Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MATA KULIAH PENGANTAR EKONOMI MKRO

“TEORI PASAR MONOPOLISTIK”

Disusun Oleh :
Kelompok 1
1. Erlangga Satriagung 160810201201
2. Putri Wulandari 170810201344
3. Nadia Febriyanti 180810201206
4. Afni Nur Maisyah 180810201208

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JEMBER

2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah atas anugrah dan ridha-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah mengenai “ Teori Pasar Monopolistik “
hingga selesai.

Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas individu pada mata kuliah Pengantar
Ekonomi Mikro. Dan atas Rahmat-Nya serta kerjasama yang baik orang – orang yang terlibat
dalam penyusunan makalah ini maka segala hambatan atas penyusunan makalah ini dapat
teratasi dengan baik.

Keberhasilan penyusunan makalah ini tidak lepas dari bimbingan dan tuntunan dari
semua pihak yang terlibat. Saya sangat menyadari bahwa tidak ada yang sempurna dari
makalah ini. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan yang saya miliki. Kritik dan
saran senantiasa sangat saya butuhkan demi kesempuraan laporan ini.

Penulis,

Jember, 1 Desember 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I – PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1


1.2 Tujuan ...................................................................................................... 1
1.3 Manfaat .................................................................................................. 1

BAB II – PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Konsep Pasar Monopolistik .................................................. 2


2.2 Ciri – ciri Pasar Monopolistik ................................................................... 2
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Pasar Monopoli ............................................ 4
2.4 Corak – Corak Pasar Monopolistik .......................................................... 4
2.5 Kurva dan Keseimbangan Pasar Monopolistik ..................................... 7
2.6 Contol riil Kondisi Pasar Monopoli di Indonesia ................................... 10

BAB III – PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. iii

ii
BAB 1

LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang


Pasar Monopolistik adalah salah satu pasar yang dimana terdapat
banyak produsen yangmemproduksi atau menghasilkan barang serupa tetapi mempunyai
perbedaan dalam beberapaaspek. Penjual di pasar monopolistik tidak terbatas, tapi setiap
produk yang dihasilkan pastimempunyai karakter tersendiri yang membedakannya dengan
produk-produk lainnya. Atau ada juga definisi pasar monopolistik yaitu pasar yangdimana
terdapat banyak produsen atau perusahaan yang menjual barang yang berbeda corak
Di pasar persaingan monopolistik, harga bukanlah suatu faktor yang dapat
mendongkrak penjualan. Tapi bagaimana kemampuan produsen atau perusahaan
menciptakan citra yang baik didalam benak konsumen atau masyarakat, sehingga membuat
mereka ingin membeli produktersebut meskipun dengan harga yang agak mahal. Oleh sebab
itu, setiap perusahaan yang beradadalam pasar monopolistik harus selalu aktif
mempromosikan produknya sekaligus menjaga citra perusahaannya. Dalam makalah
ini, penulis makalah akan membahas lebih rinci mengenai pasarmonopolistik

1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
1 Untuk mengetahui definisi dan konsep pasat monopoli.
2 Untuk mendefinisikan kurva pergerakan pasar monopoli.
3 Untuk mengetahui kondisi riil pasar monopoli yang ada di Indonesia.
4 Untuk mengetahui pentingnya edukasi mendasar mengenai pasar yang seringkali
berhubungan dengan kegiatan ekonomi manusia.
1.3 Manfaat
1. Sebagai bentuk tanggung jawab mahasiswa terhadap tugas yang diberikan oleh
dosen pada mata kuliah Pengantar Ekonomi Mikro.
2. Sebagai sarana untuk menambah wawasan terkait pasar dan kondisi pasar
monopoli di Indonesia.
3. Sebagai sarana untuk menambah poin penilaian dalam mata kuliah Pengantar
Ekonomi Mikro.

1
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Konsep Pasar Monopolistik

Pasar monopolistik didefinisikan sebagai pasar dengan banyak produsen yang


menghasilkan komoditas yang berbeda karakteristik (differentiated product) dan bisa disebut
juga sebagai pasar yang banyak penjual, yang menawarkan satu jenis barang dengan
deferensi produk yang berbeda-beda baik dari segi kualitas, bentuk dan ukuran. Pasar
persaingan monopolistik terletak di antara pasar persaingan sempurna dan pasar persaigan
monopoli, namun posisinya lebih dekat dengan pasar persaigan sempurna secara kegiatan
praktisnya, tapi memiliki sifat-sifat pasar persaingan monopoli.
Dalam pasar persaingan monopolistik para konsumen merasakan adanya perbedaan
karakteristik dari produk-produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dengan produk-
produk yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan lainnya. Perbedaan tersebut bisa
mencerminkan perbedaan yang sebenarnya diantara produk-produk yang mereka konsumsi
atau hanya perbedaan persepsi konsumen bahwa produk-produk yang dihasilkan oleh
perusahaan-perusahaan yang beroperasi di pasar memang berbeda.

2.2 Ciri –Ciri Pasar Monopolistik


Ciri – ciri pasar monopolistik saat ini yaitu
1. Terdapat cukup banyak pengusaha
Terdapat cukup banyak penjual, namun tidak sebanyak di pasar persaingan sempurna.
Perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik memiliki ukuran yang relatif sama
besarnya. Sehingga mengakibatkan produksi suatu suatu perusahaan relative sedikit,
dibandingkan dengan seluruh produksi dalam keseluruhan pasar tersebu
2. Barangnya bersifat berbeda corak
Sifat ini merupakan sifat yang sangat penting untuk dapat membedakan mana pasar
persaingan monopolistik dan mana pasar persaingan sempurna . Seperti yang telah kita
ketahui bahwa pasar persaingan sempurna seluruh perusahaan nya memproduksi produk
yang sama. Oleh karena itu susah untuk membedakan produk suatu perusahaan dengan
perusahaan yang lain. Sedangkan dalam pasar persaingan monoplistik tidak susah untuk
membedakan produk dari masing-masing perusahaan, karena perbedaan corak(different
product) pada produk tersebut. Apabila kita lihat secara fisik suatu product , akan tanpak

2
jelas perbedaan tersebut. Maka kita dapat membedakan mana produk suatu perusahaan
dengan product perusahaan yang lainnya. Di samping perbedaan dalam bentuk fisik , juga
terdapat perbedaan dalam bentuk bungkus atau pembungkusan product, dan ada pula yang
berbeda dalam cara membayar barang yang akan di beli. Akibat dari berbagai macam
perbedaan ini , barang yang di produksi oleh perusahaan pasar monopolistis ini tidak
bersifat barang pengganti sempurna akan tetapi ia bersifat barang pengganti yang dekat.
3. Perusahaan mempunyai sedikit kekuasaan mempengaruhi harga
Pasar monopolistis mendapat sedikit kekuasaan dalam mempengaruhi harga
disebabkan oleh barang yang dihasilkan bersifat berbeda corak (different product). Karena
perbedaan corak inilah yang menyebabkan konsumen atau pembeli akan otomatis bersifat
memilih, yaitu menyukai product perusahaan satu dan kurang menyukai produk
perusahaan yang lain.
Maka apabila ia menaikkan harga barang produksinya , ia akan tetap memiliki
pelanggan , walaupun tidak sebanyak pada waktu sebelum kenaikan harga barang
produksinya. Dan bisa juga sebaliknya , apabila perusahaan tersebut ingin menurunkan
harga barang produksinya , tidaklah mudah untuk menghabiskan penjualan barang tersebut,
karna masih banyak konsumen yang setia dengan produk yang telah lama ia pakai ,
walaupun harganya relatif agak mahal.
4. Produsen lain mudah memasuki pasar
Apabila ada suatu perusahaan baru ingin memulai usahanya didalam pasar persaingan
monopolistik tidak akan banyak mengalami hambatan seperti halnya dalam pasar oligopoli
dan monopoli. Hal ini disebabkan oleh:
 Karena modal yang diperlukan relative besar kalau dibandingkan dengan mendirikan
perusahaan dalam pasar persaingan sempurna.
 Karena perusahaan itu harus menciptakan barang produksi yang bercorak beda dengan
barang produksi yang telah beredar dahulu di pasaran.dan mempromosikannya pada
masyarakat untuk mendapat pelanggan , dan dengan promosi tersebut , perusahaan
harus dapat meyakinkan pelanggan akan mutu barang tersebut.
5. Persaingan promosi penjualan sangat aktif
Dalam pasar persaingan monopolistis harga bukanlah penentu utama dari besarnya pasar
dari perusahaan- perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis. Pada pasar ini
memungkinkan suatu perusahaan menarik banyak pelanggan walaupun harga barang
produksinya berharga tinggi. Bahkan sebaliknya , suatu perusahaan tidak mudah menarik

3
banyak pelanggan dengan harga barang produksi yang relatif rendah. Ini disebabkan oleh
barang produksi yang mereka hasilkan, yaitu barang yang bersifat beda corak dengan
barang yang sudah tersedia di pasaran, dan mempromosikan barang baru tersebut. Maka
untuk mempengaruhi cita rasa pembeli, para pengusaha melakukan persaingan bukan harga
( non price competition). Persaingan yang demikian itu antara lain adalah dalam rangka
memperbaiki mutu dan desain barang, melakukan iklan yang terus menerus memberikan
syarat penjualan yang menarik.

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Pasar Monopolistik

Kelebihan pasar persaingan monopolistik :

1. Banyaknya produsen di pasar memberikan keuntungan bagi konsumen untuk dapat


memilih produk yang terbaik baginya.
2. Kebebasan keluar masuk bagi produsen, mendorong produsen untuk selalu melakukan
inovasi dalam menghasilkan produknya.
3. Diferensiasi produk mendorong konsumen untuk selektif dalam menentukan produk
yang akan dibelinya, dan dapat membuat konsumen loyal terhadap produk yang
dipilihnya.
4. Pasar ini relatif mudah dijumpai oleh konsumen, karena sebagian besar kebutuhan
sehari-hari tersedia dalam pasar monopolistik.

Kekurangan pasar monopolistik :

1. Pasar monopolistik memiliki tingkat persaingan yang tinggi, baik dari segi harga,
kualitas maupun pelayanan. Sehingga produsen yang tidak memiliki modal dan
pengalaman yang cukup akan cepat keluar dari pasar.
2. Dibutuhkan modal yang cukup besar untuk masuk ke dalam pasar monopolistik, karena
pemain pasar di dalamnya memiliki skala ekonomis yang cukup tinggi.
3. Pasar ini mendorong produsen untuk selalu berinovasi, sehingga akan meningkatkan
biaya produksi yang akan berimbas pada harga produk yang harus dibayar oleh
konsumen.

2.4 Corak Pasar Monopolistik

Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa pasar persaingan monopolistic itu berbeda
dengan pasar persaingan sempurna maupun pasar monopoli. Oleh sebab itu terdapat beberapa

4
corak yang ada terjadi dan ada pada pasar persaingan monopolistik. Berikut uraian hal-hal
yang terkait dalam corak pasar persaingan monopolistik.

1. Efesiensi dan Diferensiasi Produksi

Dalam pasar persaingan monopolistik walaupun terdapat banyak produk yang


dihasilkan sama namun produsen membedakan karakteristiknya, baik dalam hal mutu,
design, mode maupun kemasan. Perbedaan-perbedaan ini membuat konsumen memiliki
banyak pilihan untuk menentukan produk yang akan dipilih dan digunakan.

Setiap perusahaan dalam pasr persaingan monopolistic akan berusaha memproduksi


produk yang mempunyai sifat khusus yang dapat dengan jelas dibedakan dengan hasil
perusahaan lain. Terdapatnya berbagai varisi produk merupakan keistimewaan dari pasar
persaingan monopolistik. Variasi produk menimbulkan keuntungan bagi produsen dan
konsumen.

Keuntungan bagi produsen karena diferensiasi produk mampu menciptakan suatu


penghambat pada perusahaan lain untuk menarik para pelanggannya. Bagi konsumen
keuntungannya karena mereka memeiliki banyak pilihan untuk membeli suatu produk dengan
karakteristik yang berbeda-beda.

2. Perkembangan Teknologi dan Inovasi

Bentuk pasar monopolistik memberikan dorongan yang sangat terbatas untuk


melakukan perbaikan teknologi dan inovasi, karena dalam jangka panjang perusahaan hanya
memperoleh keuntungan normal. Keuntungan yang melebihi normal dalam jangka pendek
dapat mendorong pada kegiatan pengembangan teknologi dan inovasi. Ketika terlihat
keuntungan yang melebihi normal dalam jangka pendek maka akan memicu perusahaan-
perusahaan lain untuk memasuki industri tersebut. Ketika banyak peodusen yang bergelut
dalm bidang yang sama maka keuntungan yang melebihi normal pun tidak didapati lagi, yang
berarti dalam waktu yang singkat keuntungan yang diperoleh dari pengembangan teknologi
dan inovasi tidak dapat lagi dinikmati.

3. Persaingan Bukan Harga

Persaingan bukan harga merujuk pada upaya-upaya selain perubahan harga yang
dilakukan oleh produsen untuk menarik lebih banyak konsumen. Karena dalam pasar
persaingan monopolistik harga bukanlah segala-galanya. Maka dari itu, persaingan bukan

5
harga dapat dilakukan dengaan diferensiasi produk dan iklan serta berbagai bentuk promosi
penjualan.

4. Promosi Penjualan Melalui Iklan

Dalam perusahaan-perusahaan modern kegiatan membuat iklan merupakan suatu


bagian penting dari usaha memasarkan hasil produksi. Tujuan membuat iklan adalah untuk
tercapainya salah satu dari target-target berikut.

a. Menjelaskan kepada konsumen mengenai produk yang dihasilkan.


Jenis iklan ini biasanya digunakan perusahaan ketika memperkenalkan hasil-hasil
produksinya yang baru.
b. Memberi tahu konsumen bahwa produk yang dihasilkan merupakan produk terbaik.
Jenis iklan ini digunakan untuk mempertahankan kedudukannya di pasar.

5. Distribusi pendapatan
Banyaknya produsen yang bersaing pada pasar persaingan monopolistik
mengakibatkan distribusi pendapatan akan seimbang. Asumsinya, ketika suatu produsen
mampu menghasilkan keuntungan melebihi normal pada jangka waktu pendek, maka hal ini
akan menarik beberapa produsen lain untuk memproduksi produk yang sama. Ketika banyak
produsen yang dapat memperoleh keuntungan berarti tidak ada lagi yang produsen yang
mendapatkan keuntungan lebih melainkan keuntungannya sama, karena keuntungannya
sudah terbagi-bagi dengan banyaknya produk. Berdasarkan kecenderungan ini, para ekonom
berpendapat bahwa pasar persaingan monopolistik menimbulkan corak distribusi pendapatan
yang lebih merata.

6
2.5 Kurva Dan Keseimbangan Pasar Monopolistik
A. Ekuilibrium jangka pendek di pasar persaingan Monopolistik

Keterangan:
1. Pada gambar sebelah kiri, penjual memperoleh laba dari penjualan produk dengan
harga sebesar P1 dan kuantitas sebanyak Q1 (pada titik ini maksimalisasi profit
terpenuhi, yakni ketika MC berpotongan dengan MR).
2. Besaran profit yang didapatkan adalah area segiempat P1-A-B-C.
3. Sementara pada gambar sebelah kanan, kurva AC berada diatas kurva permintaan (D).
sehingga harga (P) lebih rendah daripada average total cost (AC). Dengan demikian,
penjual mengalami kerugian.
4. Adapun minimalisasi kerugian terpenuhi dengan penjualan produk sebanyak Q2 dan
harga sebesar P2.
5. Besarnya kerugian minimal terlihat pada area segiempat P2-J-K-L.

B. Ekuilibrium jangka panjang di pasar persaingan Monopolistik.


Ada 2 skenario dalam menggambarkan ekuilibrium jangka panjang di pasa persaingan
monopolistic.
 Scenario pertama, saat penjual memperoleh profit:
1. Apabila scenario pertama terjadi, maka dalam jangka panjang akan menarik minat
penjual baru untuk masuk ke pasar.
2. Masuknya penjual-penjual baru akan menggeser kurva permintaan (D) dan kurva
marginal revenue (MR) ke kiri, sekaligus mengurangi profit penjual lama.
7
 Scenario kedua, ketika penjual mengalami kerugian:
1. Jika scenario kedua terjadi, yakni saat penjual mengalami kerugian, maka dalam
jangka panjang akan mempengaruhi keputusan penjual-penjual yang ada untuk tetap
bertahan atau keluar dari pasar.
2. Ketika jumlah penjual berkurang, pembeli memiliki lebih sedikit pilihan. Ini akan
mengakibatkan pergeseran kurva D dan kurva MR ke kanan, yang pada gilirannya
akan meningkatkan profit bagi penjual yang bertahan di pasar (dengan kata lain,
penjual yang bertahan di pasar akan mengalami penurunan kerugian).

Proses dari masing-masing scenario diatas akan terus berlangsung hingga


didapatkan zero economic profit, yakni ketika harga (P) sama dengan average total cost
(AC). Pada saat itulah ekuilibrium jangka panjang tepenuhi. Ekuilibrium tersebut
menggambarkan tidak tersedianya insentif bagi penjual untuk masuk atau keluar pasar.

Keterangan:
1. Dari proses pergeseran yang berlangsung di masing-masing scenario diatas, pada
akhirnya akan mencapai keseimbangan jangka panjang, dimana kurva D
bersinggungan dengan kurva AC di satu titik (e).
2. Pada titik e tersebut terpenuhi kondisi zero economic profit, yakni ketika P = AC,
dalam hal ini ketika harga sebesar Pe dan kuantitas sebanyak Qe.

8
C. Perbandingan ekuilibrium jangka panjang di pasar persaingan monopolistic dan pasar
persaingan sempurna.
Terkait dengan muculnya ekses kapasitas (excess capacity) serta hubungan antara harga (P)
dengan marginal cost (MC).

Keterangan:
Munculnya ekses kapasitas (excess capacity):
1. F adalah titik skala efisiensi (efficiency scale), yakni kondisi yang tercapai saat
average total cost (AC) berada pada titik minimal.
2. Terlihar bahwa dipasar persaingan sempurna, keseimbangan jangka panjang terjadi
pada titik skala efiseinsi, yakni ketika kuantitas output yang dijual (Qx) sama dengan
titik skala efisiensi (F).
3. Sedangkan pada pasar persaingan monopolistic, keseimbangan jangka panjang terjadi
bukan di titik skala efisiensi, melainkan saat harga (P) lebih tinggi daripada marginal
cost (MC). Akibatnya, terjadi gap antara kuantitas output yang dijual (Qe) dengan
titik skala efisiensi (F).
4. Adapun selisih antara Qe dengan F disebut dengan ekses kapasitas. Disini sebenarnya
penjual memiliki alternative untuk berproduksi di titik F; namun demikian, karena
mesti menurunkan harga jual (sehingga mengurangi profit), maka penjual akan
memilih opsi untuk beroperasi dengan membiarkan adanya ekses kapasitas.

9
D. Hubungan antara harga (P) dengan marginal cost (MC):
1. Terkait dengan P dan MC, kita bisa melihat bahwa di pasar persaingan sempurna,
keseimbangan jangka panjang terjadi saat P = MC.
2. Sedangkan di pasar persaingan monopolistic, keseimbangan jangka panjang tercapai
saat P > MC. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa penjual memiliki daya tawar
(kuasa) untuk menentukan harga output di pasar persaingan monopolistic.
3. Situasi ini akan termanifestasi dalam perilaku penjual, dimana di pasar persaingan
sempurna (karena P = MC), maka penjual tidak mempermasalahkan berapapun output
yang terjual, karena tambahan keuntungan tidak mengalami perubahan. Sementara di
pasar persaingan monopolistic (karena P > MC), maka penjual akan berusaha menjual
lebih banyak output, dengan demikian meningkatkan tambahan keuntungan.

2.6 Contoh Riil Pasar Monopolistik di Indonesia


Pasar monopolistik banyak kita temui pada kehidupan sehari-hari, seperti sampo,
sabun,TV, sepatu, air mineral, dan lain-lain. Pada pasar air mineral, ada banyak produsen
yang memproduksi air mineral seperti Aqua, VIT, Le Minerale, Prima, atau Nestle. Masing-
masing produsen memiliki ciri khas tersendiri seperti kemasan, kualitas, atau ukuran yang
membedakan produknya dengan produk saingan. Contoh lain untuk sepatu olahraga, Reebok,
Adidas, Fila, dan Nike sama-sama memproduksi sepatu olahraga, namun masing-masing
merek memiliki desain, keunikan, serta keunggulan yang berbeda-beda. Konsumen pada
akhirnya akan memilih produk sesuai dengan preferensinya.

10
BAB 3
KESIMPULAN

Pasar persaingan monopolistis dapat didefinisikan sebagai suatu pasar dimana


terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak (differentiated
product). Pasar persaingan monopolistik pada dasarnya adalah pasar yang berada diantara
dua jenis pasar yang ekstrem, yaitu persaingan sempurna dan monopoli. Oleh seab itu sifat-
sifatnya mengandung unsur sifat-sifat pasar monopoli, dan unsur-unsur sifat pasar persaingan
sempurna. Yang memiliki cirri-ciri utama yaitu terdapat banyak penjual, barangnya bersifat
berbeda corak, dapat mempengaruhi harga, kemasukan relative mudah dan banyak
melakukan persaingan bukan harga. Perusahaan juga memiliki keseimbangan jangka pendek
dan jangka panajang di dalam menghasilkan keuntungan yang normal.

11
DAFTAR PUSTAKA

Setiyo. 2018. Karakteristik dan Ekuilibrium di Pasar Persaingan Monopolistik (Monopolistic


Competition). https://www.ajarekonomi.com/2018/08/karakteristik-dan-ekuilibrium-di-
pasar.html (diakses 29 November 2019)
Lukman. 2007. “Pengantar Teori Mikro Ekonomi”. Jakarta: UIN Jakarta Press
Pratama, Rahardja. dan Manurung, Mandala. 2006. “Teori Ekonomi Mikro Suatu
Pengantar”. Jakarta: FE UI.
Sugiarto. Dkk. 2007. “Ekonomi Mikro Sebuah Kajian Komprehensif”. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
Purnamasari. Dkk. 2016. “Pasar Persaingan Monopolistis”. Makalah
http://madeaguspramanaputra.blogspot.com/2017/01/pasar-persaingan-monopolistis.html
(diakses 1 Desember 2019)

iii

Anda mungkin juga menyukai