Dosen Pengampu:
Nama Kelompok:
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
I
DAFTAR ISI
II
BAB I
PENDAHULUAN
1
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Budaya Organisai
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Organisasi Pembelajara
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
reaktif padahal yang diperlukan adalah sikap yang proaktif, perubahan harus
berlangsung dengan kecepatan tinggi.
3. Dalam kondisi krisis demikian, tidak ada pilihan bagi manajemen untuk
melaksanakan transformasi organisasi, karena apabila tidak dipertaruhkan
adalah keberlangsungan keberadaan organisasi yang bersangkutan.
4
pendekatan yang partisipatif. Tidak demikian halnya dengan tranformasi
organisasi. menyelenggarakan transformasi organisasi biasanya mengunakan
pendekatan direktif. Artinya pendekatan transformasi organisasi adalah
pendekatan “dari atas kebawah” karena :
➢ manajemenlah yang memprakarsai perubahan
➢ manajemen yang memutuskan kapan prakarsa itu akan diambil
➢ manajemen yang memutuskan bentuk, sifat dan jenis perubahan yang akan
dibuat
➢ manajemen yang menetapkan waktu pelaksanaan perubahan
➢ manajemen yang menunjuk siapa yang akan diserahi tanggung jawab
untuk melaksanakan keputusan yang menyangkut perubahan dimaksud
5
dengan lainnya. Budaya juga seperti ini, bahwa semua budaya berbeda dan
memiliki keunikan masing-masing
6
metode kepemimpinan dan aturan yang berlaku secara tersurat maupun
tersirat, demikian juga etika dalam berkomunikasi (Norm and Values) harus
dijunjung tinggi.
3. Promosi, Pemahaman Tentang Anggota.
Perencanaan karir yang baik yang merupakan hasil dan kebijakan
manajemen, yang menggambarkan program promosi berjalan secara
alamiah dan terstruktur sesuai dengan rencana yang disusun berdasarkan
tuntutan perubahan. Program promosi akan dapat berjalan apabila performa
karyawan sesuai standar dan berkembang menurut eskalasi tuntutan jabatan,
dan sistem penghargaan berjalan dengan baik.
4. Tingkat Pertukaran Diantara Anggota.
Melakukan pertukaran diantara sesama anggota yang lebih sering
dilakukan dengan tujuan menciptakan kebersamaan dan pendalaman pada
masing-masing bidang keterampilan disetiap anggota. Tingkat pertukaran
dapat dimulai dengan memfasilitasi kotak antara sesama anggota organisasi
7
7. Stabilitas. Sejauh mana kegiatan-kegiatan organisasi menekankan
dipertahankannya status quo dalam perbandingannya dengan pertumbuhan
8
kelamaan organisasi itu akan tertinggal, ditinggalkan anggotanya, dan akhirnya
bubar (mati). Jadi, organisasi pembelajaran merupakan organisasi yang sangat
adaptif dan responsif terhadap lingkungan eksternalnya dan sekaligus kuat
lingkungan internalnya.
9
2. Anggota organisasi mengakui bahwa organisasi pembelajaran adalah untuk
kesuksesan organisasi di masa yang akan datang.
3. Pembelajaran secara terus-menerus, strategi digunakan dalam proses, belajar
terpadu sejalan dengan lajunya dunia kerja.
4. Pembelajaran difokuskan pada kreativitas dan generatif.
5. Anggota organisasi terus-menerus mengakses informasi dan sumber data
penting bagi keberhasilan organisasi.
6. Organisasi memiliki iklim yang mendorong, menghargai, dan mempercepat
belajar individu dan kelompok.
7. Jaringan kerja inovatif dan komunikasi di dalam dan di luar organisasi baik.
8. Perubahan mencakup yang tidak diharapkan dan bahkan kegagalan
dipandang sebagai peluang untuk dipelajari.
9. Organisasi pembelajaran adalah cerdas dan luwes.
10. Setiap anggota organisasi menuntut keinginannya untuk meningkatkan
kualitas secara terus-menerus
10
BAB III
KESIMPULAN
11
DAFTAR PUSTAKA
12