“Perbedaan Aspek Budaya Antar Negara Asia Tenggara dan Dampak Perbedaan Budaya
Pada Proses Manajemen”
Dosen Pengampu :
Drs. I Komang Ardana, M.M.
Kelompok 1 :
1. Adelya Tri Agustin (1807521007)
2. Anak Agung Istri Cahyani Putri (1807521011)
3. Ni Wayan Shanti Dwi Nurani (1807521012)
4. Ni Luh Yuliantari (1807521015)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat sebagai
tugas mata kuliah Manajemen Lintas Budaya.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih ada kekurangan-kekurangan karena
keterbatasan kemampuan kami. Untuk itu, masukan yang bersifat membangun akan sangat
membantu kami untuk semakin membenahi tugas kami kedepannya.
Ucapan terima kasih tidak lupa kami haturkan kepada dosen pembimbing mata kuliah ini.
Untuk teman teman dan semua pihak yang telah membantu, kami ucapkan terimakasih. Semoga
makalah ini dapat berguna untuk kita semua.
(Kelompok 01)
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..............................................................................................................................2
2.1 EVOLUSI STRUKTUR ORGANISASI.....................................................................................2
2.2 KARAKTERISTIK ORGANISASI GLOBAL............................................................................4
2.3 KELOMPOK KERJA GLOBAL.................................................................................................6
2.4 SISTEM PENGENDALIAN OPERASI SEKALA GLOBAL..........................................................7
2.5 SISTEM MONITORING SKALA GLOBAL...................................................................................9
2.5.1 Kesesuaian Sistem Pemantauan dan Pelaporan...........................................................................9
2.5.2 Peran Sistem Informasi...............................................................................................................9
2.5.3 Variabel Evaluasi di Seluruh Negara........................................................................................10
2.6 JENIS KERJA SAMA OPERASIONAL MULTI NASIONAL......................................................11
BAB III..........................................................................................................................................14
PENUTUP.....................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................14
3.2 Saran................................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Masing-masing anggota suatu organisasi dapat berasal dari berbagai ras dengan latar
belakang budaya yang berbeda, namun budaya organisasinya membedakan organisasinya
dengan organisasi lain. Setiap kelompok masyarakat tertentu akan memiliki gaya hidup yang
berbeda dengan kelompok lainnya. Gaya hidup sekelompok orang dapat diartikan sebagai
budaya masyarakat. Kepemimpinan global diartikan sebagai individu luar biasa yang bekerja
di berbagai wilayah di dunia. Pemimpin global harus mempekerjakan berbagai pemangku
kepentingan dan kolega untuk menyelesaikan pekerjaan. Mereka memimpin orang melintasi
jarak, budaya, zona waktu, dan struktur organisasi yang kompleks (seperti matriks dan
bahkan struktur jaringan organisasi). Para pemimpin global memiliki pemahaman yang baik
tentang bagaimana memberi nilai tambah pada globalisasi dan tempat untuk menjadi lebih
baik dilokalkan. Mereka memiliki fleksibilitas gaya, dapat mengarahkan orang untuk
memiliki ekspektasi kepemimpinan yang sama sekali berbeda, tetapi juga memiliki
ketahanan dan keaslian, dan dapat bertahan dalam tugas-tugas tertentu.
Kepemimpinan global adalah langkah besar dalam kompleksitas, dan orang perlu
mengembangkan pola pikir dan keterampilan yang diperlukan untuk berhasil dalam
lingkungan yang sangat kompleks. Keberhasilan sistem manajemen sangat bergantung pada
kemampuan kepemimpinan para pemimpin dan manajer perusahaan yang bersangkutan.
Selain itu, keberhasilan kemampuan kepemimpinan ini akan sangat teruji di lingkungan asing
atau internasional, karena di lingkungan ini perubahan kekuatan eksternal secara langsung
maupun tidak langsung akan mempengaruhi kekuatan internal perusahaan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
strukturnya terus menerus untuk mengakomodasi ekspansi global dan usaha baru.Alcoa
hadir di 30 negara, mempekerjakan 59.000 orang di seluruh dunia. Memang, pada Bulan
September 2015, Alcoa mengumumkan bahwa mereka akan berpisah menjadi dua
sehingga dapat memisahkan bagian-bagiannya yang lebih menguntungkan membuat unit
dari operasi aluminium mentahnya. Langkah itu merupakan respons strategis terhadap
permintaan komoditas yang sangat berkurang dari Tiongkok.Samsung Electronics juga
mengatur ulang menjadi lebih efisien untuk menghadapi kemerosotan ekonomi pada
tahun 2009.Jaringannya yang tebesar 83 perusahaan menyumbang 13 persen dari ekspor
Korea Selatan.
Perusahaan ini mengintegrasikan empat unit bisnis semi konduktor, LCD, ponsel,
dan elektronik konsumen ke dalam dua divisi, yang dianggap sebagai suku cadang dan
set. Ini perlu ditugaskan dua pertiga dari eksekutifnya dan merelokasi 1.200 anggota staf.
Pada Maret 2015, Samsung memiliki generasi smartphone baru, Galaxy 5 dan 6,
sehingga waktu akan menceritakan keberhasilan reorganisasinya. (Perusahaan yang lebih
besar sering menggunakan beberapa struktur ini di berbagai wilayah atau bagian dari
organisasi mereka.), Setelah presentasi beberapa bentuk struktural ini, maka akan beralih
ke pengaturan organisasi transisi yaitu struktur domestik ditambah departemen ekspor,
struktur domestik ditambah anak perusahaan asing, divisi internasional, struktur
fungsional global, struktur produk global, struktur matriks. Banyak perusahaan terutama
perushaan yang lebih kecil memulai keterlibatan internasional mereka dengan
mengekspor.Mereka hanya menggunakan layanan perusahaan manajemen ekspor mereka
dapat mengatur ulang menjadi struktur domestik sederhana ditambah departemen ekspor.
Bentuk Bentuk Evolusi Organisasi:
1. Teori Klasik
Awal terjadinya teori klasik sebagai pemerhati bidang manajemen dan organisasi
ditandai oleh terbitnya buku karya Frederick Taylor (1911) yang berjudul “Principles
of Scientific Management” yang lebih dikenal dengan istilah scientific management
atau manajemen ilmiah.Taylor berusaha memperbaiki pekerjaan dengan
menggunakan metode ilmiah terhadap tugas-tugas didalam organisasi.Keinginannya
untuk mendapatkan metode terbaik tentang bagaimana setiap pekerjaan harus
dilaksanakan dengan mengacu pada desain pekerjaan. Taylor mengusulkan empat
prinsip management, yaitu:
a. Penggantian metode untuk menentukan elemen pekerjaan ditentukan secara
ilmiah
b. Seleksi dan pelatihan pekerja secara ilmiah
c. Kerjasama antara pimpinan dan bawahan untuk mencapai tujuan sesuai
dengan metode ilmiah
d. Pembagian tanggung jawab yang lebih merata diantara manajer sebagai
perencana dan supervise dan para pekerja sebagai pelaksana.
3
2. Teori Neo-klasik
Tokoh teori ini diawali oleh Elton Mayo (1927) yang membentuk aliran antar
manusia (human relation school), memandang organisasi sebagai sesuatu yang terdiri
dari tugas-tugas dari sisi manusia dibanding sisi mesin.Pada masa ini dilakukan
percobaan yang menyangkut rancang ulang pekerjaan, perubahan panjangnya hari
kerja dan waktu kerja dalam seminggu, pengenalan waktu istirahat, serta rencana
upah individual dibandingkan dengan upah kelompok. Disimpulkan bahwa norma
sosial kelompok merupakan kunci penentu perilaku kerja seseorang.
3. Teori modern
Teori modern ditandai dengan lahirnya gerakan contingency yang dipelopori
Herbert Simon, yang menyatakan bahwa teori organisasi perlu melebihi prinsip-
prinsip yang dangkal dan terlalu disederhanakan bagi suatu kajian mengenai kondisi
yang dibawahnya dapat diterapkan prinsip yang saling bersaing. Organisasi
merupakan koalisi yang terdiri dari berbagai kelompok dan individu dengan tuntutan
yang berbeda-beda.
Perkembangan Muthakir Teori Manajemen
a. Pendekatan Sistem: Pandangan organisasi sebagai sistem yang
dipersatukan dan diarahkan dari bagian-bagianyang saling berkaitan.
Subsistem, sinergi, open system & close system, feedback(umpan balik).
b. Pendekatan kontigensi: Pandangan bahwa teknik manajemen yang paling
baik memberikan kontribusiuntuk mencapai sasaran organisasi mungkin
bervariasidalam situasi atau lingkungan yang berbeda.Pandangan ini
sering juga disebut pendekatan situasional.
c. Pendekatan Keterlibatan Dinamik: Pandangan bahwa waktu dan hubungan
manusia mendesakmanajemen untuk memikirkan ulang pendekatan
tradisional dalammenghadapi perubahan yang terus menerus berlangsung
dan cepat.
4
yang besar dimana mencakup politik, ekonomi, sosial dan budaya. Tujuan dari
dibentuknya Organisasi Global untuk memajukan persaingan dan menjamin adanya
persaingan bebas serta kesimbangan perdangan antar negara
Secara sederhana pengertian organisasi global mencakup unsur-unsur atau karakteristik
sebagai berikut yaitu:
1) Keterlibatan negara dalam suatu pola kerjasama
2) Adanya pertemuan-pertemuan secara berkala
3) Adanya staf yang bekerja sebagai ”pegawai sipil internasional”
4) Kerjasama yang ruang-lingkupnya melintasi batas negara
5) Mencapai tujuan-tujuan yang disepakati bersama
6) Struktur organisasi yang jelas dan lengkap
7) Melaksanakan fungsi secara berkesinambungan
LL. Leonard memberikan karakteristik yang lebih luas lagi, yaitu sebagai berikut:
- Piagam dasar/konstitusi biasanya dalam bentuk perjanjian multilateral dikhususkan untuk
kewajiban-kewajiban negara anggota, batasan kekuasaan dan tanggung jawab organisasi
menghasilkan struktur dan menyediakan prosedur untuk organisasi yang akan berfungsi.
- Keanggotaan diberitahukan kepada negara peserta penandatanganan yang berpartisipasi
melalui pertemuan delegasi oleh pemerintah mereka.
- Strukturnya termasuk badan pembuat kebijakan terdiri atas perwakilan semua anggota
pemerintah dan pertemuan dengan jangka tetap dari 1 sampai 5 tahun.
- Kadang-kadang badan pembuat kebijakan dan badan eksekutif cadangan telah disediakan
yang terdiri atas keanggotaan terbatas, mempunyai kekuasaan yang ditegaskan dengan
jelas dan pertemuan yang lebih sering.
- Prosedur pengambilan suara umumnya disediakan satu suara untuk masing-masing
anggota, memerlukan pengambilan suara bulat untuk keputusan penting.
- Strukturnya juga termasuk sekretariat yang dikepalai oleh seorang sekretaris jenderal atau
direktur dan biasanya terdiri atas pegawai sipil organisasi internasional yang dipekerjakan
oleh organisasi untuk menjalankan aktivitas sehari-hari.
- Anggota-anggotanya dibutuhkan untuk membuat kontribusi untuk memenuhi badan-
badan dari organisasi tersebut.
WTO didirikan pada 1 Januari 1995 menggantikan GATT. WTO muncul akibat adanya
pemikiran untuk membentuk suatu badan tingkat tinggi yang permanen untuk mengawasi
bekerjanya sistem perdagangan multilateral dan diarahkan pula untuk menjamin agar
negara-negara peserta GATT mematuhi peraturan-peraturan yang telah disepakati serta
memenuhi kewajiban-kewajibannya. WTO memiliki tujuan antara lain :
5
- Mencapai perdagangan internasional yang stabil dan menghindari kebijakan
perdagangan yang merugikan.
- Meningkatkan volume perdagangan di dunia.
“Sebaliknya, hasil studi oleh Parker dan McEvoy (1993) menunjukkan bahwa
penyesuaian bekerja di luar negeri terutama dipengaruhi oleh variabel organisasi
(kompensasi dan peluang karir), sedangkan penyesuaian kehidupan secara umum terutama
adalah fungsi dari faktor individu, organisasi, dan lingkungan dengan menggunakan data
dari 169 ekspatriat. Hitam dan Gregersen (1991) juga menyelidiki hubungan antara
pekerjaan individu, organisasi, dan non-kerja prediktor dan tiga aspek penyesuaian lintas
budaya. Orang dan situasi karakteristik tampaknya menunjukkan pola hubungan yang
kompleks dengan dimensi penyesuaian lintas budaya. Stahl (1998) mengeksplorasi strategi
mengatasi dari 120 ekspatriat jerman yang ditugaskan ke Jepang dan Amerika Serikat. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kedua negara berbeda-beda dalam masalah dan konflik
mereka hadir untuk ekspatriat. Setiap kelas dari situasi stres memerlukan satu set khusus
untuk mengatasi kegiatan yang dapat dikaitkan dengan ciri-ciri kepribadian seperti
kebutuhan untuk belajar, extraversion, dan empati, bagaimanapun, karakteristik kepribadian
dari ekspatriat yang sukses di berbagai negara dan dengan pekerjaan yang berbeda
menunjukkan varians kecil suatu menemukan bahwa mendukung gagasan dari jenis luar
negeri umum.”Manajemen lintas budaya dapat membantu kita memahami bagaimana
lingkungan kelompok yang terdiri dari berbagai latarbelakang dan tentunya dapat
menunjang kinerja dari elemen dalam kelompok tersebut.
2.4.1 Sifat Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Bisnis Skala Global
Manajemen Sumber Daya Manusia Global adalah penggunaan sumber daya global
untuk mencapai tujuan organisasi tanpa memandang batasan geografis. Bidang
7
Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Global dikarakteristikan oleh 3 pendekatan,
yaitu :
1. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Global menekankan manajemen lintas
budaya (cross-cultural management) yaitu melihat perilaku manusia dalam organisasi
dari perspektif internasional.
2. Dikembangkan dari hubungan industrial komparatif dan literature-literatur
Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) dan berusaha untuk menggambarkan,
membandingkan dan menganalisis system Sumber Daya Manusia (SDM) di beberapa
Negara.
3. Berusaha untuk memberikan focus pada aspek Manajemen Sumber Daya Manusia
(SDM) di perusahaan-perusahaan multinasional.
8
2. Mekanisme Koordinasi Tidak Langsung
9
keuangan untuk dapat membandingkan kinerja aktual dengan sasaran dan mengambil
tindakan korektif jika diperlukan. Sebagian besar sistem pelaporan internasional
memerlukan umpan balik informasi pada satu tingkat atau lainnya untuk variabel
keuangan, personalia, produksi, dan pemasaran. Jenis laporan fungsional tertentu,
frekuensinya, dan jumlah detail yang diperlukan dari anak perusahaan oleh kantor pusat
akan bervariasi. Neghandi dan Welge mensurvei jenis laporan fungsional MNC di
Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat yang diserahkan. Mereka menemukan bahwa MNC
A.S. biasanya mengirimkan sekitar dua kali lipat jumlah laporan seperti halnya MNC
Jerman dan Jepang, dengan pengecualian tinjauan kinerja. MNC Jepang memberikan
penekanan yang jauh lebih sedikit pada tinjauan kinerja personel daripada MNC AS dan
Jerman menemukan yang konsisten dengan budaya Jepang dalam pengambilan
keputusan, konsensus, dan tanggung jawab kelompok.
Namun sayangnya, akurasi dan ketepatan waktu sistem informasi seringkali kurang
sempurna, terutama di negara-negara yang kurang berkembang, di mana para manajer
biasanya beroperasi dalam kondisi ketidakpastian yang ekstrim. Informasi pemerintah,
misalnya, sering kali disaring atau dibuat-buat; sumber data lain untuk pengambilan
keputusan biasanya terbatas. Karyawan tidak terbiasa dengan jenis sistem penghasil, analisis,
dan pelaporan yang canggih yang umum di negara maju. Norma kerja mereka dan rasa
kebutuhan dan urgensi juga dapat mengacaukan masalah. Selain itu, teknologi yang tersedia,
dan kemampuan untuk memanipulasi serta mengirimkan data, biasanya terbatas. Kecukupan
MIS di afiliasi asing merupakan masalah yang sulit bagi manajer kantor pusat dalam upaya
mereka untuk menjaga koordinasi kegiatan yang efisien dan konsolidasi hasil. Masalah
lainnya adalah data kinerja yang tidak dapat dibandingkan di seluruh negara, masalah
pengendalian yang disebabkan oleh sulitnya membandingkan data kinerja di berbagai negara
karena variabel yang membuat informasi tersebut tampak berbeda sehingga menghambat
proses evaluasi. Internet, tentu saja telah membuat ketersediaan dan penggunaan informasi
dapat dicapai secara instan. Banyak perusahaan mulai memasok sistem SIM Internet untuk
manajemen rantai pasokan. Mitra Eropa Nestlé S.A. dan Danone Group, pemimpin dunia
dalam industri makanan, mendirikan pasar Internet pertama di Eropa untuk pengadaan
elektronik di sektor barang konsumen, yang disebut CPGmarket.com:
11
Bentuk kerja sama bisnis merupakan aspek lain dalam pengembangan organisasi yang
melakukan kerja sama untuk mendapatkan tujuan tertentu. Sedangkan ekspansi bisnis
merupakan bentuk pengembangan organisasi untuk mendapatkan tujuan tertentu. Bentuk
kerja sama dan ekspansi bisnis yang dapat dilakukan suatu organisasi, antara lain sebagai
berikut:
1. Perusahaan Multinasional
Perusahaan multinasional atau Multi National Corporation (MNC) adalah
perusahaan besar yang mengembangkan anak perusahaannya di berbagai negara lain.
Ciri khas dari perusahaan ini adalah di setiap negara perusahaan-perusahaan tersebut
memiliki bentuk sebagai Perseroan Terbatas, akan tetapi kepemilikan sahamnya
hampir seluruhnya dimiliki oleh perusahaan induk. Selain itu saham dari perusahaan
ini tidak dijual di pasar modal lokal sehingga kebijakan operasi perusahaan ditentukan
oleh perusahaan induk.
2. Join Venture
Join Venture merupakan dua atau beberapa perusahaan, yang sepakat untuk
mendirikan suatu perusahaan baru dengan kepemilikan bersama sebagai perusahaan
patungan. Biasanya perusahaan-perusahaan tersebut akan menentukan besarnya modal
yang akan ditanamkan oleh masing-masing pihak, di mana besaran komposisi modal
ini menentukan besarnya kendali masing-masing perusahaan pada perusahaan
patungan yang baru dibentuk ini.
3. Akuisisi/Pengambilalihan
Pengambilan adalah suatu tindakan perusahaan yang membeli perusahaan lain
dengan cara membeli saham perusahaan tersebut. Dengan memiliki sebagian besar
saham dalam perusahaan lain tersebut maka pengambilan ini dapat dilakukan dengan 2
cara. Pertama, dengan cara membayar saham perusahaan yang dibeli secara tunai atau
saham yang dibeli, dibayar dengan saham yang berasal dari perusahaan yang
melakukan pengambilalihan. Kedua, setelah pengambilalihan, perusahaan yang dibeli
akan tetap beroperasi secara terpisah dari perusahaan yang melakukan
pengambilalihan.
12
5. Privatisasi
Di mana pemerintah menjual perusahaan-perusahaan milik negara kepada pihak
swasta. Langkah ini banyak dilakukan di negara-negara maju, dan sejak era 1990-an
mulai ditiru oleh negara-negara berkembang. Tindakan ini selaras dengan perombakan
sistem ekonomi dunia yang mengarah pada sistem pasar bebas dan bertujuan untuk
mendorong globalisasi.
Berdasarkan garis besarnya langkah privatisasi dapat dibedakan menjadi 2 golongan,
yaitu sebagai berikut.
A. Perusahaan menjadi sepenuhnya milik swasta, artinya pemerintah menjual seluruh
sahamnya.
B. Pemerintah menjual sebagian sahamnya dan sebagian lagi yang merupakan porsi
terbesar tetap dimiliki oleh pemerintah.
7. Franchising
Franchising adalah tindakan memberikan hak kepada seseorang atau suatu
perusahaan untuk beroperasi dan melakukan kegiatan seperti yang dilakukan oleh
perusahaan yang mengeluarkan franchise ini.Contoh dari tindakan franchising ini,
misalnya bisnis, seperti McDonald's dan KFC.Di Indonesia bentuk usaha seperti itu
cukup banyak.Ini merupakan bentuk paling mudah dari pengembangan bisnis.Selain
mudah Franchise juga biasanya telah memiliki sistem yang telah teruji dan
para Franchisee (pihak yang mendapatkan hak franchise) tinggal menerapkannya.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Demikianlah paper ini kami buat, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan ejaan dalam
penulisan kata maupun kalimat yang kurang jelas dan kurang dapat dimengerti. Karena
kami hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Serta kami juga sangat
berharap saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan paper ini. Sekian
penutup dari kami semoga dapat diterima dihati dan kami ucapkan terima kasih yang
sebesar besarnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Deresky, Helen. 2017. International Management : Managing Across Borders and Cultures, Text
and Cases, Global edition, 9th edition. England: Pearson Education Limited.
15