Anda di halaman 1dari 22

STRUKTUR DAN ANALISIS PASAR PERSAINGAN

MONOPOLISTIK DAN OLIGOPOLI

Oleh:

KELOMPOK 8

01 Ni Luh Widya Uttari 1807521002

02 Ni Putu Deasy Amelia Shanty 1807521003

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmatNya kami dapat menyelesaikan tugas dengan materi “Struktur dan
analisis pasar persaingan monopilistik dan oligopoli”. Kami membuat makalah ini
dengan tujuan untuk memenuhi tugas kelompok yang diberikan oleh Bapak I
Gede Nandya Oktora P.,S.E.,MBA. Selain itu, tujuan pembuatan makalah ini
adalah untuk mengetahui struktur dan analisis pasar persaingan monopolistik dan
oligopoli. Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak- pihak yang telah
membantu dengan menyediakan dokumen atau sumber - sumber informasi, serta
memberikan masukan pemikiran.
Kami menyadari, dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan. Hal ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu, kritik dan saran pembaca sangat
diharapkan demi perbaikan dan kesempurnaan tugas ini diwaktu yang akan
datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan pembaca
pada umumnya.

Denpasar, 13 april 2020

Tim Penyusun
(Kelompok 8)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................2

1.4 Manfaat.............................................................................................................................2

BAB II.......................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.......................................................................................................................3

2.1 Arti dan nilai penting persaingan monopolistik.................................................................... 3

2.2 Penentuan harga dan output jangka pendek pada pasar persaingan
monopolistik.................................................................................................................................... 4

2.3 Penentuan harga dan output jangka panjang pada pasar persaingan
monopolistik....................................................................................................................................6

2.4 Arti dan sumber terjadinya pasar oligopoli...........................................................................8

2.5 Model Cournot dalam pasar oligopoli..................................................................................10

2.6 Model permintaan yang patah pada pasar oligopoli...........................................................13

BAB III....................................................................................................................................16

PENUTUP...............................................................................................................................16

ii
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................16

3.2 Saran...............................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya setiap perusahaan atau bentuk usaha memiliki tujuan untuk
memaksimalkan keuntungan dengan berbagai cara dan strategi untuk mencapainya. Pasar
merupakan tulang punggung perekonomian masyarakat, baik masyarakat yang berada
dikalangan kelas bawah ataupun masyarakat yang berada di kalangan atas. Pasar juga
merupakan proses hubungan timbal antara penjual dan pembeli untuk mencapai kesepakatan
harga dan jumlah suatu barang/jasa yang diperjualbelikan.
Pasar persaingan monopolistik adalah sebagai bentuk organisasi pasar di mana
terdapat banyak penjual dari sebuah produk yang heterogen atau terdiferensiasi, dan masuk
atau keluarnya-perusahaan baru ke dalam industri agak mudah dalam jangka panjang.
Sementara, pasar oligopoli adalah salah satu struktur pasar yang memfokuskan
pembhasannya pada tingkah laku (behavior) beberapa perusahaan besar yang dominan di
pasar, adanya saling ketergantungan antar perusahaan sehingga setiap perusahaan sangat
memperhatikan keputusan perusahaan lain. Struktur pasar yang lebih sering dijumpai adalah
pasar monopolistic dan oligopoli mencerminkan ketidaksempurnaan.
Masalah yang akan di bahas dalam makalah ini adalah mengenai struktur dan analisis
pasar persaingan monopolistik dan oligopoli, dan tentunya akan membahas mengenai
pengaruhnya terhadap ekonomi. Telah diketahui bahwa pasar memebawa pengaruh yang
sangat besar bagi perubahan zaman yang sudah mencapai puncak kesepakatannya. Seiring
dengan bergulirnya waktu dan perubahan dunia pasar juga ikut berubah terbawa arus
perubahan dunia yang semakin maju.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1. Apa arti dan nilai penting persaingan monopolistik?
1.2.2. Bagaimana penentuan harga dan output jangka pendek pada pasar persaingan
monopolistik?
1.2.3. Bagaimana penentuan harga dan output jangka panjang pada pasar persaingan
monopolistik?
1.2.4. Apa arti dan sumber terjadinya Pasar Oligopoli?
1.2.5. Bagaimana model cournot dalam pasar oligopoli?

1
1.2.6. Bagaimana model permintaan yang patah pada pasar oligopoli?

1.3 Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui arti dan nilai penting persaingan monopolistik
1.3.2. Untuk mengetahui bagaimana penentuan harga dan output jangka pendek pada pasar
persaingan monopolistik
1.3.3. Untuk mengetahui bagaimana penentuan harga dan output jangka panjang pada pasar
persaingan monopolistik
1.3.4. Untuk mengetahui arti dan sumber terjadinya pasar oligopoli
1.3.5. Untuk mengetahui bagaimana model cournot dalam pasar oligopoli
1.3.6. Untuk mengetahui bagaimana model permintaan yang patah pada pasar oligopoli

1.4 Manfaat
1.4.1. Bagi penulis makalah ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan mengenai
struktur dan analisis pasar persaingan monopolistik dan oligopoli
1.4.2. Bagi pembaca dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam pembuatan makalah
selanjutnya dan sebagai acuan dalam pembelajaran terutama tentang materi struktur
dan analisis pasar persaingan monopolistik dan oligopoli

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Arti dan Nilai Penting Persaingan Monopolistik

Pasar persaingan monopolistik adalah sebagai bentuk organisasi pasar di mana


terdapat banyak penjual dari sebuah produk yang heterogen atau terdiferensiasi, dan masuk
atau keluarnya-perusahaan baru ke dalam industri agak mudah dalam-jangka panjang. Produk
terdiferensiasi (differentiated product) adalah produk-produk yang mirip, tetapi tidak identik
dan memenuhi kebutuhan dasar yang sama. Contohnya adalah banyaknya merek sereal untuk
sarapan, pasta gigi, rokok, deterjen, obat influenza. Perbedaan yang ada bisa saja riil
(misalnya, berbagai merek sereal untuk sarapan memiliki kandungan bahan makanan dan
gula yang berbeda-beda) atau hanya imajiner (misalnya, semua merek aspirin memiliki bahan
baku dasar yang sama). Diferensiasi produk juga bisa didasarkan pada lokasi yang lebih
nyaman atan pelayanan yang lebih baik.

Seperti yang tersirat dari namanya, persaingan monopolistik adalah campuran antara
persaingan dan monopoli. Unsur persaingan berasal dari kenyataan bahwa dalam pasar
persaingan monopolistik (seperti juga dalam pasar persaingan sempurna), terdapat banyak
penjual produk yang terdiferensiasi, dan masing-masing terlalu kecil untuk memengaruhi
yang lain. Unsur monopoli timbul dari produk yang terdiferensiasi (artinya, bahwa produk
yang dijual oleh setiap penjual agak berbeda dengan penjual lainnya). Namun, kekuatan
monopoli yang dihasilkan sangatlah terbatas, karena tersedia banyak produk substitusi yang
dekat. Dengan demikian, jika penjual salah satu merek aspirin meningkatkan harganya sedikit
saja, penjualannya akan merosot tajam.

Persaingan monopolistik paling umum terjadi pada sektor ritel dan jasa dalam
perekonomian AS. Pakaian, tekstil katun, dan pemrosesan makanan adalah industri yang
mendekati struktur persaingan monopolistik pada tingkat nasional. Pada tingkat lokal, contoh
yang paling menggambarkan persaingan monopolistik adalah restoran cepat saji, toko sepatu,
pompa bensin, salon kecantikan, toko obat, tempat penyewaan (rental) kaset video, dan
warung pizza, semuanya berlokasi saling berdekatan. Perusahaan dalam setiap bisnis ini
memiliki kekuatatn monopoli atas pesaing-pesaing mereka berdasarkan keunikan produk
mereka, lokasi yang lebih baik, pelayanan yang lebih baik, produk yang lebih bervariasi, dan

3
harga yang sedikit lebih murah, tetapi kekuatan pasar mereka sangat dibatasi oleh tersedianya
banyak produk substitusi yang dekat.

Karena dalam persaingan monopolistik setiap perusahaan menjual produk yang agak
berbeda, kita tidak bisa menurunkan kurva permintaan dan penawaran pasar atas produk itu
sebagaimana dalam pasar persaingan sempurna. Kita juga tidak memiliki satu tingkat harga
keseimbangan atas produk tersebut, tetapi yang kita miliki adalah sekumpulan tingkat harga.
Karena itu analisis kita haruslah dibatasi pada perusahaan yang "tipikal" atau yang "mewakili
lainnya." Analisis secara grafis juga akan disederhanakan dengan mengasumsikan (seperti
Edward Chamberlin, yang merintis pengkajian atas model persaingan monopolistik) bahwa
semua perusahaan yang menjual produk hampir serupa menghadapi kurva permintaan dan
kurva biava yang sama. Asumsi ini tidak realistis karena produksi dari produk yang
terdiferensiasi ustru akan menyebabkan kurva permintaan dan kurva biaya yang berbeda.
Namun, asumsi ini digunakan karena akan sangat menyederhanakan analisis yang dilakukan.

Tidak seperti perusahaan persaingan sempurna, perusahaan persaingan monopolistik


bisa menentukan karakteristik produk dan beban penjualan (misalnya iklan) yang akan
dikeluarkan, sebagaimana perusahaan persaingan monopolistik dapat menentukan harga dan
kuantitas produk tersebut. Dalam bagian berikut, pertama-tama kita mengasumsikan bahwa
perusahaan persaingan monopolistik sudah menentukan karakteristik produk dan beban
penjualan yang akan dikeluarkan, sehingga kita dapat memusatkan perhatian pada keputusan
untuk menentukan harga dan jumlah output dalam jangka pendek dan jangka panjang.
Selanjutnya, kita akan mengkaji bagaimana perusahaan menentukan tingkat pengeluaran
optimum untuk variasi produk dan usaha penjualan.

2.2 Penentuan Harga dan Output Jangka Pendek dalam Pasar Persaingan
Monopolistik

Karena perusahaan persaingan monopolistik menghasilkan produk yang


terdiferensiasi, kurva permintaan yang dihadapinya memiliki kemiringan negatif, tetapi
karena terdapat banyak produk substitusi yang dekat untuk produk itu, kurva permintaannya
sangat elastis terhadap perubahan harga. Elastisitas harga terhadap permintaan semakin
tinggi, kalau diferensiasi produknya semakin sedikit. Seperti halnya dalam monopoli, karena
kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan memiliki kemiringan negatif dan linear,
maka kurva pendapatan marginalnya berada di bawah kurva permintaan, yang memotong

4
sumbu harga pada titik yang sama dan memiliki kemiringan absolut dua kali lipat kurva
permintaan. Seperti juga perusahaan dalam struktur pasar lain yang telah dibahas, tingkat
output terbaik dari perusahaan monopolistik dalam jangka pendek, dicapai ketika pendapatan
marginal sama dengan biaya marginal, sepanjang harga (yang ditentukan pada kurva
permintaan) melebihi biaya variabel rata-rata. Hal ini ditunjukkan dalam Figur 8-9.

Figur 8-9 menunjukkan bahwa tingkat output terbaik dalam jangka pendek dari
perusahaan persaingan monopolistik yang "tipikal" atau "mewakili" adalah 6 unit dan
ditunjukkan oleh titik E, ketika MR = MC. Pada Q<6, MR>MC, dan laba total perusahaan
bisa diperbesar dengan meningkatkan output. Pada Q>6, MC>MR, dan laba total perusahaan
meningkat dengan pengurangan output. Untuk bisa menjual pada tingkat output terbaik
(yaitu, 6 unit).

perusahaan membebankan harga sebesar $9 per unit (titik A pada kurva D). Karena pada Q =
6, ATC - $7 (titik F dalam figur), maka perusahaan persaingan monopolistik ini memperoleh
laba per unit sebesar AF = $2 dan laba total sebesar AFBC = $12 (daerah yang diarsir dalam
figur). Seperti halnya dalam kasus perusahaan persaingan sempurna maupun kaum
monopolis, perusahaan persaingan monopolistik bisa memperoleh laba, mencapai titik impas,
atau justru merugi dalam jangka pendek. Jika pada tingkat output terbaiknya, P>ATC, maka
perusahaan memperoleh laba; jika P = ATC maka perusahaan mencapai titik impas, dan jika
P<ATC maka perusahaan mengalami kerugian, tetapi meminimumkan kerugiannya jika
5
perusahaan tetap berproduksi sepanjang P>AVC. Akhirnya, karena kurva permintaan yang
dihadapi oleh perusahaan persaingan monopolistik memiliki kemiringan yang negatif, MR =
MC < P pada tingkat output terbaiknya, sehingga (seperti juga dalam kasus monopoli) bagian
kurva MC yang menanjak dan terletak di atas kurva AVC bukan merupakan kurva penawaran
jangka pendek perusahaan persaingan monopolistik.

2.3 Penentuan Harga dan Output Jangka Panjang dalam Pasar Persaingan
Monopolistik

Jika perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik memperoleh laba dalam jangka
pendek (atau akan memperoleh laba dalam jangka panjang dengan membangun skala pabrik
yang optimum untuk berproduksi pada tingkat output terbaik mereka), lebih banyak
perusahaan akan memasuki pasar dalam jangka panjang. Ini berarti kurva permintaan yang
dihadapi oleh setiap perusahaan monopolistik dalam pasar bergeser ke sebelah kiri (karena
pangsa pasarnya berkurang), hingga akhirnya bersinggungan dengan kurva LAC perusahaan.
Jadi, dalam jangka panjang, semua perusahaan persaingan monopolistik hanya mencapai titik
impas dan berproduksi pada bagian kurva LAC yang memiliki kemiringan negatif (dan tidak
pada titik terendah sebagaimana dalam kasus pasar persaingan sempurna). Hal ini
ditunjukkan dalam Figur 8-10.

Dalam Figur 8-10, D' adalah kurva permintaan yang dihadapi oleh perusabaan yang
"tipikal" atau "mewakili" pasar persaingan monopolistik dalam jangka panjang. Kurva
permintaan D' lebih rendah dan elastisitas harganya lebih tinggi dibandingkan kurva D yang
dihadapi oleh perusahaan dalam jangka pendek. Artinya, semakin banyak perusahaan
memasuki pasar persaingan monopolistik dalam jangka panjang (yang tertarik oleh laba yang
bisa diperoleh), setiap perusahaan persaingan monopolistik akan memperoleh pangsa pasar
yang semakin kecil dan menghadapi kurva permintaan yang semakin tinggi tingkat elastisitas
harganya, karena semakin banyak produk saingan yang tersedia dalam jangka panjang.
Perhatikan bahwa titik D bersinggungan dengan kurva LAC dan SATC di titik A', yaitu
tingkat output ketika MR' = LMC = SMC' (titik E' dalam figur). Dengan demikian,
perusahaan dalam persaingan monopolistik menjual 4 unit produk tersebut pada tingkat harga
$6 per unit dan mencapai titik impas dalam

6
jangka panjang (bandingkan dengan Q = 6 pada P = $9 dan laba per unit $2 serta laba total
$12 dalam jangka pendek). Pada tingkat harga lainnya, perusahaan tersebut akan mengalami
kerugian dalam jangka panjang dan dengan jumlah perusahaan yang berbeda, tidak akan
tercapai titik impas.

Kenyataan bahwa perusahaan persaingan monupolistik berproduksi di sebelah kiri


titik terendah kurva LAC-nya ketika inenc keseimbangan jangka panjang, berarti bahwa
biaya rata- Fata produksi dan harga produk dalam pasar persaingan monopolistik lebih tinggi
dibanding pasar persaingan sempurna ($6 pada titik A' dibanding $5 pada titik E", secara
berturut-turut, dalam Figur 8-10). Perbedaan ini tidak besar karena kurva permintaan yang
dihadapi oleh perusahaan persaingan monopolistik sangat elastis. Akan tetapi, sedikit lebih
tingginya LAC dan P dalam pasar persaingan monopolistik dibanding pasar persaingan
sempurna, bisa dianggap sebagai biaya untuk menyediakan sejumlah variasi produk
terdiferensiasi yang sesuai dengan berbagai macam selera konsumen, ketimbang hanya
memiliki satu produk yang tidak terdiferensiasi. Kenyataan bahwa setiap perusahaan
persaingan monopolistik berproduksi di sebelah kiri titik terendah kurva LAC, berarti bahwa
setiap perusahaan berproduksi dengan kapasitas berlebih (excess capacity) dan terdapat jauh
lebih banyak perusahaan (artinya, terjadi kondisi sangat padat-overcrowding) ketika bentuk
pasar adalah persaingan monopolistik dibanding jika bentuk pasar adalah persaingan
sempurna.

7
2.4 Arti dan Sumber Terjadinya Pasar Oligopoli

Oligopoli (oligopoly) merupakan suatu bentuk organisasi pasar di mana penjual atas
sebuah produk yang homogen atau terdiferensiasi jumlahnya sedikit. Jika hanya terdapat dua
penjual, maka yang terjadi adalah duopoli (duopoly). Jika produknya homogen, kita
mendapati oligopoli murni (pure oligopoly). Jika produknya terdiferensiasi, kita memiliki
oligopoli terdiferensiasi (differentiated oligopoly). Meskipun ada kemungkinan untuk masuk
ke dalam industri yang oligopolistik, tidaklah mudah melakukannya (terbukti dari sedikitnya
jumlah perusahaan dalam industri tersebut).

Oligopoli adalah bentuk organisasi pasar yang paling banyak terjadi dalam sektor
manufaknur di suatu negara industri, termasuk Amerika Serikat. Industri yang bersifat
oligopolistik di Amerika Serikat, misalnya mobil, aluminium dasar, baja, peralatan listrik,
kaca, sereal sarapan, rokok, serta sabun dan deterjen. Beberapa dari produk tersebut (seperti
baja dan aluminium) adalah bersifat homogen, sedangkan lainnya (seperti mobil, rokok,
sereal sarapan, serta sabun dan deterjen) merupakan produk terdiferensiasi. Oligopoli juga
terjadi ketika biaya transportasi membatasi daerah pemasaran. Sebagai contoh, meskipun
terdapat banyak produsen semen di Amerika Serikat, persaingan yang terjadi terbatas antara
beberapa produsen lokal di suatu daeran tertentu.

Karena dalam pasar oligopolistik penjual produk yang homogen atau terdiferensiasi
jumlahnya sedikit, tindakan setiap perusaliaan akan memengaruhi perusahaan lain dalam
industri tersedur dan sebaliknya. Misalnya, ketika General Motors memberikan potongun
harga atas penjualan mobilnya, Ford segera mengikutinya dengan memberikan potongan
harga juga. Selain itu, karena persaingan harga bisa berakibat pada perang harga yang saling
mematikan, oligopolis biasanya lebih memilih untuk bersaing dalam hal diferensiasi produk,
iklan, dan pemberian layanan. Hal ini dikenal sebagai persaingan non harga (nonprice
competition). Meskipun demikian, jika GM melaksanakan kampanye iklan besar-besaran,
Ford tentu akan segera melaksanakan kampanye iklan serupa. Ketika Pepsi melaksanakan
kampanye iklan yang besar pada awal dekade 1980-an, Coca-Cola bereaksi dengan
menyelenggarakan kampanye iklan yang sama besarnya.

Dari uraian di atas, jelaslah bahwa ciri istimewa oligopoli adalah saling
ketergantungan atau persaingan antara berbagai perusahaan dalam industri. Ini merupakan
akibat alamiah karena sedikitnya jumlah perusahaan. Karena seorang oligopolis tahu bahwa

8
tindakannya akan berdampak signifikan sertadap oligopalis lain dalam industri, setiap
oligopolis harus mempertimbangkan reaksi yang mungkin diberikan oleh pesaingnya dalam
memutuskan kebijakan penentuan harganya, tingkat diferensiasi produk yang hendak
dipasarkan, tingkat pemasangan iklan yang akan dilaksanakan, jumlah layanan yang akan
diberikan, dan lain-lain. Karena para pesaing bisa memberikan reaksi dengan cara yang
beragam (tergantung pada sifat industri, jenis produk, dan sebagainya), kita tidak bisa
memiliki suatu model oligopoli tunggal tetapi banyak model masing - masing model
berdasarkan pada jenis reaksi yang diberikan oleh pesaing terhadap tindakan perusahaan yang
pertama. Karena saling ketergantungan ini, pengambilan keputusan manajerial lebih rumit
dalam pasar oligopoli dibanding bentuk struktur pasar lainnya. Dalam bab ini kami akan
menyajikan beberapa model oligopoli terpenting. Walaupun demikian, kita harus tetap
mengingat balıwa madel yang paling baik sekalipun, tetap tidak lengkap atau kurang lebih
tidak realistis.

Sumber terjadinya oligopoli pada umumnya sama dengan sunber terjadinya monopoli,
Yaitu, (1) skala ekonomi yang bisa dicapai jika jumlah outputnya cukup besar, sehingga
dengan sedikit perusahaan saja kebutuhan pasar sudah terpenuhi; (2) investasi modal yang
besar dan input yang terspesialisasi biasanya dibutuhkan untuk memasuki industri yang
oligopolistik (misalnya, industri mobil, aluminium, baja, dan sebagainya), dan ciri ini
merupakan penghalang alamiah untuk masuk ke dalam pasar; (3) beberapa perusahaan bisa
jadi memiliki hak paten untuk secara eksklusif memproduksi suatu komoditas atau
memanfaatkan suntu proses produksi tertentu; (4) perusahaan yang sudah berdiri mungkin
inemiliki pelanggan setia karena kualitas produk dan pelayanannya (brands), sehingga
perusahaan baru sulit untuk menyainginya; (5) beberapa perusalaan bisa jadi memiliki utau
menguasai seluruh penawaran bahan baku yang dibutulikan untuk menghasilkan suatu
produk; dan (6) pemerintah bisa jadi memberikan hak monopoli hanya kepada beberapa
perusahaan untuk beroperasi dalam pasar. Berbagai hal tersebut tidak hanya merupakan
sumber terjadinya oligopoli, tetapi juga merepresentasikan hambatan bagi perusahaan lain
untuk memasuki pasar dalam jangka panjang. Jika masuknya perusahaan baru ke dalam pasar
tidak dibatasi, industri tetsebut tidak akan bersifat oligopolistik dalam jangka panjang.
Hambatan lainnya adalah berupa penentuan harga limit (limit pricing), yaitu perusahaan yang
ada mengenakan harga yang cukup rendah untuk menghalangi perusahaan baru masuk ke
dalam industri. Dengan melakukan hal tersebut, mereka secara sukarela mengorbankan laba
jangka pendek agar dapat memaksimumkan laba jangka panjang.

9
10
2.5 Model Cournot dalam Pasar Oligopoli

Ekonomi prancis Augustin Cournot memperkenalkan model oligopili formal pertama


(yang melahirkan Namanya) lebih dari 160 tahun yang lalu. Model Cournot bermanfaat
dalam oligopoli di antara perusahaan yang saling bergantung sangat erat.

Untuk menyederhanakan, Cournot menganggap bahwa hanya ada dua perusahaan


duapoli yang menjual mata air yang sama (identical spring water). Para konsumen
berdatangan ke mata air tersebut dengan galon mereka sendiri, sehingga biaya marginal
produksinya adalah nol untuk dua perusahaan tersebut. Dengan asumsi ini, analisis menjadi
menjadi sangat sederhana tanpa mengurangi esensi model tersebut. Dengan demikian, hal
tersebut menjadikan tahap – tahap yang lebih realistis, menjadikan model yang lebih rumit.

Asumsi perilaku dasar yang ada pada model Cournot (Cournot model) tersebut ada
pada setiap perusahaan, pada saat berusaha memaksimum laba, menganggap bahwa duapolis
yang lain menghasilkan output yang konstan pada lebel tertentu. Akibanya adalah siklus
perpindahan dan Tindakan balasan balasan oleh duopolies tersebut sampai masing – masing
menjual sepertiga dari total output industry (jika industry tersebut dikelola dalam keadaan
persaingan sempurna). Hal ini ditunjukan dalam figure 1.

Pada panel sebelah kiri figure 1, D adalah kurva permintaan pasar atas air dari mata
air. Pada awalnya, perusahaan A adalah satunya – satunya perusahaan di pasaran, dengan
demikian, perusahaan tersebut menghadapi kurva permintaan pasar secara keseluruhan.

11
Dalam hal tersebut, D = dA. kurva pendapat marginal (marginal revenue – MR) perusahaan A
adalah mrA (lihat figure tersebut). Karena biaya marginalnya adalah nol, kuva MC sejajar
dengan sumbu horizontal. Dalam keadaan seperti ini, perusahaan A memaksimumkan laba
totalnya pada mrA = MC = 0. Perusahaan A menjual 6 unit air pada P = $6 sehingga total
pendapatannya (total revenue – TR) adalah $36 (titik A pada penel kiri). Ini adalah solusi
monopoli. Perhatikan bahwa titik A adalah titik tengah Kuva permintaan D = D = dA, dimana
elastisitas harganya 1 dan TR maksimum. Dengan biaya total (total cost – TC) sama dengan
nol, laba totalnya (total profit – TP) sama dengan TR = $36.

Berikutnya anggaplah bahwa perusahaan B masuk ke pasaran dan yakin bahwa


perusahaan A akan terus menjual sebanyak 6 unit. Kurva permintaan perusahaan B adalah dB
pada panel kiri, dimana kurva ini diperoleh dengan mengurangi kurva permintaan pasar D
sebesar 6 unit yang dijual ke perusahaan A (pergeseran D 6 unit ke kiri). Kurva pendapatan
marginal perusahaan B adalah mrB. Perusahaan B memaksimumkan laba totalnya adalah mrB
= MC = 0. Dengan demikian, perusahan B menjual 3 unit pada harga P = $3 (titik B, ada di
titik tengah dB). Hal ini juga ditunjukkan pada panel kanan Figure 1 (diperoleh dengan
mengurangkan kurva permintaan pasar D 3 unit yang di pasok oleh perusahaan B).
Perusahaan A kemudian memaksimumkan laba dengan menjual 4,5 unit (titik A`, ada di titik
tengah dA panel kanan). Perusahaan B sekarang bereaksi sekali lagi dan memaksimumkan
laba pada kurva permintaan yang baru. Kurva tersebut diperoleh dengan menggeser kurva
permintaan pasar D kekiri sebanyak 4,5 unit yang dipasok oleh perusahaan A (ttik
ditunjukkan pada panel kanan figure 1)

Proses ini terus berlangsung sampai setiap duopolies menghadapi kurva permintaan
dE dan memaksimumkan labanya dengan menjual 4 unit pada harga P = $4 (titik E panel
kanan pada figure 1). Ini merupakan keseimbangan, karena bagaimana pun perusahaan
menghadapi kurva permintaan dE dan mencapai titik pertama E, yang lainnya juga akan
menghadapi dE (diperoleh dengan mengurangkan 4 unit yang dijual oleh duopolis pertama
dalam kurva permintaan pasar D). dan juga memaksimumkan labanya pada titik E. dengan
penjualan setiap duopolies 4 unit, total gabungan sebesar 8 unit akan dijual dipasar dengan
harga P = $4 (titik E* pada D panel kanan figure 1). Jika pasar telah telah dioganisasi dengan
persaingan sempurna, penjualan sebesar 12 unit, pada titik C, dimana kurva permintaan pasar
D melintas sumbu horizontal. Alasannya adalah sebagaimana diisyaratkan karena perusahaan
– perusahaan tersebut menganggap biayanya nol, maka harga juga harus menjadi nol untuk
12
perusahaan yang bersaing pada titik impas, pada saat industry persaingan sempurna dalam
keseimbangan jangka panjang.
Jadi, duopolies tersebut memasok masing – masing sepertiga atau 4 unit (dan dua
pertiga atau 8 unit secara bersama – sama) dari toal sebesar 12 unit pada pasar persaingan
sempurna. Perhatikan bahwa duopoli Cournot menghasilkan P = $4 dan Q= 8 di antara
keseimbangan dalam persaingan sebesar P = $0 dan Q = 12. Keseimbangan Cournot yang
terakhir menggambarkan saling ketergantungan di antara duopolies meskipun mereka tidak
mengorganisasinya.
Pada perlakuan lebih lanjut, kita bisa menunjukkan bahwa dengan tiga oligopolis,
setiap perusahaan akan memasok seperempat (yaitu, 3 unit) dari 12 unit pada pasar
persaingan sempurna dan duapertiganya (yaitu 9 unit) secara total. Perhatikan bahwa Ketika
Q = 9, P = $3 pada kurva permintaan D (titik F panel kanan figure 1). Jadi, Ketika jumlah
perusahaan meningkat, total output keseluruhan perusahaan secara bersama – sama
meningkat dan harga turun (bandingkan keseimbangan titik A dengan hanya perusahaan A
dipasar, dengan titik keseimbangan E* dengan perusahaan A dan B, dan titik keseimbangan F
dengan tiga perusahaan). Akhirnya, Ketika semakin banyak perusahaan yang masuk, pasar
semakin tidak lagi oligopolistic. Pada batas tersebut, dengan beberapa perusahaan, total
output akan mendekati 12 unit dan harga akan mendekati nol (solusi persaingan sempurna –
titik C pada panel kanan Figure 1).
Hasil yang sama (yaitu, laba nol) akan tetap terjadi bahkan hanya dengan dua
perusahaan (duapoli), jika setiap perusahaan beranggapan bahwa perusahaan lain akan
mempertahankan harga dan bukannya kuantitas (seperti pada model Cournot). Dalam kasus
tersebut, perusahaan pertama masuk ke pasar dan memaksimumkan labanya dengan
memproduksi 6 unit pada harga $6. Perusahaan kedua, anggaplah bahwa perusahaan pertama
akan mempertahankan harga yang tetap, akan menetapkan harganya sedikit lebih rendah dan
merebut pasar secara keseluruhan (karena produknya homogen). Perusahaan pertama
kemudian akan bereaksi dengan menurunkan harga tersebut dan merebut Kembali seluruh
pasar. Jika duopolis terseut tidak menyadari saling ketergantungan mereka (seperti pada
model Cournot), proses tersebut akan berlanjut sampai setiap perusahaan akan menjual 6 unit
pada harga nol dan menghasilkan laba nol, ini merupakan model bertand (Bertrand Model).
Dimana merupakan pelopor model perang harga.

13
2.6 Model Permintaan yang patah pada Pasar Oligopoli

Model kurva permintaan terpatah (kinked demand curve model) dikemukakan oleh
Paul Sweezy pada tahun 1939 dalam usahanya menjelaskan harga yang sulit berubah, seperti
yang sering terjadi dalam model oligopolistic. Sweezy merumuskan bahwa jika seorang
oligopolis menaikkan harga produknya, dia akan kehilangan hampir seluruh pelanggannya
karena perusahaan lain dalam industri tidak akan ikut menaikkan harga. Sebaliknya, seorang
oligopolis tidak dapat meningkatkan pangsa pasarnya sengan menurunkan harga karena
persainya akan dengan cepat melakukan hal yang sama. Sebagai akibatnya, menurut Sweety,
para oligopolis menghadapi kurva permintaan yang memiliki patahan pada tingkat harga
yang berlaku dan sangat elastis terhadap perubahan harga jika harganya dinaikan, tetapi
sangat tidak elastis jika harganya diturunkan. Dalam model ini, para oligopolis menyadari
kesalingtergantungan mereka, tetapi bertindak tanpa adanya persengkongkolan untuk
mempertahankan tingkat harga yang mereka kenakan, meskipun faktor biaya dan permintaan
yang mereka hadapi berubah. Artinya mereka lebih memilih untuk bersaing dalam hal
kualitas iklan pelayanan dan bentuk – bentuk lain persaingan non harga. Model Sweety ini
ditunjuukan dalam figure 2.

Dalam figure 2, kurva permintaan yang dihadapi oleh seorang oligopolis adalah D
termasuk titik ABC dan memiliki patahan pada tingkat harga yang berlaku, yakni $6 serta

14
kuantitas keseimbangan 40 unit (titik B). perhatikan bahwa kurva D jauh lebih elastis di atas
bagian patahan dibanding dibagian bawahnya, atas dasar asumsi bahwa para pesaing tidak
akan ikut – ikutan menaikan harga, tetapi akan dengan cepat mengikuti penurunan harga.
Kurva pendapatan marginal adalah MR atau AGEHJ;AG adalah bagian dari kurva pendapatan
marginal yang berkaitan dengan bagian dengan bagian kurva permintaan AB;HJ berkaitan
dengan bagian kurva permintaan BC. Patahan kurva permintaan pada titik B menyebabkan
kurva pendapatan marginal terputus sepanjang BH. Tingkat output terbaik bagi
oligopolisyang memiliki kurva biaya marginal MC ini adalah sebesar 40 unit dan ditunjukkan
oleh titik E, yaitu Ketika kurva MC memotong bagian yang vertical dari kurva MR. dengan
begitu oligopoli ini akan mengenakan harga sebesar $6 yang ditunjukkan oleh titik B (pada
patahan kurva permintaan). Seperti halnya bentuk organisasi pasar yang lain, perusahaan
dalam pasar oligopoli bisa memperoleh laba, mencapai titik impas, atau merugi dalam jangka
pendek, dan akan tetap berproduksi sepanjang P > AVC.
Dari figure 2 kita juga dapat melihat bahwa kurva biaya marginal oligopis tersbeut
dapat meningkat atau menurun di sepanjang bagian kurva MR yang terputus (Misalnya, dari
MC` ke MC``) tanpa membuat oligopolis itu mengubah harga yang berlaku sebesar $6 dan
penjualan sebesar 40 unit (sepanjang P > AVC). Hanya jika kurva MC bergeser lebih tinggi
dari kurva MC` maka oligopolis tersebut akan terdorong untuk meningkatkan harganya dan
mengurangi kuantitas yang dijualnya, atau hanya jika kurva MC bergeser lebih rendah
daripada MC`` maka, oligopolis itu menurunkan harganya dan meningkatkan kuantitas yang
dijualnya. Jika kurva permintaan bergesser kesebelah kanan atau kiri, penjualan akan secara
berturut -turut meningkat atau menurun, tetapi oligopolis tersebut akan tetap
mempertahankan harga sebelumna selama patahan pada kurva permintaan tetap jatuh pada
tingkat harga yang sama dan selama kurva MC tetap memotong kurva MR pada bagian yang
terputus atau vertikal.
Ketika model kurva terpatah diperkenalkan 60 tahun yang lalu, model tersebut
diagung – agungkan sebagai teori umum oligopli. Namun, pada masa – masa selanjutnya, dua
kritik serius muncul atas model tersebut. Diantaranya :
1. Stigler tidak menemukan adanya suatu bukti bahwa oligopolis akan segera mengikuti
aksi pemotongan harga tetapi menghindari kenaikan harga, sehingga secara serius
mempertanyakan keberadaan patahan dalam kurva tersebut. Dengan demikian, model
tersebut hanya bisa diaplikasikan dalam sebuah industry yang masih baru dan hanya
dalam jangka pendek, yaitu Ketika perusahaan tidak memiliki ide yang jelas tentang
bagaimana reaksi pesaing terhadap perubahan harga.
15
2. Kritik lebih serius lainnya adalah bahwa meskipun model kurva terpatah bisa
membenarkan adanya harga yang sulit berubah, tetapi tidak berhasil menjelaskan atau
meramalkan pada tingkat harga berapa patahan tersebut akan terjadi.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pasar persaingan monopolistik adalah sebagai bentuk organisasi pasar di mana


terdapat banyak penjual dari sebuah produk yang heterogen atau terdiferensiasi, dan
masuk atau keluarnya-perusahaan baru ke dalam industri agak mudah dalam-jangka
panjang. Karena perusahaan persaingan monopolistik menghasilkan produk yang
terdiferensiasi, kurva permintaan yang dihadapinya memiliki kemiringan negatif, tetapi
karena terdapat banyak produk substitusi yang dekat untuk produk itu, kurva
permintaannya sangat elastis terhadap perubahan harga. Jika perusahaan dalam pasar
persaingan monopolistik memperoleh laba dalam jangka pendek (atau akan memperoleh
laba dalam jangka panjang dengan membangun skala pabrik yang optimum untuk
berproduksi pada tingkat output terbaik mereka), lebih banyak perusahaan akan
memasuki pasar dalam jangka panjang.

Oligopoli (oligopoly) merupakan suatu bentuk organisasi pasar di mana penjual atas
sebuah produk yang homogen atau terdiferensiasi jumlahnya sedikit. Jika hanya terdapat
dua penjual, maka yang terjadi adalah duopoli (duopoly). Model Cournot bermanfaat
dalam oligopoli di antara perusahaan yang saling bergantung sangat erat. Untuk
menyederhanakan, Cournot menganggap bahwa hanya ada dua perusahaan duapoli yang
menjual mata air yang sama (identical spring water). Model kurva permintaan terpatah
(kinked demand curve model) dikemukakan oleh Paul Sweezy pada tahun 1939 dalam
usahanya menjelaskan harga yang sulit berubah, seperti yang sering terjadi dalam model
oligopolistic.

3.2 Saran
Demikian materi yang dapat kami buat, menyadari bahwa penulisan materi ini masih
banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun selalu
diharapkan dari pembaca, agar pembuatan materi untuk kedepannya lebih baik. Semoga
materi ini bermanfaat bagi kita.

17
DAFTAR PUSTAKA

Salvatore, Dominick. 2005. Ekonomi Manajerial Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.

18

Anda mungkin juga menyukai