Anda di halaman 1dari 15

TUGAS PAPPER PENGEMBANGAN ORGANISASI

“MAMPU MENJENLASKAN INTERVENSITEKNOSTRUKTURAL”

Dosen Pengampu:

Dr. A.A Dwi Widyani, SE.,MM

Nama Kelompok:

Komang Dicky Setiawan 20/2102612010186

Komang Alex Fajar Cahyadi 22/2102612010189

Komang pawana yasa 24/2102612010194

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukurkami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atassegalarahmat-Nya


dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun judul dari makalah ini adalah “MAMPU MENJENLASKAN
INTERVENSITEKNOSTRUKTURAL”.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada


dosen matakuliah PENGEMBANGAN ORGANISASI yaitu Dr. A.A Dwi
Widyani, SE.,MM yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami juga ingin
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang turut membantu
dalampembuatan makalah ini baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 17 September 2023

Penyusun

I
DAFTAR ISI

KATA PENGENTAR ........................................................................................I


DAFTAR ISI ......................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................1
1.3 Tujuan .................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................3
2.1 Transformasi Organisasi .....................................................................3
2.2 Budaya Organisasi ..............................................................................5
2.3 Organisasi Pembelajaran ....................................................................8
BAB III KESIMPULAN .................................................................................11
Kesimpulan ........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................12

II
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa transformasi organisasi
senantiasa diawali oleh suatu kebutuhan yang berkaitan dengan tuntutan bisnis.
Tujuan bisnis menjadi pedoman dalam pengelolaan organisasi, termasuk dalam
transformasi. Tujuan bisnis yang selalu berkembang (namum tetap dalam koridor
visis dan misi)memberi pengaruh dalam manajemen perusahaan. Satu diantara
yaitu penyesuaian dalam struktur organisasi, yang menyesuaikan terhadap strategi
yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan. Perubahan struktur organisasi dari
bentuk lama ke bentuk baru memberikan dampak yang tidak hanya menyangkut
pola struktur itu sendiri, tetapi juga keberbagai aspek lain seperti sistem, prosedur,
budaya, manusia dan sebagainya. Hal yang terkadang luput dari perhatian pengelola
organisasi yng terkadang hanya terpaku pada struktur dan sistem namun
mengabaikan masalah kultur dan manusia. Berbicara tentang kltur dan manusia
dalam konteks transformasi, maka dua aspke penting yang harus menjadi
pertimbangan, yaitu kepemimpinan dan komunikasi. Lazim diketahui bahwa suatu
perubahan senantiasa disikapi oleh pro dan kontra. Kontra dalam hal ini termasuk
sikaf resisten untuk menerima perubahan, sehingga hal ini dapat menjadi faktor
penghambat dalam mencapai tujuan perubahan organisasi. Faktor resisten
memerlukan kepeminpinan yang tepat dan komunikasi yang sesuai untuk
mengubah perilaku non-kooperatif menjadi perilaku kooperatif. Aspek lain yang
perlu dipertimbangkan adalah karaktristik organisasi, budaya/kultur, corebussines
dan homogenitas versus heterogenitas.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Tranformasi Organisasi ?
2. Apa yang dimagsud dengan Budaya Organisasi ?
3. Apa yang dimagsud dengan Organisasi Pembelajaran ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Transformasi Organisasi

1
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Budaya Organisai
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Organisasi Pembelajara

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Transformasi Organisasi

Transformasi Organisasi yaitu untuk menegaskan kembali bahwa terdapat


perbedaan konsep dan teknik antara pengembangan organisasi dan transformasi
organisasi. Seperti dimaklumi pengembangan organisasi menggunakan pendekatan
gradual (bertahap) dalam mewujudkan perubahan-perubahan termasuk perubahan
yang bersifat strategis dengan sorotan perhatian dan upaya pada proses
pengembangan yang pelaksanaannya besifat partisipatif.

Sebaliknya, transformasi organisasi mengandung makna bahwa upaya


perubahan yang dilakukan bersifat drastis dan mendadak yang diarahkan pada tiga
faktor organisasional, yaitu: (a) struktur organisasi sebagai keseluruhan, (b) proses
manajemen dan (c) kultur organisasi. karena sifat dan bentuk sasarannya yaitu
kelanjutan dan kelangsungan hidup organisasi dalam lingkungan yang sangat
kompetitif perubahan yang ingin diwujudkan melalui transformasi organisasi
belum tentu perubahan yang bersifat pengembangan dan juga mungkin tidak
mengunakan pendekatan yang sifatnya partisipatif. Bahkan di negara- negara
industri yang sudah maju pengertian transformasi organisasi tidak jarang dikaitkan
dengan perubahan yang bersifat ambil alih., penggabungan (marger), penutupan
pabrik yang tentunya berarti terjadinya penciutan besaran organisasi pada skala
besar, pemutusan hubungan kerja dan restrukturisasi yang bersifat pasif.

Dengan demikian dapat diakatakan bahwa perubahan yang bersifat


transformasi berarti tiga hal, yaitu :

1. Ia merupakan transisi berskala besar yang secara fundamental mengubah cara


yang digunakan oleh suatu organisasi berinteraksi dengan lingkungannya,
caranya menjalankan bisnis, caranya berproduksi dan berbagai faktor
strategis lainnya.
2. Bila perubahan yang terjadi bersumber dari berbagai faktor ketidakpastian
dalam lingkungan eksternal seperti deregulasi, debirokratisasi, pengambil
alihan, persaingan baru dan sejenisnya memaksa para manajer bertindak

3
reaktif padahal yang diperlukan adalah sikap yang proaktif, perubahan harus
berlangsung dengan kecepatan tinggi.
3. Dalam kondisi krisis demikian, tidak ada pilihan bagi manajemen untuk
melaksanakan transformasi organisasi, karena apabila tidak dipertaruhkan
adalah keberlangsungan keberadaan organisasi yang bersangkutan.

Ciri-ciri transformasi organisasi. dari pembahasan di atas kiranya menjadi


jelas bahwa strategi pelaksanaan tranformasi organisasi berlaku pada saat
organisasi menghadapi krisis sebagai akibat perubahan yang terjadi dengan cepat
pada lingkungan eksternal organisasi. Berangkat dari kondisi demikian, ciri-ciri
transformasi organisasi yang perlu dikenali adalah sebagai berikut :

a. Diskontinuitas Lingkungan. Berbagai peelitian yang telah dilakukan oleh


para ahli menunjukkan bahwa penggunaan transformasi organisasi tepat
dilakukan bila kondisi suatu organisasi tidak cocok lagi dengan lingkungan
yang bersifat kompetitif Karena perubahan yang cepat berlangsung secara
dramatik dalam lingkungan tersbut atau apabila organisasi menghadpi krisis
yang apabila tidak diatasi akan berakibat pada kehancuran organisasi yang
bersangkutan. Artinya transformasi organisasi diperlukan apabila perubahan
yang terjadi pada linkungan telah sedemikian rupa.
b. Perubahan yang Bersifat Revolusioner. Pelaksanaan transformasi organisasi
dapat dikatakan bersifat revolusioner karena yang terjadi ialah
berlangsungnya pergeseran yang cepat dan mndadak dalam cara organisasi
berfungsi, misalnya mengambil tindakan memperkcil besaran organisasi atau
melakukan restrukturisasi yang sifatnya mendasar. Artinya, transformasi
organisasi dilaksanakan Karena para manajer dalam organisasi menghadapi
berbagai faktor yang di luar kemampuanya untuk mengendalikan seperti
dalam hal fluktuasi perekonomian, perubahan dalam bidang politik,
restrukturisasi industri pada umumnya, terjadi pergesaran pada situasi pasar
dan harga serta perkembangan teknologi yang mengubah situasi pasar secara
mendasar.
c. Perubahan Pendekatan Untuk Mewujudkan Perubahan. Dalam pembahasan
tentang penyelenggaraan pengembangan organisasi telah ditekankan bahwa
pendekatan yang digunakan oleh manajemen mewujudkan perubahan adalah

4
pendekatan yang partisipatif. Tidak demikian halnya dengan tranformasi
organisasi. menyelenggarakan transformasi organisasi biasanya mengunakan
pendekatan direktif. Artinya pendekatan transformasi organisasi adalah
pendekatan “dari atas kebawah” karena :
➢ manajemenlah yang memprakarsai perubahan
➢ manajemen yang memutuskan kapan prakarsa itu akan diambil
➢ manajemen yang memutuskan bentuk, sifat dan jenis perubahan yang akan
dibuat
➢ manajemen yang menetapkan waktu pelaksanaan perubahan
➢ manajemen yang menunjuk siapa yang akan diserahi tanggung jawab
untuk melaksanakan keputusan yang menyangkut perubahan dimaksud

Terlihat dari pembahasan di atas bahwa dinamika transformasi organisasi


cenderung dibentuk oleh pendekatan penggunaan kekuasan oleh manjemen puncak
bahkan kalau perlu dengan paksaan dan bukan karena pendekatan kolaboratif atau
partisipatif. Dikalangan para konsultan pengembangan organisasi tampaknya
disepakati bahwa pendekatan kekuasaan itulah satu-satunya cara yang cocok
apabila perubahan yang diinginkan diarahkan pada kemampuan organisasi untuk
dengan cepat dan segera melakukan penyesuaian yang dituntut oleh lingkungan.

2.2 Budaya Organisasi

A. Definisi Budaya Organisasi

Definisi Budaya Organisasi Menurut Robbins (2003: 305) budaya organisasi


merupakan sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang
membedakan suatu organisasi dari organisasi lain. Sistem makna bersama ini, bila
diamati dengan lebih seksama, merupakan seperangkat karakteristik utama yang
dihargai oleh suatu organisasi. Budaya organisasi berkaitan dengan bagaimana
karyawan mempersepsikan karakteristik dari suatu budaya organisasi, bukan
dengan apakah para karyawan menyukai budaya atau tidak.

Menurut Geertz menggunakan gambaran laba-laba dengan satu tujuan.


Bahwa budaya seperti sebuah jaring yang dipintal laba-laba. Setiap jaring berbeda

5
dengan lainnya. Budaya juga seperti ini, bahwa semua budaya berbeda dan
memiliki keunikan masing-masing

Dalam kehidupan sehari-hari, orang biasa mengkaitkan pengertian budaya


dengan tradisi (tradition). Dalam hal ini tradisi diartikan sebagai ide-ide umum,
sikap dan kebiasaan dari masyarakat yang nampak dalam perilaku sehari-hari yang
telah menjadi kebiasaan dari kelompok dalam masyarakat tertentu. Budaya
organisasi mengacu pada sekumpulan keyakinan bersama, sikap dan tata hubungan
serta asumsi- asumsi yang secara eksplisit atau implisit diterima dan digunakan oleh
keseluruhan anggota organisasi untuk menghadapi lingkungan luar dalam mencapai
tujuan organisasi.

Budaya organisasi/perusahaan adalah nilai-nilai yang menjadi pegangan


sumber daya manusia dalam menjalankan kewajiban dan perilakunya di dalam
organisasi. Tiga sudut pandang mengenai budaya, yaitu:

1. Budaya merupakan produk konteks pasar di tempat organisasi beroperasi,


peraturan yang menekan dan misalnya.
2. Budaya merupakan produk struktur dan fungsi yang ada dalam organisasi,
misalnya organisasi yang tersentralisasi berbeda dengan organisasi yang
terdesentralisasi.
3. Budaya merupakan produk sikap orang dalam pekerjaan mereka, hal ini
berarti produk perjanjian psikologis antara individu dengan organisasi.

B. PENGEMBANGAN BUDAYA ORGANISASI


1. Pengembangan Budaya Sesuai dengan Tuntutan Sejarah.
Membuat kondisi dimana organisasi mengidentifikasikan tuntutan
berdasarkan komitmen sejarah (Historycal) dari orang-orang terdahulu yang
dianggap sebagai pahlawan didalam pembangunan dan pengembangan
ekonomi sosial, serta politik baik didalam lingkup perusahaan maupun
lingkup regional, nasional, maupun internasional.
2. Kreatifitas dan Pemahaman Keutuhan.
Kreatifitas dan Pemahaman Keutuhan. Mengkondisikan bahwa
kreatifitas dan pemahaman akan keutuhan anggota dapat dibentuk dengan

6
metode kepemimpinan dan aturan yang berlaku secara tersurat maupun
tersirat, demikian juga etika dalam berkomunikasi (Norm and Values) harus
dijunjung tinggi.
3. Promosi, Pemahaman Tentang Anggota.
Perencanaan karir yang baik yang merupakan hasil dan kebijakan
manajemen, yang menggambarkan program promosi berjalan secara
alamiah dan terstruktur sesuai dengan rencana yang disusun berdasarkan
tuntutan perubahan. Program promosi akan dapat berjalan apabila performa
karyawan sesuai standar dan berkembang menurut eskalasi tuntutan jabatan,
dan sistem penghargaan berjalan dengan baik.
4. Tingkat Pertukaran Diantara Anggota.
Melakukan pertukaran diantara sesama anggota yang lebih sering
dilakukan dengan tujuan menciptakan kebersamaan dan pendalaman pada
masing-masing bidang keterampilan disetiap anggota. Tingkat pertukaran
dapat dimulai dengan memfasilitasi kotak antara sesama anggota organisasi

C. KARAKTERISTIK BUDAYA ORGANISASI

Penelitan menunjukkan bahwa ada tujuh karakteristik utama yang, secara


keseluruhan, merupakan hakikat budaya organisasi :

1. Inovasi dan keberanian mengambil risiko. Sejauh mana karyawan didorong


untuk bersikap inovatif dan berani mengambil risiko.
2. Perhatian pada hal-hal rinci. Sejauh mana karyawan diharapkan menjalankan
presisi, analisis, dan perhatian pada hal-hal detail.
3. Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen berfokus lebih pada hasil ketimbang
pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
4. Orientasi orang. Sejauh mana keputusan- keputusan manajemen
mempertimbangkan efek dari hasil tersebut atas orang yang ada di dalam
organisasi.
5. Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja di organisasi pada tim
ketimbang pada indvidu- individu.
6. Keagresifan. Sejauh mana orang yang agresif dan kompetitif ketimbang
santai.

7
7. Stabilitas. Sejauh mana kegiatan-kegiatan organisasi menekankan
dipertahankannya status quo dalam perbandingannya dengan pertumbuhan

2.3 Organisasi Pembelajaran

A. Pengertian Organisasi Pembelajaran

Pengertian Organisasi pembelajaran adalah organisasi yang semua


anggotanya terus meningkatkan kemampuannya untuk mencapai kinerja yang
diharapkan. Organisasi pembelajaran adalah suatu organisasi di mana pemikiran
baru senantiasa dihargai dan ditumbuhkembangkan. Organisasi pembelajaran
adalah semua aspirasi anggota secara individu dan kelompok diberi kebebasan.
Organisasi pembelajaran adalah organisasi yang anggotanya belajar bersama secara
berkelanjutan atau belajar sepanjang hayat.

Terdapat lima disiplin dalam organisasi pembelajaran, yaitu :

1. Berpikir sistem (systems thinking)


2. Masteri personal (personal mastery)
3. Model-model mental (mental models)
4. Membangun visi bersama
5. Pembelajaran tim sebagai landasan organisasi pembelajaran.

Marquardt (1996) mendefinisikan organisasi pembelajaran ialah suatu


organisasi yang berkemampuan belajar secara kolektif dan terus-menerus untuk
mengubah dirinya menjadi lebih baik, memanaj, dan menggunakan pengetahuan
untuk kesuksesan organisasinya. Organisasi pembelajaran (learning organization)
ialah kemampuan organisasi untuk tanggap dan mampu menjawab berbagai kondisi
lingkungan yang memengaruhi keberhasilannya.

Keberhasilan organisasi dalam menghadapi persaingan global ditentukan


oleh seberapa jauh organisasi memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif.
Dalam persaingan global berbagai indikasi muncul, yang membedakannya dengan
persaingan domestik antara lain adanya ketidakpastian, perubahan yang sangat
cepat dan sulit diramalkan, liberalisasi ekonomi, dan kerumitan global. Apabila
organisasi tidak tanggap dengan perubahan-perubahan tersebut, maka lama-

8
kelamaan organisasi itu akan tertinggal, ditinggalkan anggotanya, dan akhirnya
bubar (mati). Jadi, organisasi pembelajaran merupakan organisasi yang sangat
adaptif dan responsif terhadap lingkungan eksternalnya dan sekaligus kuat
lingkungan internalnya.

Dari berbagai pandangan teoretis organisasi pembelajaran di atas, dapat


disimpulkan bahwa yang dimaksud organisasi pembelajaran ialah pembelajaran
individu dan kelompok dalam organisasi agar menjadi yang paling unggul di antara
pesaingnya. Dalam praktiknya organisasi pembelajaran ialah bagaimana organisasi
memecahkan permasalahannya secara sistematis dan komprehensif, percobaan
pendekatan baru, belajar dari pengalaman sendiri dan masa lalu, belajar dari
keberhasilan orang lain, melakukan transfer ilmu pengetahuan secara tepat, cepat,
hemat ke seluruh jajaran anggota organisasi.

B. Manfaat Organisasi Pembelajaran


1. Menghasilkan anggota organisasi yang berkualitas dengan membudayakan
proses pembelajaran di dalam organisasi dan menjadikan organisasi sebagai
tempat pembelajaran.
2. Meningkatkan kreativitas, kemampuan entrepreneurship, dan otonomi
organisasi.
3. Mengantisipasi dan mengadaptasi lingkungan yang cepat berubah dan sulit
diramalkan.
4. Mempercepat pengembangan produk, proses, dan pelayanan baru.
5. Meningkatkan kecakapan dan memenangkan persaingan dengan organisasi
lain.
6. Menyebarluaskan pengetahuan ke seluruh anggota organisasi.
7. Belajar dari kesalahan secara lebih efektif.
8. Menjadikan organisasi lebih tangguh di setiap level organisasi.
9. Menghemat waktu dalam menerapkan perubahan strategi baru.
10. Merangsang peningkatan kinerja organisasi secara terus-menerus.

C. Dimensi dan Karakteristik Organisasi Pembelajaran


1. Pembelajaran dengan memandang organisasi sebagai keseluruhan bukan
hanya dengan satu pandangan seperti yang banyak dilakukan organisasi.

9
2. Anggota organisasi mengakui bahwa organisasi pembelajaran adalah untuk
kesuksesan organisasi di masa yang akan datang.
3. Pembelajaran secara terus-menerus, strategi digunakan dalam proses, belajar
terpadu sejalan dengan lajunya dunia kerja.
4. Pembelajaran difokuskan pada kreativitas dan generatif.
5. Anggota organisasi terus-menerus mengakses informasi dan sumber data
penting bagi keberhasilan organisasi.
6. Organisasi memiliki iklim yang mendorong, menghargai, dan mempercepat
belajar individu dan kelompok.
7. Jaringan kerja inovatif dan komunikasi di dalam dan di luar organisasi baik.
8. Perubahan mencakup yang tidak diharapkan dan bahkan kegagalan
dipandang sebagai peluang untuk dipelajari.
9. Organisasi pembelajaran adalah cerdas dan luwes.
10. Setiap anggota organisasi menuntut keinginannya untuk meningkatkan
kualitas secara terus-menerus

10
BAB III

KESIMPULAN

Transformasi Organisasi yaitu untuk menegaskan kembali bahwa terdapat


perbedaan konsep dan teknik antara pengembangan organisasi dan transformasi
organisasi. Seperti dimaklumi pengembangan organisasi menggunakan pendekatan
gradual (bertahap) dalam mewujudkan perubahan-perubahan termasuk perubahan
yang bersifat strategis dengan sorotan perhatian dan upaya pada proses
pengembangan yang pelaksanaannya besifat partisipatif.

Budaya organisasi merupakan sistem makna bersama yang dianut oleh


anggota-anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi lain. Sistem
makna bersama ini, bila diamati dengan lebih seksama, merupakan seperangkat
karakteristik utama yang dihargai oleh suatu organisasi. Budaya organisasi
berkaitan dengan bagaimana karyawan mempersepsikan karakteristik dari suatu
budaya organisasi, bukan dengan apakah para karyawan menyukai budaya atau
tidak.

Organisasi pembelajaran adalah organisasi yang semua anggotanya terus


meningkatkan kemampuannya untuk mencapai kinerja yang diharapkan.
Organisasi pembelajaran adalah suatu organisasi di mana pemikiran baru senantiasa
dihargai dan ditumbuhkembangkan

11
DAFTAR PUSTAKA

KEPEMIMPINAN PELAYAN : Dimensi Baru Dalam


Kepemimpinan. (n.d.). (n.p.): CELEBES MEDIA PERKASA.
Budaya Organisasi Dan Kinerja. (2015). (n.p.): Deepublish.
Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan Edisi
4. (2017). Indonesia: Bumi Aksara.

12

Anda mungkin juga menyukai