PENGEMBANGAN ORGANISASI
Oleh kelompok 3 :
DAFTAR ISI................................................................................................................................... i
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
i
3.2 Saran .................................................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Mengapa perubahan penting dalam pengembangan organisasi?
2. Bagaimana model perubahan dalam pengembangan organisasi?
3. Apa faktor – faktor penyebab perubahan?
4. Bagaimana penolakan strategi menghadapi perubahan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Perubahan adalah fenomena hidup dan tidak bisa dihindari oleh manusia,
perubahan dimaksudkan agar kita menjalani hidup lebih baik. Organisasi harus
mengalami perubahan karena adanya keinginan untuk terjadinya pertumbuhan
organisasi. Sehingga organisasi atau perusahaan diharapkan agar apa yang
diusahakannya atau dikelolanya dapat terus tumbuh dan berkembang. Mengalami
siklus hidup seperti mulai dari awal mulanya kecil, mulai tumbuh, tumbuh besar dan
pada kondisi tertentu pertumbuhannya akan berhenti, bahkan mungkin pertumbuhnya
terus menurun dan mati. Apabila manajemen tidak mengambil tindakan - tindakan
perubahan dapat dipastikan organisasi akan mengalami gangguan dalam pelayanan dan
sering kali dampak pada layanan konsumen yang tidak optimal. Hasil perubahan adalah
keberhasilan dan kegagalan, tapi semuanya itu harus diusahakan oleh pihak manajemen
supaya pertumbuhan organisasi selalu baik dan positif.
3
4. Meningkatkan daya tahan organisasi, bukan saja mampu tetap bertahan
akan tetapi juga untuk terus bertumbuh dan berkembang.
5. Mengendalikan suasana kerja sedemikian rupa sehingga para anggota
organisasi tetap merasa aman dan terjamin meskipun terjadi perubahan-
perubahan di dalam dan di luar organisasi.
4
2.1.3 Contoh Kasus Pentingnya Perubahan
Setiap organisasi pada masa sekarang, harus terus melakukan perubahan atau
membauat perubahan bersifat short-term atau sementara karena perubahan dan
kemajuan pada masa kini melaju dengan secara cepat. Dapat dilihat sebuah perubahan
dalam masyarakat seperti kebiasaan, frekuensi pembelian, dan hal sebagainya. Serta,
teknologi yang maju dengan sangat cepat,
Organisasi atau perusahaan harus selalu up-to-date tentang hal seperti itu dan hal-
hal lainnya, jika tidak, mereka bisa tertinggal dan tidak dapat kembali ke posisi
sebelumnya walaupun sudah melakukan perubahan. Contohnya seperti produsen
handphone yaitu Nokia. Nokia merupakan handphone yang menguasai pasar di
Indonesia pada tahun 2006-2008, mereka memiliki line-up handphone yang menarik
dan sesuai dengan para konsumennya. Namun, kekuasaan mereka menurun semenjak
smartphone Apple (IPhone) dan Android diluncurkan ke pasar. Alih-alih daripada
mengikuti tren yang ada, mereka memili untuk tetap egois atau mempercayai pendirian
mereka dengan meluncurkan smartphone dengan operating system mereka sendiri,
sayangnya mereka tidak berhasil untuk bersaing dan akhirnya mereka tertinggal jauh.
5
membuat perubahan sukses. Anda akan dapat memecah menjadi bagian-bagian
mengubah, memahami di mana perubahan itu gagal dan alamat titik dampak.
2. Model Perubahan Lewin dikemukakan oleh Kurt Lewin. Dia mengungkapkan
perubahan sebagai modifikasi kekuatan yang menjaga kestabilan perilaku
system. Secara khusus, sejumlah perilaku tertentu pada saat tertentu dan dalam
rentang waktu merupakan hasil dua kelompok kekuatan yaitu kelompok yang
berusaha memelihara status quo dan kelompok yang mendorong perubahan.
Untuk mengubah keadaan itu, orang bisa meningkatkan kekuatan yang
mendorong perubahan, mengurangi kekuatan yang mempertahankan keadaan
saat ini, atau menerapkan keduanya. Lewin juga memandang proses perubahan
ini terdiri atas tiga langkah yaitu unfreezing (pencairan), moving (bergerak),
dan refreezing (pembekuan kembali). Tahapan ini juga diberi nama kesiapan,
adopsi, dan institusionalisasi. (Kaswan, 2019)
a. Tahap 1 : Unfreezing, yaitu menciptakan motivasi dan kesiapan untuk
berubah dengan:
Menyatakan tidak benar atau kurang benar (diskonfirmasi atau kurang
informasi
Menciptakan rasa bersalah atau kecemasan
Memberi rasa aman secara psikologis
b. Tahap 2: Perubahan melalui restrukturisasi kognitif, yaitu membantu
individu melihat, menilai, merasakan, dan bereaksi secara berbeda yang
didasarkan pada sudut pandang baru yang diperoleh dengan:
Melakukan model peran baru, sebagai mentor, dan sebagainya
Memindai lingkungan untuk memperoleh informasi baru yang relevan
c. Tahap 3: Membekukan kembali, yaitu membantu individu mengintegrasikan
sudut pandang baru ke dalam:
Kepribadian utuh dan konsep dirinya
Hubungan yang berarti
6
3. Model riset tindakan berfokus pada perubahan yang terencana sebagai proses
siklus dari penelitian awal tentang organisasi yang menyediakan informasi
untuk memandu tindakan lebih lanjut. Selanjutnya, hasil tindakan itu dinilai
untuk memberi informasi dalam memandu tindakan selanjutnya. Siklus riset
dan tindakan yang beurlang ini melibatkan banyak kolaborasi antara anggota
organisasi dan p[raktisi pengembangan organisasi. (Kaswan, 2019) Siklus ini
menekankan pengumpulan data dan diagnosis sebelum perencanaam dan
implementasi tindakan, juga evaluasi hasil secara cermat setelah tindakan
diambil.
4. Model Perubahan Kotter oleh John Kotter daro Harvard Business School
(Kotter, 1996, Robbins & Judge . 2013) menggunakan model tiga langkah
Lewin sebagai dasar dalam menciptakan pendekatan yang lebih rinci untuk
mengimplementasikan perubahan. Kotter memulainya dengan membuat daftar
kesalahan umum yang dibuat manajer ketika memulai menggagas perubahan.
Mereka gagal menciptakan perasaan urgen mengenai perlunya perubahan,
gagal menciptakan kondisi untuk mengelola perubahan, gagal memiliki visi
untuk perubahan, gagal mengkomunikasikan perubahan secara efektif, gagal
menyingkirkan kendala yang menghambat pencapaian visi, tidak berhasil
menciptakan kemenangan-kemenangan jangka pendek, mendeklarasikan
kemenangan terlalu dini, lalai menambatkan perubahan secara kokoh dalam
budaya korporat (Kotter, 1996 ; Robbins & Judge, 2013).
5. Model Perubahan Terus Menerus. Karena model Lewin sangat sederhana dan
bersifat langsung, maka hampir semua model perubahan organisasi
menggunakan pendekatan tersebut. Akan tetapi, model itu tidak bisa menangani
beberapa isu penting. Oleh karena itu, muncullah model perubahan terus
menerus yang memiliki pendekatan lebih kompleks dan lebih bermanfaat.
Adapun model perubahan terus menerus terdiri dari:
a. Kekuatan untuk perubahan
b. Mengenali dan mengidentifikasi masalah
7
c. Proses pemecahan masalah,
d. Mengimplementasikan perubahan
e. Mengukur, mengevaluasi, dan mengendalikan
Pendekatan ini menganggap bahwa perubahan terencana dari sudut pandang
manajemen teratas dan menunjukkan bahwa perubahan berlangsung terus
menerus. Model ini memadukan konsep Lewin ke dalam fase implementasi.
8
menyangkut masalah sistem kerjasamanya dan dapat pula menyangkut perlengkapan
atau peralatan yang digunakan. Sistem kerja sama yang terlalu birokratis atau
sebaliknya dapat menyebabkan suatu organisasi menjadi tidak efisien.
System birokrasi (kaku) menyebabkan hubungan antar anggota menjadi
impersonal yang mengakibatkan rendahnya semangat kerja dan pada gilirannya
produktivitas menurun, demikian sebaliknya. Perubahan yang harus dilakukan akan
menyangkut struktur organisasi yang digunakan.
Adalah penyebab perubahan yang berasal dari luar, atau sering disebut lingkungan.
Organisasi bersifat responsive terhadap perubahan yang terjadi di lingkungannya. Oleh
karena itu, jarang sekali suatu organisasi melakukan perubahan besar tanpa adanya
dorongan yang kuat dari lingkungannya. Artinya, perubahan yang besar itu terjadi
karena lingkungan menuntut seperti itu. Beberapa penyebab perubahan organisasi yang
termasuk faktor ekstern adalah perkembangan teknologi, faktor ekonomi dan peraturan
pemerintah.
Dari perubahan tersebut tentunya akan berdampak pada beberapa perubahan dalam
organisasi tersebut, seperti perubahan sifat organisasi. Untuk menangani masalah
tersebut, haruslah organisasi tersebut menetapkan suatu tindakan atau kebijakan dan
penyesuaian diri agar sifat organisasi yang sebelumnya tidak lenyap dan terganti. Saat
terjadi perubahan struktur organisasi, haruslah tetap berpegang teguh kepada prinsip
bahwa struktur organisasi telah disusun dan di tetapkan dengan tujuan memberikan
suatu gambaran tentang berbagai hal dalam organisasi tersebut.
9
2.4 Penolakan Strategi Menghadapi Perubahan
Manajemen perubahan adalah suatu proses, alat dan teknik untuk mengelola
orang-orang untuk berubah dalam rangka mencapai tujuan bisnis yang telah
ditentukan. Tujuan utama dari perubahan itu adalah untuk meningkatkan kinerja
organisasi dengan cara merubah bagaimana cara mengerjakan pekerjaan yang lebih
baik. Tidak banyak individu atau organisasi menyukai adanya perubahan, namun
perubahan tak bisa dihindari dan harus dihadapi. Maka diperlukan satu pengelolaan
perubahan agar proses dan dampak dari perubahan tersebut dapat di arahkan pada titik
perubahan yang positif.
10
menentukan untuk melakukan perubahan. Dalam hal ini, perusahaan harus
membandingkan biaya dan keuntungan yang mungkin diperoleh (cost and benefit
analysis).
6. Ketakutan akan kegagalan individu. Apabila orang-orang dalam organisasi sudah
terbiasa menggunakan cara metode lama maka rencana perubahan membuat mereka
ketakutan, jika mereka tidak bisa menggunakan cara,/metode baru.
7. Kehilangan status dan kekuasaan. Perubahan-perubahan besar dalam organisasi
dapat menyebabkan beberapa orang merasa terancam akan kehilangan kekuasaan
dan status akibat adanya perubahan.
8. Ancaman terhadap nilai-nilai dan cita-cita organisasi. Adanya perubahan
menyebabkan ketakutan-ketakutan akan hilangnya nilai-nilai organisasi yang
selama ini telah dianut oleh organisasi.
9. Penolakan akan pengaruh ( Resentment of interference) ada beberapa orang yang
menolak untuk berubah karena mereka tidak mau dikontrol oleh orang lain.
11
menyediakan umpan balik kepada kelompok tentang suatu pengambilan keputusan,
kepemimpinan dan proses komunikasi.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perubahan adalah fenomena hidup dan tidak bisa dihindari oleh manusia,
perubahan dimaksudkan agar kita menjalani hidup lebih baik. Organisasi harus
mengalami perubahan karena adanya keinginan untuk terjadinya pertumbuhan
organisasi. Sehingga organisasi atau perusahaan diharapkan agar apa yang
diusahakannya atau dikelolanya dapat terus tumbuh dan berkembang.
Sebuah perubahan dan pengembangan dapatlah terjadi pada apapun dan siapapun
tidak terkecuali dengan organisasi. Tidak banyak individu atau organisasi menyukai
adanya perubahan namun tidak dapat dihindari namun harus dihadapi Perubahan
terhadap suatu organisasi disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan
eksternal.
Jennifer M George & Garreth R Jones (1996) memperkenalkan teknik untuk
mempromosikan perubahan melalui tiga tingkatan, yaitu : Counselling, Sensitivity
Training, dan Consultation Process. Pemilihan teknik-teknik diatas ditentukan oleh
jenis perubahan yang dilakukan. Tekhnik pengembangan organisasi ini diterapkan
untuk mengubah tingkah laku (Attitudes) dan perilaku (Behaviour) dari setiap individu.
Walaupun kepribadian tidak dapat dirubah dalam waktu singkat, tetapi orang dapat
dibantu untuk memahami bahwa persepsi mereka terhadap suatu situasi hanya
merupakan salah satu kemungkinan. Mereka dapat membantu dengan belajar toleransi
terhadap beraneka ragam penerimaan manusia.
3.2 Saran
Agar pembaca dapat menanggapi perubahan dengan bijak, dapat mengelola dan
memanajen mengenai perubahan dunia termasuk dalam perubahan organisasi
pelayanan kesehatan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Edy Suyitno. (2021). 3 ( tiga ) strategi menghadapi perubahan, dan kendala dalam
melakukan perubahan. Diakses pada 17 September 2022, dari
https://penerbitdeepublish.com/cara-menulis-daftar-pustaka-dari-website/
Tabungan Anak. (2020). Mengapa Perubahan Begitu Penting Dalam Suatu Organisasi.
Diakses pada 17 September 2022, dari
http://www.tabungananak.com/2020/05/mengapa-perubahan-begitu-penting-
dalam-suatu-organisasi.html
Raihan Alif Dyar. (2021). Mengapa Organisasi Harus Melakukan Perubahan dan Apa
Efeknya Jika Tidak Melakukannya. Diakses pada 17 September 2022, dari
https://www.kompasiana.com/raihanalifdyar5590/611e774631a2876c18159ec
2/mengapa-organisasi-harus-melakukan-perubahan-dan-apa-efeknya-jika-
tidak-melakukannya?page=2&page_images=1
Ryaski Amari Musfirah. (2020). Model – Model Perubahan Organisasi. Diakses pada
17 September 2022, dari https://skiamari.sport.blog/2020/09/28/model-model-
perubahan-organisasi/
14
Ade, Ayuni. (2012). Perubahan dan Pengembangan Organisasi.Diakses pada 17
September 2022, dari http://adeayuni25. wordpress.com/2012/12/11/-
perubahan-dan-pengembangan-organisasi/.
15