Anda di halaman 1dari 18

Pengatar Ilmu Ekonomi (D)

Kelompok 3

Nama:

Rindang Gumilang 2015130145

Achmad Fadillah 2015140011

Dikmas Rifaldi 2013130052


FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
INSTITUT ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JAKARTA
JAKARTA
MARET

NO. NAMA TUGAS


1. Rindang Gumilang Cover, Kata Pengantar, Bab 2
2. Achmad Fadillah Bab 1, Dafpus
3. Dikmas Rifaldi Bab 3

KATA PENGANTAR

Penyusun memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Pasar Monopolistik dan Oligopoli”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi yang dibimbing oleh ibu Renjana.
Pelaksanaan dalam proses penulisan makalah ini terlaksana atas bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Renjana selaku Dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi dengan segala kesungguhan dan
kesabaran memberikan arahan dan bimbingan untuk terwujudnya

makalah ini.

2. Tim kelompok yang memberikan masukan demi kesempurnaan makalah ini.

3. Semua pihak yang ikut memberikan konstribusi dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca. Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat untuk
para pembaca. Atas perhatian pembaca, penulis mengucapkan terima kasih.

Jakarta, 27 September 2019

Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pasar merupakan salah satu dari berbagai sistem, institusi ,prosedur, hubungan sosial dan
infrasturktur dimana usaha menjual barang, jasa, dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan
imbalan uang. Menurut organisasinya, pasar dibedakan menjadi empat, yaitu pasar persaingan
sempurna, pasar monopolistik, pasar monopoli dan oligopoli. Pada kesempatan ini penulis akan
lebih memfokuskan terhadap pasar persaingan monopolistik dan oligopoli.

Pasar monopolistik (monopolistic competition) dikembangkan karena ketidakpuasan terhadap


daya analisis model persaingan sempurna (perfect competition) maupun monopoli (monopoly).
Pasar monopolistik hampir sama dengan persaingan sempurna. Di dalam industri terdapat banyak
perusahaan yang bebas (mudah) keluar-masuk. Namun produk yang dihasilkan tidak homogen,
melainkan terdiferensiasi (differentiated produk). Namun perbedaan antara satu produk dengan
produk yang lain tidak terlalu besar. Differensiasi ini mendorong perusahaan untuk melakukan
persaingan nonharga. Walaupun demikian output yang dihasilkan sangat mungkin saling
substitusi.

Dalam semua bentuk pasar itu para penjual juga memperhatikan respon pembeli, tetapi dalam
pasar oligopoli para penjual juga memperhatikan respon lawan-lawannya. Seorang oligopolis
memperkirakan permintaan juga tergantung pada reaksi apa yang akan dilakukan lawan-lawannya
terhadap perubahan harga yang diambil.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian pasar persaingan monopolistik?


2. Bagaimana karakteristik dari pasar persaingan monopolistik?
3. Bagaimana tindakan penetapan harga dan output jangka pendek dalam persaingan
monopolistik?
4. Bagaimana tindakan penetapan harga dan output jangka panjang dalam persaingan
monopolistik?
5. Apa kelebihan dan kekurangan dari pasar persaingan monopolistik?
6. Apakah pengertian pasar oligopoli?
7. Bagaimana karakteristik dari pasar oligopoli?
8. Apa saja Produsen dalam pasar oligopoli?
9. Bagaimana model kurva permintaan terpatah?
10. Bagaimana model keseimbangan pada pasar oligopoli?
11. Apa kelebihan dan kekurangan pasar oligopoli?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian pasar persaingan monopolistik


2. Mengetahui karakteristik dari pasar persaingan monopolistik
3. Mengetahui tindakan penetapan harga dan output jangka pendek dalam persaingan
monopolistik
4. Mengetahui tindakan penetapan harga dan output jangka panjng dalam persaingan
monopolistik
5. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pasar persaingan monopolistik
6. Mengetahui pengertian pasar oligopoli
7. Mengetahui karakteristik dari pasar oligopoli
8. Mengetahui produsen dalam pasar oligopoli
9. Mengetahui model kurva permintaan terpatah.
10. Mengetahui model keseimbangan pada pasar oligopoli.
11. Mengetahui kelebihan dan kekurangan pasar oligopoli.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian pasar persaingan monopolistik

Pasar persaingan monopolistik merupakan salah satu dari pasar persaingan tidak sempurna.
Teori pasar monopolistik dikembangkan karena ketidakpuasan terhadap daya analisis model
persaingan sempurna maupun pasar monopoli. Tetapi dilihat dari stukturnya pasar monopolistik
lebih mendekati pada pasar persaingan sempurna tetapi perushaan yang berpatisipasi di pasar
tersebut menghasilkan produk yang berbeda karakteristik.

Pasar monopolistik didefinisikan sebagai pasar dengan banyak produsen yang menghasilkan
komoditas yang berbeda karakteristik (differentiated product) dan bisa disebut juga sebagai pasar
yang banyak penjual, yang menawarkan satu jenis barang dengan diferensiasi produk yang
berbeda-beda baik dari segi kualitas, bentuk dan ukuran.

Dalam pasar persaingan monopolistik para konsumen merasakan adanya perbedaan


karakteristik dari produk-produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dengan produk-produk
yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan lainnya. Perbedaan tersebut bisa mencerminkan
perbedaan yang sebenarnya diantara produk-produk yang mereka konsumsi atau hanya perbedaan
persepsi konsumen bahwa produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan yang
beroperasi di pasar memang berbeda. Sebagai contohnya perbedaan produk dapat dilihat dari
bentuk fisiknya seperti beda fungsi, bentuk ataupun kualitas. Perbedaan juga dapat dijumpai dalam
kaitannya dengan merek, logo ataupun kemasan. Lebih lanjut perbedaan juga dapat dijumpai
dalam kaitannya dengan hal-hal yang terkait dengan penjualan seperti jangka waktu kredit,
ketersediaan komoditas, kemudahan dalam memperolehnya, pelayanan purna jual, lokasi
perolehan komoditas, pelayanan dan sebagainya. Pakaian, obat-obatan, kosmetik, restoran dan
banyak komoditas makanan adalah contoh-contoh dari komoditas monopolistik yang umum
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

2.2 Karakteristik pasar persaingan monopolistik

2.2.1 Terdapat cukup banyak pengusaha

Dalam pasar persaingan monopolistis, terdapat cukup banyak pengusaha, akan tetapi tidak
sebanyak seperti yang terdapat pada pasar persaingan sempurna. Dan apabila di suatu pasar
terdapat banyak perusahaan, otomatis disana pasti terdapat pasar monopolistis, akan tetapi
ukuran/besarnya tidak melebihi perusahaan-perusahaan yang lain. Dengan kata lain, perusahaan
dalam pasar persaingan monopolistik memiliki ukuran yang relatif sama besarnya. Sehingga
mengakibatkan produksi suatu suatu perusahaan relatif sedikit, dibandingkan dengan seluruh
produksi dalam keseluruhan pasar tersebut.

2.2.2 Barangnya bersifat berbeda corak

Seperti yang telah kita ketahui bahwa pasar persaingan sempurna seluruh perusahaan nya
memproduksi produk yang sama. Oleh karena itu susah untuk membedakan produk suatu
perusahaan dengan perusahaan yang lain. Apabila kita lihat secara fisik suatu produk, akan tanpak
jelas perbedaan tersebut. Maka kita dapat membedakan mana produk suatu perusahaan dengan
product perusahaan yang lainnya.

Di samping perbedaan dalam bentuk fisik, juga terdapat perbedaan dalam bentuk bungkus atau
pembungkusan product, dan ada pula yang berbeda dalam cara membayar barang yang akan di
beli. Akibat dari berbagai macam perbedaan ini, barang yang di produksi oleh perusahaan pasar
monopolistis ini tidak bersifat barang pengganti sempurna akan tetapi ia bersifat barang pengganti
yang dekat.

2.2.3 Perusahaan mempunyai sedikit kekuasaan mempengaruhi harga

Dalam pasar persaingan monopolistis suatu perusahaan dapat mempengaruhi suatu harga, akan
tetapi pasar ini hanya mendapat sedikit kekuasaan dalam mempengaruhi harga suatu barang
produksi di bandingkan dengan perusahaan oligopoli dan monopoli.

Pasar monopolistis mendapat sedikit kekuasaan dalam mempengaruhi harga disebabkan oleh
barang yang dihasilkan bersifat berbeda corak (different product). Karena perbedaan corak inilah
yang menyebabkan konsumen atau pembeli akan otomatis bersifat memilih, yaitu menyukai
produk perusahaan satu dan kurang menyukai produk perusahaan yang lain. Oleh karena itu
perusahaan menaikkan harga barang produksinya, ia akan tetap memiliki pelanggan, walaupun
tidak sebanyak pada waktu sebelum kenaikan harga barang produksinya. Dan bisa juga sebaliknya,
apabila perusahaan tersebut ingin menurunkan harga barang produksinya, tidaklah mudah untuk
menghabiskan penjualan barang tersebut, karna masih banyak konsumen yang setia dengan produk
yang telah lama ia pakai, walaupun harganya relative mahal..
2.2.4 Produsen lain mudah memasuki pasar

Apabila ada suatu perusahaan baru ingin memulai usahanya didalam pasar persaingan
monopolistik tidak akan banyak mengalami hambatan seperti halnya dalam pasar oligopoli dan
monopoli. Hal ini disebabkan oleh:

 Karena modal yang diperlukan relatif besar kalau dibandingkan dengan mendirikan
perusahaan dalam pasar persaingan sempurna.
 Karena perusahaan itu harus menciptakan barang produksi yang bercorak beda dengan
barang produksi yang telah beredar dahulu di pasaran dan mempromosikannya pada
masyarakat untuk mendapat pelanggan, dan dengan promosi tersebut, perusahaan harus
dapat meyakinkan pelanggan akan mutu barang tersebut.

2.2.5 Persaingan promosi penjualan sangat aktif

Pada pasar ini memungkinkan suatu perusahaan menarik banyak pelanggan walaupun harga
barang produksinya berharga tinggi. Bahkan sebaliknya, suatu perusahaan tidak mudah menarik
banyak pelanggan dengan harga barang produksi yang relatif rendah. Ini disebabkan oleh barang
produksi yang mereka hasilkan, yaitu barang yang bersifat beda corak dengan barang yang sudah
tersedia di pasaran, dan mempromosikan barang baru tersebut. Maka untuk mempengaruhi cita
rasa pembeli, para pengusaha melakukan persaingan bukan harga (non price competition).
Persaingan yang demikian itu antara lain adalah dalam rangka memperbaiki mutu dan desain
barang, melakukan iklan yang terus menerus memberikan syarat penjualan yang menarik.

2.3 Penetapan Harga dan Output Jangka Pendek dalam Persaingan MonopoListik

Karena perusahaan persaingan monopolistik menghasilkan produk yang terdiferensiasi, kurva


permintaan yang dihadapinya memiliki kemiringan negatif, tetapi karena terdapat banyak produk
substitusi yang dekat untuk produk, kurva permintaannya sangat elastis terhadap perubahan harga.
Elastisitas harga permintaan semakin tinggi, kalau diferensiasi produknya semakin sedikit. Seperti
halnya dalam monopoli, kanena kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan memiliki
kemiringan negarif dan linier, maka kurva penerimaan marjinalnya berada di bawah kurva
permintaan, yang mendorong sumbu harga pada rink yang satuan dan memiliki kemiringan absolut
dua kali lipat kurva permintaan.

Seperti juga semua perusahaan dalam struktur pasar lain yang telah dibahas, tingkat output
terbaik dan perusahaan persaingan monopolistik dalam jangka pendek, dicapai ketika penerimaan
marjinal satuan dengan biaya marjinal, sepanjang harga (yang ditentukan pada kurva permintaan)
melebihi biaya variabel rata-rata. Pada Q < 6, MR > MC dan laba total perusahaan bisa diperbesar
dengan meningkatkan output. Pada Q > 6, MC > MR dan laba total perusahaan bisa diperbesar
dengan mengurangi output. Untuk bisa menjual pada tingkat output terbaik (yaitu, 6 unit),
perusahaan membebankan harga sebesar $9 per unit (titik A pada kurva D). Karena pada Q = 6,
ATC = $7 (titik F dalam gambar), maka perusahaan persaingan monopolistik ini memperoleh laba
per unit sebesar AF = $2 dan laba total sebesar AFBC = $12 (daerah yang diarsir dalam gambar).
Seperti halnya dalam kasus perusahaan persaingan sempurna maupun kasus monopolis,
perusahaan persaingan monopolistik bisa memperoleh laba, mencapai titik impas, atau justru
merugi dalam jangka pendek. Jika pada tingkat output terbaiknya, F>ATC, maka perusahaan
memperoleh laba; jika P = ATC maka perusahaan mencapai titik impas, dan jika P < ArC, maka
perusahaan mengalami kerugian, tetapi meminimalkan kerugiannya jika perusahaan terap
berproduksi sepanjang P > AVC. Terakhir, karena kurva permintaan yang dihadapi oleh
perusahaan persaingan monopolistik memiliki kemiringan yang negatif, MR = MC < P pada
tingkat output terbaiknya, sehingga (seperti juga dalam kasus monopoli) bagian kurva MC yang
menanjak dan terletak di atas kurva AVC bukan merupakan kurva penawaran jangka pendek dan
perusahaan persaingan monopolistik.

2.4 Penetapan Harga dan Output Jangka Panjang Persaingan MonopoListik

Jika perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik memperoleh laba dalam jangka pendek
(atau akan memperoleh laba dalam jangka panjang dengan membangun skala pabrik yang optimal
untuk berproduksi pada tingkat output terbaik mereka), lebih banyak perusahaan akan memasuki
pasar dalam jangka panjang. Ini berarti kurva permintaanyang dihadapi oleh setiap perusahaan
dalam pasar bergeser ke sebelah kin (karena pangsa pasarnya berkurang), hingga akhirnya
bersinggungan dengan kurva LAC perusahaan. Jadi, dalam jangka panjang, semua perusahaan
persaingan monopolistik hanya mencapai titik impas dan berproduksi pada bagian kurva MC yang
memiliki kemiringan negatif (dan tidak pada titik terendah sebagaimana dalam kasus pasar
persaingan sempurna). Hal ini ditunjukkan dalam Gambar 9-10. Dalam Gambar 9-10, D’ adalah
kurva permintaanyang dihadapi oleh perusahaan yang “umum” atau “mewakili” pasar persaingan
monopolistik dalam jangka panjang.

Kurva permintaan lebih rendah dan elastisitas harganya lebih tinggi dibanding kurva D yang
dihadapi oleh perusahaan dalam jangka pendek. Artinya, semakin banyak perusahaan memasuki
pasar persaingan monopolistik dalam jangka panjang (yang tertarik oleh laba yang diperoleh),
setiap perusahaan persaingan monopolistik akan memperoleh pangsa pasar yang semakin kecil
dan menghadapi kurva permintaanyang semakin tinggi tingkat elastisitas harganya, karena
semakin banyak produk saingan yang tersedia dalam jangka panjang.

Kenyataan bahwa setiap perusahaan persaingan monopolistik berproduksi di sebelah kiri titik
terendah kurva MC, berarti bahwa setiap perusahaan berproduksi dengan kapasitas berlebih
(excess capacity) dan terdapat jauh lebih banyak perusahaan (artinya, terjadi overcrowding) ketika
bentuk pasar adalah persaingan monopolistik dibanding jika bentuknya pasar persaingan
sempurna.

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Dari Pasar Persaingan Monopolistik

Kelebihan pasar persaingan monopolistik :

 Banyaknya produsen di pasar memberikan keuntungan bagi konsumen untuk dapat


memilih produk yang terbaik baginya.
 Kebebasan keluar masuk bagi produsen, mendorong produsen untuk selalu melakukan
inovasi dalam menghasilkan produknya.
 Diferensiasi produk mendorong konsumen untuk selektif dalam menentukan produk yang
akan dibelinya, dan dapat membuat konsumen loyal terhadap produk yang dipilihnya.
 Pasar ini relatif mudah dijumpai oleh konsumen, karena sebagian besar kebutuhan sehari-
hari tersedia dalam pasar monopolistik.

Kekurangan pasar monopolistik :


 Pasar monopolistik memiliki tingkat persaingan yang tinggi, baik dari segi harga, kualitas
maupun pelayanan. Sehingga produsen yang tidak memiliki modal dan pengalaman yang
cukup akan cepat keluar dari pasar.
 Dibutuhkan modal yang cukup besar untuk masuk ke dalam pasar monopolistik, karena
pemain pasar di dalamnya memiliki skala ekonomis yang cukup tinggi.
 Pasar ini mendorong produsen untuk selalu berinovasi, sehingga akan meningkatkan biaya
produksi yang akan berimbas pada harga produk yang harus dibayar oleh konsumen.

2.6 Pengertian Pasar Oligopoli

Pasar oligopoli adalah pasar yang terdiri atas hanya sedikit perusahaan (produsen). Setiap
perusahaan memiliki kekuatan (cukup) besar untuk mempengaruhi harga pasar. Produk dapat
homogen atau terdiferensiasi. Perilaku setiap perusahaan akan mempengaruhi perilaku perusahaan
lainnya dalam industri. Dari definisi di atas, kondisi pasar oligopoli mendekati kondisi pasar
monopoli.

2.7 Karakteristik pasar oligopoli

2.7.1 Hanya terdapat sedikit penjual

Dalam pasar oligopoli ini tidak terlalu banyak penjual karena satu penjual merupakan
perusahaan yang mempunyai banyak produk jadi dalam pasar ini yang bersain adalah antara
perusahaan yang mempunyai produk sama namu berbeda kualitas.

2.7.2 Barang yang dijual homogen

Dalam pasar oligopoli ini juga menjual banyak barang-barang yang sejenis namun berbeda
dengan barang-barang yang ada di pasar lain umumnya. Barang-barang yang siap dijual
merupakan milik beberapa perusahaan yang merupakan pencipta barang-barang tersebut, karena
dalam pasar ini hanya terdapat beberapa saja yang menjadi penjual karena penjual didalam pasar
ini menghasilkan banyak barang yang sama dengan perusahaan yang lain namun beda harga juga
beda kualiasnya.

2.7.3 Sulit dimasuki perusahaan baru


Dalam pasar oligopoli ini mengapa dikatakan sulit dimasuki oleh perusahaan baru, karena image
dari perusahaan yang sudah lama terbangun lebih kuat dengan pembeli di banding perusahaan
yang baru muncul yang menawarkan barang yang sama namun pembeli atau konsumen tidak tahu
kualitas dari barang-barang yang dijual perusahaan baru tersebut.

2.7.4 Membutuhkan peran iklan

Dalam pasar ini peran iklan sangat membantu peusahaan dagang karena iklan dapat dengan
mudah diterima oleh masyarakat atau calon pembeli, oleh karena itu iklan terbukti ampuh dalam
menarik perhatian calon pembeli yang ingin memilih barang-barang, dengan mudah perusahaan
membuat iklan tentang produknya dengan keunggulan-keunggulan produknya dibanding produk
perusahaan lain atau perusahaan pesaing.

2.7.5 Terdapat satu pemimpin pasar (market leader)

Dalam pasar oligopoli ini jelas terjadi suatu kepemimpinan perusahaan yang bisa saja
mengakibatkan banyak perusahaan muncul dan mengikuti produk yang di luncurkan oleh
perusahaan yang memimpin pasar, contohnya saja produk mie instan.

Banyak sekali varian yang diluncurkan oleh perusahaan yang menjadi pemimpin pasar mie
instan, ketika perusaaan ini mengeluarkan produk terbarunya dan mengiklankannya lalu
masyarakat yang melihat iklan tersebut banyak yang membeli produk ini, otomatis perusahaan
yang lain dan pesaing perusahaan ini akan membuat varian yang sama untuk produknya untuk
mencoba menarik pembeli.

2.7.6. Harga jual tidak mudah berubah

Dalam pasar oligopoli ini harga yang keluar tigak cepat naik atau turun, bisa dikatakan harga
selalu stabil dan tidak mudah berubah, mengapa? mungkin saja karena penjualan yang stabil
terhadap suatu produk yang diluncurkan oleh suatu perusahaan sudah cukup menghasilkan
keuntungan, namun apa bila tiba-tiba harga naik otomatis pembeli akan berfikir kembali untuk
membeli produk ini dan bisa jadi pembeli beralih pada produk perusahaan lainya yang menjual
varian yang sama namu harga lebih murah dengan kualitas yang hampir sama.

2.8 Produsen Oligopoli


Paling tidak terdapat dua perilaku produsen yang dapat dibedakan dalam pasar oligopoli, yaitu :

 Produsen dalam pasar oligopoli tidak melakukan kolusi untuk menentukan harga dan
jumlah ouput yang harus dihasilkan(non collusive oligopoly)
 Produsen dalam pasar oligopoli berkolusi dalam menetukan harga dan jumlah output yang
akan dihasilkan(collusive oligopoly)

2.9 Kurva Permintaan Terpatah

Kurva D jauh lebih elastis di atas bagian patahan dibanding di bagian bawahnya, atas dasar
asumsi bahwa para pesaing tidak akan ambil bagian dalam peningkatan harga tetapi akan dengan
cepat mengikuti penurunan harga. Kurva penerimaan marjinal adalah MR atau AGEHJ; AG adalah
bagian dan kurva penerimaan marjinal yang berkaitan dengan bagian kurva permintaanAB; NJ
berkaitan dengan bagian kurva permintaanBC. Patahan kurva permintaanpada titik B
menyebabkan kurva penenimaan marjinal terputus sepanjang GH. Tingkat output terbaik bagi
oligopolis yang memiliki kurva biaya marjinal MC ini adalah sebesar 40 unit dan ditunjukkan oleh
titik E, yaitu ketika kurva MC memotong bagian yang vertikal dan kurva MR.

Dengan begitu oligopolis ini akan mengenakan harga $6 yang ditunjukkan oleh titik B (pada
patahan kurva perinintaan). Seperti halnya bentuk organisasi pasar yang lain, perusahaan dalam
pasar oligopoli bisa memperoleh laba, mencapai titik impas atau merugi dalam jangka pendek, dan
akan tetap berproduksi selama P>AVC.

Kurva biaya marjinal oligopolis dapat meningkat atau menurun di sepanjang bagian kurva MR
yang terputus (misalnya dan MC’ ke MC”), tanpa mempengaruhi oligopolis itu untuk mengubah
harga yang berlaku sebesar $6 dan penjualan sebesar 40 unit (sepanjang F > AVC) Hanya jika
kurva MC bergeser Iebih tinggi dan kurva MC’ maka oligopolis rersebut akan terdorong unruk
meningkatkan harganya dan mengurangi kuannitas yang dijualnya, atau hanya jika kurva MC
bergeser lebih rendah dan MC’ maka oligopolis itu menurunkan harganya dan meningkatkan
kuantirasnya yang dijualnya. Jika kurva permintaanbergeser ke sebelah kanan atau kiri, penjualan
akan secara berturut-turut meningkat atau menurun, tetapi oligopolis tersebut akan tetap
mempertahankan harga sebelumnya selama patahan pada kurva permintaantetap jatuh pada tingkat
harga yang satuan dan selama kurva MC tetap memotong kurva MR pada bagian yang terputus
atau vertikal.

2.10 Faktor-faktor yang menyebabkan terbentuknya pasar oligopoli

Ada dua faktor penting penyebab terbentuknya pasar oligopoli, yaitu :

 Efesiensi skala besar


Dalam dunia nyata, perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri mobil, semen,
kertas, pupuk dan peralatan mesin, umumnya berstruktur oligopoli. Teknologi padat modal
(capital intensive) yang dibutuhkan dalam proses produksi menyebabkan efisiensi (biaya
rata-rata minimum) baru tercapai bila output diproduksi dalam skala sangat besar. Dalam
industri mobil, untuk satu jenis mobil, skala efisiensi baru tercapai juka produksi mobil
minimal 50.000 sampai 100.000 unit per tahun. Bila perusahaan memproduksi tiga jenis
mobil saja, output minimal seluruhnya antara 200.000 – 300.000 unit per tahun.
Selanjutnya bila biaya produksi per mobil puluhan juta rupiah, dana yang di butuhkan
untuk berproduksi ratusan miliar rupiah per tahun. Jika dihitung dengan biaya investasi
awal, maka perusahaan yang ingin memasuki industri mobil harus menyiapkan dana
triliunan rupiah.
Keadaan di atas merupakan hambatan untuk masuk (barries to entry) bagi perusahaan-
perusahaan pesaing. Tidak mengherankan jika dalam pasar oligopoli hanya terdapat sedikit
produsen.
 Kompleksitas manajemen
Berbeda dengan tiga struktur pasar lainnya (persaingan sempurna, monopoli, dan
persaingan monopolistik), struktur pasar oligopoli ditandai dengan kompetisi harga dan
non harga. Perusahaan juga harus cermat memperhitungkan setiap keputusan agar tidak
menimbulkan reaksi yang merugikan dari perusahaan pesaing. Karena itu dalam industri
oligopoli, kemampuan keuangan yang besar saja tidak cukup sebagai modal untuk bertahan
dalam industri. Perusahaan juga harus memiliki kemampuan manajemen yang sangat baik
agar mampu bertahan dalam struktur industri yang persaingannya begitu kompleks. Tidak
banyak perusahaan yang memiliki kemampuan tersebut, sehingga dalam pasar oligopoli
akhirnya hanya terdapat sedikit produsen.
2.11 Keseimbangan oligopoli

Perusahaan yang bergerak dalam pasar oligopoli disebut oligopolis (oligopolist). Sebagai
produsen, keseimbangan terjadi bila laba maksimum tercapai. Analisis keseimbangan oligopoli
tidak menekankan dimensi waktu, melainkan kompetisi. Perusahaan seimbang atau tidak bukan
saja dilihat dari kemampuan mengatur output dan harga, tetapi juga kemampuan memprediksi
perilaku pesaing.

Begitu kompleksnya situasi dalam pasar oligopoli, sehingga para ekonom mengembangkan
berbagai model untuk menganalisis perilaku oligopolis. Sayangnya, tidak ada satupun model yang
dapat diterima secara umum sebagai model terbaik.

2.12 Kelebihan dan kekurangan pasar oligopoli

Kelebihan pasar oligopoli:

 Memberi kebebasan memilih bagi pembeli.


 Mampu melakukan penelitian dan pengembangan produk.
 Lebih memperhatikan kepuasan konsumen karena adanya persaingan antar penjual.
 Adanya penerapan teknologi baru.

Kekurangan pasar oligopoli:

 Menciptakan ketimpangan distribusi pendapatan


 Harga yang stabil dan terlalu tinggi bisa mendorong timbulnya inflasi
 Bisa timbul pemborosan biaya produksi apabila ada kerjasama antar oligopolis karena
semangat bersaing kurang
 Bisa timbul eksploitasi terhadap pembeli dan pemilik faktor produksi
 Sulit ditembus/dimasuki perusahaan baru
 Bisa berkembang ke arah monopoli.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.1.1 Pasar persaingan monopolistik merupakan salah satu dari pasar persaingan tidak sempurna.
Teori pasar monopolistik dikembangkan karena ketidakpuasan terhadap daya analisis model
persaingan sempurna maupun pasar monopoli. Tetapi dilihat dari stukturnya pasar monopolistik
lebih mendekati pada pasar persaingan sempurna tetapi perushaan yang berpatisipasi di pasar
tersebut menghasilkan produk yang berbeda karakteristik.

3.1.2 Pengaruh ekonomi persaingan monopolistik merupakan keseluruhan kerugian yang tidak
diinginkan dari efisiensi alokatif dan produktif. Konsumen membayar lebih dan mampu untuk
membeli sedikit daripada di persaingan sempurna. Bagaimanapun juga, pengaruhnya tidak
seserius monopoli dan produk-produk yang dibedakan menyediakan keragaman yang banyak
diminta.

3.1.3 Pasar oligopoli adalah pasar yang terdiri atas hanya sedikit perusahaan (produsen). Setiap
perusahaan memiliki kekuatan (cukup) besar untuk mempengaruhi harga pasar. Produk dapat
homogen atau terdiferensiasi. Perilaku setiap perusahaan akan mempengaruhi perilaku perusahaan
lainnya dalam industri.

3.2 Saran

3.2.1 Sebaiknya produsen meningkatkan kualitas produk sehingga konsumen akan tetap setia
pada produk tersebut. Sehingga meskipun produsen menaikan harga barang tersebut, produsen
tidak lantas kehilangan banyak pelanggan. Karena konsumen sudah percaya dengan mutu produk
tersebut. Selain itu pasar persaingan monopolistik juga menuntut produsen agar lebih inovatif lagi
dalam berproduksi. Baik inovatif dalam menciptakan suatu produk maupun inovatif dalam
efisiensi penggunaan faktor produksi.
3.2.2 Pada kesempatan ini penulis memberikan saran sebagai berikut: pembelajaran mengenai
dinamika persaingan dalam pasar oligopoli sudah banyak di lakukan. Tingkatkan strategi
persaingan dalam pasar oligopoli.

DAFTAR PUSTAKA
Rahardja, Prathama. “Pengantar Ekonomi Mikro”, Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, 2010.

Anda mungkin juga menyukai