Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PASAR MONOPOLISTIK
Di susun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah: Pengantar Ekonomika
Dosen Pengampu: H. Tabroni, ST, MM

Oleh: Kelompok 4
1. Syifa Yulianti (16012200223)
2. Entol Syahrafa Nasfa M (16012200176)
3. Arif Danan Jaya (16012200180)
4. Alif Ranaya (16012200200)
5. Lutfi Hendrawan (16012200204)
6. Hafid Maulana Muslim (16012200232)
7. M Faris Ardiansyah (16012200209)
8. M Ibnu Kafi (16012200227)

KELAS 1B – TKI

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS BINA BANGSA

2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang mana telah memberi kesehatan
danrahmat sehingga penyusunan makalah yang berjudul Pasar Monopolistik
dapatterselesaikan dengan baik. Dan makalah ini sebagai tugas kelompok yang bahwa
telahmelaksanakan salah satu tugas yang diberikan oleh dosen matakuliah PengantarEkonomi
Mikro dengan pengajar Yuslaidar Yusuf, SE.M.Si.

Makalah ini dapat terbuat dan diselesaikan dengan adanya kerjasama dari paraanggota
kelompok yang mengumpulkan berbagai kutipan materi-materi baik yangdiperoleh dari buku
yang berkaitan dengan pasar monopolistik, maupun kutipan darimedia internet dan media
massa sehingga tersusunlah sebuah makalah ini.

Akhir dari kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semuapihak
anggota kelompok yang turut membantu dalam upaya penyelesaian makalah ini.Memang
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, namun mudah-mudahan denganmembaca
makalah ini dapat memberikan sedikit ilmu bagi para pembaca. Penulis jugamengharapkan
saran dan kritik demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.

Serang, 17 Desember 2022

Kelompok 3

i
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
1. Pengertian, Ciri – Ciri, dan Contoh Pasar Monopolistik.....................................................2
2. Perbedaan Pasar Persaingan Sempurna Dengan Pasar Monopolistik................................5
3. Keseimbangan Dalam Pasar Monopolistik............................................................................6
4. Kelebihan dan Kekurangan pasar monopolistik.................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................12

i
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Usaha seseorang untuk selalu memenuhi kebutuhan hidupnya selalu dilakukan


sejak zaman dahulu kala. Sebelum adanya jual beli seseorang memenuhi kebutuhan
hidupnya dengan bertukar barang dengan orang lain yang memeliki barang yang ia
butuhkan (barter). Namun barter bukanlah hal yang efisien bagi seseorang untuk dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya. Karena terkadang barang yang ditukar tidak
seimbang nilainya dengan barangyang didapat. Seiring berkembangnya zaman
akhirnya didapat satuan pengukur nilai suatu barang yaitu uang. Setelah orang'orang
mengenal uang maka sistem barter tidak lagi berlaku, akan tetapi yang ada adalah
sistem jual beli.
Dalam sistem jual beli ada yang namanya produsen dan konsumen, tempat
ditemukannya produsen dan konsumen adalah pasar. Seiring dengan perkembangan
zaman pasar pun ada bermacam – macam. Ada pasar persaingan sempurna, pasar
monopoli, pasar persaingan monopolistik dan pasar oligopoli.
Produsen yang berhasil dalam menjalankan suatu usaha tidak akan menutup
kemungkinan usaha tersebut akan diikuti oleh orang lain. Apalagi didukung oleh
sumber daya alam yang melimpah yang memungkinkan untuk seseorang
memproduksi barang dengan jumlah yang banyak. Indonesia merupakan Negara yang
memiliki kekayaan alam yangmelimpah sehingga dengan mudah setiap produsen
mendapat bahan untuk berproduksi. Ketika banyak produsen memproduksi barang
yang sama, walaupun dengan kemasan, merk dan kualiatas yang berbeda. Maka
disnilah terjadi pasar persaingan monopolistic.

B. Rumusan Masalah

1.) Apakah yang dimaksud dengan pasar Monopolistik, dan ciri – ciri nya?
2.) Apa Perbedaan Pasar Persaingan Sempurna Dan Pasar Monopolistik?
3.) Bagaimana keseimbangan dalam Pasar Monopolistik?
4.) Apa saja kelebihan dan kekurangan pasar Monopolistik

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian, Ciri – Ciri, dan Contoh Pasar Monopolistik


(Entol SyahRafa dan Alif Ranaya)

A. Pengertian Pasar Monopolistik


Pasar persaingan monopolistik merupakan salah satu jenis pasar persaingan
tidak sempurna. Sistem pasar monopolistik ini dikembangkan karena tidak adanya
kepuasan pada analisis model persaingan pasar sempurna atau pasar monopoli.
Akan tetapi, jika kita lihat dari struktur pasar monopolistik, maka sistem tersebut
lebih mendekati pada pasar persaingan sempurna. Namun para produsen akan
lebih berpartisipasi di dalam jenis pasar tersebut untuk menghasilkan sebuah
produk yang berbeda dan mempunyai karakteristik sendiri.

Di dalam pasar monopolistik, ada banyak sekali penjual yang menawarkan


dagangan yang homogen atau serupa. Tapi produk yang dijual dibedakan dengan
kualitas, bentuk, dan juga ukurannya serta semua penjual yang ada harus bersaing
dengan maksimal. Produk yang dijual di dalam pasar ini mempunyai kualitas,
harga dan juga ukuran yang berbeda-beda meski dalam satu jenis produk.
Penentuan harga yang tetap biasanya akan ditentukan langsung oleh penjual.
Sehingga tidak menggunakan mekanisme pasar.

Dengan adanya perbedaan pada setiap produk yang ditawarkan, itu akan
mencerminkan perbedaan yang sesungguhnya diantara produk-produk yang akan
dibeli. Tapi juga mungkin saja, perbedaan yang tercipta hanyalah persepsi dari
masing-masing konsumen saja. Dimana produk yang ditawarkan oleh berbagai
produsen yang ada di pasar memang berbeda. Misalnya saja, perbedaan suatu
produk bisa kita lihat dari bentuk kemasan atau fisiknya. Mulai dari perbedaan
bentuk, ukuran, fungsi, dan juga kualitas produk. selain itu, perbedaan tiap produk
juga bisa kita lihat dari merek, logo, dan juga kemasannya.

2
Pasar monopolistik pada dasarnya merupakan sebuah pasar yang ada di antara
dua jenis pasar yang cukup ekstrim, yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar
monopoli. Oleh sebab itu, pasar jenis ini masing mengandung unsur-unsur atau
sifat yang berasal dari pasar persaingan monopoli dan juga pasar persaingan
sempurna. Dengan kata lain, pasar persaingan monopolistik dapat diartikan
sebagai sebuah pasar yang mana memiliki banyak penjual atau produsen yang
memproduksi produk yang beragam.

B. Ciri – Ciri Pasar Monopolistik


1. Memiliki Jumlah Produsen atau Penjual yang Sangat Banyak
Produsen yang ada di dalam pasar monopolistik sangat beragam dan
berjumlah banyak. Sehingga tiap penjual atau produsen harus merasa puas
dengan pembagian pasar ataupun market share yang relatif kecil. Tak hanya
itu saja, penjual yang ada di dalam pasar monopolistik tidak mempunyai
kekuasaan secara penuh untuk menentukan harga di pasaran.
Hal tersebut berkaitan dengan jumlah penjual yang cukup banyak.
Sehingga muncul berbagai kesulitan terkait koordinasi antarprodusen atau
penjual. Jadi kolusi harga hampir tidak bisa dilakukan. Setiap pemilik usaha
harus selalu aktif mencari target pasarnya sendiri.

2. Diferensiasi Produk
Diferensiasi produk yang dimaksud di sini adalah produk yang serupa
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Kita bisa melihat perbedaan
tersebut dari bentuk, ukuran, corak, kualitas, dan lainnya. Setiap produsen
akan memberikan ciri khas dan sentuhan khusus pada produk yang dihasilkan.
Seperti halnya pabrikan apparel dan juga alat-alat olahraga seperti
Nike, Adidas, Fila, Skechers, dan juga Puma mempunyai produk yang serupa.
Semua perusahaan tersebut mengeluarkan jenis sepatu yang sama. Tapi
produk yang mereka hasilkan memiliki karakteristik dan ciri masing-masing.
Oleh karena itu, setiap perusahaan atau produsen tidak bisa seenaknya
sendiri menentukan harga pasaran, baik itu menurunkan ataupun menaikkan
harga. Apabila salah satu produsen berusaha merusak harga pasar, secara
otomatis akan diikuti oleh produsen lainnya

3
3. Persaingan Produsen tidak Berdasar Pada Harga
Di dalam pasar persaingan monopolistik, produsen atau penjual
cenderung tidak bisa mempermainkan harga di pasaran. Kecuali ada suatu
konsensus yang dilakukan secara bersamaan dengan produsen lainnya. Oleh
karena itu, persaingan yang terjadi di dalam sistem pasar ini lebih mengarah
kepada desain, kualitas, marketing, dan kelebihan dari masing-masing produk.
Kalaupun ada yang ingin bermain harga, misalnya saja ada produsen
yang ingin menetapkan harga tinggi untuk produk yang ditawarkannya, maka
produsen tersebut harus bisa meyakinkan para konsumen terkait kualitas dan
keunggulan dari produk tersebut dibandingkan dengan produk serupa milik
kompetitor.

4. Kebebasan Produsen Baru Untuk Keluar dan Masuk Pasar


Semua produsen yang ada di dalam sistem pasar ini memiliki
kebebasan untuk masuk dan keluar pasar. Sebab, produk-produk yang mereka
tawarkan bisa digantikan oleh produk serupa dari produsen lain yang masih
bertahan di dalam pasar tersebut. Hal itu tentu tidak akan menyebabkan
kelangkaan produk dan menyusahkan konsumen yang ingin mencari produk
tersebut.
Sementara untuk produsen baru, mereka tidak perlu memiliki sejumlah
modal yang besar untuk dapat bergabung dan bersaing dalam memperebutkan
pangsa pasar. Asalkan produk yang ditawarkan memiliki harga yang
terjangkau dan berkualitas baik serta dapat dipertanggungjawabkan. Dengan
begitu, konsumen yang ada di dalam pasar akan menerima kehadiran produsen
baru itu.

5. Perkembangan Teknologi dan Inovasi


Karena adanya persaingan yang ketat dan banyaknya kompetitor di
dalamnya. Maka tiap produsen atau penjual dituntut untuk dapat terus
memberikan sebuah inovasi terhadap produk yang mereka tawarkan. Hal
tersebut juga menyebabkan teknologi dapat berkembang dengan cepat untuk

4
mengimbangi inovasi yang diinginkan oleh para produsen. Saat produsen
melakukan inovasi, hal itu akan mendatangkan keuntungan yang lebih banyak
dibandingkan dengan keuntungan normal saat menggunakan produk lama.
Dengan adanya pendapatan atau keuntungan yang meningkat, maka
akan lebih mudah menarik produsen lain untuk melakukan inovasi serupa atau
lebih baik lagi. Oleh sebab itu, konsep inovasi dan juga teknologi tak akan
pernah putus selama ada persaingan yang ketat antara produsen satu dan
lainnya
.
C. Contoh Pasar Monopolistik
Pada pasar monopolistik terdapat suatu diferensi produk, hal ini dapat
memberikan kebebasan kepada konsumen dalam mencari produk yang akan
dibeli, pada umumnya konsumen tidak mudah berpindah pada produk lain
walaupun banyak sekali produk baru yang telah tersedia.

Didalam pasar monopolistik dapat ditemukan didalam kehidupan sehari-hari,


seperti sabun, sampo, sepatu, air mineral, dan lain sebagainya.
Tetapi masing-masing produk memiliki merek, desain, keunikan, dan kualitas
yang berbeda. Konsumen dapat memilih sebuah produk sesuai dengan preferensi,
harga dan pastinya kualitas yang baik.

2. Perbedaan Pasar Persaingan Sempurna Dengan Pasar Monopolistik


(Hafid Maulana Muslim dan Lutfi Hendrawan)

Persaingan Sempurna atau Perfect Competition adalah struktur pasar di mana


ada banyak penjual di pasar yang menawarkan barang serupa yang diproduksi dengan
menggunakan metode standar dan setiap perusahaan memiliki informasi lengkap
mengenai pasar dan harga, dikenal sebagai pasar persaingan sempurna.

Masuk dan keluar ke pasar persaingan sempurna gratis. Ini adalah situasi
teoritis pasar, di mana persaingan berada pada puncaknya.

5
Perusahaan adalah penerima harga dalam struktur pasar ini, dan karenanya,
mereka tidak memiliki kebijakan penetapan harga sendiri. Pembeli dan penjual
individu tidak memiliki kendali atas harga. Oleh karena itu, penjual harus menerima
harga yang ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran pasar dan menjual
produk sebanyak mungkin pada harga yang berlaku di pasar.
Perbedaan mendasar antara persaingan sempurna dan persaingan monopolistik
ditunjukkan dalam poin-poin berikut:

1) Struktur pasar, di mana ada banyak penjual yang menjual barang serupa kepada
pembeli, adalah persaingan sempurna. Struktur pasar, di mana terdapat banyak
penjual, menjual barang substitusi yang dekat kepada pembeli, adalah persaingan
monopolistik.
2) Dalam persaingan sempurna, produk yang ditawarkan distandarisasi sedangkan dalam
persaingan monopolistik terdapat diferensiasi produk.
3) Dalam persaingan sempurna, kekuatan permintaan dan penawaran menentukan harga
untuk seluruh industri dan setiap perusahaan menjual produknya pada harga tersebut.
Dalam persaingan monopolistik, setiap perusahaan menawarkan produk dengan
harganya sendiri.
4) Masuk dan Keluar relatif mudah dalam persaingan sempurna daripada dalam
persaingan monopolistik.
5) Persaingan sempurna adalah situasi imajiner yang tidak ada dalam kenyataan.
Berbeda dengan persaingan monopolistik yang ada secara praktis.
6) Kemiringan kurva permintaan adalah horizontal, yang menunjukkan permintaan
elastis sempurna. Di sisi lain, dalam persaingan monopolistik, kurva permintaan
miring ke bawah yang mewakili permintaan yang relatif elastis.
7) Kurva pendapatan rata-rata (Average Revenue / AR) dan pendapatan marjinal
(Margina Revenue / MR) bertepatan satu sama lain dalam persaingan sempurna.
Sebaliknya, dalam persaingan monopolistik, pendapatan rata-rata lebih besar daripada
pendapatan marjinal, yaitu untuk meningkatkan penjualan perusahaan harus
menurunkan harganya.

6
3. Keseimbangan Dalam Pasar Monopolistik
(Syifa Yulianti dan M Ibnu Kafi)
a. Keseimbangan jangka pendek
Untuk menjelaskan ekuilibrium jangka pendek di pasar persaingan
monopolistik, kita akan melihat dari perspektif penjual secara individual, baik
yang memperoleh profit maupun yang menderita kerugian.

Keterangan:
 Pada gambar, penjual memperoleh laba dari penjualan produk dengan
harga sebesar P1 dan kuantitas sebanyak Q1 (pada titik ini maksimalisasi
profit terpenuhi, yakni ketika MC berpotongan dengan MR).
 Besaran profit yang didapatkan adalah area segiempat P1-A-B-C.
 Sementara pada gambar sebelah kanan, kurva AC berada diatas kurva
permintaan (D), sehingga harga (P) lebih rendah daripada average total
cost (AC). Dengan demikian, penjual mengalami kerugian.
 Adapun minimalisasi kerugian terpenuhi dengan penjualan produk
sebanyak Q2 dan harga sebesar P2. besarnya kerugian minimal terlihat
pada area segiempat P2-J-K-L.
A. Keseimbangan jangka Panjang
Berangkat dari keseimbangan jangka pendek diatas, kita bisa menggambarkan
ekuilibrium jangka panjang di pasar persaingan monopolistik melalui dua
skenario.

7
Skenario pertama, saat penjual memperoleh profit:
 Apabila skenario pertama terjadi, maka dalam jangka panjang akan
menarik minat penjual baru untuk masuk ke pasar.
 Masuknya penjual-penjual baru akan menggeser kurva permintaan (D) dan
kurva marginal revenue (MR) ke kiri, sekaligus mengurangi profit penjual
lama.
Skenario kedua, ketika penjual mengalami kerugian:
 Jika skenario kedua terjadi, yakni saat penjual mengalami kerugian, maka
dalam jangka panjang akan mempengaruhi keputusan penjual-penjual
yang ada untuk tetap bertahan atau keluar dari pasar.
 Ketika jumlah penjual berkurang, pembeli memiliki lebih sedikit pilihan.
Ini akan mengakibatkan pergeseran kurva D dan kurva MR ke kanan, yang
pada gilirannya akan meningkatkan profit bagi penjual yang bertahan di
pasar (dengan kata lain, penjual yang bertahan di pasar akan mengalami
penurunan kerugian).

Proses dari masing-masing skenario diatas akan terus berlangsung hingga


didapatkan zero economic profit, yakni ketika harga (P) sama dengan average
total cost (AC). Pada saat itulah ekuilibrium jangka panjang terpenuhi.
Ekuilibrium tersebut menggambarkan tidak tersedianya insentif bagi penjual
untuk masuk atau keluar pasar.

Keterangan:

8
 Dari proses pergeseran yang berlangsung di masingmasing skenario
diatas, pada akhirnya akan mencapai keseimbangan jangka panjang,
dimana kurva D bersinggungan dengan kurva AC di satu titik (e).
 Pada titik e tersebut terpenuhi kondisi zero economic profit, yakni
ketika P = AC, dalam hal ini ketika harga sebesar Pe dan kuantitas
sebanyak Qe.
B. Perbandingan keseimbangan jangka panjang di pasar Persaingan monopolistik dan
pasar persaingan sempurna

Keterangan:
Munculnya ekses kapasitas (excess capacity):
 F adalah titik skala efisiensi (efficiency scale), yakni kondisi yang tercapai
saat average total cost (AC) berada pada titik minimal.
 Terlihat bahwa di pasar persaingan sempurna, keseimbangan jangka
panjang terjadi pada titik skala efisiensi, yakni ketika kuantitas output
yang dijual (Qx) sama dengan titik skala efisiensi (F).
 Sedangkan pada pasar persaingan monopolistik, keseimbangan jangka
panjang terjadi bukan di titik skala efisiensi, melainkan saat harga (P) lebih
tinggi daripada marginal cost (MC). Akibatnya, terjadi gap antara
kuantitas output yang dijual (Qe) dengan titik skala efisiensi (F).
 Adapun selisih antara Qe dengan F disebut dengan ekses kapasitas. Disini
sebenarnya penjual memilki alternatif untuk berproduksi di titik F; namun

9
demikian, karena mesti menurunkan harga jual (sehingga mengurangi
profit), maka penjual akan memilih opsi untuk beroperasi dengan
membiarkan adanya ekses kapasitas.

Hubungan antara harga (P) dengan marginal cost (MC):


 Terkait dengan P dan MC, kita bisa melihat bahwa di pasar persaingan
sempurna, keseimbangan jangka Panjang terjadi saat P = MC.
 Sedangkan di pasar persaingan monopolistik, keseimbangan jangka
panjang tercapai saat P > MC. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa
penjual memiliki daya tawar (kuasa) untuk menentukan harga output di
pasar persaingan monopolistik.
 Situasi ini akan termanifestasi dalam perilaku penjual, dimana di pasar
persaingan sempurna (karena P = MC), maka penjual tidak
mempermasalahkan berapapun output yang terjual, karena tambahan
keuntungan tidak mengalami perubahan. Sementara di pasar persaingan
monopolistik (karena P > MC), maka penjual akan berusaha menjual lebih
banyak output, dengan demikian meningkatkan tambahan keuntungan.

Demikian pembahasan terkait karakteristik pasar persaingan


monopolistik, tercapainya ekuilibrium jangka pendek dan jangka
panjang pada pasar persaingan monopolistik, serta perbandingan
ekuilibrium jangka panjang di pasar persaingan monopolistik dan
pasar persaingan sempurna.

4. Kelebihan dan Kekurangan pasar monopolistic


(Arif Danan Jaya dan M Faris Ardiansyah)

a. Kelebihan pasar monopolistic


Dilansir dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, kelebihan dari pasar monopolistik, yaitu:
 Memiliki banyak produsen yang memberikan keuntungan bagi konsumen
untuk memilih produk yang terbaik.
10
 Mendorong produsen dalam berinovasi produknya
 Diferensiasi produk mendorong para konsumen untuk selektif dalam
menentukan produk yang akan dibelinya, sehingga membuat konsumen
loyal.
 Pasar yang mudah dijumpai konsumen, karena sebagian besar menjual
kebutuhan sehari-hari.

b. Kekurangan pasar monopolistic


Kekurangan dari pasar monopolistik, di antaranya:
 Memiliki tingkat persaingan yang tinggi. Produsen yang tidak memiliki
modal atau pengalaman yang cukup akan cepat tersingkir.
 Dibutuhkan modal yang besar untuk masuk ke dalam pasar monopolistik,
karena pemain pasar memiliki skala ekonomi yang tinggi.
 Pasar monopolistik mendorong produsen untuk selalu berinovasi terhadap
produk-produknya, sehingga meningkatkan biaya produk yang berimbas
pada harga produk.

11
DAFTAR PUSTAKA

Laeli Nur Azizah. 2021. “Pasar Monopolistik: Pengertian, Ciri-ciri, dan


Contohnya.”, https://www.gramedia.com/literasi/pasar-monopolistik/ , di akses
pada tanggal 17 Desember 2022.

Ilmu Ekonomi. 2022. “Perbedaan Persaingan Sempurna Dan Persaingan


Monopolistik”, https://belajarekonomi.com/perbedaan-persaingan-sempurna-dan-
persaingan-monopolistik/ , di akses pada tanggal 17 Desember 2022.

Meilani Teniwut. 2022, “Pengertian Pasar Monopolistik, Ciri dan Contoh”


https://mediaindonesia.com/ekonomi/532653/pengertian-pasar-monopolistik-ciri-
dan-contoh , di akses pada tanggal 17 Desember 2022.

Setiyo Hn. 2018, “Karakteristik dan Ekuilibrium di Pasar Persaingan


Monopolistik (Monopolistic Competition)”,
https://www.ajarekonomi.com/2018/08/karakteristik-dan-ekuilibrium-di-
pasar.html ,di akses pada tanggal 17 Desember 2022.

Serafica Gischa. 2021. “Keseimbangan dalam Pasar Monopolistik”,


https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/08/125340769/keseimbangan-
dalam-pasar-monopolistik , di akses pada tanggal 17 Desember 2022.

12

Anda mungkin juga menyukai