligopoli)

1. Keterkaitan Antar Perusahaan dalam Industri Oligopoli Tanpa Kolusi


Jika didalam industri oligopoli tidak terdapat kesepakatan diantara produsen
yang terdapat dipasar, maka setiap tindakan yang dilakukan oleh suatu perusahaan
akan memancing reaksi dari perusahaan lain. Apabila suatu perusahaan menurunkan
harga, maka perusahaan lain cenderung akan ikut menurunkan harga. Sebab jika
perusahaan-perusahaan tersebut tidak menurunkan harga, maka perusahaan tersebut
akan kehilangan banyak pelanggan karena beralih ke produk yang harganya lebih
murah.
Dengan demikian dalam pasar non collusive oligopoli penurunan harga produk
akan mendorong perusahaan-perusahaan lain ikut menurunkan harga. Sebaliknya,
jika suatu perusahaan di dalam pasar non collusive oligopoli menaikkan harga, maka
perusahaan lain cenderung untuk tidak merubah harga, dengan harapan mereka akan
mendapat pelanggan baru yang berasal dari perusahaan yang menaikkan harga
produknya.

2. Kurva Permintaan pada Industri oligopoli Tanpa Kolusi


Cara menggambar kurva permintaan suatu perusahaan oligopoli yang tidak
melakukan kolusi dengan perusahaan lain yang berada dalam pasar yang sama
dilakukan berdasarkan reaksi perusahaan-perusahaan lain apabila harga produk suatu
perusahaan mengalami perubahan (dinaikkan atau pun diturunkan). Pada gambar
ditunjukan proses penggambaran kurva permintaan (demand curve) produsen non
collusive oligopoli yang berupa kurva bengkok (kinked demand curve).

10
3. Efek Penurunan Harga
Dimisalkan harga yang berlaku di pasar mula-mula adalah Po dan jumlah
permintaan yang dihadapinya adalah sebanyak Qo. Jika perusahaan tersebut
menurunkan harga produknya, maka jumlah permintaan terhadap produk akan
bertambah. Seandainya penurunan harga tersebut tidak diikuti oleh perusahaan lain
maka penurunan harga dari Po ke P1 akan mengakibatkan permintaan yang dihadapi
menjadi sebanyak Qa.
Pertambahan permintaan yang banyak tersebut diakibatkan karena para
pelanggan lain yang tidak ikut menurunkan harga beralih membeli produk dati
perusahaan yang menurunkan harga serta adanya efek penggantian (substitution
effect) dan efek pendapatan (income effect) dari pelanggannya sendiri.
Namun apabila perusahaan-perusahan lain dalam industri oligopoli ikut
menurunkan harga, maka kenaikan permintaan pada perusahaan yang pertama kali
menurunkan harga produknya hanya sebesar Qb. Kenaikan ini hanya disebabkan
oleh substitution effect dan income effect dari pelanggannya.

4. Efek Peningkatan Harga


Jika perusahaan oligopoli menaikkan harga produknya dari Po menjadi P2,
sedangkan perusahaan lain masih menjual produknya dengan harga Po maka
perusahan yang menaikkan harga tersebut akan kehilangan banyak pelanggan dan
jumlah barang yang dapat dijual hanya sebesar Qd.

11
Tetapi jika perusahaan lain yang ada di pasar juga ikut menaikkan harga, maka
perusahaan pertama tersebut tidak akan kehilangan pelanggannya. Oleh karena itu
perusahaan pertama tersebut akan dapat menjual produknya sebanyak Qc.

5. Pemaksimalan Pendapatan Perusahaan dalam Industri Oligopoli Tanpa Kolusi


Jika biaya marjinal (marginal cost) mula-mula yang dihadapi oleh seorang
produsen oligopoli adalah MCo, maka agar diperoleh keuntungan maksimum,
perusahaan harus beroperasi pada tingkat output dimana MC0=MR. Dalam kondisi
yang demikian ini, jumlah output yang harus diproduksi adalah Q dengan harga jual
adalah P.

2.2 Industri Oligopoli Model Kartel


2. 2. 1 Pengertian Kartel

Kartel, salah satu model perilaku industri oligopoli, adalah suatu hubungan kerjasama
antara beberapa kelompok produsen atau perusahaan dalam hal melakukan produksi
barang serta memasarkannya yang bertujuan menetapkan harga, untuk
membatasi suplai dan kompetisi. Menurut peneliti ekonomi, Friedrich Naumann Stiftung,
A. M. Tri Anggraini, pengertian kartel terkadang mengalami penyempitan makna.
Pengertian sempitnya, kartel adalah sekelompok perusahaan yang seharusnya saling
bersaing, tetapi justru mereka saling membantu dan mendukung. Sedangkan pengertian
kartel dalam arti yang luas adalah meliputi perjanjian antara para pesaing untuk membagi
pasar, mengalokasikan pelanggan, dan menetapkan harga.

12
Kartel cenderung terjadi pada produk yang homogen. Pengurus kartel secara resmi
mengatur kuota, alokasi produksi pasar, dan keuntungan yang diperoleh. Pada
kenyataannya pelaksanaan kartel kurang stabil karena tidak memiliki ongkos rata-rata dan
marjinal yang sama. Permintaan sulit ditaksir karena elastisitas individu tidak
mencerminkan elastisitas kartel sehingga menimbulkan kesalahan penaksiran hasil-
ongkos marjinal kartel dan individu.

Penetapan harga kartel harus mempertimbangkan harga yang wajar (fair price n’ fair
profit) sehingga setiap anggita masih punya kebebasan dalam usaha penjualan seperti
meningkatkan ongkos, iklan dan potongan harga. Di Indonesia terdapat kolusi seperti
Kartel meski masih diawasi pemerintah seperti industri semen, tepung terigu dan
lembaran kaca. Kartel internasional contohnya adalah OPEC (Organization of the
Petroleum Exporting Countries).

Berdasarkan definisi ini, satu entitas bisnis tunggal yang memegang monopoli tidak
dapat dianggap sebagai suatu kartel, walaupun dapat dianggap bersalah jika
menyalahgunakan monopoli yang dimilikinya. Kartel biasanya timbul dalam
kondisi oligopoli, yaitu terdapat sejumlah kecil penjual dengan jenis produk yang
homogen. Kartel dilakukan oleh pelaku usaha dalam rangka memperoleh market
power. Market power ini memungkinkan mereka mengatur harga produk dengan cara
membatasi ketersediaan barang di pasar. Pengaturan persediaan dilakukan dengan
bersama-sama membatasi produksi atau membagi wilayah penjualan.

2. 2. 2 Tujuan Kartel

Kartel memiliki beberapa tujuan di antaranya ialah sebagai berikut.

• Kartel bertujuan untuk menguasai pangsa pasar atau sistem pasar yang sudah ada.

• Kartel menjadi salah satu bentuk persekutuan ekonomi untuk memaksimalkan atau
mengoptimalkan keuntungan bagi anggota kartel.

• Persekutuan ekonomi kartel untuk mengurangi adanya persaingan atau kompetisi


dalam hal meniadakan persaingan antar pengusaha yang ada.

2. 2. 3 Jenis-jenis Kartel

1) Kartel Penetapan Harga

13
Jenis kartel yang cukup merugikan pasar adalah kartel penetapan harga.
Dalam operasinya, kartel jenis ini membuat perjanjian harga (price fixing) yang
berkaitan langsung dengan penetapan sejumlah harga barang dan jasa. Penetapan
harga disebut sebagai naked restraint (terang-terangan), jika perjanjian tersebut
tidak terjadi pada suatu perusahaan joint venture yang dilakukan oleh pihak-pihak
yang terlibat dalam kartel.

2) Kartel Persekongkolan Tender (Bid Rigging)

Persekongkolan atau konspirasi dalam penawaran tender bisanya terkait


dengan bentuk perjanjian kerjasama di antara para penawar, padahal seharusnya
para penawar itu saling bersaing untuk memenangkan tender. Tujuan utama dari
kartel jenis ini adalah memenangkan salah satu pihak peserta tender dengan sengaja,
sederhananya pemenang tender sudah diatur sejak awal. Kartel persekongkolan
tender ini bertentangan dengan proses pelelangan yang wajar, karena pada dasarnya
penawaran umum dibentuk demi terciptanya keadilan dan menjamin hasil yang
efektif dan efisien serta harga yang murah.

2. 2. 4 Mekanisme Operasi Kartel

1) Konsentrasi Pasar (Market Concentration)

Konsentrasi pasar adalah saat sejumlah kecil perusahaan yang bergerak di


bidang yang sama, kemudian perusahan-perusahaan itu beroperasi di pasar yang
akan memudahkan mereka membentuk suatu kesepakatan. Ada dua alasan
konsentrasi pasar dapat berpotensi menciptakan kartel, yaitu;

• Bahwa perusahaan-perusahaan itu harus melakuan pertemuan rahasia bila ingin


membentuk kartel, dengan pertemuan mereka dapat bertukar visi dan gagasan
satu sama lain. Jika jumlah perusahaan yang akan terlibat dalam pertemuan itu
banyak, maka akan sulit mempertemukan visi dan gagasan yang sejalan.
Sederhananya, semakin sedikit perusahaan yang telibat, semakin mudah
membentuk kartel.

• Adanya kondisi yang berbeda di masing-masing perusahaan anggota kartel,


maka akan lebih mudah menyeragamkan harga jika jumlah anggota kartelnya

14
juga sedikit. Hal ini guna menghindari adanya konflik kepentingan di dalam
tubuh kartel itu sendiri.

2) Hambatan Masuk (Barriers to Entry)

Hambatan masuk pasar adalah cara yang terkait dengan penetapan harga
biaya masuk pasar. Target dari cara ini adalah menghambat para pengusaha atau
perusahaan baru yang bergerak di bidang yang sama agar tidak bersaing dengan
perusahaan yang sudah lama. Biasanya biaya yang ditetapkan menjadi sangat tinggi
bagi perusahaan baru, untuk itu kartel dapat menghindari persaingan dan tetap
menguasai pasar. Jika dalam suatu pasar kartel diinvasi oleh perusahaan-perusahaan
baru, maka perusahaan lama yang tergabung dalam kartel tidak dapat beroperasi
maksimal dan kartel akan bubar. Untuk itu hambatan masuk adalah upaya efektif
untuk menghambat perusahaan baru, biasanya terkait dengan permodalan yang
harus dibayar lebih tinggi dari perusahaan lama. Selain itu juga dapat berupa
hambatan melalui pemberian lisensi yang sulit bagi perusahaan baru.

3) Metode Penjualan (Sales Methods)

Metode penjualan adalah faktor yang paling mendukung kondusivitas


terwujudnya perjanjian harga dalam organisasi kartel. Cara yang paling efektif dari
metode penjualan ini adalah dalam suatu pelelangan, yaitu saat pihak penjual
membuka harga melalui pengadaan lelang dan para anggota kartel menanggapi
dengan harga tertentu yang sebelumnya telah disepakati di antara mereka. Para
anggota kartel juga akan menyepakati dan menentukan pihak mana yang akan
memenangkan tender, bahkan sebelum tender diadakan. Dalam pasar yang
demikian, jika ada anggota kartel yang menyalahi aturan atau mengingkari
perjanjian, maka akan sangat mudah diketahui oleh anggota kartel lainnya.

4) Homogenitas Produk (Product Homogenity)

Homogenitas produk bertujuan untuk mempermudah pekerjaan setiap


anggota kartel beroperasi, khususnya bidang-bidang usaha yang memiliki
karakteristik uni atau berbeda dari bidang usaha pada umumnya. Namun hal ini
kerap menimbulkan kecurigaan dari konsumen terhadap produk yang mereka beli
karena adanya kesamaan harga yang ditetapkan oleh para penjual yang merupakan

15
anggota kartel. Sebaliknya keberagaman (heterogenitas) produk akan membuat
pelanggan lebih yakin pada apa yang mereka beli karena konsumen akan memiliki
kesempatan untuk memilih atas produk yang ditawarkan. Untuk itu pasar yang
menyediakan produk bergam akan menyulitkan kartel beroperasi.

5) Adanya Sarana Kerjasama (Facilitating Devices)

Kartel dapat secara efektif mengoperasikan misi penetapan harga bila ada
sarana kerjasama, misalnya adalah standarisasi produk, integrasi vertikal, dan
pengaturan harga penjualan kembali, pengumuman harga penjualan (implisit
maupun eksplisit), serta pengiriman pola harga dasar. Kegiatan ini mudah dilakukan
bila para pelaku usaha sudah tergabung dalam satu organisasi yang sama. Dengan
adanya organisasi, maka para pelaku usaha akan bisa mengatur dan menguasai
seluruh tingkatan, mulai dari produksi, distribusi, hingga konsumsi.

6) Tekanan Terhadap Penawaran (Bid Suppression)

Maksudnya adalah satu atau lebih penawar setuju untuk menahan diri dengan
tidak ikut serta dalam pelelangan (tender). Jika mereka sudah terlanjur ikut dalam
proses pelelangan, maka yang dilakukan adalah menarik penawaran yang mereka
ajukan sebelumnya, tujuannya agar penawar yang telah ditentukan dapat
memenangkan pelelangan tersebut.

7) Penawaran Saling Melengkapi (Complementary Bidding)

Maksudnya adalah adanya kesepakatan diantara dua atau lebih penawar


tentang siapa yang akan memenangkan tender. Pemenang yang telah disepakati
kemudian membocorkan harga yang mereka tawarkan dalam tender, sehingga
mereka akan menawarkan harga yang lebih tinggi. Ada pula pemenang yang telah
dirancang sebelumnya kemudian meminta kepada penawar lainnya untuk
menetapkan penawaran dengan harga yang telah ditentukan, sehingga harga
penawar yang kana memenangkan tender kan menjadi lebih rendah dari penawar
lainnya. Tindakan ini dirancang agar seolah-olah diantara para penawar tetap terjadi
persaingan sungguhan.

8) Perputaran Penawaran atau Arisan Tender (Bid Rotation)

16
Arisan tender adalah sebuah pola yang sengaja diciptakan antara satu peawar
setuju untuk kembali sebagai penawar yang paling rendah. Dalam hal ini, penawar
tender lain yang sudah dirancang untuk kalah, secara bersama-sama akan
memberikan penawaran setinggi-tingginya agar mereka kalah. Kegiatan ini
dilakukan sampai seluruh anggota kartel mendapatkan kesempatannya masing-
masing dalam memenangkan tender, mereka hanya cukup menunggu giliran saja.
Perputaran tender ini juga menetapkan adanya jaminan bagi setiap anggota agar
mendapatkan gilirannya memenangkan tender. Selain itu juga ada perjanjian
diantara para penawar itu untuk mengantisipasi penawar yang kalah menjadi sub-
kontraktor dari penawar yang menang.

9) Pembagian Pasar (Market Division)

Pembagian pasar adalah pola penawaran tender yang terdiri dari beberapa
cara untuk membagi-bagi zona pasar yang akan menjadi target. Dengan metode ini
para anggota kartel bisanya membagi suatu wilayah yang akan menjadi target pasar
mereka, bisa dengan cara geografis (tempat) maupun pembagian
secara sosiologis (kelompok masyarakat). Dengan cara ini, para anggota kartel akan
lebih efektif mengetahui, jika ada penawaran di suatu wilayah tertentu, maka sudah
dipastikan bahwa pemenangnya haruslah yang menguasai wilayah tersebut.

2. 2. 5 Kondisi Pasar yang Mendukung Kartel

Menurut Tri Anggraini, keberadaan kartel tidak dapat dipisahkan dari iklim usaha
atau kondisi pasar. Pola-pola kartel yang ada, terutama dalam hal persekongkolan
tender, akan lebih mudah terealisasikan jika kondisi pasar mendukung atau
memfasilitasi terbentuknya kartel. Ada empat alasan mengapa kondisi pasar juga
berperan dalam terbentuknya dan suksesnya suatu kartel.

• Struktur pasar kartel menyediakan kesempatan bagi perusahaan-perusahaan


untuk berkomunikasi satu sama lain. Kondisi pasar yang demikian akan
memudahkan setiap perusahaan calon anggota kartel membuat perjanjian,
misalnya saat industri-industri memiliki fasilitas melakukan pertemuan dalam
suatu forum rahasia.

17
• Pasar yang bersifat sedemikian rupa, dimana perusahaan dapat mendeteksi
kegagalan dalam mematuhi aturan atau perjanjian kartel. Karena bagi anggota
kartel, ketidakpatuhan adalah penipuan, dan penipuan haruslah mendapatkan
hukuman dari anggota kartel lainnya. Cara yang paling sederhana bagi
perusahaan untuk mengetahui penipuan adalah dengan menghadiri lelang.
Sebagian besar lelang umumnya terbuka bagi publik, dengan begitu mereka
dapat mengetahui siapa saja yang melakukan penipuan terhadap perjanjian
kartel.

• Kartel harus bisa menghukum anggotanya yang melakukan penipuan, caranya


bisa pemecatan atau hingga membangkrutkan perusahaan tersebut. Cara
lainnya juga dapat dilakukan dengan meminta sub-kontraktor dan pemasok
untuk tidak lagi bertransaksi dengan anggota kartel yang dianggap penipu,
dengan begitu perusahaan yang dianggap menipu kartel menjadi terisolasi dan
bangkrut.

• Perjanjian setiap anggota kartel lebih mudah dilanggar jika hanya menyangkut
satu masalah saja. Untuk menanggulanginya maka setiap anggota kartel harus
menciptakan kondisi pasar yang menyentuh semua aspek usaha mereka.
Dengan begitu, setiap anggota kartel akan mendapatkan kepentingan yang sama
dan terhindar dari pembangkangan anggotanya.

2.3 Strategi Dominan


2.3.1 Teori Permainan

Teori permainan merupakan suatu model matematika yang digunakan dalam situasi
konflik atau persaingan antara berbagai kepentingan yang saling berhadapan sebagai pesaing.
Dalam permainan peserta adalah pesaing. Keuntungan bagi yang satu merupakan kerugian
bagi yang lain. Model-model permainan dapat dibedakan berdasarkan jumlah pemain, jumlah
keuntungan atau kerugian, dan jumlah startegi yang digunakan dalam permainan. Bila jumlah
pemain ada dua, permainan disebut sebagai permainan dua pemain. Bila keuntungan atau
kerugian sama dengan nol, disebut permainan jumlah nol. Teori permainan (game theory)
dipelopori oleh ahli matematika John Von Neumann dan ekonom Oskar Morgenstern pada
tahun 1944 dan tidak lama kemudian teori ini diakui sebagai terobosan baru dalam penelitian
tentang oligopoli. Secara umum, teori permainan berkaitan dengan strategi terbaik atau

18
optimum dalam berbagai situasi konflik. Misalnya, teori permainan biasa membantu sebuah
perusahaan ketika menurunkan harga tidak akan terjadi perang harga yang mematikan atau
menentukan apakah perusahaan harus menambah kapasitas untuk mencegah pemain baru
masuk dalam industri meskipun hal ini mengurangi laba jangka pendek perusahaan, dan
mengapa kecurangan dalam kartel akan menyebabkan keruntuhan perusahaan. Singkatnya,
teori permainan ini memperlihatkan bagaimana perusahaan oligopolistic membuat keputusan
secara strategis untuk memperoleh keunggulan kompetitif atas pesaingnya, atau bagaimana
perusahaan oligopolistic bisa memperkecil ancaman potensial akibat langkah strategis
pesaingnya.

Setiap model teori permainan terdiri atas pemain, strategi, dan imbalan. Pemain (player)
adalah para pembuat keputusan ( yaitu para manajer perusahaan oligopolies). Strategi
(strategy) adalah pilihan untuk mengubah harga, mengembangkan produk baru, melakukan
kampanye iklan, membangun kapasitas baru, dan tindakan serupa lainnya yang mempengaruhi
penjualan dan tingkat laba perusahaan serta pesaingnya. Imbalan (payoff) adalah hasil atau
konsekuensi dari setiap pilihan strategi. Untuk setiap strategi yang diterapkan oleh sebuah
perusahaan, biasanya terdapat strategi-strategi (reaksi) yang bisa dilakukan oleh pesaing.
Payoff adalah hasil atau konsekuensi dari setiap kombinasi strategi yang dilakukan kedua
perusahaan. Payoff biasanya dinyatakan dalam bentuk laba atau rugi perusahaan yang di kaji,
akibat strategi perusahaan itu atau reaksi pesaingnya.Tabel yang mencamtumkan payoff dari
semua strategi yang dilakukan suatu perusahaan dan reaksi yang mungkin diberikan pesaing
disebut matriks imbalan (payoff matrix).

2.3.2 Pengertian Strategi Dominan

Strategi dominan adalah strategi yang memiliki payoff tertinggi dibandingkan dengan
strategi lainnya. Misalkan strategi “X” adalah strategi dominan bagi pemain A, maka apapun
strategi yang dipilih pemain B, pemain A tetap akan memilih strategi “X”. Matriks payoff pada
permainan berjumlah nol dapat berukuran sangat besar. Jika matriks payoff cukup besar,
sangat sulit untuk mencari solusi permainan secara langsung. Dapat terjadi dalam matriks
permainan, terdapat strategi-strategi yang bisa dieliminasi atau dihapus dari matriks
permainan.

19
2.3.3 Contoh Kasus Strategi Dominan

Perusahaan B

Pasang Iklan Tidak Pasang Iklan

Perusahaan A Pasang Iklan ( 4,3 ) ( 5,1 )

Tidak Pasang Iklan ( 2,5 ) ( 3,2 )

Terdapat empat hasil yang mungkin diperoleh dari permainan sederhana ini digambarkan
dalam tabel diatas. Nomer pertama dari setiap elemen dalam tabel mengacu pada imbalan
(laba) bagi perusahaan A, sementara nomor kedua adalah imbalan (laba) bagi perusahaan B.
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa jika kedua perusahaan memasang iklan, perusahaan A
akan memperoleh laba sebesar 4, dan perusahaan B akan memperoleh laba sebesar 3 (sel kiri
atas dalam matriks payoff ). Sebaliknya, elemen kiri bawah dalam matriks payoff menunjukkan
akan memperoleh laba sebesar 2, dan perusahaan B memperoleh laba sebesar 5. Imbalan lain
dalam kolom kedua tabel tersebut diartikan dengan cara yang sama. Lalu strategi manakah
yang harus dipilih ? pertama-tama mari mempertimbangkan perusahaa A. Jika perusahaan B
memasang iklan (yaitu bergerak ke kolom kiri dari tabel), dapat lihat bahwa perusahaan A
akan memperoleh laba sebesar 4 jika perusahaan B juga memasang iklan dan perusahaan B
hanya memperoleh laba sebesar 3. Dengan demikian, perusahaan A harus memasang iklan jika
perusahaan B memasangnya. Jika perusahan B tidak memasang iklan (yaitu bergerak ke kolom
kanan dalam tabel), perusahaan A akan memperoleh laba 5, jika perusahaan A memasang
iklan, dan 3 jika ia tidak memasang iklan. Dengan demikian, perusahaan A harus memasang
iklan tidak peduli apakah perusahaan B memasang atau tidak. Laba perusahaan A akan lebih
besar jika ia memasang iklan disbanding jika ia tidak memasangnya, tanpa peduli apa yang
dilakukan perusahaan B. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa memasang iklan adalah
strategi yang dominan bagi perushaaan A. Strategi dominan adalah pilihan yang optimum bagi
seorang pemain, apapun reaksi yang akan dilakukan oleh lawannya. Hal yang sama juga
berlaku bagi perusahaan B. Apapun yang dilakukan perusahaan A (yaitu apakah perusahaa A
memasang atau tidak iklan), akan lebih menguntungkan bagi perusahaan B untuk memasang
iklan. Kita bisa melihat itu dengan berpindah-pindah baris pada tabel. Tepatnya, jika
perusahaan A memasang iklan, laba perusahaan B menjadi 5 jika memasang iklan dan 2 jika
20
tidak. Dengan demikian, strategi yang dominan bagi perusahaan B adalah juga memasang
iklan. Dalam kasus ini, kedua perusahaan memiliki strategi dominan memasang iklan, dan
oleh karena itu, akan menjadi keseimbangan akhir. Kedua perusahaan akan memasang iklan
tanpa perlu mempertimbangkan apa yang akan dilakukan oleh perusahaan lain dan akan
memperoleh laba berturut-turut sebesar 4 dan 3 (sel kiri atas dalam matriks payoff pada tabel).
Perhatikan dalam kasus ini, solusi memasang iklan atau keseimbangan akhir bagi kedua
perusahaan akan tetap dipertahankan, apakah perusahaa A dan B yang mula-mula memilih
strateginya, atau apakah kedua perusahaan memutuskan strategi terbaik mereka secara
bersamaan.

2.4 Ekuilibrium Nash


2.4.1 Sejarah Ekuilibrium Nash

Game Theory yang dicetuskan oleh John F. Nash pertama kali diterbitkan pada tahun1950
dan dikenal dengan sebutan Nash equilibrium. Teori tersebut menyediakan alat matematika
konseptual sederhana, tetapi tangguh untuk menganalisis berbagai situasi yang kompetitif,
dari persaingan perusahaan hingga pengambilan keputusan legislatif. Menurut Nash, strategi
dominan tidak selalu ada, bahkan cenderung jarang terjadi. Teori pendekatan Nash saat ini
sudah meluas ke bidang ekonomi dan di berbagai ilmu-ilmu sosial, termasuk biologi evolusi.

2.4.2 Definisi Teori Permainan dan Ekuilibrium Nash

Teori permainan merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana orang berprilaku dalam
situasi-situasi strategis.

Þ Para pemain memiliki persamaan kepentingan untuk mendapatkan bagian keuntungan


sebesar mungkin.
Þ Para pemain memiliki kepentingan yang saling bersinggungan untuk memaksimalkan
bagian keuntungan masing-masing.
Þ Pengambilan keputusan rasional seorang pemain membutuhkan antisipasi terhadap
respon pesaing.
Þ Ekspektasi terhadap perilaku pesaing tidaklah selalu sesuai harapan, ketidakpastian
menjadi pertimbangan penting dari permainan ini.

21
Ekuilibrium Nash (Nash equilibrium) adalah konsep teori permainan yang menentukan solusi
optimal dalam permainan non-kooperatif di mana setiap pemain tidak memiliki insentif untuk
mengubah strategi awalnya.

2.4.3 Asumsi Ekuilibrium Nash

Asumsi Ekuilibrium Nash adalah setiap pemain mengetahui strategi ekuilibrium dari
pemain lain. Ekuilibrium Nash tercapai ketika tidak ada perusahaan yang dapat meningkatkan
keuntungan dengan mengubah harga secara sepihak. Setiap perusahaan mencoba untuk
memaksimalkan keuntungannya sendiri, dengan mempertimbangkan tanggapan dari para
pesaingnya.
Setiap perusahaan mengantisipasi bagaimana saingannya akan merespons. Mereka
membangun berbagai skenario terkait respon yang mungkin dilakukan dari pemain lainnya dan
menggunakannya untuk mengambil keputusan yang memaksimalkan keuntungan. Oleh karena
itu, perusahaan di pasar memiliki ketergantungan strategis, tetapi tidak kooperatif. Maksudnya,
mereka tidak bekerjasama dan berkolusi untuk memaksimalkan keuntungan bersama.

2.4.4 Perilaku Strategik Ekuilibrium Nash

Þ Setiap pemain memilih suatu strategi yang optimal dibandingkan dengan strategi
pemain lainnya.
Þ Suatu strategi dominan, apabila ia optimal.
Strategi Dominan adalah strategi yang paling baik untuk diikuti oleh seseorang pemain,
apapun strategi yang dipilih oleh pemain-pemain lainnya

2.4.5 Cara Bermain Ekulibrium Nash

Þ Tidak ada satu pemainpun yang memiliki insentif untuk mengubah strategi, terhadap
pilihan pemain lainnya.
Þ Apabila keduanya mengaku, maka titik keseimbangan tercapai yang disebut sebagai
Nash Equilibrium.
Þ Apabila keduanya tidak mengaku, maka tidak dapat dikategorikan sebagai Nash
Equilibrium, karena sejatinya pesaing akan selalu ingin melawan atau memberontak.

22
2.4.6 Syarat dan Ketentuan Aplikasi Teori Permainan

Þ Setiap pemain bermain rasional, dengan asumsi memiliki intelegensi yang sama, dan
tujuan sama, yaitu memaksimumkan payoff, dengan kriteria maksimin dan minimaks.
Þ Terdiri dari 2 pemain. Keuntungan bagi salah satu pemain merupakan kerugian bagi
pemain lain.
Þ Tabel yang disusun menunjukkan keuntungan pemain baris, dan kerugian pemain
kolom.
Þ Permainan dapat dikatakan adil jika hasil akhir menghasilkan nilai nol (0), atau tidak
ada yang menang atau kalah.
Þ Tujuan dari teori permainan ini adalah mengidentifikasi strategi yang paling optimal.

2.4.7 Contoh Ekuilibrium Nash

Ekuilibrium Nash adalah salah satu konsep dasar dalam teori permainan. Hal itu
mengkonseptualisasikan perilaku dan interaksi antar pemain untuk menentukan hasil terbaik.
Hal tersebut memungkinkan untuk memprediksi keputusan para pemain, jika mereka membuat
keputusan pada saat yang sama. Dan pembuatan keputusan oleh setiap pemain akan
memperhitungkan keputusan pemain yang lain.

Contoh 1 :

Katakanlah, ada dua perusahaan yang saling bersaing, yakni Perusahaan ABC dan Perusahaan
XYZ. Kedua perusahaan ingin menentukan apakah mereka harus mendiferensiasi produk
mereka ataukah tidak (homogen).

Jika kedua perusahaan mendiferensiasi produk, masing-masing perusahaan akan menarik 100
pelanggan baru. Jika hanya satu perusahaan yang memutuskan untuk mendiferensiasi, itu akan
menarik 200 pelanggan baru, sedangkan perusahaan lain tidak akan menarik pelanggan baru.
Jika kedua perusahaan memutuskan untuk tidak mendiferensiasi, tidak ada satupun perusahaan
yang akan menarik pelanggan baru.

23
Perusahaan ABC harus mendiferensiasi produknya karena strategi tersebut memberikan hasil
yang lebih baik. Begitu juga, perusahaan XYZ mempertimbangkan strategi dan kemungkinan
hasil yang dicapai perusahaan ABC. Perusahaan XYZ juga akan memilih diferensiasi karena
dapat menambah pelanggan baru. Jadi, skenario ketika kedua perusahaan mendiferensiasi
produk mereka adalah keseimbangan Nash.

Katakanlah, untuk strategi diferensiasi tersebut, masing-masing dari mereka dapat


membebankan harga tinggi atau harga rendah. Hasil pasar di bawah 4 skenario yang berbeda
(diukur oleh laba bersih yang dibukukan) diilustrasikan dalam gambar di bawah ini.

24
Keuntungan gabungan maksimum terjadi ketika kedua perusahaan membebani harga tinggi
(pojok kanan bawah), yakni Rp1.000. Perusahaan ABC memperoleh laba bersih sebesar Rp600
dan perusahaan XYZ memperoleh sebesar Rp400.

Namun, dalam kasus ini, Perusahaan XYZ memiliki opsi lain. Perusahaan dapat meningkatkan
laba bersihnya dari Rp400 menjadi Rp450 jika membebankan harga rendah ketika perusahaan
ABC membebankan harga tinggi.

Perusahaan ABC hanya dapat memaksimalkan laba bersihnya jika perusahaan XYZ setuju
untuk membebani harga tinggi.

Tapi, perusahaan XYZ kemungkinan tidak akan mau. Perusahaan memiliki peluang untuk
mendapatkan laba bersih lebih tinggi (yakni dari Rp400-450).

Untuk mengatasi situasi semacam itu, perusahaan ABC akan mencoba membujuk perusahaan
XYZ untuk memberlakukan harga tinggi dengan memberikan insentif. Besarnya insentif harus
lebih besar dari laba bersih yang hilang ketika perusahaan XYZ menetapkan harga tinggi, yakni
sebesar Rp50 (Rp450-Rp400).

25
Contoh 2 :

Ekuilibrium Nash

Jika kita perhatikan matriks imbalan di bawah ini, tidak ada strategi dominan dari masing-
masing pemain.

Saat strategi dominan tidak terjadi, keseimbangan masih dapat dicapai apabila masing-masing
pemain bisa memilih dengan optimal berdasarkan harapan terhadap tindakan yang diambil
oleh pemain lain. Pada situasi di atas, jika pemain A memilih “atas”, pilihan optimal bagi B
adalah “kiri”. Sebaliknya jika B memilih “kiri”, pilihan optimal A adalah “atas”. Dengan
demikian, “atas”-“kiri” (sel kuning) juga merupakan posisi keseimbangan, yang disebut
sebagai keseimbangan Nash (Nash equilibrium). Jadi, keseimbangan Nash adalah sepasang
strategi ketika pilihan yang diambil A adalah pilihan optimal terhadap kondisi pilihan yang
diambil B, dan sebaliknya.

Masalahnya, jika asumsinya dibalik dari B memilih “kanan” terlebih dahulu, ternyata bisa
timbul posisi keseimbangan Nash yang lainnya, yaitu “bawah”-“kanan” (sel hijau). Jadi,
keseimbangan Nash tidak selalu hanya satu keadaan. Selain itu, ada juga situasi tanpa
keseimbangan Nash seperti tergambar dalam matriks imbalan berikut ini.

26
Jika A memilih “atas”, B akan memilih “kiri”. Namun, jika B memilih “kiri”, A akan memilih
“bawah”. Selanjutnya, jika A memilih “bawah”, B akan memilih “kanan”, dan jika B memilih
“kanan”, A akan memilih “atas”. Dengan demikian keseimbangan tidak dapat tercapai.

2.4.8 Implikasi dan Mengapa Ekuilibrium Nash Penting

Pendekatan dalam teori permainan akan memberikan suatu gambaran yang sistematis dari
para pelaku persaingan atau kita sebut para pemain, dalam memaksimumkan usaha untuk
mencapai tujuannya
Dalam ekuilibrium Nash, setiap pemain akan membuat keputusan terbaik untuk dirinya
sendiri, berdasarkan skenario keputusan yang kemungkinan diambil oleh pihak lain. Masing-
masing akan membuat skenario terbaik dan paling mungkin. Sehingga, tidak ada yang bisa
berbuat lebih baik dengan mengubah strategi.
Dalam dunia nyata, para ekonom menggunakan keseimbangan Nash untuk memprediksi
bagaimana perusahaan akan merespons harga pesaing mereka.
Jika pasar terdiri dari dua pemain, kolusi kemungkinan adalah hasil terbaik dan
menguntungkan bagi keduanya. Pada awalnya, keduanya tidak bekerjasama. Setelah membuat
sejumlah skenario terbaik tentang output persaingan, keduanya mungkin menyadari bahwa
kolusi adalah solusi terbaik dalam mengembangkan strategi penetapan harga.

2.5 Dilema Narapidana


Setelah memahami pasar oligopoli, dapat terlihat bahwa oligopoli bisa mencapai hasil
seperti yang dicapai oleh monopoli, namun hal tersebut diperlukan kerja sama yang terkadang
sulit dibangun dan dipertahankan. Persoalan yang terjadi dalam pasar oligopoli tersebut adalah
dilema para tahanan. Menurut Mankiw, dilema para tahanan atau prisoners’ dilemma adalah
suatu “permainan” khusus diantara dua tahanan yang menggambarkan mengapa kerja sama
sulit dilakukan meskipun menguntungkan kedua pihak.

2.5.1 Konsep Dasar Dilema Narapidana

Agar dapat memahami “permainan” yang terjadi dalam pasar oligopoli, terlebih dahulu
harus mengerti konsep dasarnya. Dilema para tahanan merupakan permainan antara dua (atau
lebih) tersangka kejahatan yang ditangkap dan ditahan di mana mereka mengalami kesulitan
untuk bekerja sama menghadapi penyidik, meskipun ini bisa memberikan manfaat bagi
keduanya. Contoh orang pelaku kriminal yang ditangkap oleh polisi, yaitu Bonnie dan Clyde.
27
Polisi telah cukup bukti untuk membawa Bonnie dan Clyde ke pengadilan dengan tuduhan
membawa pistol secara ilegal, yang hukumannya cukup ringan, sehingga masing-masing dapat
dipenjarakan selama 1 tahun. Di samping itu, polisi juga mencurigai mereka terlibat dalam
perampokan bank bersama, namun tidak ada bukti yang kuat untuk menuntut mereka atas
tindakan tersebut. Polisi menginterogasi mereka dalam ruangan terpisah dan mereka masing-
masing ditawari sebagai berikut.

Keputusan Bonnie

Mengaku Diam

Bonnie Bonnie
dihukum 8 dihukum
Mengaku tahun 20 tahun

Clyde dihukum 8 tahun Clyde bebas


Keputusan Bonnie dihukum 1
Bonnie bebas tahun
Clyde

Diam Clyde dihukum 20 tahun Clyde dihukum 1 tahun

Bonnie dikenai hukuman satu tahun penjara. Bila Bonnie mengakui perbuatan
perampokan dan melibatkan Clyde, maka Bonnie akan diberi pengampunan bebas hukuman,
namun Clyde akan mendapat hukuman penjara selama 20 Tahun. Jika berdua mengakui
melakukan tindakan kriminal tersebut, maka polisi tidak perlu melakukan kesaksian dan tak
perlu mengeluarkan biaya pengadilan. Bonnie dan Clyde akan mendapatkan hukuman penjara
selama 8 tahun.

Bila mereka berdua adalah penjahat yang hanya memikirkan kepentingan sendiri,
mereka bisa berdiam diri atau akan mengakui. Hukuman yang mereka terima masing-masing
tergantung pada strategi yang diambil oleh rekan kejahatannya. Contohnya, Bonnie berpikir
bahwa ia tidak tahu apa yang dilakukan Clyde, jika ia diam, maka strategi terbaiknya Bonnie
adalah mengaku, karena ia akan bebas daripada harus dipenjara selama satu tahun. Jika Clyde
mengakui, strategi terbaik bagi Bonnie adalah tetaplah mengaku, karena ia akan mendapatkan
hukuman penjara selama 8 tahun, tidak 20 tahun.

28
Dalam bahasa teori permainan, ini merupakan strategi dominan (dominant strategy)
jika strategi tersebut dianggap strategi yang terbaik bagi seorang pemain, terlepas dari strategi
yang yang dipilih oleh pemain lainnya. Pada kasus ini, mengaku adalah strategi dominan
Bonnie. Lamanya di penjara akan berkurang, jika ia memilih untuk mengaku kejahatannya,
terlepas dari apakah Clyde akan mengaku atau diam.

Sekarang melihat pilihan Clyde. Ia menghadapi pilihan yang sama seperti Bonnie dan
ia juga berpikir dengan cara yang sama. Terlepas dari apa yang Bonnie lakukan, Clyde bisa
mendapatkan keringanan waktu hukuman di penjara dengan cara mengaku. Mengaku
merupakan strategi dominan bagi Clyde.

Bila Bonnie dan Clyde sama-sama mengaku maka keduanya akan menghabiskan 8 tahun
di penjara. Fakta ini adalah sebuah keseimbangan Nash : tiap pelaku memilih strategi terbaik
yang ada, kemudian memberikan strategi pada pelaku lain. Namun, dari sudut pandang
mereka, ternyata ini adalah strategi yang buruk sekali. Bila mereka tetap diam maka mereka
akan mendapatkan hukuman penjara hanya selama 1 tahun, yang merupakan hasil strategi
yang lebih baik. Bila masing-masing hanya mempertimbangkan kepentingannya sendiri-
sendiri, maka hasil yang diperoleh akan lebih buruk bagi keduanya.

Sulit untuk memelihara atau menjaga kerja sama, di mana sebelum mereka melakukan
kejahatan bersama mereka sepakat untuk tidak mengakui. Namun, karena mereka di interogasi
secara terpisah, maka logika kepentingan masing-masing akan mengatakannya pada
mengakui. Kerjasama di antara keduanya sulit dipelihara, karena secara individual ini tidak
rasional.

2.5.2 Dilema Narapidana Pada Pasar Persaingan Oligopoli

Dilema tahanan dapat dilihat pada perusahaan yang berada dalam industri oligopolistik.
Hal ini dapat diketahui apabila setiap perusahaan yang bertindak untuk kepentingannya sendiri
akhirnya mendapatkan hasil yang buruk. Misalkan, dalam industri hanya ada dua perusahaan
yang menghasilkan produk yang identik. Kita perkirakan kedua perusahaan itu akan
berkoordinasi meningkatkan produknya untuk menaikkan laba, dengan kata lain mereka akan
membentuk kartel. Mereka bersepakat bahwa masing-masing perusahaan sepatutnya
29
membatasi outputnya untuk menjaga agar harga produk mereka tinggi. Meskipun demikian,
masing-masing perusahaan dapat saja mempertimbangkan untuk menaikkan produknya
melebihi kuota kartel yang disepakati, atau mereka curang atas kesepakatan mereka. Oleh
sebab itu, masing-masing perusahaan mempunyai dua kemungkinan strategi yaitu mematuhi
kesepakatan kuota atau melakukan kecurangan. Masalahnya adalah, strategi mana yang akan
mereka pilih?

Artesia

Curang Mentaati

10 5
Curang
10 25

Utopia
25 20

Mentaati 5 20

Untuk menjawab itu, kita misalkan kedua perusahaan dimaksud (Artesia dan Utopia)
memiliki kurva biaya yang sama, sehingga ketika mereka berkolusi, mereka setuju untuk
menghasilkan output yang sama. Bersama-sama mereka akan menghasilkan output monopoli
untuk industri, karena itu akan memaksimalkan keuntungan gabungan mereka. Dengan
menghasilkan jumlah yang sama, masing-masing akan menerima setengah dari keuntungan
monopoli. Situasi ini ditunjukkan di sel kanan bawah di mana kedua perusahaan membatasi
output mereka, dengan mematuhi perjanjian kartel dan masing-masing mendapatkan
keuntungan 20.

Strategi lain terdapat dalam kotak kiri atas, di mana kedua perusahaan tersebut curang,
di mana mereka menghasilkan output yang lebih banyak di atas kuota, sehingga harga jatuh
dan laba juga akan menurun. Karena kedua perusahaan identik, maka kita asumsikan produk
kecurangan mereka sama, dan laba yang mereka peroleh juga sama yaitu 10.

30
Strategi lain adalah seperti terdapat dalam kolom kiri bawah, di mana perusahaan Artesia
berbuat curang sedangkan perusahaan Utopia patuh terhadap kesepakatan output kartel. Untuk
memudahkan, kita lihat pada kolom bawah kanan di mana sebelum Artesia berbuat curang,
laba mereka masing-masing adalah 20. Setelah Artesia berbuat curang, maka laba Artesia
bertambah dari 20 menjadi 25. Tindakan curang ini menyebabkan keuntungan Utopia
berkurang, karena outputnya tetap tetapi harga turun. Penurunan laba Utopia lebih besar
daripada keuntungan yang diperoleh Artesia. Dengan pemikiran yang sama, kondisi pada
kotak kanan atas terjadi apabila Utopia berbuat curang.

Dari data itu, kita dapat menganalisis perilaku kedua perusahaan tersebut. Bagi
perusahaan Artesia, berlaku curang akan lebih baik apabila perusahaan Utopia mentaati
kesepakatan kuota (laba 25 versus 20) atau berbuat curang (laba 10 versus 5); sebaliknya bagi
Utopia, berlaku curang juga akan lebih baik apabila perusahaan Artesia mentaati kesepakatan
kuota (laba 25 versus 20) maupun berbuat curang (laba 10 versus 5). Dengan itu, kita
memperkirakan masing-masing perusahaan akan berlaku curang dan mereka mendapatkan
laba masing-masing 10, meskipun kalau mereka mentaati kuota produk, mereka sepatunya
dapat mendapatkan laba masing-masing 20. Model ini memberikan gambaran bahwa dalam
pasar oligopoli bentuk kartel, perusahaan cenderung berbuat curang atas kesepakatan kuota
kartel.

Akan tetapi, keliru untuk menyimpulkan dari analisis ini bahwa perusahaan tidak akan
pernah berhasil membentuk kartel. Faktor lain yang tidak dimasukkan di sini dapat
meningkatkan kemungkinan kolusi, umpamanya apabila perjanjian kartel adalah legal dan
dapat diberlakukan. Jika Artesia dan Utopia menandatangani kontrak yang menetapkan
bahwa keduanya akan patuh, masing-masing perusahaan akan mendapat insentif untuk
menandatangani karena hasil kartel lebih baik daripada hasil yang diwujudkan ketika
keduanya curang. Apa yang dijelaskan oleh model ini, bagaimanapun, adalah bahwa perjanjian
harus dapat dilaksanakan karena setiap perusahaan secara individu masih memiliki insentif
untuk melakukan kecurangan dalam perjanjian tersebut. Tentu saja, di Amerika Serikat kartel
adalah ilegal, jadi jika perusahaan secara ilegal mengadakan perjanjian kolusif, mereka harus
memiliki cara untuk menegakkan perjanjian itu sendiri untuk mencegah kecurangan. Dengan
kata lain, agar kartel stabil, harus ada cara untuk menghukum perusahaan yang curang.

31
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pasar Oligopoli adalah pasar dimana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa
perusahaan.Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh. Dalam
pasar Oligopoli setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terkait dengan
pemainan pasar. Dimana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindakan strategi
pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan pengenalan produk baru,perubahan
harga dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing
mereka. Ciri-ciri pasar oligopoli adalah barang yang diproduksi adalah barang yang standar
atau barang yang berbeda corak atau bisa bersifat homogen, dan bisa juga berbeda, namun
memenuhi standar tertentu, terdapat banyak pembeli di pasar, barang yang diproduksi adalah
barang yang standar atau barang yang berbeda corak atau bisa bersifat homogen, dan bisa juga
berbeda, namun memenuhi standar tertentu, hambatan untuk masuk dalam industri cukup
tangguh, melakukan promosi dengan iklan atau penggunaan iklan sangat intensif, dan hanya
ada beberapa penjual.
Kartel adalah suatu hubungan kerjasama antara beberapa kelompok produsen atau
perusahaan dalam hal melakukan produksi barang serta memasarkannya yang bertujuan
menetapkan harga, untuk membatasi suplai dan kompetisi. Pengertian sempitnya, kartel
adalah sekelompok perusahaan yang seharusnya saling bersaing, tetapi justru mereka saling
membantu dan mendukung. Sedangkan pengertian kartel dalam arti yang luas adalah meliputi
perjanjian antara para pesaing untuk membagi pasar, mengalokasikan pelanggan, dan
menetapkan harga.
Strategi dominan adalah pilihan yang optimum bagi seorang pemain, apapun reaksi yang
akan dilakukan oleh lawannya dan dapat juga dikatakan sebagai strategi yang memiliki payoff
tertinggi dibandingkan dengan strategi lainnya. Untuk setiap strategi yang diterapkan oleh
sebuah perusahaan, biasanya terdapat strategi-strategi (reaksi) yang bisa dilakukan oleh
pesaing. Payoff adalah hasil atau konsekuensi dari setiap kombinasi strategi yang dilakukan
kedua perusahaan. Payoff biasanya dinyatakan dalam bentuk laba atau rugi perusahaan yang
di kaji, akibat strategi perusahaan itu atau reaksi pesaingnya.
Ekuilibrium Nash (Nash equilibrium) adalah konsep teori permainan yang menentukan
solusi optimal dalam permainan non-kooperatif di mana setiap pemain tidak memiliki insentif
untuk mengubah strategi awalnya. Ekuilibrium Nash tercapai ketika tidak ada perusahaan yang
32
dapat meningkatkan keuntungan dengan mengubah harga secara sepihak. Setiap perusahaan
mencoba untuk memaksimalkan keuntungannya sendiri, dengan mempertimbangkan
tanggapan dari para pesaingnya. Dalam ekuilibrium Nash, setiap pemain akan membuat
keputusan terbaik untuk dirinya sendiri, berdasarkan skenario keputusan yang kemungkinan
diambil oleh pihak lain. Masing-masing akan membuat skenario terbaik dan paling mungkin.
Sehingga, tidak ada yang bisa berbuat lebih baik dengan mengubah strategi.
Menurut Mankiw, dilema para tahanan atau prisoners’ dilemma adalah suatu
“permainan” khusus diantara dua tahanan yang menggambarkan mengapa kerja sama sulit
dilakukan meskipun menguntungkan kedua pihak. Dilema para tahanan merupakan permainan
antara dua (atau lebih) tersangka kejahatan yang ditangkap dan ditahan di mana mereka
mengalami kesulitan untuk bekerja sama menghadapi penyidik, meskipun ini bisa
memberikan manfaat bagi keduanya.

3. 2 Saran
Demikianlah tugas penyusunan makalah ini telah selesai. Harapan kami dengan tulisan ini
bisa menjadikan sebuah ilmu bagi pembaca. Kritik dan saran sangat kami harapkan dari para
pembaca, khususnya dari Dosen Pengampu yang telah membimbing kami dan mahasiswa agar
kedepannya keterbatasan dapat dihindar. Mohon maaf bila ada kekurangan dalam
penyusuanan makalah ini. Terima Kasih.

33
DAFTAR PUSTAKA

Cerdasco. 2020. Ekuilibrium Nash: Konsep dan Contoh. Diakses dari :


https://cerdasco.com/ekuilibrium-nash/.

Course Hero. Keseimbangan nash nash equilibrium adalah situasi. Diakses dari :
https://www.coursehero.com/file/p12e4tu/Keseimbangan-Nash-Nash-equilibrium-adalah-
situasi-dalam-pasar-oligopoli-di-mana/#question.

Dunia Tempo. 2015. Mengenang Mendiang John Nash dan Kegunaan Game Theory.
Diakses dari : https://dunia.tempo.co/read/669153/mengenang-mendiang-john-nash-dan-
kegunaan-game-theory.

Slide Player. 2001. Perilaku Strategik Game Teori Nash Equilibrium Pemain Strategy. Diakses

dari : https://slideplayer.info/slide/3257336/.
Slide Share. 2016. Strategi dominan & keseimbangan nash. Diakses dari :
https://www.slideshare.net/yudie82/strategi-dominan-keseimbangan-nash.

Diakses pada 24 April 2021 melalui https://speunand.blogspot.com/2014/02/industri-


oligopoli.html

Diakses pada 24 April 2021 melalui https://id.wikipedia.org/wiki/Kartel

Diakses pada 24 April 2021 melalui https://gametheory.mipa.ugm.ac.id/strategi-dominasi-


permainan-berjumlah-nol/

Diakses pada 25 April 2021 melalui http://studyworkframe.blogspot.com/2015/07/teori-


permainan-dan-perilaku-strategis.html

Mansoer, Faried Widjaya. Pengantar Ekonomi Mikro. Ed. 2. Cet. 14. Tangerang: Universitas
Terbuka, 2014.

Mankiw, N. Gregory Mankiw. Pengantar Ekonomi Mikro. Ed. 7. Cet. 2. Jakarta: Salema
Empat, 2019.

Browning, Edgar K. dan Mark A. Zupan, Microeconomics : Theory and Applications. Ed. 8.
Cet. 2. Hoboken : John Wiley & Sons Inc, 2004.

34

Anda mungkin juga menyukai