PEMBAHASAN
Teori perilaku konsumen yaitu teori yang menjelaskan tindakan konsumen dalam
mengkonsumsi barang-barang, dengan pendapatan tertentu dan harga barang tertentu
pula sedemikian rupa agar konsumen mencapai tujuannya. Tujuan konsumen untuk
memperoleh manfaat atau kepuasan sebesar-besarnya dari barang-barang yang
dikonsumsi (maximum satisfaction). Dan teori ekonomi menganggap bahwa maximum
satisfaction itu adalah tujuan akhir konsumen. Terdapat tiga ide penting perilaku
konsumen, yaitu :
1. Perilaku konsumen bersifat dinamis. Itu berarti bahwa perilaku seorang konsumen,
grup konsumen ataupun masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang
waktu.
2. Perilaku konsumen melibatkan interaksi antara afeksi (perasaan) dan kognisi
(pemikiran), perilaku dan kejadian di sekitar.
3. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran, karena itu peran pemasaran adalah untuk
menciptakan pertukaran dengan konsumen melalui formulasi dan penerapan strategi
pemasaran.
Beberapa anggapan-anggapan sederhana yang biasa menjadi patokan untuk
menganalisa pembentukan garis permintaan dari suatu barang secara lebih tepat, tanpa
menyimpang dari realitas ekonomi, yaitu :
1. Barang dan jasa yang dikonsumsi biasanya disebut komoditi. Komoditi adalah
sesuatu yang memberikan jasa konsumsi ( consumption services ) terhadap
konsumen persatuanwaktu tertentu.
2. Setiap konsumen dianggap tahu macam barang dan jasa yang tersedia di pasar,
kapasitasteknis masing - masing barang dan jasa dalam memenuhi kebutuhan
konsumen dan tingkat harga masing - masing.
3. Konsumen dianggap tahu secara pasti mengenai jumlah uang yang akan
dibelanjakanya selama periode perencanaan tertentu.
Kotler (2007) mengatakan bahwa, “perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh
faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis”. Beberapa faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen yaitu :
1. Faktor Budaya
Budaya, sub-budaya dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian.
Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar. Masing-masing
budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan
sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Sub-budaya mencakup kebangsaan, agama,
kelompok ras, dan wilayah geografis. Pada dasarnya, semua masyarakat manusia
memiliki stratifikasi sosial. Stratifikasi lebih sering digunakan dalam bentuk kelas
sosial, pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, yang tersusun
secara hirarkis dan yang para anggotanya menganut nilai, minat, dan perilaku serupa.
Kelas sosial memiliki beberapa ciri. Pertama, orang-orang di dalam kelas
sosial yang sama cenderung berperilaku lebih seragam daripada orang-orang dari dua
kelas sosial yang berbeda. Kedua, orang merasa dirinya menempati posisi inferior
atau superior di kelas sosial mereka. Ketiga, kelas sosial ditandai oleh sekumpulan
variabel seperti pekerjaan, penghasilan, kesejahteraan, pendidikan, dan orientasi nilai
bukannya satu variabel. Keempat, individu dapat pindah dari satu tangga ke tangga
lain pada kelas sosialnya selama masa hidup mereka. Besarnya mobilitas itu berbeda-
beda, tergantung pada seberapa kaku stratifikasi sosial dalam masyarakat tertentu.
2. Faktor Sosial
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok
acuan, keluarga, serta peran dan status sosial. Kelompok acuan membuat seseorang
menjalani perilaku dan gaya hidup baru dan mempengaruhi perilaku serta konsep
pribadi seseorang, kelompok acuan menuntut orang untuk mengikuti kebiasaan
kelompok sehingga dapat mempengaruhi pilihan seseorang akan produk dan merek
aktual. Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang. Dari
orang tua seseorang mendapatkan orientasi atas agama, politik, dan ekonomi serta
ambisi, pribadi, harga diri dan cinta. Kedudukan orang itu di masing-masing
kelompok dapat ditentukan berdasarkan peran dan statusnya. Peran meliputi kegiatan
yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan
status.
3. Faktor Pribadi
Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik
tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi,
kepribadian dan konsep diri, serta nilai dan gaya hidup pembeli.
4. Faktor Psikologis
Satu perangkat proses psikologis berkombinasi dengan karakteristik konsumen
tertentu untuk menghasilkan proses keputusan dan keputusan pembelian. Empat
proses psikologis penting-motivasi, persepsi, pembelajaran, dan memori secara
fundamental mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap berbagai rangsangan
pemasaran.
Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan yaitu:
1. Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal.
2. Pendekatan nilai guna ordinal.
Dalam pendekatan ini juga, asumsi dasar dari manfaat atau kenikmatan yang
diperoleh seorang konsumen :
1. Dapat dinyatakan secara kuantitatif.
2. Makin banyak barang yang dikonsumsi makin besar kepuasan.
3. Terjadi hukum “The law of deminishing Marginal Utility” pada tambahan
kepuasan setiap satu satuan. Setiap tambahan kepuasan yang diperoleh dari
setiap unit tambahan konsumsi semakin kecil. Hukum ini menyebabkan
terjadinya downwrd sloping MU curva. Tingkat kepuasan yang semakin
menurun ini dikenal dengan hukum Gossen.
4. Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 unit barang bisa dihargai
dengan uang, sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika
konsumen memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau
membayar mahal, sebaliknya jika kepuasan yang dirasakan konsumen rendah
maka dia hanya akan mau membayar dengan harga murah. Pendekatan kardinal
biasa disebut sebagai daya guna marginal.
Nilai guna (utility) yaitu kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang
dari mengkonsumsikan barang-barang. Nilai guna dapat dibedakan menjadi dua
yaitu nilai guna total dan nilai guna marjinal. Nilai guna total dapat diartikan
sebagai jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsikan sejumlah
barang tertentu. Sedangkan nilai guna marjinal berarti pertambahan atau
pengurangan kepuasan sebagai akibat dan pertambahan atau pengurangan
penggunaan satu unit barang tertentu.
2.2.2. Nilai Guna Total dan Marjinal Dalam Angka dan Grafik
Dari tabel di atas terlihat bahwa utilitas total akan naik sejalan dengan
kenaikan konsumsi air, tetapi laju kenaikannya yang semakin menurun. Tabel di
atas juga memperlihatkan bahwa utilitas total dari mengkonsumsi sejumlah air
sama dengan jumlah seluruh utilitas marjinal yang diperoleh hingga ke titik
tertentu. Coba Anda perhatikan. Pada saat Anda mengonsumsi 4 gelas air minum,
utilitas total adalah 18 util. Jumlah dari utilitas marjinal hingga Anda mengonsumsi
4 gelas air minum adalah 6 + 5 + 4 + 3 = 18 util. Jadi, utilitas total adalah jumlah
seluruh utilitas marjinal yang diperoleh hingga ke titik tertentu. Jika data dari Tabel
1. dibuat kurva akan tampak sebagai berikut.
Contoh Soal :
Q 1 2 3 4 5 6 7 8
MUx 16 14 12 10 8 6 4 2
MUy 11 10 9 8 7 6 5 4
Penyelesaian!
Diketahui :
Px = 2
Py = 1
M = 12
Syarat Equilibrium :
MUx MUy 12 6
1. = → =
Px Py 2 1
2. Px ∙ Qx + Py ∙ Qy = MPx ∙ Qx + Py ∙ Qy = M
(2 ∙ 3) + (1 ∙ 6) = 12
Total Utility = MUx ∙ Qx + MUy ∙ Qy
= (12 ∙ 3) + (6 ∙ 6)
= 72
Apabila tabel tersebut digambarkan dalam sebuah kurva, maka kurva tersebut akan
mirip dengan kurva permintaan yang memiliki slope negatif.
Berbagai titik pada garis anggaran mengindikasikan kombinasi konsumen atau
trade-off antara dua barang (dalam hal ini mie ayam dan jus alpukat). Ketika
seorang konsumen meningkatkan jumlah mie ayam yang dibeli, maka konsumen
tersebut harus mengurangi jumlah jus alpukat yang dibeli. Begitupun sebaliknya.
Jika tadi di awal diketahui konsumen ingin mengoptimalkan utility atau nilai
gunanya, dan di ketahui pula ada keterbatasan dana, maka pertanyaannya adalah :
dengan dana terbatas, berapakah utilitas maksimalnya, atau dengan utilitas tertentu
brapakah dana minimal yang di pelukan?
Untuk itu dapat di perhatikan Gambar 4.4 IC tertinggi adalah IC2. IC terendah
adalah IC0. Konsumen ingin menikmati titik D pada IC2. Tetapi dana yang
tersedia tidak mencukupi. Konsumen dapat menikmati titik C pada IC0 tetapi
konsumen juga dapat menikmati titik E pada IC1 dimana IC1 > IC0. Karena itu
titik E maka di ketahui kedua kurva yakni IC dan BL bersinggungan, dengan kata
lain di katakana slopenya sama, sehingga :
Maka keseimbangan belum tercapai. Pada kondisi tersebut tambahan manfaat yang
di peroleh persatuan uang yang di keluarkan untuk mengkonsumsi komoditas X
lebih besar dari tambahan manfaat yang di peroleh persatuan uang yang di
keluarkan untuk mengkonsumsi komoditas Y. sehingga kepuasan konsumen dapat
di tingkatkan jika konsumsi terhadap komoditas X di naikkan dan konsumsi
komoditas Y di turunkan.
Contoh Soal :
1. Dalam mengkonsumsi barang X dan Y. Anastasia memiliki fungsi kepuasan
total sbb :
Bila di ketahui uang yang di anggarkan Anastasia untuk membeli kedua barang tsb
adalah 22.000, harga barang X adalah 3.000 dan harga barang Y adalah 4.000.
tentukan :
a. Banyaknya barang X dan barang Y yang di konsumsi Anastasia agar ia
memperoleh kepuasan maximal
b. Pada tingkat pembelian soal (a) berapakah besarnya kepuasan total (TU),
Kepuasan marginal dari barang X (MUx) dan kepuasan marginal dari barang Y
(MUy) yang di perolehnya.
Penyelesaian :
a. Kepuasan maximum akan tercapai jika :
Kepuasan total Anastasia adalah 90
Kepuasan marginal Anastasia yang di peroleh dari barang X adalah 9