Anda di halaman 1dari 21

KONSEP PASAR

OLIGOPOLI & MONOPOLISTIK

Oleh :
• Ni Putu Widyari Suba Apini (2207531236/ 18)
• Made Aditya Putra Widnyana (2207531241/ 23)
• Luh Ayu Parwati (2207531242/ 24)
• Putu Agus Mahendra Suryadika (2207531243/ 25)
• Anak Agung Ayu Nana Antari (2207531244/ 26)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN AJARAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Berkat
Rahmat dan Karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan paper ini dengan baik dan
tepat pada waktunya guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Pengantar Ekonomi
Mikro, dengan judul materi yakni “KONSEP PASAR OLIGOPOLI & MONOPOLISTIK”
Pada kesempatan ini kami mengucapkan Terima Kasih yang sebesar-besarnya kepada
Dosen Pengampu mata kuliah Pengantar Ekonomi Mikro yang telah memberikan tugas ini
kepada kelompok kami untuk dibahas. Kami juga ingin mengucapkan terimakasih kepada
teman-teman yang turut membantu dalam penyusunan tugas paper ini sehingga dapat selesai
dengan baik dan tepat pada waktunya.
Kami menyadari sepenuhnya, bahwa paper ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk masukan, kritik, maupun saran yang membangun dari
berbagai pembaca agar penulisan kami menjadi lebih baik di masa mendatang. Akhir kata
semoga paper ini dapat memberikan manfaat dan tujuannya dapat tersampaikan bagi kita
semua.

Denpasar, 03 Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI....................................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 1
1.4 Manfaat ......................................................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Karakteristik Pasar Oligopoli ........................................................................................ 3
2.2 Kurva Permintaan Terpatah .......................................................................................... 5
2.3 Pemaksimuman Keuntungan Jangka Pendek Pasar Oligopoli...................................... 8
2.4 Karakteristik Pasar Monopolistik ................................................................................. 9
2.5 Pemaksimuman Keuntungan Jangka Pendek Pasar Monopolistik ............................... 11
2.6. Studi Kasus Pasar Oligopoli ........................................................................................ 13
2.7. Studi Kasus Pasar Monopolistik .................................................................................. 13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan ......................................................................................................................... 15
Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 17

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Contoh Perusahaan dalam Pasar Oligopoli ................................................... 5


Gambar 2.2. Kurva Permintaan Terpatah .......................................................................... 7
Gambar 2.3. Kurva Pemaksimuman Keuntungan .............................................................. 8
Gambar 2.4. Contoh Perusahaan dalam Pasar Monopolistik ............................................. 11
Gambar 2.5.1. Kurva Memperoleh Keuntungan ................................................................ 12
Gambar 2.5.2. Kurva Memperoleh Kerugian .................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Kebanyakan perusahaan dalam perekonomian kita adalah berada pada persaingan
sempurna dan monopoli. Ekonom menyebutnya sebagai persaingan tidak sempurna. Salah
satu jenis pasar persaingan tidak sempurna adalah pasar oligopoli, suatu pasar di mana
hanya terdapat sedikit penjual, masing-masing menawarkan produk yang sama atau mirip
seperti yang ditawarkan penjual lainnya yang ada di pasar.
Sejumlah perusahaan berskala kecil dalam oligopoli membuat strategi dalam interaksi
mereka di pasar, yang merupakan bagian utama dalam analisis. Oleh karenanya, dalam
memilih seberapa banyak yang akan diproduksi dan berapa harga yang ditetapkan, setiap
perusahaan di pasar oligopoli berfokus tidak hanya pada tindakan yang dilakukan oleh para
pesaing, tetapi juga berfokus pada bagaimana para pesaing akan bereaksi terhadap tindakan
yang dilakukan perusahaan.
Jenis kedua dari pasar persaingan tidak sempurna adalah persaingan monopolistik
(monopolistic competition). Persaingan monopolistik menjelaskan suatu struktur pasar di
mana terdapat banyak perusahaan yang menjual barang yang mirip, tetapi tidak identik satu
sama lain. Dalam pasar persaingan monopolistik, masing-masing perusahaan memiliki
monopoli atas barang yang diproduksinya, tetapi perusahaan lainnya juga membuat barang
yang mirip yang bersaing untuk mendapatkan konsumen yang sama.
1.2.Rumusan Masalah
1.2.1. Karakteristik Pasar Oligopoli
1.2.2. Kurva Permintaan Terpatah
1.2.3. Pemaksimuman Keuntungan Jangka Pendek Pasar Oligopoli
1.2.4. Karakteristik Pasar Monopolistik
1.2.5. Pemaksimuman Keuntungan Jangka Pendek Pasar Monopolistik
1.2.6. Studi Kasus Pasar Oligopoli
1.2.7. Studi Kasus Pasar Monopolistik
1.3.Tujuan
1.3.1. Mengetahui karakteristik pasar oligopoli
1.3.2. Mempelajari kurva permintaan terpatah
1.3.3. Mempelajari dan memahami pemaksimuman keuntungan jangka pendek pasar
oligopoly
1.3.4. Mengetahui karakteristik pasar monopolistik
1
1.3.5. Mempelajari dan memahami pemaksimuman keuntungan jangka pendek pasar
monopolistic
1.3.6. Memahami bukti nyata adanya Kasus Pasar Oligopoli
1.3.7. Menjelaskan contoh penerapan Kasus Pasar Monopoli
1.4.Manfaat
1.4.1. Manfaat bagi penulis
Digunakan untuk menambah pengetahuan dan wawasan serta referensi dalam
penelitian atau pengamatan sejenis dan digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam pengembangan materi mengenai ekonomi mikro.
1.4.2. Manfaat bagi akademisi
Memberikan pengetahuan dan wawasan terkait karakteristik pasar oligopoli dan
pasar monopolistic serta memahami pemaksimuman keuntungan di masing-masing
pasar.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Karakteristik Pasar Oligopoli
A. Pengertian Pasar Duopoli dan Oligopoli
Duopoli adalah keadaan di mana hanya ada dua perusahaan yang menguasai pasar.
Oleh karena itu setiap tindakan yang dilakukan oleh pengusaha yang satu akan
mempengaruhi kebijakan pengusaha lainnya, baik dalam hal menentukan harga,
kapasitas produksi, kualitas produk, dan sebagainya. Apabila produk yang dihasilkan
oleh pengusaha duopoli homogen, maka pasar dinamakan duopoli murni (pure
duopoly). Apabila produk yang dihasilkan tidak homogen tetapi bersifat dapat
mensubstitusi, maka pasar dinamakan duopoli yang dibedakan (differentiated duopoly).
Pasar oligopoli sama saja dengan pasar duopoli, hanya saja dalam pasar oligopoli
jumlah perusahaan yang menguasai pasar lebih dari dua tetapi tidak banyak sehingga
tindakan dari pengusaha yang satu akan mempengaruhi kebijakan dari pengusaha
lainnya. Oligopoli berasal dari kata olio yang berarti beberapa, oligos yang berarti
sedikit dan poli yang berarti penjual. Pasar oligopoli dapat didefinisikan sebagai suatu
bentuk pasar yang terdiri dari beberapa produsen tetapi tidak banyak (sedikit) yang
menguasai pasar. Apabila produk yang dihasilkah oleh pengusaha oligopoli homogen
maka pasar dinamakan oligopoli murni (pure oligopoly) dan apabila produk yang
dihasilkan tidak homogen maka dinamakan oligopoli yang dibedakan (differentiated
oligopoly).
Secara sederhana, pasar oligopoli adalah jenis pasar yang memiliki jumlah
produsen dan konsumen yang tidak seimbang. Umumnya, jumlah produsen lebih
sedikit dibandingkan konsumennya. Dalam arti lain, pasar oligopoli adalah kondisi
pasar di mana komoditas dikuasai oleh beberapa perusahaan. Hal ini membuat
persaingan harga di pasar menjadi tidak seimbang. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) pasar oligopoli adalah keadaan pasar dengan produsen pembekal
barang hanya berjumlah sedikit, sehingga mereka dapat memengaruhi harga pasar atau
keadaan pasar yang tidak seimbang karena dipengaruhi oleh sejumlah pembeli.
Sementara, dikutip dari Investopedia, pasar oligopoli adalah suatu struktur pasar yang
di dalamnya hanya terdapat kapasitas kecil atau hanya segelintir saja, tetapi bisa
memengaruhi kondisi pasar secara signifikan.
Pasar oligopoli hanya terdiri dari sekelompok kecil perusahaan. Biasanya struktur
dari industri dalam pasar oligopoli adalah terdapat beberapa perusahaan raksasa yang
3
menguasai sebagian besar pasar oligopoli katakanlah 70 sampai 80 persen dari seluruh
produksi atau nilai penjualan dan di samping itu terdapat pula beberapa perusahaan
kecil. Beberapa perusahaan golongan yang pertama (yang menguasai pasar) sangat
saling mempengaruhi satu sama lain, karena keputusan dan tindakan oleh salah satu
daripadanya sangat mempengaruhi perusahaan-perusahaan lainnya.
Sifat ini menyebabkan setiap perusahaan harus mengambil keputusan yang
berhati-hati di dalam mengubah harga, membuat desain, mengubah teknik
memproduksi dan sebagainya. Sifat saling mempengaruhi (mutual interdependence) ini
merupakan sifat yang khusus dari perusahaan dalam pasar oligopoli, yang tidak
terdapati dalam bentuk pasar lainnya. Dalam perekonomian yang sudah maju, pasar
oligopoli banyak terdapat karena teknologi sudah sangat modern. Teknologi modern
mencapai efisiensi yang optimum hanya sesudah jumlah produksi mencapai tingkat
yang sangat besar. Keadaan ini menimbulkan kecenderungan pengurangan jumlah
perusahaan dalam industri.
B. Ciri – ciri Pasar Oligopoli
1) Terdiri dari dua perusahaan atau lebih.
Pasar oligopoli baru bisa terwujud apabila jumlah perusahaan atau produsen
kurang dari 10 persen. Dengan ciri-ciri ini akan memunculkan suatu persaingan
dagang yang tidak sempurna karena produk-produk yang laris di pasar hanya
berasal dari produsen atau perusahaan yang memiliki “nama” atau mereknya sudah
dikenal oleh banyak orang saja.
2) Produk yang diperjualbelikan biasanya bersifat homogen.
Ciri kedua dari pasar oligopoli adalah produk – produk yang diperjualbelikan
atau diperdagangkan bersifat homogen. Produsen biasanya hanya memproduksi
dan menjual satu produk saja. Dengan kata lain, barang atau produk yang satu
dengan produk yang lainnya dapat saling menggantikan, sehingga konsumen tidak
begitu terlalu sulit untuk mendapatkan produk yang homogen tersebut.
3) Harga antar produk hampir sama
Ciri berikutnya dari pasar oligopoli adalah harga produk yang relatif sama.
Barang atau jasa yang ada di pasar oligopoli ini harganya tidak berbeda jauh atau
bisa dibilang hampir sama. Maksud dari harga yang hampir sama adalah harga
suatu produk atau jasa yang dijual oleh produsen satu dengan produsen lainnya
tidak jauh berbeda. Harga yang hampir sama disebabkan karena jumlah produsen
yang tidak begitu banyak.
4
4) Membutuhkan strategi pemasaran yang matang
Ciri selanjutnya dari pasar oligopoli adalah strategi pemasaran yang matang.
Dalam pasar oligopoli, persaingan akan semakin ketat karena produsen yang
bermain sangat sedikit dan produk atau barang yang dihasilkan menjadi sedikit
juga. Oleh sebab itu, bagi para produsen yang sudah masuk ke dalam pasar
oligopoli pasti harus memiliki suatu strategi pemasaran yang matang agar mampu
bersaing dengan produsen lainnya.
5) Produsen baru akan kesulitan masuk ke pasar oligopoli
Ciri berikutnya dari pasar oligopoli adalah produsen baru akan sulit masuk ke
pasar oligopoli. Sehingga tak sedikit produsen baru mempersempit pasar,
keuntungan kecil, atau bahkan mengalami kebangkrutan. Namun, di sisi lain dalam
mempertahankan perusahaan yang berada di dalam pasar oligopoli juga tidak
mudah. Oleh sebab itu, hanya beberapa produsen saja yang mampu bertahan pada
pasar oligopoli.
C. Contoh Perusahaan dalam Pasar Oligopoli

Gambar 2.1. Contoh Perusahaan dalam Pasar Oligopoli

2.2. Kurva Permintaan Terpatah (Kinked Demand Curve)


Di dalam melihat pemaksimuman keuntungan dalam suatu perusahaan oligopoli, akan
diperhatikan bagaimana tujuan itu akan dicapai apabila perusahaan-perusahaan tidak
membuat persepakatan. Di dalam membuat analisis itu perlulah disadari bahwa walaupun
tidak terdapat persepakatan, setiap perusahaan dalam pasar sebagai akibat dari jumlahnya
yang sangar sedikit, sangat erat kaitannya dan saling mempengaruhi satu sama lain.
Maksudnya, setiap tindakan yang dilakukan suatu perusahaan akan menimbulkan
implikasi yang nyata kepada perusahaan-perusahaan lainnya. Apabila implikasi tersebut

5
merugikan perusahaan-perusahaan lainnya, maka mereka akan melakukan tindakan
balasan.
Sebagai akibat dari perkaitan dan hubungan saling mempengaruhi yang sangat erat
tersebut. perusahaan oligopoli harus membuat perhitungan yang cermat mengenai reaksi
dari perusahaan lain apabila ia menurunkan atau menaikkan harga barangnya. Setiap
perusahaan oligopoli menyadari bahwa apabila ia mengubah harga penjualannya, langkah
ini akan sangat mempengaruhi penjualan dari perusahaan-perusahaan lain. Apabila suatu
perusahaan menurunkan harga, perusahaan-perusahaan lain akan kehilangan langganan
karena sebagian dari langganan mereka akan membeli barang yang harganya telah menjadi
lebih rendah. Keadaan ini akan mendorong perusahaan lain menurunkan harga, untuk
menjaga agar langganan mereka tidak pindah membeli barang dari perusahaan yang
memulai melakukan penurunan harga. Dengan demikian, di dalam pasar oligopoli,
penurunan harga dari suatu perusahaan berkecenderungan akan menyebabkan perusahaan-
perusahaan lain juga akan melakukan penurunan harga agar mereka tidak kehilangan
langganan.
Bagaimanakah reaksi perusahaan-perusahaan lain apabila suatu perusahaan
menaikkan harga? Sekiranya suatu perusahaan menaikkan harga, produksi perusahaan-
perusahaan lain menjadi relatif lebih murah. Sebagai akibatnya perusahaan yang
menaikkan harga akan kehilangan langganan, sedangkan perusahaan lain yang tidak
menaikkan harga bertambah banyak langganannya. Dengan demikian tidak ada alasan
untuk perusahaan lain tersebut mengubah tingkat harganya. Mereka akan memperoleh
keuntungan yang lebih banyak apabila berbuat demikian (tidak mengubah harga).
Berdasarkan kecenderungan yang baru dijelaskan ini, yaitu mengenai reaksi
perusahaan – perusahaan lain apabila suatu perusahaan oligopoli mengubah harga
barangnya, dapatlah diterangkan bentuk kurva permintaan dari suatu perusahaan oligopoli
apabila dimisalkan perusahaan-perusahaan tidak melakukan persepakatan. Dalam Gambar
2.2.1 ditunjukkan kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan oligopoli yang sifatnya
adalah seperti yang baru dinyatakan.

6
Gambar 2.2. Kurva Permintaan Terpatah
Keseimbangan Asal
Dalam Gambar 2.2.1. kurva D1 menggambarkan permintaan yang dihadapi suatu
perusahaan oligopoli apabila dimisalkan perusahaan-perusahaan lain tidak melakukan
perubahan harga, walaupun perusahaan yang pertama melakukan hal itu (mengubah
harga). Sedangkan kurva D2 adalah permintaan yang dihadapi suatu perusahaan oligopoli
apabila dimisalkan perubahan harga yang dilakukannya akan diikuti oleh langkah yang
sama oleh perusahaan-perusahaan lain. Seterusnya misalkan pada permulaannya harga
yang berlaku di pasar adalah P. Maka jumlah permintaan adalah seperti yang ditunjukkan
oleh titik E, yaitu jumlahnya adalah sebanyak Q.
Persoalannya sekarang adalah: kurva permintaan yang bagaimanakah yang paling
mungkin dihadapi, oleh suatu perusahaan dalam pasar oligopoli? Adalah wajar untuk
menganggap bahwa perusahaan tidak akan suka kehilangan langganan dan akan merasa
gembira mendapat langganan baru. Dengan demikian, apabila suatu perusahaan oligopoli
mengubah harga penjualannya, reaksi perusahaan – perusahaan lain adalah seperti berikut:
1) Mereka akan turut menurunkan harga apabila perusahaan lain menurunkan
harga supaya tidak kehilangan langganan
2) Mereka tidak akan turut menaikkan harga apabila perusahaan lain menaikkan
harga, karena apabila harga tidak berubah mereka akan mendapat tambahan
langganan.
Oleh karena reaksi perusahaan lain adalah seperti ini sifatnya, maka permintaan yang
dihadapi oleh suatu perusahaan dalam oligopoli adalah suatu kurva terpatah seperti
ditunjukkan oleh kurva 𝐷1 𝐸𝐷2 .

7
Apabila kurva terpatah 𝐷1 𝐸𝐷2 , adalah bentuk kurva permintaan yang dihadapi oleh
suatu perusahaan dalam pasar oligopoli, bagaimanakah bentuk kurva hasil penjualan
marjinalnya? Kurva M𝑅1 , adalah kurva hasil penjualan marjinal apabila kurva permintaan
adalah 𝐷1 𝐷1 dan kurva M𝑅2 adalah kurva hasil penjualan marjinal apabila kurva
permintaan adalah kurva terpatah 𝐷1 𝐸𝐷2 , maka kurva hasil penjualan marjinal adalah
kurva M𝑅1 , yang ditebalkan (dari atas sehingga ke titik 𝐴1 ) dan kurva M𝑅2 , yang
ditebalkan (dari titik 𝐴2 ke bawah).

2.3. Pemaksimuman Keuntungan Jangka Pendek Pasar Oligopoli


Dalam keadaan di mana kurva permintaan yang dihadapi perusahaan adalah kurva
terpatah, dan kurva hasil penjualan marjinal adalah kurva terputus seperti yang terdapat
dalam Gambar 2.2, bagaimanakah pemaksimuman keuntungan oleh suatu perusahaan
akan dipengaruhi? Jawaban dari persoalan ini dapat ditunjukkan dengan menggunakan
bantuan Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Kurva Pemaksimuman Keuntungan

Misalkan pada mulanya biaya marjinal adalah M𝐶0 , Untuk memaksimumkan


keuntungan M𝐶0 , harus sama dengan MR, maka berdasarkan keadaan dalam Gambar 2.3
keuntungan maksimum dicapai apabila harga adalah 𝑃0 , dan jumlah produksi adalah 𝑄0 .
Sekiranya terjadi perubahan ke atas biaya produksi, bagaimanakah kedudukan
keseimbangan akan dipengaruhinya? Misalkan biaya produksi mengalami kenaikan
sehingga menyebabkan kurva biaya marjinalnya menjadi seperti yang ditunjukkan oleh
M𝐶2 . Dari keadaan Gambar 2.3 dapat dilihat bahwa keuntungan yang maksimum masih
akan tetap dicapai oleh perusahaan itu pada ketika harga adalah 𝑃0 . dan jumlah barang
yang diproduksikan adalah 𝑄0 . Hanya setelah kurva biaya marjinal berada di atas M𝐶2 ,

8
keseimbangan untuk memaksimumkan keuntungan akan mengalami perubahan. Dari
keadaan dalam Gambar 2.3 dapat disimpulkan pula bahwa selama perubahan biaya
produksi tidak menyebabkan kurva biaya marjinal berada di atas M𝐶2 , atau di bawah M𝐶1 ,
keseimbangan pemaksimuman keuntungan yang dinyatakan di atas tidak akan mengalami
perubahan. Dengan demikian, selama kurva biaya marjinal memotong MR di antara titik
𝐴1 ., dan 𝐴2 , harga dan jumlah produksi perusahaan tidak akan mengalami perubahan.
Berdasarkan kepada analisis di atas dapatlah disimpulkan bahwa dalam pasar
oligopoli di mana perusahaan-perusahaan tidak melakukan persepakatan di antara mereka,
tingkat harga adalah bersifat rigid, yaitu bersifat sukar mengalami perubahan. Ia cenderung
untuk tetap berada pada tingkat harga yang telah ditetapkan pada permulaannya.

2.4. Karakteristik Pasar Monopolistik


A. Pengertian Pasar Monopolistik
Pasar persaingan monopolistik pada dasarnya adalah pasar yang berada di antara
dua jenis pasar yang ekstrem, yaitu persaingan sempurna dan monopoli. Oleh sebab itu
sifat-sifatnya mengandung unsur-unsur sifat pasar monopoli, dan unsur-unsur sifat
pasar persaingan sempurna. Pasar persaingan monopolistik dapat didefinisikan sebagai
suatu pasar di mana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda
corak (differentiated product).
B. Ciri – ciri Pasar Monopolistik
1) Terdapat Banyak Penjual
Terdapat cukup banyak penjual dalam pasar persaingan monopolistik, namun
tidak sebanyak seperti dalam pasar persaingan sempurna. Apabila di dalam pasar
sudah terdapat beberapa puluh perusahaan, maka pasar persaingan monopolistik
sudah mungkin wujud. Yang penting, tidak satu pun dari perusahaan-perusahaan
tersebut ukuran/besarnya jauh melebihi dari perusahaan-perusahaan lainnya.
Perusahaan dalam pasaran monopolistik mempunyai ukuran yang relatif sama
besarnya. Keadaan ini menyebabkan produksi suatu perusahaan relatif sedikit kalau
dibandingkan dengan keseluruhan produksi dalam keseluruhan pasar.
2) Barangnya Bersifat Berbeda Corak.
Produksi dalam pasar persaingan monopolistik berbeda coraknya (differentiated
product) dan secara fisik mudah dibedakan di antara produksi sesuatu perusahaan
dengan produksi perusahaan lainnya. Di samping perbedaan dalam bentuk fisik
barang tersebut terdapat pula perbedaan – perbedaan dalam pengemasannya,
9
perbedaan dalam bentuk jasa perusahaan setelah penjualan (after-sale service) dan
perbedaan dalam cara membayar barang yang dibeli.
Sebagai akibat dari perbedaan – perbedaan ini barang yang diproduksikan oleh
perusahaan – perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik bukanlah barang
yang bersifat pengganti sempurna (perfect substitute) kepada barang yang
diproduksikan perusahaan lain. Mereka hanya merupakan pengganti yang dekat atau
close substitute. Perbedaan dalam sifat barang yang dihasilkan inilah yang menjadi
sumber dari adanya kekuasaan monopoli, walaupun kecil, yang dimiliki oleh
perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik
3) Perusahaan Mempunyai Sedikit Kekuasaan Mempengaruhi Harga.
Perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik dapat mempengaruhi harga.
Namun demikian pengaruhnya ini relatif kecil kalau dibandingkan dengan
perusahaan oligopoli dan monopoli. Kekuasaan mempengaruhi harga oleh
perusahaan monopolistic bersumber dari sifat barang yang dihasilkannya, yaitu yang
bersifat berbeda corak atau differentiated product. Perbedaan ini menyebabkan para
pembeli bersifat memilih, yaitu lebih menyukai barang dari sesuatu perusahaan
tertentu dan kurang menyukai barang yang dihasilkan perusahaan lainnya.
Maka apabila sesuatu perusahaan menaikkan harga barangnya ia masih dapat
menarik pembeli walaupun jumlah pembelinya tidak sebanyak seperti sebelum
kenaikan harga. Sebaliknya, apabila perusahaan menurunkan harga, tidaklah mudah
untuk menjual semua barang yang diproduksikannya. Banyak di antara konsumen di
pasar masih tetap membeli barang yang dihasilkan oleh perusahaan – perusahaan
lain, walaupun harganya sudah menjadi relatif lebih mahal.
4) Masuk ke dalam Industri Relatif Mudah.
Perusahaan yang akan masuk dan menjalankan usaha di dalam pasar persaingan
monopolistik tidak akan banyak mengalami kesukaran. Hambatan yang dihadapi
tidaklah seberat seperti di dalam oligopoli dan monopoli. Tetapi kemasukan tidaklah
semudah seperti dalam pasar persaingan sempurna. Beberapa faktor menyebabkan
hal ini. Yang pertama ialah karena modal yang diperlukan adalah relatif besar kalau
dibandingkan dengan mendirikan perusahaan dalam pasar persaingan sempurna.
Yang kedua ialah karena perusahaan itu harus menghasilkan barang yang berbeda
coraknya dengan yang sudah tersedia di pasar, dan mempromosikan barang tersebut
untuk memperoleh langganan. Maka perusahaan baru pada dasarnya harus berusaha

10
memproduksikan barang yang lebih menarik dari yang sudah ada di pasar, dan harus
dapat meyakinkan konsumen akan kebaikan mutu barang tersebut.
5) Persaingan promosi penjualan sangat aktif.
Dalam pasar persaingan monopolistik harga bukan penentu utama besarnya
pasar. Suatu perusahaan mungkin menjual produknya dengan harga cukup tinggi
tetapi masih dapat menarik banyak pelanggan. Sebaliknya mungkin suatu
perusahaan menjual produknya dengan harga yang cukup murah tetapi tidak banyak
menarik pelanggan. Oleh karena itu untuk menarik para pelanggan, perusahaan harus
aktif melakukan promosi, memperbaiki pelayanan, mengembangkan desain produk,
meningkatkan mutu produk, dan sebagainya.
C. Contoh Perusahaan dalam Pasar Monopolistik

Gambar 2.4. Contoh Perusahaan dalam Pasar Monopolistik

2.5. Pemaksimuman Keuntungan Jangka Pendek Pasar Monopolistik


Kurva permintaan perusahaan persaingan monopolistik merupakan peralihan dari
kurva permintaan perusahaan persaingan sempurna dan kurva permintaan perusahaan
monopoli. Jadi, kurva tersebut sedikit miring dari kiri atas ke kanan bawah. Ini berarti
bahwa elastisitas permintaannya lebih kecil dari elastisitas permintaan perusahaan
persaingan sempurna tetapi lebih besar dari elastisitas permintaan perusahaan monopoli.
Analisis keseimbangan pada perusahaan persaingan monopolistik sama dengan analisis
pada perusahaan monopoli. Bedanya, permintaan yang dihadapi perusahaan monopoli
adalah seluruh permintaan pasar, sedang yang dihadapi perusahaan persaingan
monopolistik adalah sebagian dari permintaan pasar.

11
Gambar 2.5.1. Kurva Memperoleh Keuntungan
Gambar 2.5.1 menunjukkan bahwa perusahaan memperoleh keuntungan maksimum
pada tingkat produksi dan penjualan sebesar Q dan tingkat harga sebesar P karena pada
keadaan ini terpenuhi dalil keuntungan ( MR = MC ). Luas PABC menunjukkan jumlah
keuntungan maksimum yang diperoleh.

Gambar 2.5.2. Kurva Memperoleh Kerugian


Gambar 2.5.2 menunjukkan bahwa kerugian minimum pada tingkat produksi dan
penjualan sebesar Q dan tingkat harga P.

12
2.6. Studi Kasus Pasar Oligopoli
“Akuisisi maskapai Sriwijaya Air oleh PT Garuda Indonesia Tbk”
Akuisisi maskapai Sriwijaya Air oleh PT Garuda Indonesia Tbk bila jadi
direalisasikan akan mempertegas struktur pasar oligopoli yang terjadi dalam industri
penerbangan Indonesia. Bila ini terjadi pasar penerbangan Indonesia cenderung oligopoli.
Pasar penerbangan kita berada dalam pasar yang cenderung oligopoli. Dalam perspektif
persaingan usaha, ketika lebih banyak pemain yang cenderung independen dan tidak
terafiliasi satu sama. Oligopoli ialah pasar dengan penawaran satu jenis barang atau jasa
dikuasai beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua, tetapi kurang
dari sepuluh. Oligopoli memiliki struktur pasar sendiri. Saat ini di Indonesia pemain besar
dalam industri penerbangan dikuasai Garuda Group dan Lion Group. Adapun Sriwijaya
Group berada dalam posisi menjalin kerja sama operasi (KSO) dengan Garuda sehingga
berada dalam naungan Garuda Group. Pemain lainnya ialah Air Asia, tapi size rute
penerbangan yang dikuasai relatif kecil ketimbang dua pemain besar lainnya.
Setelah mereka melakukan notifikasi, tentu akan menilai adakah akuisisi atau merger
tersebut berpotensi menimbulkan persaingan usaha tidak sehat atau tidak," ada yang
berasumsi lebih cepat maskapai pelat merah tersebut mengakuisisi Sriwijaya Air, kondisi
perusahaan akan semakin baik. Akuisisi merupakan langkah lanjutan dari skema KSO
yang saat ini djalankan Sriwijaya dan Garuda Group. Dirut Garuda Indonesia I Gusti
Ngurah Askhara Danadiputra mengatakan, dalam perjanjian kedua belah pihak Garuda
Indonesia memiliki opsi untuk mengakuisisi minimum 51 persen saham tersebut. Pihaknya
memiliki waktu maksimal lima tahun untuk melakukan penghitungan tersebut. Ia
mengatakan, apabila dari hitung-hitungannya bagus, Garuda menyatakan keseriusan untuk
menjadi pemegang saham utama Sriwijaya. Saat ini Sriwijaya memiliki utang USD58 juta
kepada anak usaha Garuda Indonesia, PT GMF AeroAsia Tbk, kepada PT Pertamina
sebesar USD60 juta atau setara Rp869,68 miliar serta dengan BNI sekitar Rp500 miliar.
Dalam jangka pendek utang Sriwijaya akan membebani keuangan Garuda bila akuisisi
dilaksanakan.

2.7. Studi Kasus Pasar Monopolistik


Pabrik rokok seperti Djarum, Gudang Garam, Dji Sam Soe, dan lainnya, sama-sama
memproduksi rokok. Tapi setiap perusahaan mempunyai ciri khasnya masing-masing.
Bahkan, harga yang dipatok oleh masing-masing perusahaan juga berbeda-beda. Tidak ada
standar yang bisa menentukan bahwa harga dari produk tersebut harus sama atau seragam.
13
Selain itu, setiap perusahaan mempunyai kuasa untuk mempengaruhi pasar
menggunakan produk yang dimiliki. Akan tetapi, mereka tidak bisa memberikan pengaruh
harga kepada keseluruhan harga pasar ataupun harga yang ditetapkan oleh pesaingnya.
Adapun perbedaan lain yang dapat kita lihat dari semua contoh produk dari pabrikan diatas
adalah mengenai racikan rokok, tampilan desain kemasan, dan juga varian rasa yang
disediakan. Kemudian, jumlah batang rokok yang ada di dalam kemasan juga bergantung
dari masing-masing pabrik.

14
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Pasar persaingan monopolistik pada dasarnya adalah pasar yang berada di antara
dua jenis pasar yang ekstrem, yaitu persaingan sempurna dan monopoli. Oleh sebab
itu sifat-sifatnya mengandung unsur-unsur sifat pasar monopoli, dan unsur-unsur
sifat pasar persaingan sempurna. Ciri – ciri Pasar Monopolistik: terdapat banyak
penjual, barangnya bersifat berbeda corak, perusahaan mempunyai sedikit
kekuasaan mempengaruhi harga, masuk ke dalam industri relatif mudah, persaingan
promosi penjualan sangat aktif.
2. Perusahaan memperoleh keuntungan maksimum pada tingkat produksi dan
penjualan sebesar Q dan tingkat harga sebesar P karena pada keadaan ini terpenuhi
dalil keuntungan ( MR = MC ).
3. Secara sederhana, pasar oligopoli adalah jenis pasar yang memiliki jumlah
produsen dan konsumen yang tidak seimbang. Umumnya, jumlah produsen lebih
sedikit dibandingkan konsumennya. Dalam arti lain, pasar oligopoli adalah kondisi
pasar di mana komoditas dikuasai oleh beberapa perusahaan. Hal ini membuat
persaingan harga di pasar menjadi tidak seimbang. Ciri – ciri pasar oligopoli : terdiri
dari dua perusahaan atau lebih, produk yang diperjualbelikan biasanya bersifat
homogen, harga antar produk hampir sama, membutuhkan strategi pemasaran yang
matang, produsen baru akan kesulitan masuk ke pasar oligopoli.
4. Kurva yang menunjukkan sebagai akibat dari perkaitan dan hubungan saling
mempengaruhi yang sangat erat tersebut. perusahaan oligopoli harus membuat
perhitungan yang cermat mengenai reaksi dari perusahaan lain apabila ia
menurunkan atau menaikkan harga barangnya. Setiap perusahaan oligopoli
menyadari bahwa apabila ia mengubah harga penjualannya, langkah ini akan sangat
mempengaruhi penjualan dari perusahaan-perusahaan lain.
5. Berdasarkan kepada analisis di atas dapatlah disimpulkan bahwa dalam pasar
oligopoli di mana perusahaan-perusahaan tidak melakukan persepakatan di antara
mereka, tingkat harga adalah bersifat rigid, yaitu bersifat sukar mengalami
perubahan. Ia cenderung untuk tetap berada pada tingkat harga yang telah
ditetapkan pada permulaannya.

15
6. Akuisisi maskapai Sriwijaya Air oleh PT Garuda Indonesia Tbk bila jadi
direalisasikan akan mempertegas struktur pasar oligopoli yang terjadi dalam
industri penerbangan Indonesia. Dalam perspektif persaingan usaha, ketika lebih
banyak pemain yang cenderung independen dan tidak terafiliasi satu sama.
7. Setiap perusahaan dalam pasar monopolistic mempunyai kuasa untuk
mempengaruhi pasar menggunakan produk yang dimiliki. Akan tetapi, mereka
tidak bisa memberikan pengaruh harga kepada keseluruhan harga pasar ataupun
harga yang ditetapkan oleh pesaingnya.

16
DAFTAR PUSTAKA
Agustino, Daniel. Karakteristik Harga dan Pengawasan KPPU Terhadap Industri Oligopoli.
Kompasiana.com. 2022. Pemahaman tentang Pasar Monopolistik dan Oligopoli di Dunia Pasar
Persaingan Tidak Sempurna. Diakses pada 5 Desember 2022, dari
https://www.kompasiana.com/maulanaafwannur0013/63855f4208a8b50e5d566
4a2/pemahaman-tentang-pasar-monopolistik-dan-oligopoli-di-dunia-pasar-
persaingan-tidak-sempurna?page=3&page_images=2
Nuhfil, Kardono. Struktur Pasar
Shaid, Nur Jamal – Kompas.com. 2022. Pasar Oligopoli: Pengertian, Jenis, Ciri-ciri, dan
Contohnya. Diakses pada 30 November 2022, pada
https://money.kompas.com/read/2022/10/16/235159426/pasar-oligopoli-pengertian-jenis-ciri-
ciri-dan-contohnya?page=all
Sukirno, Sadono. 2015. Pengantar Teori Mikroekonomi. Cetakan ke-30, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai